Anda di halaman 1dari 11

BUKU PANDUAN SKILL LAB

Semester : III (Tiga)


Modul : KDB 2 (Blok 11)
LBM :1
Topik keterampilan : Amniotomi dan Episiotomi

A. SASARAN BELAJAR
1. Mampu melakukan Amniotomi dan Episiotomi

B. RENCANA PEMBELAJARAN
No Waktu Tugas Intruktur Tugas mahasiswa
1. 5 menit instruktur memberikan soal mengerjakan soal pretes
pretes
2. 85 menit instruktur menilai mahasiswa melakukan sesuai cheklist
3. 10 menit memberikan umpan balik Mahasiswa mendengarkan dan
terhadap keterampilan yang mencatat umpan balik yang
diperagakan oleh mahasiswa diberikan oleh instruktur

C. DASAR TEORI
AMNIOTOMI
Definisi
Amniotomi atau ketuban pecah artifisal (Artificial rupture of The Membrane, AROM)
adalah tindakan untuk memecah kulit ketuban.

Indikasi
1. Memasang elektroda pemantau janin internal
2. Pada saat pelahiran, kelihatannya bayi akan lahir dengan ketuban utuh
3. Kebutuhan untuk menstimulasi persalinan-misal, disfungsi uterus hipotonik
4. Untuk memfasilitasi penurunan janin dan mengurangi kemungkinan bahwa
dorongan akibat kontraksi akan menyebabkan ketuban pecah dengan tiba-tiba
sehingga terjadi prolaps tali pusat.
Kemungkinan dampak yang tidak diharapkan akibat pecah ketuban dengan sengaja
adalah :
- Kompresi tali pusat
- Kompresi kepala yang tidak merata disertai molding yang lebih luas dan kaput
suksedanium dapat meningkatkan resiko perdarahan intravaskuler, terutama jika
ketuban pecah pada awal persalinan.
Bahaya potensial antara lain (Kontraindikasi):
- Potensial jika ketuban pecah dengan kondisi kepala belum manancap atau janin
memiliki presentasi gabungan, presentasi bokong yang tidak cakap, atau bayi kecil
(<2000 gram)
- Infeksi intra uterus potensial jika ketuban pecah sebelum persalinan dimulai dan
pecahnya ketuban berlangsung lama.

Syarat amniotomi :
 Wanita berada pada persalinan aktif dengan pola kontraksi teratur dan pembukaan
serviks 4-5 cm
 Bayi memiliki presentasi puncak kepala dengan kepala sudah menancap

Ketika melakukan amniotomi, bidan harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai


berikut :
1) Lakukan amniotomi diantara kontraksi, sehingga:
a. Dorongan yang menyebabkan ketuban pecah berkurang
b. Ketuban tidak diregang dengan ketat terhadap kepala janin (sehingga ruang
yang tersisa terlalu sedikit untuk dapat dengan aman memegang ketuban
kemudian merobeknya)
2) Gunakan alat yang efektif dan mudah digunakan untuk tinadakan cepat, seperti
klem Allis atau berbagai bentuk kait yang diproduksi untuk tujuan ini. Instrumen
yang menggelinding atau menggelincir cepat sepanjang ketuban tidak
menguntungkan bagi klinis sekaligus memperpanjang ketidaknyamanan
pemeriksaan dalam pada wanita.
3) Setelah memecah ketuban, biarkan jari-jari Anda di dalam vagina sampai
kontraksi selanjutnya untuk :
- Mengevaluasi dampak amniotomi pada serviks (pembukaan) dan pada janin
(penurunan dan rotasi)
- Memastikan bahwa tidak terjadi prolaps tali pusat
4) Evaluasi DJJ selama dan setelah ketuban dengan sengaja dipecah untuk mengkaji
dampak yang timbul pada kesejahteraan janin segera setelah amniotomi.
Persiapan alat :
1. Kapas DTT dalam wadahnya
2. Instrumen DTT atau steril dalm bak instrumen steril : handscoon sepasang
DTT/steril, setengah koker atau setengah Kelly
3. Bengkok 1 buah
4. Stetoskop aurikuler (Leanec)
5. Jam tangan
6. Larutan clorin 0,5%
7. Lembar partograf

