Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUS DI POLI


OBGYN RSD dr. SOEBANDI JEMBER

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Tugas Di State Keperawatan
Maternitas

Oleh :

Retno Ayu Purwaningsih, S.Kep


2301031024

PROGAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2023
A. KONSEP DASAR KASUS
1. Konsep Abortus
a. Pengertian
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup diluar kandungan. WHO IMPAC menetapkan batas usia kehamilan
kurang dari 22 minggu, namun beberapa acuan terbaru menetapkan batas usia
kehamilan kurang dari 20 mingguatau berat janin kurang dari 500 gram (WHO,
2013).
Abortus adalah berakhirnya kehamilan melalui cara apapun sebelum
janin mampu bertahan hidup. Definisi lain yang sering digunakan adalah
keluarnya janin-neonatus yang beratnya kurang dari 500 gram (Romadhona,
2015).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa abortus adalah
berakhirnya suatu kehamilan atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup diluar kandungan dengan usia kehamilan kurang dari 20 minggu
atau berat janin belum mencapai 500 gram.
b. Etiologi
Pada kehamilan muda abortus tidak jarang didahului oleh kematian.
Sebaliknya, pada kehamilan lebih lanjut biasanya janin dikeluarkan dalam
keadaan masih hidup. Hal-hal yang menyebabkan abortus dapat dibagi sebagai
berikut :
1) Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan
kematian janin atau cacat. Kelainan berat biasanya menyebabkan
kematian mudigah pada hamil muda. Faktor-faktor yang
menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan ialah sebagai berikut :
 Kelainan kromosom
 Lingkungan kurang sempurna
 Pengaruh dari luar
2) Kelainan pada plasenta
Endarteritis dapat terjadi dalam vili koriales dan menyebabkan
oksigenasi plasenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan
pertumbuhan pada janin. Keadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan
muda misalnya karena hipertensi menahun.
3) Penyakit ibu
Penyakit mendadak, seperti pneumonia, tifus abdominalis,
malaria, dan lain-lain dapat menyebabkan abortus. Toksin, bakteri,
virus atau plasmodium dapat melalui plasenta ke janin, sehingga
menyebabkan kematian janin, dan kemudian terjadilah abortus.
4) Kelainan traktus genitalis
Retroversio uteri, mioma uteri, atau kelainan bawaan uterus
dapat menyebabkan abortus. Tetapi, harus diingat bahwa hanya
retroversio uteri gravidi inkarserata atau mioma submukosa yang
memegang peranan penting. Sebab lain abortus dalam trimester ke
2 ialah servik inkompeten yang dapat disebabkan oleh kelemahan
bawaan pada serviks, dilatasi serviks berlebihan, amputasi, atau
robakan serviks luas yang tidak dijahit ( Prawirohardjo, 2006).
c. Manifestasi Klinis
1) Perdarahan disertai kejang atau nyeri di pusat perut bagian bawah atau
pinggang akibat dari kontraksi uterus.
2) Kadang-kadang terdapat nyeri menetap yang berlangsung selama 24 jam
atau lebih dan tidak disertai pendarahan.
3) Pendarahan yang banyak (seperti menstruasi yang banyak) tanpa nyeri.
4) Sedikit noda darah yang menetap (yang berlangsung selama 3 hari atau
lebih), bisa keluar gumpalan atau materi berwarna keabuan ketika
keguguran yang sesungguhnya dimulai.
5) Pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah, kesadaran menurun,
tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan
kecil, suhu badan normal atau meningkat.
d. Klasifikasi abortus
Berdasarkan jenis tindakan, abortus dibedakan menjadi 2 golongan yaitu :
1. Abortus Spontan
Abortus spontan adalah abortus yang berlangsung tanpa tindakan, yang
disebabkan oleh sebab alami. Abortus ini terbagi lagi menjadi :
a) Abortus Kompletus (keguguran lengkap)
Keluarnya seluruh hasil konsepsi sebelum usia kehamilan mencapai 20
minggu sehingga rongga rahim kosong. Perdarahan dan rasa nyeri
kemudian akan berhenti, serviks menutup dan uterus mengalami
involusi.
b) Abortus Inkomplit (keguguran bersisa)
Hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal
adalah desidua dan plasenta.
c) Abortus Insipiens ( keguguran sedang berlangsung )
Abortus yang sedang berlangsung, dengan ostium sudah terbuka dan
pecahnya selaput janin (ketuban)
d) Abortus Iminens ( keguguran membakat )
Keguguran membakat dan akan terjadi. Dalam hal ini keluarnya fetus
masih dapat dicegah dengan memberikan obat-obatan hormonal dan
antipasmodika serta istirahat.
e) Missed Abortion
Embrio atau fetus telah meninggal dalam kandungan sebelum kehamilan
20 minggu, akan tetapi hasil konsepsi seluruhnya masih tertahan dalam
kandungan selama 8 minggu atau lebih.
f) Abortus Habitualis
Keadaan dimana penderita mengalami keguguran berturut-turut 3 kali
atau lebih.
g) Abortus Infeksiosus dan Abortus septik
Abortus infeksiosus adalah keguguran yang disertai infeksi genetalia.
Abortus septik adalah keguguran yang disertai infeksi berat dengan
penyebaran kuman atau toksinnya kedalam peredaran darah atau
peritoneium.
2. Abortus Provakatus
Abortus Provokatus adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai
obat-obatan maupun alat-alat. Abortus ini dibagi menjadi :
a) Abortus medisinalis (abortus therapeutika)
Abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan
dilanjutkan dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis).
Biasanya perlu mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli.
b) Abortus Kriminalis
Abortus yang terjadi dikarena tindakan-tindakan yang tidak legal atau
tidak berdasarkan indikasi medis.
e. Pathway

