Anda di halaman 1dari 14

Lembar Balik

Definisi abortus

Abortus atau miscarriage adalah keluarnya hasil konsepsi sebelum


mampu hidup di luar kandungan dengan berat badan sekitar 500
gram atau kurang dari 1000 gram, terhentinya proses kehamilan
sebelum usia kehamilan kurang dari 28 minggu. Abortus adalah
komplikasi umum kehamilan dan salah satu penyebab kematian ibu
dan janin (Tuzzahro, 2021).
Etiologi Abortus
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Faktor-faktor yang menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan ialah
sebagai berikut :
● Kelainan kromosom
● Lingkungan kurang sempurna
● pengaruh dari luar

2. Kelainan pada plasenta Endarteritis dapat terjadi dalam villi koriales dan
menyebabkan oksigenasi plasenta terganggu, sehingga menyebabkan
gangguan pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini bisa terjadi sejak
kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun.

3. Penyakit ibu Penyakit mendadak, seperti pneumonia, tifus abdominalis,


malaria, dan lain-lain dapat menyebabkan abortus. Toksin, bakteri, virus
atau plasmodium dapat melalui plasenta ke janin, sehingga menyebabkan
kematian janin, dan kemudian terjadilah abortus.
4. Kelainan traktus genitalis Retroversio uteri, mioma uteri,
atau kelainan bawaan uterus dapat menyebabkan abortus.
Hanya retroversio uteri gravidi inkarserata atau mioma
submukosa yang memegang peranan penting. Sebab lain
abortus dalam trimester ke 2 ialah servik inkompeten yang
dapat disebabkan oleh kelemahan bawaan pada serviks,
dilatasi serviks berlebihan, amputasi, atau robakan serviks
luas yang tidak dijahit
TANDA DAN GEJALA ABORTUS

1. Perdarahan
Perdarahan ringan juga umumnya berlangsung selama 1-2
minggu. Namun, jika yang keluar adalah darah berwarna merah
cerah dengan volume yang banyak atau gumpalan berwarna merah
muda, bisa jadi perdarahan tersebut menandakan keguguran.
2. Nyeri
Bagian tubuh yang terasa nyeri biasanya adalah panggul,
perut, dan punggung belakang. Rasa nyeri ini biasanya terasa lebih
hebat dibandingkan nyeri haid dan bisa muncul terus-menerus atau
sesekali
3. Pergerakan bayi menurun
Umumnya, keguguran terjadi saat usia kehamilan belum
mencapai 20 minggu. Namun, keguguran terlambat (late
miscarriage) dapat terjadi pada usia kehamilan 12-24 minggu. Salah
satu tanda dari late miscarriage adalah adanya penurunan
pergerakan bayi.
4. Perubahan gejala kehamilan
Perubahan gejala kehamilan, seperti tidak lagi mual
atau muntah, bisa menjadi tanda-tanda keguguran.
Namun, perlu diingat bahwa perubahan ini juga
dapat terjadi karena adanya faktor lain, seperti
hormon kehamilan. Keluar cairan atau jaringan dari
vagina
5. Cairan atau jaringan yang keluar dari vagina dapat
menjadi tanda-tanda keguguran. Perdarahan pada
trimester awal juga tidak selalu berkaitan dengan
keguguran, karena banyak juga ibu hamil yang
tetap bisa melanjutkan kehamilan dan melahirkan
bayi dengan sehat.
PATHWAY
Kelainan anatomic Terjadi abortus/ruptur lalu masuk
uterus ke tuba, lumen tuba

Pertumbuhan janin Terjadi pendarahan


intra uteri tidak pembukaan pembuluh
sempurna

Pelepasan mudigah
Abortus

Pendarahan terus
Cemas berlangsung Pelepasan tidak
sempurna

Kurang Pengetahuan Pendarahan terus Resiko pendarahann


berlangsung
Ruptur dinding uterus, Kekurangan Tuba memebesar dan
ovarium/sesuai letak volume cairan kebiruan/hepatosalping
implantasi

Pelepasan histamine,
Trauma kecil seperti
prostaglandin
koitus, vaginal toucher

Nyeri akut
Perdarahan

Pembedahan/oprasi

Ansietas
KLASIFIKASI ABORTUS

1. Abortus imminiens adalah Penangananya :


 Berbaring, cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan sehingga
rangsang mekanik berkurang.
 Pemberian hormon progesterone
 Pemeriksa ultrasonografi (USG).

2. Abortus Insipiens adalah pengeluaran janin dengan kuret vakum atau cunan ovum,
disusul dengan kerokan. Pada kehamilan lebih dari 12 minggu bahaya peforasi pada kerokan
lebih besar, maka sebaiknya proses abortus dipercepat dengan pemberian infus oksitosin.
Sebaliknya secara digital dan kerokan bila sisa plasenta tertinggal bahaya peforasinya kecil.