Prosedur
Bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah lengkap maka lakukan
amniotomi ;
1) Memberitahu prosedur bersama ibu dan keluarganya
2) Dengarkan DJJ dan catat pada Partograf
3) Cuci tangan dengan 6 langkah
4) Lakukan Vulva hiegiene
5) Pakai Sarung Tangan DTT atua steril
6) Diantara kontraksi (kontraksi melerai), lakukan pemeriksaan dalam dengan hati-
hati. Raba dengan hati-hati selaput ketuban untuk memastikan bahwa kepala telah
masuk dengan baik (masuk dalam panggul) dan bahwa tali pusat dan atau bagian-
bagian tubuh yang kecil dari bayi bisa dipalpasi, jangan pecahkan selaput ketuban.
7) Dengan menggunakan tangan kiri, tempatkan klem setengah kocher steril atau
setengah Kelly DTT atau steril dengan lembut ke dalam vagina dan pandu klem
dengan jari dari tangan yang digunakan pemeriksaan, gerakkan jari mencapai
selaput ketuban.
8) Pegang ujung klem diantara ujung jari pemeriksaan, gerakkan jari dan dengan
lembut gosokkan klem selaput ketuban dan pecahkan.
9) Biarkan air ketuban membasahi jari tangan yang digunakan untuk pemeriksaan.
10) Gunakan tangan kiri untuk mengambil klem dan menempatkannya ke dalam
larutan klorin 0,5 % untuk didekontaminasi. Biarkan jari tangan pemeriksaan
tetap di dalam vagina untuk mengetahui penurunan kepala jari dan
memastikan bahwa tali pusat atau bagian kecil dari bayi tidak teraba.
Setelah memastikan penurunan kepala dan tidak ada tali pusat dan bagian-bagian
tubuh bayi yang kecil, keluarkan tangan pemeriksa secara lembut dari vagina.
11) Evaluasi cairan ketuban(warna, jumlah, bau), periksa apakah ada mekonium atau
darah (lebih banyak dari bercak bercampur darah yang normal). Jika mekonium
terlihat atau darah, lakukan langkah-langkah gawat darurat (Blok gawat darurat).
12) Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klorin
0,5 %, lalu lepaskan sarung tangan dan biarkan terendam di dalam larutan klorin
0,5 % selama 10 menit.
13) Cuci kedua tangan dengan 6 langkah
14) Segera periksa ulang DJJ sesudah kontraksi uterus.
15) Catat pada partograf waktu dilakukannya pemecahan selaput ketuban, warna, bau,
dan jumlah air ketuban serta DJJ.

Latihan keterampilan dalam skenario


Seorang Ibu Hamil dalam G2P1A0 usia 30 tahun, hamil 40 mgg datang untuk
melahirkan ke Bidan Praktik Mandiri dengan keluhan kenceng-kenceng teratur.
Setelah dilakukan pemeriksaan ditemukan : KU baik, T 110/70 mmHg, nadi
88x/’, RR 24x/’, Suhu 36,7 0C, Palpasi TFU 3 jari dibawah Px, puki, preskep,
divergen 3/5, His 2-3x dalam 10 menit, lama 25 detik, DJJ 140x/’. Hasil
pemeriksaan dalam ditemukan : vulva vagina DBN, Portio lunak, pembukaan 5
cm, efficement 40%, KK +, preskep, UUK kiri depan, BBJ turun HII.

Lakukan tindakan amniotomi pada kasus tersebut!