Kelainan kromosom, kongenital,


infeksi, kelainan sirkulasi
pasenta, solusio plasenta

Kematian janin < 20 minggu

ABORTUS

Perdarahan Desidua Basalis

Nekrosis Jaringan

Kontraksi Uterus

Hasil Konsepsi terlepas


Nyeri Akut

Osteum uterus interna


terbuka

Hasil konsepsi keluar

Dilatasi serviks

Perdarahan pervaginam

Penanganan terlambat Kecemasan ibu terhadap janin

Resiko Perdarahan Perdarahan meningkat Berduka

Penurunan trombosit, Penurunan leukosit Resiko ketidakseimbangan


eritrosit cairan
Penurunan imun
Resiko Syok
Resiko Infeksi
f. Komplikasi
Menurut Nugroho Taufan (2011) komplikasi dari abortus yang terjadi meliputi:
1) Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil
konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena
perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada
waktunya.
2) Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam
posisi hiperretrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini, penderita perlu diamati
dengan teliti. Jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparotomi, dan
tergantung dari luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau
perlu hosterektomi.
3) Infeksi
Infeksi dalam uterus dan adneksa dapat terjadi dalam setiap abortus tetapi
biasanya didapatkan pada abortus inkomplet yang berkaitan erat dengan
suatu abortus yang tidak aman (Unsafe abortion).
4) Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan
karena infeksi berat (syok endoseptik).
g. Pemeriksaan
1) Pemeriksaan Ginekologi
 Inspeksi vulva : perdarahan per vaginam, ada atau tidak jaringan
hasil konsepsi, tercium atau tidak bau busuk dari vulva
 Inspekulo : pendarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau
sudah tertutup
 Vagina toucher : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba
atau tidak jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih
kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio di goyang, tidak
nyeri pada perabaan adneksa, kavum douglasi tidak menonjol dan
tidak nyeri
2) Pemeriksaan Penunjang
 Tes kehamilan : pemeriksaan HCG, positif bila janin masih hidup,
bahkan 2-3 minggu setelah abortus
 Pemeriksaan Dopler atau USG untuk menentukan apakah janin
masih hidup
 BMR dan kadar ureum darah diukur untuk mengetahui apakah ada
atau tidak gangguan glandula thyroidea
 Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion
 Pemeriksaan kadar hemoglobin cenderung menurun akibat
perdarahan
h. Penatalaksnaan
 Bila ada tanda-tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan
tranfusi darah, untuk memulihkan keadaan umum
 Hasil konsepsi yang terperangkap pada serviks dapat dikeluarkan
secepat mungkin dengan metode kuretase.
 Pengobotan dengan memberikan obat-obatan uterotonika dan
antibiotika untuk menghindari infeksi (martaadisoebrata, 2005).
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1. Konsep Asuhan Keperawatan
a) Pengkajian
1) Data dasar
Pengumpulan data pada pasien dan keluarga dilakukan dengan cara
anamnese, pemeriksaan fisik dan melalui pemeriksaan penunjang.
2) Data pasien
Identitas pasien, usia, status perkawinan, pekerjaan, jumlah anak, agama,
alamat,jenis kelamin, dan pendidikan terakhir.
3) Keluhan utama
Kaji adanya riwayat menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan
pervaginam berulang-ulang.
4) Riwayat kesehatan :
 Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi
ke rumah sakit atau pada saat pengkajian seperti perdarahan
pervaginam di luar siklus haid, pembesaran uterus lebih besar dari
usia kehamilan
 Riwayat kesehatan masa lalu
5) Riwayat pembedahan:
Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien, jenis
pembedahan, kapan, oleh siapa dan di mana tindakan tersebut berlangsung.
6) Riwayat penyakit yang pernah dialami:
Kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh klien misalnya DM, jantung,
hipertensi, masalah ginekologi/urinary, penyakit endokrin, dan penyakit-
penyakit lainnya.
7) Riwayat kesehatan keluarga:
Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram tersebut dapat
diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang
terdapat dalam keluarga.
8) Riwayat kesehatan reproduksi: kaji tentang menorhoe, siklus menstruasi,
lamanya, banyaknya, sifat darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe serta
kaji kapan menopause terjadi.
9) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas: kaji bagaimana keadaan anak
klien mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan
kesehatan anaknya.
10) Riwayat seksual :
Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang digunakan
serta keluhan yang menyertainya.
11) Riwayat pemakaian obat :
Kaji riwayat pemakaian obat-obatan kontrasepsi oral, obat digitalis dan jenis
obat lainnya.
12) Pola aktivitas sehari-hari :
Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektroit, eliminasi (BAB dan BAK),
istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.
13) Pemeriksaan fisik meliputi :
a. Status kesehatan umum
Meliputi kesadaran, suara bicara, pernafasan, suhu tubuh, nadi, tekanan
darah, GCS, BB, TB.
b. Kepala dan Leher
Ada tidaknya kelainan pada kepala dan leher, seperti pembesaran
kelenjar tyroid, keadaan rambut, stomatitis, icterus, maupun anemis dan
ada tidaknya cloasma gravidarum.
c. Telinga
Meliputi kebersihan, ada tidaknya serumen atau benda asing.
d. Hidung
Ada tidaknya pernafasan cuping hidung, polip dan sekret.
e. Dada
Ada tidaknya nyeri dada, pergerakan pernafasan, kebersihan payudara,
hiperpigmentasi pada areola mamae, pembesaran pada payudara.
f. Abdomen
Meliputi tinggi fundus uteri sesuai atau tidak dengan umur kehamilan,
ada tidaknya linea alba dan linea nigra dan bekas operasi SC.
g. Genetalia
Meliputi kebersihan, ada tidaknya varices pada vulva.
h. Anus
Ada tidaknya haemoroid.
i. Punggung
Ada tidaknya punggung lordosis atau kifosis.
j. Ekstremitas
Mencakup ada tidak adanya kecacatan atau fraktur, terpasang infus dan
reflek lutut.
k. Integumen
Mencakup keadaan kulit seperti warna kulit, turgor kulit, dan ada
tidaknya nyeri takan.
14) Pemeriksaan penunjang
a. Tes kehamilan akan menunjukkan hasil positif bila janin masih hidup
bahkan 2-3 hari setelah abortus.
b. Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih
hidup
b) Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d kontraksi uterus (D.0077)
2. Resiko perdarahan b.d meningkatnya perdarahan pervaginam (D.0012)
3. Berduka b.d kehilangan (D.0081)
c) Rencana Keperawatan
1. Nyeri akut b.d kontraksi uterus (D.0077)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 8 jam diharapkan
keluhan pasien menurun dengan kriteria hasil :
a. Tingkat Nyeri (L.08066)
 Keluhan nyeri menurun
 Meringis menurun
 Gelisah menurun
b. Kontrol Nyeri (L.08063)
 Kemampuan menggunakan teknik nonfarmakologis cukup
meningkat
Intervensi
Manajeman Nyeri (1.08238)
Observasi
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
Terapeutik
3. Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
4. Ajarkan teknik non farmakologis
2. Resiko perdarahan b.d meningkatnya perdarahan pervaginam (D.0012)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 8 jam perdarahan
menurun dengan kriteria hasil :
a. Tingkat Perdarahan (L.02017)
 perdarahan vagina menurun
 membran mukosa lembap
 tekanan darah, nadi dan suhu tubuh tetap normal

