Anda di halaman 1dari 5

PENTINGNYA ANTENATAL CARE (ANC) SELAMA

KEHAMILAN
Ditayangkan: 30 November -0001

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)


merupakan salah satu indikator utama derajat kesehatan suatu negara. Berdasarkan SDKI
2012, AKI tercatat mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup dan AKB 32 per 1.000
kelahiran hidup. AKI ini jauh melonjak dibanding hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 per
100 ribu. AKB turun sedikit dibanding hasil SDKI 2007, yaitu 34 per 1.000 kelahiran hidup.
Untuk provinsi NTT, Angka Kematian Ibu (AKI) sebanyak 306/100.000 kelahiran hidup dan
Angka Kematian Bayi (AKB) 57/1.000 kelahiran hidup.

Faktor yang berkontribusi terhadap kematian ibu, secara garis besar dapat dikelompokkan
menjadi penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung kematian ibu
adalah faktor yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas seperti
perdarahan, pre eklampsia/eklampsia, infeksi, persalinan macet dan abortus. Penyebab tidak
langsung kematian ibu adalah faktor-faktor yang memperberat keadaan ibu hamil seperti
EMPAT TERLALU (terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak melahirkan, dan terlalu dekat
jarak melahirkan) dan TIGA TERLAMBAT (terlambat mengambil keputusan, terlambat
sampai di tempat rujukan dan terlambat mendapat pertolongan di tempat rujukan). Faktor
berpengaruh lainnya adalah ibu hamil yang menderita penyakit menular seperti Malaria,
HIV/AIDS, Tuberkulosis, Sifilis; penyakit tidak menular seperti Hipertensi, Diabetes
Mellitus, gangguan jiwa; maupun yang mengalami kekurangan gizi.

Salah satu cara yang paling efektif untuk menurunkan AKI dan AKB adalah dengan
meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas kesehatan.
Selain itu, diperlukan partisipasi dan kesadaran ibu akan pentingnya memeriksakan
kehamilan ke tenaga kesehatan ataupun pusat pelayanan kesehatan.

Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan


kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas,
persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba,
2008).
Tujuan ANC adalah :

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh


kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu dan bayi.
3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil,
termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal.
7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

Untuk mendapatkan pelayanan ANC dapat dilaksanakan di Posyandu, Puskesmas Pembantu,


Puskesmas, Rumah sakit maupun di klinik dokter praktek swasta atau di bidan. Pelayanan
ANC ibu hamil dapat dibantu oleh tenaga kesehatan seperti dokter spesialis ginekologi,
dokter, perawat dan bidan (Depkes RI, 2001)

Pemeriksaan ANC minimal 4x selama kehamilan yaitu kehamilan trimester pertama (< 14
Minggu) 1x kunjungan, trimester kedua (14-28 Minggu) 1x kunjungan dan trimester ketiga
(28-36 Minggu dan sesudah Minggu ke-36) 2x kunjungan (Saifuddin, 2005). Namun,
Idealnya pemeriksaan ANC pertama kali adalah sedini mungkin ketika diketahui terlambat
haid 1 bulan, setiap 4 minggu hingga usia kehamilan 28 minggu, setiap 2 minggu sekali dari
usia kehamilan 28-36 minggu dan setiap satu minggu sekali dari usia kehamilan 36 minggu
hingga waktunya melahirkan.

Pelayanan ANC sesuai dengan kebijakan program pelayanan asuhan antenatal harus sesuai
standar 14 T, yaitu :

