Oleh:
Nurul Armalia
Marina
Hermawati
Motia Juliandari
Annisa Rahmayanti
Ayu Amelia
Hamda Fikri
Syafriwal Hendra
TAHUN 2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita
didunia. Kehamilan didefenisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung
dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional.
Kehamilan terbagi menjadi 3 semester, dimana trimester 1 berlangsung dalam 12
minggu, trimester kedua 15 minggu ( minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester
ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) . ( Saifuddin, 2009 ).
Kematian ibu merupakan masalah besar bagi negara berkembang tentunya
dinegara Indonesia. Hal ini menggambarkan bahwa kemampuan untuk memberikan
pelayanan kesehatan masih minim dan memerlukan perbaikan kesehatan yang
bersifat menyeluruh dan lebih bermutu. Survei yang dilakukan Kementerian
Kesehatan (KEMENKES RI) mendapatkan Angka Kematian Ibu tahun 2017
mencapai 360 orang per 100.000. Dinas kesehatan Sumatera Barat menemukan
sebanyak 113 kasus Angka Kematian Ibu (AKI) terjadi di 17 kabupaten/kota di
provinsi itu sepanjang 2017. Kematian Ibu di Indonesia banyak disebabkan oleh
infeksi tetanus, perdarahan, hipertensi, partus lama, abortus dan lain-lain.
Pengawasan antenatal atau yang sering disebut pemeriksaan kehamilan ditujukan
untuk menyiapkan baik fisik maupun mental ibu di dalam masa kehamilan dan
kelahiran serta menemukan kelainan dalam kehamilan dalam waktu dini sehingga
dapat diobati secepatnya. Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan secara teratur
dapat menurunkan angka kecacatan dan kematian baik ibu maupun janin.
Oleh karena itu pemeriksaan dan pengawasan terhadap ibu hamil merupakan hal
yang sangat penting selain sebagai deteksi dini keadaan janin dan ibu juga, guna
sebagai upaya untuk meminimalisir kematiann bayi yang diakibatkan oleh kurang
aktifnya ibu dalam melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur.
Penyebab utama kematian neonatal di 20 negara dengan kematian ibu dan
kematian bayi teratas di dunia, termasuk salah satunya Indonesia yaitu berat lahir
rendah/ prematuritas (35,5%), asfiksia (24,3%) dan infeksi (22,7%) (ICM et al,
2
2016). Untuk Indonesia sendiri, 35,9% kematian neonatal disebabkan oleh
gangguan/ kelainan pernapasan termasuk asfiksia (Kemenkes RI, 2010a). Rata-rata
kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) secara Nasional tahun 2013 sebesar 10,2%
dan untuk provinsi Sumatera Barat adalah 7,3% (Kemenkes RI, 2014).
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan selama 1x40 menit
diharapkan peserta mengetahui tentang Pemeriksaan Kehamilan.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1x40 menit diharapkan
peserta akan mampu :
1) Menjelaskan pengertian Pemeriksaan Kehamilan
2) Menjelaskan manfaat Pemeriksaan Kehamilan
3) Menjelaskan standar 10T pelayanan Antenatal Care
BAB II
MATERI PENYULUHAN
3
B. MANFAAT PEMERIKSAAN KEHAMILAN
1. Bagi Ibu
Mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu.
Memonitor kesehatan ibu dan janin supaya persalinannya aman.
Supaya ibu sehat setelah melahirkan
Mendeteksi dan mengatasi dini komplikasi dan penyakit kehamilan yang
mungkin dapat muncul misalnya :
Hipertensi dalam kehamilan
Diabetes dalam kehamilan
Anemia
Janin dengan berat badan rendah
Kehamilan anggur
Plasenta previa (ari-ari menutup jalan lahir)
Infeksi dalam kehamilan misalnya keputihan atau infeksi saluran
kemih dll
2. Bagi Janin
Agar tercapainya kesehatan bayi yang optimal.
Mengurangi prematuritas dan kematian janin
3. Bagi keluarga
Mempersiapkan peran Ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal (Saifuddin, dkk., 2002).
4
Pertambahan berat badan yang normalpada ibu hamilyaitu
berdasarkan massa tubuh (BMI: body mass Index) dimana metode ini
untuk pertambahan berat badan yang optimal selama masa kehamilan,
karena merupakan hal yang penting mengetahui BMI wanita hamil. Total
pertambahan berat badan pada kehamilan yang normal 11,5 – 16 kg atau
pertambahan berat badan setiap minggunya adalah 0,4 – 0,5 kg
(Kusmiyati, 2008). Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
(2010), mengukur tinggi badan adalah salah satu deteksi dini kehamilan
dengan faktor resiko, diamana bila tinggi badan ibu hamil kurang dari 145
cm atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang belakang.