CHECKLIST AMNIOTOMI
PRODI DIII KEBIDANAN FK UNISSULA SEMARANG

NILAI
No Butir yang di nilai (Amniotomi)
0 1 2
1. Membaca Basmalah, memberi salam, menyapa, memperkenalkan diri, menjaga
privasi: Tidak dilakukan
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan kurang lengkap
2 : Dilakukan lengkap
2. Melakukan informed consent.
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan kurang lengkap
2 : Dilakukan lengkap
3. Mengatur posisi pasien dengan setengah duduk (dorsal recumbent)
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan kurang lengkap
2 : Dilakukan lengkap
4. Menyiapkan alat yang dibutuhkan
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan kurang lengkap
2 : Dilakukan lengkap
5. Menggunakan APD berupa celemek
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan kurang lengkap
2 : Dilakukan lengkap
6 Mencuci tangan dengan 6 langkah
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan kurang lengkap
2 : Dilakukan lengkap
7 Menghitung DJJ dan mencatat dalam partograf
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan kurang lengkap
2 : Dilakukan lengkap
8 Memakai handscoon steril atau DTT pada kedua tangan
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan kurang lengkap
2 : Dilakukan lengkap
9 Melakukan vulva hiegiene
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan kurang lengkap
2 : Dilakukan lengkap
10 Melakukan periksa dalam : Memasukkan tangan kanan (jari tengah disusul jari
telunjuk) dengan lembut dan hati-hati seiring dengan tangan kiri membuka labia
mayora
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan kurang lengkap
2 : Dilakukan lengkap
11 Memastikan bahwa kepala telah masuk ke dalam panggul dengan baik dan tali
pusat dan atau bagian-bagian tubuh yang kecil dari bayi tidak teraba
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan kurang lengkap
2 : Dilakukan lengkap
12 Memasukkan setengah koker/Kelly dengan tangan kiri secara lembut dan hati-
hatike dalam vagina dan pandu klem dengan jari dari tangan (kanan) yang
digunakan pemeriksaan, gerakkan jari mencapai selaput ketuban.
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan kurang lengkap
2 : Dilakukan lengkap
13 Pegang ujung klem diantara ujung jari pemeriksaan (jari tangan kanan), gerakkan
jari dan dengan lembut gosokkan klem selaput ketuban dan pecahkan saat
kontraksi mulai menurun
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan kurang lengkap
0 : Dilakukan lengkap
14. Gunakan tangan kiri untuk mengambil klem dan menempatkannya ke dalam
bengkok
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan kurang lengkap
2 : Dilakukan lengkap
15. Biarkan jari tangan pemeriksaan tetap di dalam vagina untuk mengetahui
penurunan kepala jari dan memastikan bahwa tali pusat atau bagian kecil dari bayi
tidak teraba, setelah itu keluarkan jari dengan lembut dari vagina
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan kurang lengkap
2 : Dilakukan lengkap
16. Evaluasi cairan ketuban (warna, jumlah, bau), periksa apakah ada mekonium atau
darah (lebih banyak dari bercak bercampur darah yang normal)
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan kurang lengkap
2 : Dilakukan lengkap
17. Celupkan setengah koker dan tangan yang masih menggunakan handscoon ke
dalam larutan klorin 0,5 %, lalu lepaskan sarung tangan dan biarkan terendam di
dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit dalam keadaan terbalik
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan kurang lengkap
2 : Dilakukan lengkap
18. Rapikan pasien, baca hamdalah, terimakasih dan bereskan alat
0 Tidak dilakukan
1 Dilakukan kurang lengkap
2 Dilakukan lengkap
19. Cuci tangan dengan 6 langkah
0 Tidak dilakukan
1 Dilakukan kurang lengkap
2 Dilakukan lengkap
20 Dokumentasi hasil tindakan
0 Tidak dilakukan
1 Dilakukan kurang lengkap
2 Dilakukan lengkap
NILAI AKHIR : TOTAL SCORE X 100
40
EPISIOTOMI

Definisi Episiotomi
Episiotomi adalah insisi perineum untuk memudahkan persalinan dan mencegah ruptura
perinei totalis.

Jenis-jenis episiotomi
1. Episiotomi Medialis
Dibuat di garis tengah
2. Episiotomi Mediolateralis
Dibuat dari garis tengah ke samping menjauhi anus
3. Episiotomi lateralis
Yang dibuat 1-2 cm di atas comissura posterior ke samping
4. Episiotomi skunder
Jika kita melihat ruptura perinei spontan atau episiotomi medialis yang melebar sehingga
mungkin menjadi ruptura perinei totalis, pengguntingan kita lakukan ke samping.