3. Abortus inkomplit adalah begitu keadaan hemodinamik pasien sudah dinilai dan
pengobatan dimulai, jaringan yang tertahan harus diangkat atau perdarahan akan terus
berlangsung. Oksitosik (oksitosin 10 IU/500ml larutan dekstrosa 5% dalam larutan RL IV
dengan kecepatan kira-kira 125 ml/jam) akan membuat uterus berkontraksi, membatasi
perdarahan, membantu pengeluaran bekuan darah atau jaringan dan mengurangi
kemungkinan perforasi uterus selama dilatasi dan kuretase.

4. Abortus komplit dan abortus tertunda (missed Abortion) Penganan terbaru missed
abortion adalah induksi persalinan dengan supositoria prostaglandin E2, jika perlu
dengan oksitosin IV
MANIFESTASI KLINIS

1. Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu


2. Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah kesadaran
menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau
cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat
3. Perdarahan pervagina mungkin disertai dengan keluarnya jaringan hasil
konsepsi
4. Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis, sering nyeri pingang
akibat kontraksi uterus.
5. Pemeriksaan ginekologi
a. Inspeksi Vulva
b. Inspekulo
c. Colok vagina
6. Hasil pemeriksaan kehamilan masih positif
KOMPLIKASI ABORTUS

1. Perdarahan 3. Infeksi

Pada abortus komplitus, perdarahan akan Infeksi dalam uterus dan adneksa dapat
terjadi banyak dan akan mengakibatkan terjadi dalam setiap abortus tetapi
kematian. Sedangkan pada abortus biasanya didapatkan pada abortus
inkomplitus, perdarahan akan terjadi terus- inkompletus yang berkaitan erat dengan
menerus sehingga dapat mengakibatkan suatu abortus yang tidak aman (unsafe
gangguan koagulasi yang pada akhirnya abortion). Infeksi kandungan yang terjadi
menyebabkan anemia dan kematian dapat menyebar ke seluruh peredaran
darah, sehingga menyebabkan
2. Perforasi kematian.

Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi


4. Syok
terutama pada uterus dalam posisi
Syok pada abortus bisa terjadi karena
hiperretrofleksi dan dampak dari kuretase
perdarahan (syok hemoragik) dan karena
akan menyenankan perforasi pada dinding
infeksi berat (syok endoseptik).
uterus yang dapat mengakibatkan gangguan
pada kehamilan berikutnya.
11
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Jumlah darah lengkap, hemoglobin/hematokrit


(Hb/Ht). Mengkaji perubahan dari kadar efek
kehilangan darah pada pembedahan urinalis, kultur
urine, darah vaginalm dan lokhea : pemeriksaan
tambahan berdasarkan pada kebutuhan individual
(Doengoes, MZ&p.m.,2001)
2. Pemeriksaan penunjang : rontgen, USG, pap smear.
3. Keluarga berencana : kaji mengenai pengetahuan
pasien tentang KB, apakah klien setuju, apakah klien
menggunakan kontrasepsi, dan menggunakan KB
jenis.
PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN

A. PENATALAKSANAAN MEDIS

1. Trimester pertama dengan sedikit perdarahan, tanpa disertai kram:


 Tirah baring untuk meningkatkan aliran darah ke rahim dan
mengurangi rangsangan mekanis.

 Istirahatkan panggul (tidak berhubungan seksual, tidak


melakukan irigasi atau memasukkan sesuatu ke dalam vagina

 Tidak melakukan aktifitas seksual yang menimbulkan orgasme

2. Pemeriksaan pada hari berikutnya di rumah sakit


 Evaluasi tanda – tanda vital
 Pemeriksaan selanjutnya dengan spekulum : merupakan skrining
vaginitis dan servisistis : observasi pembukaan serviks, tonjolan
kantong ketuban, bekuan darah, atau bagian – bagian janin.
 Pemeriksaan bimanual : ukuran uterus, dilatasi, nyeri tekan,
effacement, serta kondisi ketuban
3. Jika pemeriksaan negatif dapat dilakukan pemeriksaan ultrasonografi untuk
menentukkan kelangsungan hidup janin, tanggal kelahiran, dan jika mungkin
untuk menenangkan wanita.

4. Jika pemeriksaan fisik dan ultrasonografi negatif, tenangkan ibu, kaji ulang
gejala bahaya dan pertahankan nilai normal

5. Konsultasikan ke dokter jika terjadi perdarahan hebat, kram meningkat, atau hasil
pemeriksaan fisik dan ultrasonogrfi menunjukkan hasil abnormal.

B. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN

Menurut Padila (2015) tindakan keperawatan mandiri dan kolaborasi pada klien
abortus imminens yaitu istirahat tirah baring, menganjurkan ibu hamil untuk tidak
berhubungan seks dahulu selama 2 minggu, bersihkan vulva minimal 2 kali sehari
dengan cairan antiseptic untuk mencegah infeksi, pemberian terapi preabor,
asam mefenamat dan asam folat, advis dokter yaitu dengan pemberian
progestron.

Anda mungkin juga menyukai