I. PENGKAJIAN
DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
Pendidikan
konseling.
Suku/bangsa
Pekerjaan
2. Keluhan utama
pedarahan kadang-kadang banyak, kadangkadang sedikit. Amenorhea juga merupakan keluhan penderita kehamilan ektopik terganggu (Sarwono, 2008).
3. Riwayat Kesehatan Sekarang Data-data yang diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita klien pada saat ini. Adanya
adanya penyakit yang diderita klien pada saat yang lalu. Riwayat
KET sebelumnya, pascaoperasi rekanalisasi tuba, adanya tumor di sekitar saluran tuba, misalnya mioma uteri atau tumor ovarium. 5. Riwayat Kesehatan Keluarga Menderita kelainan bawaan dan fisiologik tuba, adanya kelainan endometriosis tuba atau divertikel saluran tuba yang bersifat kongenital.
6. Riwayat perkawinan
7. Riwayat Menstruasi
Untuk mengetahui gambaran tentang keadaan
Jika persalinan dahulu terdapat penyulit seperti perdarahan, sectio saesaria, solusio plasenta,
9. Riwayat kehamilan sekarang Untuk mengetahui terjadinya perdarahan pervaginam, fluor, mual/muntah, masalah
10. Riwayat KB Pada pengguna pil KB yang hanya mengandung progesteron dan IUD dapat timbul proses peradangan pada endometrium. 11. Riwayat sosial,ekonomi,dan budaya Menhetahui hubungan klien dengan suami,keluarga
DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
2. Pemeriksaan Fisik
Wajah: untuk mengetahui adanya oedema atau tidak, muka terlihat pucat atau tidak (biasanya pucat) Mata: mengetahui warna konjungtiva merah muda atau pucat (biasanya pucat) dan sklera berwarna putih atau kuning Mulut: mengetahui adanya stomatitis atau tidak, adanya karies atau tidak.
Dada/Payudara: mengetahui adanya pembesaran atau tidak, kesimetrisan letak payudara, adanya
3. Pemeriksaan Penunjang
Untuk mengetahui pemeriksaan yang tidak dapat dilakukakn dengan pemeriksaan fisik. Laboratorium : Hb, Leukosit, urine B-hCG (+). Hemoglobin menurun setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah dapat meningkat. Pemeriksaan hemoglobin dan jumlah sel darah merah berguna dalam menegakan diagnosis kehamilan ektopik
HCG-: Pengukuran subunit beta dari HCG- (Human Chorionic Gonadotropin-Beta) merupakan tes laboratorium terpenting dalam diagnosis. Pemeriksaan ini dapat membedakan antara kehamilan intrauterin dengan kehamilan ektopik.
USG: Dapat dinilai kavum uteri, kosong atau berisi, tebal endometrium, adanya massa di kanan kiri uterus dan apakah kavum Douglas berisi cairan.
Foto Rontgen: Tampak kerangka janin lebih tinggi letaknya dan berada dalam letak paksa. Pada foto lateral tampak bagian-bagian janin menutupi vertebra Ibu.
Masalah:
Nyeri Dasar : Adanya pemutusan jaringan dalam
Abortus iminens
Terjadi perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan suatu kehamilan.
Abortus inkomplit
Perdarahan pada kehamilan muda dimana
Kemungkinan tindakan segera pada kasus kehamilan ektopik antara lain : Kolaborasi dengan dokter dan tim medis lainnya sesegera mungkin sebelum terjadi dan jika terjadi komplikasi yang lebih hebat, untuk pengakhiran kehamilan sehubungan dengan nyeri perut yang hebat dan perdarahan yang terjadi pada ibu. Penatalaksanaan perdarahan : Pemberian cairan infuse intravena RL/NaCl jika terdapat perdarahan hebat, segera rujuk dengan pemberian cairan infus intravena RL/NaCl dan inform concent 3. Tindakan laparascopy dan laparatomi
V. INTERVENSI
Tanggal:..
Jam:..
Intervensi :
1. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang kondisi ibu R: ibu dan keluarga mengerti tentang kondisi ibu saat ini,
akan dilakukan
R: ibu dan keluarga mengetahui tindakan yang akan dilakukan sehingga ibu dan keluarga lebih kooperatif.
5. Lakukan rujukan R: rujukan bertujuan agar klien mendapat penanganan yang lebih canggih sehingga tidak terjadi komplikasi lain. 6. Lakukan transfusi darah sesuai saran dokter SPoG
Masalah :
a. Nyeri Tujuan : ibu tidak merasa nyeri Kriteria hasil : nyeri teratasi Intervensi : 1. Anjurkan untuk menarik nafas panjang bila perut
terasa nyeri
R: teknik relaksasi dapat menurunkan tingkat rasa nyeri 2. Kolaborasi dengan dokter R: mengurangi rasa nyeri dengan pemberian anti nyeri
b. Anemia berat Tujuan : anemia teratasi Kriteria hasil : Hb normal > 11 gr% Intervensi : 1. Perbaiki keadaan umum ibu R: mempertahankan keadaan ibu agar tetap stabil 2. Anjurkan ibu untuk istirahat tirah baring R: istirahat tirah baring dapat memberikan rasa nyaman 3. Perbaiki anemia dengan sulfas ferrosus 600 mg/hari peroral selama 2 minggu. R: penanganan perbaikan Hb membantu anemia kembali normal
VI. IMPLEMENTASI
Mengacu pada intervensi
VII. EVALUASI
Sesuai dengan kriteria hasil
Thank You
Kingsoft Office
Make Presentation much more fun
@Kingsoft_Office kingsoftstore