Anda di halaman 1dari 10

1

PEMBAHASAN

ABORTUS

DEFINISI

Abortus adalah suatu proses berakhirnya suatu kehamilan, dimana


janin belum mampu hidup di luar rahim ( belum viable ) dengan criteria
usia kehamilan kurang 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
(Sarwono,2005)

ETIOLOGI

Faktor-faktor yang menyebabkan kematian fetus antara lain :

1. Kelainan Ovum
Menurut HERTIG dkk pertumbuhan abnormal dari fetus sering
menyebabkan abortus spontan .Pada ovum abnormal 6%
diantaranya terdapat degenerasi hidatid vili. Abortus spontan yang
disebabkan oleh karena kelainan dari ovum berkurang
kemungkinan kalau kehamilan sudah lebih dari satu bulan, artinya
makin muda kehamilan saat terjadinya abortus makin besar
kemungkinan disebabkan oleh kelainan ovum (50-80%).
(Sarwono,2010)

2. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi :


a. Kelainan kromosom, trisomi, ,monosomi X, triploidi,
polisomi, kromosom sex.
b. Lingkungan kurang sempurna.
c. Pengaruh dari luar : radiasi, virus, obat obatan.

3. Kelainan Sirkulasi plasenta :


Dijumpai pada ibu yang menderita penyakit nefritis,
hipertensi, toksemia gravidarum, anomali plasenta, dan end ateritis
villi korialis karena hipertensi menahun.
2

4. Penyakit pada ibu :


o Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi seperti
pneumonia, tifoid, rubeola, demam malta, dan sebagainya.
Kematian fetus dapat disebabkan karena toksin dari ibu atau
invasi kuman atau virus pada fetus disebabkan karena
toksin dari ibu atau invasi kuman atau virus pada fetus.
o Keracunan Pb, nikotin, gas racun, alkohol, dan lain-lain
o Ibu yang asfiksia seperti pada dekompensasio kordis,
penyakit paru berat, anemi gravis.
o Malnutrisi, avitaminosis dan gangguan metabolisme,
hipotiroid, kekurangan vitamin A, C atau E, diabetes
melitus
5. Kelainan pada traktus genitalia :
a. Anomali kongenital (hipoplasia uteri, uterus bikornis, dll)
b. Mioma uteri sub mukosa
c. Uterus terlalu cepat teregang (kehamilan ganda, mola)
d. Distorsia uterus, misalnya karena terdorong oleh tumor
pelvis
e. Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi
dari ovum yang sudah dibuahi, seperti kurangnya
progesteron atau estrogen, dan endometriris.
6. Inkompetensi cervix
Cervix longgar (tidak sempit lagi) sehingga mudah janin jatuh/
tidak tertahan di dalam. Penyebabnyan curettage (krn perlukaan,
infeksi)danoperasi konisasi (cervix diangkat)

7. Antagonis Rhesus
Pada antagonis rhesus, darah ibu yang melalui plasenta merusak
darah fetus, sehingga terjadi anemia pada fetus yang berakibat
meninggalnya fetus.

FREKUENSI
3

Diperkirakan frekuensi keguguran spontan berkisarantara 10-15%.


Namun demikian, frekuensi seluruh keguguran sukar ditentukan karena
abortus buatan buatan banyak yang tidak dilaporkan, kecuali jika
terjadi komplikasi. Juga karena sebagian keguguran spontan hanya
disertai gejala dan tanda ringan, sehingga wanita tidak datang kedokter
atau RumahSakit.

Makin tua umur, abortus makin sering terjadi. Demikian juga


dengan semakin banyak anak, abortus juga akan semakin sering
terjadi. Semakin tua umur kehamilan, kemungkinan abortus
makin kecil
Wanita < 20 tahun abortus 12%
Wanita > 40 tahun abortus 26%

PATOLOGI

Pada permulaan, terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti oleh


nekrosis jaringan sekitar, kemudian sebagian atau seluruh hasil konsepsi
terlepas. Karena dianggap benda asing maka uterus berkontraksi untuk
mengeluarkannya. Pada kehamilan dibawah 8 minggu hasil konsepsi
dikeluarkan seluruhnya, karena vili korealis belum menembus desidua
terlalu dalam sedangkan pada kehamilan 8-14 minggu telah masuk agak
dalam sehingga sebagian keluar dan sebagian lagi akan tertinggal karena
itu akan terjadi banyak perdarahan.

KLASIFIKASI

Abortus dapat dibagi atas dua golongan (Sarwono,2005) :


4

1. Abortus Spontan
Adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor
mekanis ataupun medisinalis, semata-mata disebabkan olehfaktor-
faktor alamiah.