1. Penimbangan Berat Badan : Timbang berat badan setiap kali kunjungan.Kenaikan


berat badan normal pada waktu hamil ialah sebesar pada Trimester I 0,5 Kg perbulan
dan Trimester II-III 0,5 Kg perminggu.
2. Ukur Tekanan Darah : Pengukuran tekanan darah/tensi dilakukan secara rutin setiap
ANC, diharapkan tenakan darah selama kehamilan tetap dalam keadaan normal
(120/80 mmHg). Hal yang harus diwaspadai adalah apabila selama kehamilan terjadi
peningkatan tekanan darah (hipertensi) yang tidak terkontrol, karena dikhawatirkan
dapat terjadinya preeklamsia atau eklamsia dan dapat menyebabkan ancaman
kematian bagi ibu dan janin.
3. Ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU) : Perhatikan ukuran TFU ibu apakah sesuai dengan
Umur Kehamilan atau tidak
4. Pemberian tablet besi : Wanita hamil cenderung terkena anemia (kadar Hb darah
rendah) pada 3 bulan terakhir masa kehamilannya, karena pada masa itu janin
menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama
sesudah lahir. Tablet besi diberikan minimal 90 tablet selama 3 bulan.
5. Pemberian imunisasi TT : Imunisasi ini diberikan untuk memberikan perlindungan
terhadap ibu dan janin terhadap penyakit tetanus. Pemberian imunisasi TT untuk ibu
hamil diberikan 2 kali.
6. Pemeriksaan Hb : Hb pada ibu hamil tidak boleh kurang dari 11 gr% karena
ditakutkan ibu akan mengalami anemia.
7. Pemeriksaan VDRL
8. Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara
9. Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil
10. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
11. Pemeriksaan protein urine atas indikasi
12. Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi
13. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok
14. Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria

Apabila suatu daerah tidak bisa melaksanakan 14 T sesuai kebijakan dapat dilakukan standar
minimal pelayanan ANC yaitu 7 T yang meliputi :

 Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.


 Ukur Tekanan darah.
 Pemberian imunisasi Tetanus toxoid (TT).
 Pemberian Tablet zat besi.
 Ukur Tinggi fundus uteri (rahim).
 Tes terhadap penyakit menular seksual.
 Temu wicara dalam rangka mempersiapkan rujukan. 

Kesadaran akan pentingnya ANC harus selalu ditanamkan pada ibu hamil supaya ibu hamil
mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi
yang sehat. Masa kehamilan sangatlah menentukan pertumbuhan dan perkembangan si kecil
nantinya.[*]

*] dr.Christina Saputro adalah tenaga medis di RSIA Bunda, Salatiga.

http://www.waingapu.com/opini/120-pentingnya-antenatal-care-anc-selama-kehamilan.html

Pemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu tahapan penting
menuju kehamilan yang sehat. Boleh dikatakan pemeriksaan
kehamilan merupakan hal yang wajib dilakukan oleh para ibu hamil.
Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan melalui dokter kandungan atau bidan dengan minimal
pemeriksaan 4 kali selama kehamilan yaitu pada usia kehamilan trimester pertama, trimester kedua
dan dua kali pada kehamilan trimester ke tiga, itupun jika kehamilan normal. Namun ada baiknya
pemeriksaan kehamilan dilakukan sebulan sekali hingga usia 6 bulan, sebulan dua kali pada usia 7 - 8
bulan dan seminggu sekali ketika usia kandungan menginjak 9 bulan.

Kenapa pemeriksaan kehamilan begitu penting yang wajib dilakukan oleh para ibu hamil? karena
dalam pemeriksaan tersebut dilakukan monitoring secara menyeluruh baik mengenai kondisi ibu
maupun janin yang sedang dikandungnya. Dengan pemeriksaan kehamilan kita dapat
mengetahui perkembangan kehamilan, tingkat kesehatan kandungan, kondisi janin, dan bahkan 
penyakit atau kelainan pada kandungan yang diharapkan dapat dilakukan penanganan secara dini.

Berikut diterangkan mengenai hal apa saja yang dilakukan dalam pemeriksaan kehamilan, sebagai
bahan pengetahuan bagi para ibu hamil agar menuju kehamilan yang sehat dan keluarga yang
berkualitas.

Pemeriksaan Berat Badan


Pemeriksaan berat badan dilakukan setiap kali ibu hamil memeriksakan kandungannya, hal ini
dilakukan untuk mengetahui pertambahan berat badan, serta apakah pertambahan berat badan
yang dialami termasuk normal atau tidak. Pertambahan berat badan yang normal akan sangat baik
bagi kondisi ibu maupun janin. Sebaliknya, jika pertambahan berat yang dialami tidak normal, akan
menimbulkan resiko pada ibu dan janin . Bagi ibu hami yang mengalami pertambahan berat badan
yang tidak normal, dokter atau bidan akan memberikan saran yang sebaiknya dilakukan agar ibu
hamil memperoleh pertambahan berat badan yang normal.