5
Cara melakukan pengukuran LILA :
̶̶ Menentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan
meteran.
̶̶ Lingkarkan dan memasukkan ujung pita dilubang yang ada pada pita
LILA, baca menurut tanda panah.
̶̶ Menentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan
pita LILA.
6
Imunisasi terutama pada ibu hamil bertujuan untuk mencegah
terjadinya tetanus neonatorium, dengan cara pemberian suntik tetanus
toksoid pada ibu hamil.
Wanita memerlukan zat besi lebuh tinggi dari laki – laki karena
terjadinya menstruasi dan perdarahan. Di mulai dengan memberikan 1
tablet zat besi sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap
tablet besi mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat
500 mikrogram. Minimal masing – masing 90 tablet besi yang berfungsi
untuk meningkatkan jumlah sel darah merah ( mencegah anemia ) dan
membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Bila ditemukan anemia
pada ibu hamil (<11 gr%), berikan tablet zat besi 2 atau 3 kali sehari. Hb
normal untuk ibu hamil ≥11 gr%.
Pada setiap kali kunjungan mintalah ibu untuk meminum tablet zat
besi yang cukup. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama teh atau
kopi karena akan menggangu penyerapan. Anjurkan ibu untuk
mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin C karena vitamin C
dapat membantu penyerapan tablet besi sehingga tablet besi yang
dikonsumsi dapat terserap sempurna oleh tubuh (Kusmiyati, 2008).
Tujuan dari pemeriksaan urine adalah untuk mendeteksi bila terjadi infeksi
saluran kemih dan kelainan lainnya yang terdapat pada saluran kemih.
Selain itu, dapat mendeteksi kelainan sistematik yang ropa interior calvin
7
klein barata bermanifestasi di urine. Adanya infeksi di saluran kemih,
haruslah diwaspadai. Karena dapat menyebabkan kontraksi dan kelahiran
prematur atau ketuban pecah terlalu dini. Infeksi saluran kemih, dapat
terjadi akibat organ intim yang kurang bersih. Tes urine dapat dilakukan
oleh ibu hamil pada trimester pertama atau trimester kedua kehamilan.
ii. Darah lengkap.
Pemeriksaan ini merupakan tes yang digunakan untuk mendeteksi adanya
kelainan pada darah dan unsur di dalamnya yang dapat menggambarkan
kondisi tubuh secara umum. Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada
trimester pertama, kedua dan saat persalinan.
Pemeriksaan darah yang harus dilaksanakan pada ibu hamil antara lain :
WHO telah memberikan patokan berapa kadar Hb normal pada ibu hamil,
sekaligus memberikan batasan kategori untuk anemia ringan dan berat
selama kehamilan:
8
terinfeksi, atau ditusuk dengan jarum bekas pakai yang digunakan oleh
seseorang yang terinfeksi — baik jarum suntik narkoba, jarum tato,
maupun jarum suntik medis yang tidak steril. Akan tetapi risiko terkena
hepatitis C melalui hubungan seks tergolong rendah jika Anda hanya
memiliki satu pasangan untuk waktu yang lama.
Gejala hepatitis termasuk mual dan muntah, selalu kecapekan,
kehilangan nafsu makan, demam, sakit perut(terutama di sisi kanan atas,
lokasi hati berada), sakit pada otot dan persendian, serta jaundice alias
penyakit kuning — kulit dan bagian putih mata yang menguning.
Masalahnya adalah, gejala bisa mungkin tidak muncul selama berbulan-
bulan atau bertahun-tahun setelah infeksi, atau Anda mungkin tidak
menunjukkan gejala sama sekali.
Kehamilan itu sendiri tidak akan mempercepat proses penyakit atau
memperburuknya, walaupun jika hati sudah terbebani dan terluka dengan
sirosis, ini dapat meningkatkan risiko ibu hamil mengalami perlemakan
hati. Perlemakan hati selama kehamilan yang akut mungkin terkait
kekurangan enzim yang biasanya diproduksi oleh hati yang
memungkinkan wanita hamil untuk memetabolisme asam lemak.
Kondisi ini dapat dengan cepat menjadi parah, dan juga bisa
memengaruhi anak yang belum lahir (yang mungkin juga lahir dengan
kekurangan enzim ini).