Intervensi

Manajemen Perdarahan (1.02040)

Observasi

1. Monitor tanda dan gejala perdarahan


2. Monitor tanda-tanda vital
Edukasi
3. Jelaskan tanda-tanda perdarahan
4. Anjurkan melapor jika menemukan tanda-tanda perdarahan
5. Anurkan membatasi aktivitas
Kolaborasi
6. Kolaborasi pemberian caira jika perlu
7. Kolaborasi pemberian tranfusi darah jika perlu
3. Berduka b.d kehilangan (D.0081)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 8 jam diharapkan
pasien dapat mengatasi rasa berduka dengan kriteria hasil :
a. Tingkat Berduka (L.09094)
 Verbalisasi menerima kehilangan cukup menurun
 Verbalisasi perasaan sedih cukup menurun
 Menangis cukup menurun
Intervensi
Dukungan Proses Berduka (1.09274)
Observasi
1. Identifikasi kehilangan yang dihadapi
Terapeutik
2. Motivasi agar mau mengungkapkan perasaan kehilangan
3. Motivasi untuk menguatkan dukungan keluarga atau orang terdekat
4. Diskusikan strategi koping yang dapat digunakan
DAFTAR PUSTAKA

Dyah Sari Romadona. (2015).ASUHAN KEPERAWATAN ABORTUS INKOMPLIT POST


KURETASE PADA NY. A DI BANGSAL BERSALIN BUDI RAHAYU RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH TIDAR MAGELANG().Magelang:Prodi D3 Keperawatan Magelang

Heidi M, Arlene,Sandee (2008). Kehamilan ; Apa yang dihadapi Bulan per Bulan. Jakarta :
ARCAN

Johnson dan Taylor (2005). Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta : EGC

Nugroho, Taufan. (2010). Buku Ajar Obstetri. Nuha Medika.Yogjakarta.

World Health Organization (2013). Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar
dan Rujukan. Jakarta : Unicef

Anda mungkin juga menyukai