Pemeriksaan Tinggi Badan


Pemeriksaan tinggi badan juga dilakukan saat pertama kali ibu melakukan pemeriksaan. Mengetahui
tinggi badan sangat penting untuk mengetahui ukuran panggul si ibu. Mengetahui ukuran panggul
ibu hamil sangat penting untuk mengetahui apakah persalinan dapat dilakukan secara normal atau
tidak. Karena jika diketahui bahwa tinggi badan ibu dianggap terlalu pendek, dikhawatirkan memiliki
panggul yang sempit dan juga dikhawatirkan proses persalinan tidak dapat dilakukan secara
normal, dan hal ini harus dilakukan secara caesar. Dengan diketahuinya hal ini secara dini, maka ibu
hamil diaharapkan segera menyiapkan diri baik dari segi materi dan mental untuk menghadapi
persalinan dengan caesar.

Pemeriksaan Urin
Pemeriksaan urin dilakukan untuk memastikan kehamilan. Selain itu, pemeriksaan juga dilakukan
untuk mengetahui fungsi ginjal ibu hamil, ada tidaknya protein dalam urin, dan juga mengetahui
kadar gula dalam darah. Adanya protein dalam urin mengarah pada pre-eklampsia . Sedangkan
kadar gula darah dapat menunjukkan apakah ibu hamil mengalami diabetes melitus atau tidak.

Pemeriksaa Detak Jantung

Pemeriksaan ini penting untuk mengetahui apakah janin dalam berada dalam kondisi sehat
dan baik. Permeriksaan detak jantung ini biasanya menggunakan Teknik Doopler sehingga
ibu hamil dapat mendengarkan detak janin yang dikandungnya.
Pemeriksaan Dalam
Dilakukan untuk mengtahui ada tidaknya kehamilan, memeriksa apakah terdapat tumor, memeriksa
kondisi abnormal di dalam rongga panggul, mendiagnosis adanya bisul atau erosi pada mulut rahim,
melakukan pengambilan lendir mulut rahim (papsmear), mengetahui ada tidaknya penyakit
kehamilan, mengetahui letak janin, dan untuk mengetahui ukuran rongga panggul sebagai jalan lahir
bayi. Biasanya pemeriksaan ini dilakukan di awal kehamilan .

Pemeriksaan Perut
Dilakukan untuk melihat posisi atas rahim, mengukur pertumbuhan janin, dan mengetahui posisi
janin. Pemeriksaan ini harus dilakukan secara rutin setiap kali dilakukan pemeriksaan dengan dokter
kandungan atau bidan.

Pemeriksaan Kaki
Dilakukan untuk mengetahui adanya pembengkakan (oedema) dan kemungkinan varises.
Pembengkakan yang terjadi di minggu-minggu akhir kehamilan adalah normal, namun
pembengkakan yang berlebihan menandakan pre-eklampsia ,

Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan darah bertujuan untuk mengetahui kesehatan umum ibu hamil. Pemeriksaan darah
juga dapat dilakukan dengan pemeriksaan AFP (alpha fetoprotein). Pemeriksaan ini bertujuan untuk
mengetahui kemungkinan gangguan saluran saraf tulang belakang dan untuk mendeteksi otak janin.
Kadar AFP yang rendah menunjukkan adanya kemungkinan down sindorm pada janin. Biasanya
pemeriksaan AFP dilakukan pada usia kehamilan sekitar 15-20 minggu.

Uji TORCH (Toksoplasma Rubella Cytomegalovirus Herpesimpleks)


Dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya infeksi parasit seperti TORCH di dalam tubuh ibu hamil.
Infeksi TORCH biasanya menyebabkan bayi terlahir dengan kondisi cacat atau mengalami kematian.
Pemeriksaan TORCH dilakukan dengan menganalisis kadar imunogloblin G (IgG) dan imunoglobin M
(IgM) dalam serum darah ibu hamil. Kedua zat ini termasuk ke dalam sistem kekebalan tubuh. Jika
ada zat asing atau kuman yang menginfeksi tubuh, maka tubuh akan memproduksi IgG dan IgM
untuk melindungi tubuh. Banyak sedikitnya IgG dan IgM dalam serum darah mengindikasikan ada
tidaknya infeksi serta besar kecilnya infeksi. Jika hasil IgG negatif, berarti infeksi terjadi pada masa
lalu dan kini sudah tidak aktif lagi. Jika hasil IgM positif, berarti infeksi masih berlangsung aktif dan
ibu hamil memerlukan pengobatan agar janin dalam kandungan yang terinfeksi dapat segera
ditangani sehingga infeksi tidak semakin buruk.

http://bidanku.com/pemeriksaan-kehamilan

Anda mungkin juga menyukai