Komplikasi lain yang dapat terjadi pada ibu dengan hepatitis saat hamil
adalah batu empedu, yang sering menimbulkan penyakit kuning selama
kehamilan. Ini terjadi pada 6% dari semua kehamilan, sebagian karena
perubahan garam empedu selama kehamilan. Selain itu, kantung empedu
mengosongkan diri lebih lambat selama kehamilan, yang berarti cairan
empedu menggenang lebih lama di hati dan risiko batu empedu pun naik.
Pemeriksaan HIV
Seperti virus hepatitis, HIV juga berpotensi menular pada janin. Jika ibu
hamil terinfeksi HIV, harus segera diterapi dengan anti HIV dan
persalinananya dilakukan melalui bedah sesar untuk mencegah bayi
tertular virus HIV. Mengingat beberapa faktor yang dapat
9
membahayakan janin, sudah seharusnya ibu hamil aktif memeriksakan
kandungannya. Diantaranya dengan melakukan pemeriksaan
laboratorium yang telah dipaparkan sebelumnya. Sehingga ibu dan janin
dapat selalu sehat hingga proses melahirkan.
Pemeriksaan Serologi
Pemeriksaan laboratorium pada ibu hamil lainnya adalah serologi. Pada
pemeriksaan ini, ibu hamil akan dites untuk mengetahui apakah ada
potensi sifilis atau tidak. Jika ada, maka janin akan memiliki potensi
untuk cacat sejak dalam kandungan. Jika ibu hamil terdiaonosa memiliki
sifilis, maka perlu dilakukan penanganan khusus lanjutan, di antaranya:
Venereal Diease Research Laboratory (VDRL), yaitu salah satu terapi
untuk penyakit sifilis. Treponema Pallidum Hemagglutination Assay
(TPHA), yaitu pemeriksaan lanjutan untuk mengkonfirmasi adanya
penyakit sifilis pada seseorang. Infeksi sifilis pada populasi ibu hamil,
bila tidak diobati dengan adekuat, dapat menyebabkan lahir mati dan
abortus (40%), kematian perinatal (20%), berat badan lahir rendah
(BBLR) atau infeksi neonatus (20%).
10
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. TUJUAN INTRUKSIONAL
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan selama 1x40 menit
diharapkan peserta mengetahui tentang Pemeriksaan Kehamilan.
B. Materi Penyuluhan
11
1. Pengertian Pemeriksaan Kehamilan
2. Manfaat Pemeriksaan Kehamilan
3. Standar 10T pelayanan Pemeriksaan Kehamilan
C. Metode
Metode yang digunakan saat penyuluhan adalah :
1. Ceramah
2. Tanya jawab
D. Media/Alat
Media yang digunakan saat penyuluhan adalah:
1. Power Point
2. Laptop
3. Leaflet
4. Infocus
E. Pengorganisasian
Moderator : Marina
Pemateri : Hermawati
Observer : Reski Yunisa Mareska
Operator : Motia Juliandari
Dokumentator : Nurul Armalia
Uraian Tugas
1. Moderator
a) Membuka acara
b) Memperkenalkan mahasiswa dan pembimbing
12
c) Menjelaskan topik dan tujuan penyuluhan
d) Menjelaskan kontrak waktu dan kontrak bahasa
e) Memberi kesempatan pada pemateri untuk menjelaskan materi
f) Mengarahkan alur diskusi
g) Memimpin jalannya penyuluhan
h) Menyimpulkan penyuluhan
i) Menutup acara
2. Observer
a) Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
b) Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan
3. Fasilitator
a) Memotivasi peserta agar berperan aktif
b) Membuat absensi penyuluhan
c) Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggu kegiatan penyuluhan
F. SETTING TEMPAT
Layar
Keterangan :
: Moderator
: Pemateri
: Observer
: CI akademik
: CI Clinik
: Fasilitator
: Operator
: Dokumentator
: Audiens
13
G. Susunan Kegiatan
Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan peserta Metode Media
Pembukaan 5 menit •Membuka dengan •Mendengarkan Ceramah -
salam •Memperhatikan
•Memperkenalkan diri •Menjawab
•Menjelaskan maksud pertanyaan
dan tujuan penyuluhan
•Kontrak waktu
•Menggali pengetahuan
peserta sebelum
dilakukan penyuluhan
14
peserta tentang
standar 10T pelayanan
Pemeriksaan
Kehamilan
•Memberikan
reinforcement positif
•Menjelaskan tentang
standar 10T pelayanan
Pemeriksaan
Kehamilan
•Memberi kesempatan
untuk bertanya/diskusi
tentang materi
penyuluhan
Penutup 10 menit •Menggali pengetahuan •Menjawab Ceramah Leaflet
peserta setelah pertanyaan ,Tanya
dilakukan penyuluhan •Memberikan jawab
•Menyimpulkan hasil tanggapan balik
kegiatan penyuluhan
•Menutup dengan salam
H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a) Pemberitahuan kepada audiens tentang penyuluhan 1 hari sebelumnya.