2. Abortus Provakatus (induced abortion)


Adalah abortus yang disengaja, baik dengan mengunakan obat-
obatan ataupun alat-alat. Abortus ini terbagi lagi menjadi :
a) Abortus Medisinalis
Adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alas an
bila kehamilan dilanjutkan dapat membahayakan jiwa ibu
(berdasarkan indikasi medis).
b) Abortus Kriminalis atau tidak aman
Adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan
yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.

KLINIS ABORTUS SPONTAN

Dapat di bagiatas(Cunningham,2010) :

1. Abortus Imminens ( Threatened abortion, Abortus mengancam )


Adalah ialah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam
uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks. Proses awal dari suatu
keguguran, yang ditandai dengan :
a) Perdarahan pervaginam, sementara ostium uteri eksternum
masih tertutup dan janin masih dalam intrauterine timbul
pada pertengahan trimester pertama
b) Perdarahan biasanya sedikit, hal ini dapat terjadi beberapa
hari.
c) Kadang nyeri, terasa nyeri tumpul pada perut bagian bawah
menyertai perdarahan.
d) Tidak ditemukan kelainan pada serviks dan serviks tertutup

Penatalaksanaan

a) Tirah baring
5

b) Tidak perlu terapi hormonal (estrogen atau progestin) atau


tokolitik (salbutamol atau indometasin) karena obat ini tidak
dapat mencegah abortus.
c) Anjurkan untuk tidak melakukan aktifitas fisik secara
berlebihan atau melakukan hubungan seksual
d) Bila reaksi kehamilan 2x berturut-turut negative, maka
sebaiknya uterus dikosongkan (kuret)

2. Abortus Insipien (Inevitable abortion, Abortus sedang berlangsung)


ialah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang
meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.
Ditandai dengan adanya :
a) robeknya selaput amnion dan adanya pembukaan serviks
b) terjadi kontraksi uterus untuk mengeluarkan hasil konsepsi
c) perdarahan per vaginam masif, kadang kadang keluar
gumpalan darah.
d) Nyeri perut bagian bawah seperti kejang karena kontraksi
rahim kuat.
Penatalaksanaan

Bila kehamilan < 16 minggu dapat dilakukan evakuasi uterus


dengan Aspirasi Vakum Manual (AVM).
Jika evakuasi tidak dapat dilakukan segeral akukan :
- Berikan ergometrin 0,2 mg I.M yang diulangi 15 menit
kemudian jika perlu ATAU Misoprostol 400 mg per oral
dan bila masih diperlukan dapat diulang setelah 4 jam
jika perlu
- Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil
konsepsi dari uterus.
Bila kehamilan > 16 minggu tunggu ekspulsi spontan
kemudian dilakukan evakuasi uterus dengan Aspirasi Vakum
Manual (AVM).
Jika evakuasi tidak dapatdilakukan segera lakukan :
- Induksi oksitosin 20 unit dalam 500 ml NS atau RL
mulai 8 tetes sampai 40 tetes/ menit, sesuai kondisi
6

kontraksi uterus sampai terjadi pengeluaran hasil


konsepsi
- Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil
konsepsi dari uterus.
Lakukan Pemantauan Pasca Abortus

3. Abortus Komplit
ialah proses abortus dimana keseluruhan hasil konsepsi (desidua dan
fetus) telah keluar melalui jalan lahir sehingga rongga rahim kosong.
Tanda dan Gejala
a) Serviks menutup.
b) Rahim lebih kecil dari periode yang ditunjukkan amenorea.
c) Gejala kehamilan tidak ada.
d) Uji kehamilan negatif.
Penatalaksanaan
Tidak perlu evakuasi lagi
Observasi untuk melihat perdarahan banyak/tidak.
LakukanPemantauan PascaAbortus
Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfas ferrosus
600mg/hari selama 2 minggu, jika anemia berat berikan
tranfusi darah.