Tujuan episiotomi :
1. Membuat luka yang lurus dan pinggir yang tajam, sedangkan rupura perinei yang
bersifat spontan bersifak luka koyak dengan dinding luka bergerigi. Luka lurus dan
tajam lebih mudah dijahit dan sembuh dengan lengkap
2. Mengurangi tekanan pada kepala
3. Mempersingkat kala II
4. Episiotomi lateralis dan mediolateralis mengurangi kemungkinan ruptura perinei
totalis
Episiotomi yang paling sering digunakan adalah medialis dan mediolateralis, episiotomi
medialis sering dipakai pada kasus janin prematur, karena episiotomi medialis dapat
menjadi ruptura perinei totalis, maka episiotomi mediolateralis dilakukan pada :
- anak besar
- positio occipito-posterior atau letak defleksi
- forceps yang sulit
- perineum yang pendek

Keuntungan kerugian episiotomi


Episiotomi medialis Episiotomi mediolateralis
Mudah dijahit Lebih sulit dijahit
Penyembuhan anatomis maupun Penyembuhan anatomis maupun
fungsional baik fungsional kurang lengkap
Nyeri dalam nifas tidak seberapa Nyeri pada hari-hari pertama
Dapat menjadi ruptura perinei totalis Jarang menjadi ruptura perinei totalis

Waktu yang tepat untuk episiotomi


Episiotomi harus dilakukan saat sewaktu kepala tampak dengan garis tengah 2-3 cm :
1) Bila tanda-tanda robekan vagina menjadi jelas. Tindakan ini diindikasikan dengan
keluarnya darah segar ketika bagian presentasi janin meregang perineum saat ibu
mengejan
2) Bila perineum yang terlalu teregang terlihat akan robek
3) Secara elektif pada perineum yang kaku
4) Secara elektif sebelum traksi pada forceps atau sebelum melakukan pelahiran bokong
(bila bokong janin pada perineum).

Komplikasi
a. Meningkatnya insiden trauma dan atau laserasi termasuk perpanjangan robekan
sampai ke sfingter ani
b. Kehilangan darah
c. Nyeri hebat
d. Infeksi
e. Dispareuni
f. Trauma psikologis

Prosedur Episiotomi
Prinsip yang harus diperhatikan adalah :
a) Bagian presentasi janin dilindungi dari cidera
b) Satu potongan tunggal ke arah sejauh mungkin lebioh dipilih daripada menggunting
berulang karena akan meninggalkan tepi yang menonjol
c) Episiotomi harus cukup lebar untuk melengkapi tujuan tindakan permotongan ini
d) Potongan harus dibatasi waktu untuk menghindari laserasi (terlalu terlambat) dan
kehilangan darah yang tidak perlu (terlalu dini). Perineum harus menonjol. Orifisium
vagina mengalami distensi kurang lebih berdiameter 3 cm bagian presentasi janin
diantara kontraksi, dan pelahiran bagian presentasi harus diharapkan terjadi dalam 2-4
kali kontraksi.

Persiapan alat
Anastesi
1. Lidokain 1%
2. Spuit 10 cc
3. Aquades
4. Kassa steril
5. Pinset chirurgi
6. Bengkok
Episiotomi
1. Gunting Episiotomi
2. Kassa steril
3. Bengkok

Prosedur (apa yang harus dilakukan)


1. Tempatkan ibu dalam posisi dorsal recumbent atau litotomi
2. Jika kedaruratan, pastikan terdapat anestesi yang adekuat. Anestesia epidural mungkin
tidak mencukupi. Blok pudendal menganestesi hanya pada S2-S4 sehingga infiltrasi
perineal dengan anestesi lokal tambahan diperlukan untuk menutupi area perineal S5
(Gambar 1.1).
Gambar 1.1 Dermatoma perineum. Area perinela disuplai oleh S5.