b) Materi, media penyuluhan, dan preplanning kegiatan dikonsulkan ke
pembimbing 1 hari sebelum penyuluhan.
c) Penyuluhan dilaksanakan di ruang penyuluhan puskesmas Rasimah Achmad
d) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
a) Audiens antusias dan kooperatif selama dilakukan penyuluhan.
b) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat saat penyuluhan.
c) Penyuluhan dilakukan sesuai materi dan waktu yang telah ditetapkan.
3. Evaluasi Hasil
a) Keluarga dan klien mampu menyebutkan kembali ...
15
b) Setelah dilakukan evaluasi dengan mengajukan 5 pertanyaan, peserta
mampu menjawab pertanyaan dengan benar atau sekitar 80%. Dengan
demikian penyuluhan yang diberikan berhasil.
16
BAB IV
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN
A. TAHAP PERSIAPAN
Adapun tahap persiapan dari kegiatan ini meliputi:
1. Menentukan topik penyuluhan dengan persetujuan perceptor akademik
dan perceptor klinik
2. Pembuatan SAP penyuluhan kesehatan
3. Konsultasi SAP dengan perceptor klinik dan perceptor akademik terkait
penyuluhan kesehatan yang akan dilakukan
4. Mempersiapkan alat dan media yang aan digunakan
5. Waktu dan tempat didiskusikan dengan pihak Puskesmas Rasimah Ahmad,
sehingga didapatkan penyuluhan kesehatan dilaksanakan pada rabu, 18
Juli 2018 pukul 08.00 wib tempatnya di Puskesmas Rasimah Ahmad
Bukittinggi
6. Persiapan peserta penyuluhan kesehatan
B. TAHAP PELAKSANAAN
Penyuluhan kesehatan dilaksanakan pada rabu, 18 Juli 2018 pukul 08.00 wib
tempatnya di Puskesmas Rasimah Ahmad Bukittinggi dengan jumlah peserta
penyuluhan kesehatan berjumlah 17 orang. Mahasiswa berperan dan
bertanggung jawab sesuai peran yang diberikan meliputi:
17
memperkenalkan nama anggota yang lain dan menjelaskan tujuan dari
kegiatan, dan observer bertugas mengawasi proses pelaksanaan kegiatan
dari awal sampai akhir.
2) Pelaksanaan penyuluhan kesehatan
Penyuluhan kesehatan diawali dengan penyampaian materi oleh
presentator, kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi atau tanya jawab
yang dipimpin oleh moderator. dengan pertanyaan sebagai berikut:
1. Ny J. Apa perbedaan penyakit sifilis dan HIV? (dijawab oleh Ns. Lisa
Ningsih, S.Kep)
3) Penutup
Setelah semua leaflet dibagikan, moderator mengevaluasi perasaan,
menutup acara penyuluhan dan mengucapkan salam penutup. Setelah
semua selesai lalu observer menyusun laporan dan menilai hasil
penyuluhan.
TAHAP EVALUASI
1. Struktur
a) peserta yang hadir sebanyak 17 orang
b) Peserta yang bertanya ada 1 orang, yang menjawab pertanyaan ada 1
orang
c) Setting tempat sesuai dengan yang direncanakan
d) Perlengkapan yang digunakan terdiri dari ppt, infokus dan leaflet.
e) Waktu pelaksanaan kegiatan penyuluhan kesehatan dimulai pukul
08.00 wib
f) Mahasiswa sudah sesuai dengan peran dan bertanggung jawab sesuai
dengan yang diberikan pada SAP.
2. Proses
a) Pelaksanaan kegiatan dilakukan berjalan lancar sesuai dengan
kesepakatan dan proses yang direncanakan
b) Peserta tampak aktif dan antusias dalam pelaksanaan penyuluhan
kesehatan
3. Hasil
a) Peserta mengatakan merasa senang dengan kegiatan penyuluhan
kesehatan
18
b) Peserta mengatakan mendapat tambahan pengetahuan tentang
pemeriksaan kehamilan
DOKUMENTASI
19
20
Daftar Pustaka
21