Disusun oleh :
AMALLIYA
NIM : 12.002
I. DEFINISI
Abortus iminens adalah terjadinya perdarahan pervaginam pada kehamilan
kurang dari 20 minggu, tanpa ada tanda-tanda dilatasi serviks yang meningkat (Kapita
Selekta Kedokteran Jilid I. 2001).
Abortus iminens adalah terjadinya perdarahan atau rabor (discharge)
pervaginam pada paruh pertama kehamilan (Obstetri William Edisi 2. 2006).
Abortus iminens adalah abortus yang mengancam, perdarahannya biasanya
berlanjut beberapa hari atau dapat berulang, dan kehamilan masih mungkin berlanjut
atau dipertahankan (Perawatan Ibu Hamil. 2008).
Abortus Iminens adalah keguguran yang mengancam (Fakultas Kedokteran
Unpad Edisi 2. 2005).
VI. PATOFISIOLOGIS
Perubahan patologi dimulai dari perdarahan pada desidua basalis yang menyebabkan
nekrosis dari jaringan di sekitarnya. Selanjutnya sebagian atau seluruh janin akan
terlepas dari dinding rahim. Keadaan ini merupakan benda asing bagi rahim sehingga
merangsang kontraksi rahim untuk terjadi ekspulsi. Bila ketuban pecah terlihat janin
maserasi bercampur air ketuban. Sering kali fetus tidak tampak dan ini disebut juga
“blighted ovum”. Komplikasi yang biasa terjadi adalah :
- Perdarahan : dapat menyebabkan anemia dan syok hipervolemik.
- Infeksi : mengakibatkan abortus dan sepsis.
Gejala klinis ;
- Perdarahan : perdarahan pervaginam pada abortus iminens biasanya
ringan, berlangsung berhari-hari dan warnanya merah kecoklatan.
- Nyeri : “cramping pain”, rasa nyeri pada waktu di daerah
suprasimfisis, pinggang dan tulang yang bersifat ritmis.
- Febris : menunjukkan proses infeksi intra genital, biasanya disertai
lokhea berbau dan nyeri pada waktu pemeriksaan dalam.
Patofisiologis :
- Terjadi keguguran mulai terlepasnya sebagian/seluruh jaringan plasenta
sehingga menyebabkan keguguran.
- Terlepasnya sebagian/seluruh jaringan plasenta menyebabkan janin
kekurangan nutrisi dan bagian yang terlepas dianggap benda asing sehingga
uterus berusaha mengeluarkan dengan kontraksi.
- Kontraksi akhirnya mengeluarkan isi rahim.
- Sebelum minggu ke 10 biasanya telur dikeluarkan seluruhnya dengan lengkap
karena villi, chorialis belum menanamkan diri dengan erat ke dalam desidua.
- Perdarahan yang sedikit pada hamil muda mungkin juga disebabkan oleh hal-
hal lain :
Plasenta sign
Erosio porhonis juga mudah perdarahan pada kehamilan
Penanganan Abortus Iminens :
- Bedrest atau tirah baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan
rangsangan mekanik berkurang.
- Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila pasien tidak panas dan
tiap 4 jam jika pasien panas.
- Tes kehamilan dapat dilakukan, bila negative, mungkin janin sudah mati.
Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.
- Berikan obat penenang, biasanya fenobarbital 3 x 30 mg. Berikan preparat
hematinik misalnya sulfat dan tambahan 600-1000 mg.
- Diet tinggi protein dan vitamin C.
- Bersihkan vulva minimal 2 x sehari dengan cairan antiseptic untuk mencegah
infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat.
POHON MASALAH
ABORTUS IMINENS
Abortus Iminens
Anemia
Dehidras Infeksi
i
PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1. Identitas (Biodata)
2. Keluhan Utama
Ibu hamil 3 bulan, mengeluh nyeri perut bagian bawah dan keluar darah sedikit-
sedikit dari jalanlahir.
4. Riwayat Menstruasi
5. G : II P : 1001 UK : 13 1/7 Mg
ANC TM I Berapa Kali : 1x
Keluhan : Mual,Muntah,pusing
Terapi : pamol, B6
TM II Berapa Kali :-
Keluhan :-
Terapi :-
TM III Berapa Kali :-
Keluhan :-
Terapi :
Hasil tes kehamilan ( jika dilakukan ) tanggal -Jam -
Imunisasi TT berapa kali : 5x
Kapan : ibu lupa
Keluhan selama kehamilan : Mual,Muntah,Sering Kencing,Lelah.