3. Ingat jumlah total anestesi lokal yang digunakan tidak boleh melebihi 200 mg
lignokain. Hal ini terutama penting pada ibu yang diberikan blok epidural.
4. Saraf pudendal memasuki kanalis pudendalis sekitar 1 cm di bawahnya dan 1 cm
sefalid ke spina iskiadika ketika ibu dalam posisi supinasi. Pembuluh darah pudendal
berada diselah saraf (Gambar 1.2). Oleh karena itu, aspirasi kembali sebelum infiltrasi
untuk mencegah injeksi intravaskular.

Gambar 1.2 Saraf pudendal yang menyebarangi spina iskhiadiaka medial ke arteri pudendal
5. Lakukan episiotomi dengan satu atau dua kali gerakan bukan dengan banyak
guntingan.
6. Pada episiotomi ulangan ikuti insisi yang sebelumnya telah dibuat.
7. Jika episiotomi harus dibuat sebelum perineum teregang sepenuhnya oleh bagian
presentasi janin, lakukan episiotomi dengan melakukan penarikan lembut pada
perineum sebelum membuat insisi. Hal ini akan mengurangi kerutan jaringan yang
diinsisi, sehingga meminimalkan perdarahan dan trauma.
8. Ikat atau klem pembuluh darah yang menyemprot untuk mengurangi kehilangan
darah
9. Pastikan ujung insisi diidentifikasi sebelum perbaikan. Jika terdapat perluasan ke
fornik maka anastesi umum atau blok epidural akan membantu eksplorasi
kerusakan secara tepat dan perbaikan selanjutnya.
10. Periksa insisi vagina apakah terdapat keregangan dalam jahitan. Terakhir periksa
bagian rektal insisi. Semua stik jahitan yang melalui rektum harus digunting untuk
mencegah infeksi dan pembentukan fistula. Pastikan hematosis tercapai.
Prosedur (apa yang tidak boleh dilakukan)
1. Melakukan episiotomi terlalu dini karena pelahiran pervaginam mungkin tidak
dapat dilakukan, dan kehilangan darah serta rasa tidak nyaman meningkat jika ibu
mendapatkan kedua insisi baik pada perineal maupun abdominal.
2. Jika obstruksi untuk pelahiran terjadi karena kulit tipis di belakang vulva tebal,
atau kaku. Jangan menginsisi melewati obstruksi ini.
3. Jangan menginsisi melewati tulang tidak dapat tuberositas iskiadika. Obstruksi
jalan keluar karena struktur tulang tidak dapat diatasi dengan episiotomi.
Episiotomi yang banyak tidak baik untuk ibu.
4. Jangan membuat episiotomi sebelum membuat rotasi dengan forceps Kielland.
Pelahiran per vaginam tidak dapat dicapai dan rotasi dapat memperluas
episiotomi.
5. Jangan meninggalkan pembalut vagina
6. Jangan mendorong stik jahitan terlalu kencang. Tindakan ini hanya akan
meningkatkan ketidaknyamanan dan edema

Latihan keterampilan dalam skenario

Seorang Ibu Hamil dalam G1P0A0 usia 30 tahun, hamil 40 mgg datang untuk
melahirkan ke Bidan Praktik Mandiri dengan keluhan sudah ingin mengejan seperti
mau BAB. Setelah dilakukan pemeriksaan ditemukan : KU baik, T 110/70 mmHg,
nadi 88x/’, RR 24x/’, Suhu 36,7 0C, Palpasi TFU 3 jari dibawah Px, puki, preskep,
divergen 0/5, His 4-5x dalam 10 menit, lama 50-60 detik, DJJ 144x/’. Hasil
pemeriksaan dalam ditemukan : vulva tampak membuka, perineum tampak retak
dan tipis sangat meregang, kepala janin tampak divulva dengan diameter 3cm,
Portio tak teraba, pembukaan 10 cm, efficement 100%, KK -, preskep, UUK depan,
BBJ turun HIV

Lakukan episiotomi mediolateral pada pasien tersebut!