Obat-obatan selama hamil : B6 dan pamol.
Penyuluhan yang didapat : nutrisi ibu hamil, waktu periksa ke Bidan.
3. Pola Eliminasi
a. Sebelum Hamil
BAB :teratur 1x/hr,konsistensi lembek,warna kuning
kecoklatan,bau khas
BAK : ≥ 3x / hari, konsistensi kuning jernih,bau khas
b. Selama Hamil
BAB : teratur 1x/hr,konsistensi lembek,warna kuning
kecoklatan,bau khas
BAK : ≥ 5x/ hari, konsistensi kuning jernih, bau khas
4. Riwayat KB
Kontrasepsi yang pernah digunakan : KB suntik
Rencana Kontrasepsi yang akan datang : KB suntik
Penyulit Anak
Tgl/Bln Tempat Usia Jenis Kehamil
N Penolo
Persali Persali Kehamil Persali an P Nifas h/m
o ng JK BB
nan nan an nan Persalina B
n
1. 2012 BPS 9 bulan Normal Bidan Tanpa ♀ 3 49 Norm 2,5 th
penyulit kg c al
m
2. H A M I L I N I
Jenis Hubunga
N Umur/Bula Pendidika Pekerjaa Keteranga
Kelami n
o n n n n
n Keluarga
1. ♂ 33 th SD Tani Kepala
Suami
Keluarga
2. ♀ 30 th SD IRT
Istri Ibu
3. ♀ 2,5 th PAUD Pelajar Rumah
Anak
Tangga
pertama Anak
kandung
A. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Keadaan emosional : stabil
d. Tekanan darah : 120/90 mmHg
e. Suhu tubuh : 36,2 0 C
f. Denyut nadi : 84 x/mnt
g. Pernafasan : 19 x/mnt
h. Tinggi badan : 148 cm
i. Berat badan sekarang : 49 kg
j. Berat badan sebelum hamil : 50 kg
k. Lingkar lengan atas : 25 cm
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
1) Kepala :warna rambut hitam ,benjolan tidak ada
Rontok :tidak,ketombe tidak ada
2) Muka Cloasma Gravidarum : iya
3) Mata : Kelopak mata : tidak ada oedem,tidak nyeri tekan/lepas
Konjungtiva : merah muda
Sclera : putih keabu-abuan
4) Hidung :Simetris : iya,Sekret : tidak ada,Polip : tidak ada
5) Mulut dan Gigi :Lidah : bersih
Gusi : tidak epulis
Gigi : tidak karies
6) Telinga :Seruman : tidak ada
7) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jogularis
8) Axilla :pembesaran kelenjar limfe : tidak ada
9) Dada
Payudara : Pembesaran : Iya ka/ki
Simetris : Iya
Papilla Mammae : Menonjol ka/ki
Benjolan/tumor : Tidak ada ka/ki
Pengeluaran : Ada ka/ki
Strie : Ada ka/ki
Kebersihan : Bersih
10) Abdomen
Pembesaran : Iya
Linea Alba : Ada
Linea Nigra : Ada
Bekas luka operasi : Tidak ada
Strie livede : Tidak ada
Strie albican : Ada
11) Punggung
Posisi tulang belakang : Hiperlordosis
12) Ekstremitas
Odema : Tidak ada ka/ki
Varises : Tidak ada ka/ki
Simetris : Iya
13) Anogenital
Keadaan perineum : Ada jaringan parut
Warna Vulva : Merah kebiruan
Pengeluaran pervaginam : darah merah kecoklatan
Pembengkakan kelenjar bartolini : Tidak ada
Odema : Tidak ada
b. Palpasi
Leopold I : belum dapat dikaji
Leopold II : belum dapat dikaji
Leopold III : belum dapat dikaji
Leopold IV : belum dapat dikaji
TFU : belum dapat dikaji
Anus : tidak hemoroid
c. Auskultasi
DJJ :
Punctum maximum : belum dapat dikaji
Tempat : belum dapat dikaji
Frekuensi : belum dapat dikaji
Teratur/tidak : belum dapat dikaji
d. Perkusi
Reflek patella : +/+
V. INTERVENSI
Diagnosa : GII P1001 UK: 13 1/7 mg dengan abortus imminens
Tujuan : abortus imminens dapat teratasi
KH :
KU Ibu baik
Kesadaran composmentis
Keadaan emosional stabil
TTV dalam batas normal
TFU sesuai dengan UK.