CHEK LIST EPISIOTOMI


PRODI DIII KEBIDANAN FK UNISSULA SEMARANG

NILAI
NO BUTIR YANG DINILAI EPISIOTOMI
0 1 2
1. Menyambut klien dengan sopan dan ramah, mempersilahkan berbaring dengan
nyaman, menjaga privasi klien dan memperkenalkan diri
0 Tidak dilakukan
1 Dilakukan kurang lengkap
2 Dilakukan dengan lengkap
2. Menjelaskan maksud dan tujuanprosedur yang akan dilakukan serta informed concent
secara lisan
0 Tidak dilakukan
1 Dilakukan kurang lengkap
2 Dilakukan dengan lengkap
3. Memposisikan klien dorsal recumbent
0 Tidak dilakukan
1 Dilakukan kurang lengkap
2 Dilakukan dengan lengkap
4. Mengenakan APD (celemek , topi, kacamata , masker dan alas kaki tertutup)
0. Tidak dilakukan
1. Mengenakan APD dilakukan kuranglengkap
2. Mengenakan APD dilakukan dengan lengkap
5. Mencuci tangan dengan 6 langkah
0 Tidak dilakukan
1 Dilakukan kurang lengkap
2 Dilakukan dengan lengkap
6. Menyiapkan alat dan bahan dengan lengkap
0 Tidak dilakukan
1. Dilakukan kurang lengkap
2. Dilakukan dengan lengkap
7. Memakai sarung tangan steril dan
0 Tidak dilakukan
1 Dilakukan kurang lengkap
2 Dilakukan dengan lengkap
8. Melakukan vulva hiegiene
 Tangan kiri membuka labia ,
 Tangan kanan mengusap labia mayora kiri, kanan satu kali usap dengan kapas DTT
dari arah depan ke belakang.
 Mengusap labia minora kiri,kanan satu kali usap dari arah depan ke belakang
0 Tidak dilakukan
1 Dilakukan kurang lengkap
2 Dilakukan dengan lengkap
9. Melindungi daerah perineum :
Memasukkan jari tengah dan jari telunjuk tangan kiri ke dalam vagina diantara kepala janin
dan perineum. Kedua jari diregangkan dan sedikit melakukan tekanan ke arah luar perineum
dengan lembut.
0 Tidak dilakukan
1 Dilakukan tetapi kurang lengkap
2 dilakukan dengan lengkap
10. Melakukan episitomi :
Dengan cara menempatkan gunting ditengah fourchette posterior dan posisi gunting
diarahkan ke posisi mediolateralis.
0 Tidak dilakukan
1 Dilakukan kurang lengkap
2 Dilakukan dengan lengkap
11. Menggunting perineum :
Menggunakan gunting episiotomi dengan satu guntingan mantap pada komisura posterior 45º
ke arah serong kiri sepanjang sekitar 3-4cm. Pastikan episiotomi dilakukan pada saat
kontraksi, perineum menipis dan pucat mengkilap .
0. Tidak dilakukan
1. Dilakukan kurang lengkap
2. Dilakukan kurang lengkap
12. Melakukan episiotomi ulangan dengan mengikuti insisi yang sebelumnya telah dibuat
Ikat atau klem pembuluh darah yang menyemprot untuk mengurangi kehilangan
darah
0 Tidak dilakukan
1 Dilakukan kurang lengkap
2 Dilakukan lengkap
13. Menekan daerah luka episiotomi dengan kassa steril untuk mencegah kehilangan
darah.
0 Tidak dilakukan
1 Dilakukan kurang lengkap
2 Dilakukan lengkap
14. Membereskan alat dan merendam ke larutan klorin 0,5% dan Mencuci tangan
dibawah air mengalir dan melepas APD
0 Tidak dilakukan
1 Dilakukan kurang lengkap
2 Dilakukan dengan lengkap
15. Teruji mendokumentasikan hasil tindakan
0 Tidak dilakukan
1 Dilakukan kurang lengkap
2 Dilakukan dengan lengkap
16. Memberitahukan hasil tindakan
0 Tidak dilakukan
1 Dilakukan kurang lengkap
2 Dilakukan dengan lengkap

NILAI AKHIR : TOTAL SCORE X 100


32

Anda mungkin juga menyukai