Tidak ada nyeri tekan pada abdomen dan symfisis.
Tidak ada perdarahan pervaginam
Tidak ada tanda-tanda anemia
Tidak ada tanda-tanda syok hypovolemik
Tidak ada tanda-tanda infeksi
Kehamilan dapat dilanjutkan hingga UK aterm
Intervensi :
1. Lakukan komunikasi terapeutik dengan klien.
R : dengan komunikasi terapeutik akan tercipta hubungan saling percaya dan
terjalin kerjasama yang baik antara klien dan nakes.
2. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan.
R : dengan informasi hasil pemeriksaan maka ibu akan mengetahui keadaanyya
dan termotivasi untuk melakukan tindakan yang sesuai anjuran nakes.
3. Berikan KIE pola aktivitas ibu.
R : dengan pola aktivitas yang tidak berlebihan akan memperbaiki keadaan ibu
dan tidak memperparah masalah abortus iminens yang diderita.
4. Berikan KIE kebutuhan nutrisi.
R : dengan informasi pola nutrisi gizi seimbang maka kebutuhan nutrisi ibu dan
janin akan terpenuhi dan memperbaiki keadaan ibu.
5. Lakukan kolaborasi dengan dokter Sp OG.
R : dengan kolaborasi dapat diberikan asuhan yang sesuai dengan masalah yang
terjadi sehingga mencegah komplikasi.
Intervensi :
1. Berikan dukungan emosonal pada ibu.
R : dengan dukungan emosional akan membuat ibu lebih tenang dan semangat
untuk melakukan tindakan yang sesuai anjuran nakes dalam memperbaiki keadaan
kesehatan ibu.
2. Anjurkan ibu untuk lebih mendekatkan diri pada yang Kuasa.
R: dengan lebih mendekatkan diri pada yang kuasa akan membentu ibu lebih
relaks sehingga kecemasan dapat berkurang.
3. Lakukan dokumentasi hasil pemeriksaan.
R : sebagai bukti tertulis telah dilakukan tindakan dan untuk memantau
kesejahteraan ibu dan janin.
Intervensi :
1. Berikan KIE vulva hygiene.
R : dengan informasi vulva hygiene maka kebersihan genitalia ibu akan terjaga
dan terhindar dari masalah infeksi genitalis.
2. Lakukan dokumentasi hasil pemeriksaan.
R : sebagai bukti tertulis telah dilakukan tindakan dan untuk memantau keadaan
ibu dan janin.
VI. IMPLEMENTASI
Waktu : Tanggal 7April 2015 jam 08.45 WIB.
Diagnosa : GII P 1001 UK : 13 1/7 mg dengan abortus imminens
Implementasi :
1. Melakukan komunikasi terapeutik dengan klien sebelum melakukan pemeriksaan.
2. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu mengalami abortus dalam
kehamilan dan masih dapat dipertahankan.
3. Memberikan KIE pola aktivitas ibu dimana ibu tidak boleh melakukan aktivitas
berlebih termasuk hubungan seksual selama perdarahan agar tidak memperparah
keadaan ibu dan mencegah komplikasi.
4. Memberikan KIE gizi seimbang pada ibu dimana harus mengkonsumsi makanan
yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral agar
kebutuhan nutrisi ibu dan janin terpenuhi dan mencegah komplikasi.
5. Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp OG sehingga dokter memberikan terapi
yang sesuai yaitu fenobarbital 3 x 30 mg, Vit C 1x1 dan Fe 1x1 serta
menganjurkan ibu tirah baring hingga perdarahan berhenti.
6. Menganjurkan ibu segera control kembali jika keadaan ibu semakin memburuk
atau ada keluhan lain.
7. Melakukan dokumentasi hasil pemeriksaan pada buku lers pasien dan buku KIA
ibu.
VII. EVALUASI
Diagnosa : GIIP1001 UK : 13 1/7 mg dengan abortus imminens
S : Ibu mengerti keadaan yang dialami
O : Ibu sering mengangguk saat dijelaskan dan antusias bertanya jika tidak
mengerti saat dijelaskan.
A : GIIP1001 UK : 13 1/7 mg dengan abortus imminens
P : - Anjurkan ibu melakukan tindakan yang sesuai anjuran nakes.
- Anjurkan ibu control kembali jika keadaan memburuk atau ada keluhan
lain.