4. Abortus Inkomplit
ialah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum
20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
Gejala Klinis :
Didapati amenorea, sakit perut, dan mulas-mulas
Perdarahan bisa sedikit atau banyak dan biasanya berupa
stolsel (darah beku).
Sudah ada keluar fetus atau jaringan
Pada pemeriksaan dalam (V.T.) untuk abortus yang baru terjadi
didapati serviks terbuka, kadang-kadang dapat diraba sisa
jaringan pada kanalis servikalis atau kavum uteri, serta uterus
yang berukuran lebih kecil dari seharusnya.
Penatalaksanaan
- Hasil konsepsi yang terperangkap pada serviks yg disertai
perdarahan, dapat dikeluarkan secara digital, atau cunam
ovum kemudian dievakuasi
i. Bila perdarahan berhenti diberi ergometrine 0,2 mg
I.M atau misoprostol 400 mg per oral
7

ii. Bila perdarahan terus berlangsung, evakuasi sisa


konsepsi dengan kuret vakum (KV)
- Bila tidak ada tanda-tanda infeksi, antibiotika prophilaksis
- Bila terjadi infeksi beri Ampicillin 1 gr dan Metronidazol
500 mg setiap 8 jam
- Bila anemia terapi dengan Fe kalau perlu transfusi darah.

5. Missed Abortion
ialah berakhirnya suatu kehamilan sebelum 20 minggu, namun
keseluruhan hasil konsepsi tertahan dalam uterus 8 minggu atau lebih
Gejala Klinis
- Ditandai dengan kehamilan yang normal dengan amenorrhea,
dapat disertai mual dan muntah
- Pertumbuhan uterus mengecil dengan fundus yang tidak
bertambah tinggi.
- Mamae menjadi mengecil
- Gejala-gejala kehamilan menghilang diiringi reaksi
kehamilan menjadi negative pada 2-3 minggu setelah fetus
mati.
- Pada pemeriksaan dalam serviks tertutup dan ada darah
sedikit
- Pasien merasa perutnya dingin dan kosong.

6. Abortus Habitualis
ialah abortus yang terjadi 3 kali berturut turut atau lebih oleh sebab
apapun.
Pemeriksaan :
a. Histero salfingografi, untuk mengetahui adanya mioma uterus
submukosa atau anomali congenital.
b. BMR dan kadar iodium darah diukur untuk mengetahui
apakah ada atau tidak gangguan glandula thyroidea
c. Psikoanalisis
Terapi :

o Pada serviks inkompeten terapinyaoperatif SHIRODKAR


atau MC DONALD (cervical cerlage).
8

o Merokok dan minum alcohol sebaiknya dikurangi atau


dihentikan.
o Pengobatan pada kelainan endometrium pada abortus
habitualis lebih besar hasilnya jika dilakukan sebelum ada
konsepsi daripada sesudahnya.

7. Abortus Infeksious
ialah suatu abortus yang telah disertai komplikasi berupa infeksi
genital
Diagnosis :
- Adanya abortus : amenore, perdarahan, keluar jaringan yang
telah ditolong di luar rumah sakit.
- Pemeriksaan : Kanalis servikalis terbuka, teraba jaringan,
perdarahan, dan sebagainya.
- tanda tanda infeksi yakni kenaikan suhu tubuh lebih dari
38,5 derajat Celcius, kenaikan leukosit dan discharge berbau
pervaginam, uterus besar dan lembek disertai nyeri tekan.
Penatalaksanaan

- Bila perdarahan banyak, berikan transfusi darah dan cairan


yang cukup
- Berikan antibiotika yang cukup dan tepat (buat pemeriksaan
pembiakan da uji kepekaan obat)
o Berikan suntikan penisilin 1 juta satuan
tiap 6 jam
o Berikan suntikan streptomisin 500mg
setiap 12 jam
o Atau antibiotika spektrum luas lainnya.
- Bila tetap terjadi perdarahan banyak setelah 1-2 hari lakukan
dilatasi dan kuretase untuk mengeluarkan hasil konsepsi.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang ini diperlukan dalam keadaan abortus imminens,


abortus habitualis dan missed abortion :
9

1. Pemeriksaan ultrasonographi atau Doppler untuk menentukan


apakah janin masih hidup atau tidak, serta menentukan prognosis.
2. Pemeriksaan kadar fibrinogen pada missed abortion.
3. Tes kehamilan.
4. Pemeriksaan lain sesuai dengan keadaan dan diagnosis pasien.

DIAGNOSIS BANDING

1. KET : nyeri lebih hebat dibandingkan abortus.


2. Mola Hidantidosa : uterus biasanya lebih besar daripada lamanya
anmenore dan muntah lebih sering.
3. Kehamilan dengan kelainan serviks seperti karsinoma servisi uteri,
polipus uteri, dsb.

KOMPLIKASI ABORTUS

1. Perdarahan (hemorrhage)
2. Perforasi : sering terjadi sewaktu dilatasi dan kuretase yang
dilakukan oleh tenaga yang tidak ahli seperti bidan dan dukun.
3. Infeksi dan tetanus
4. Payah ginjal akut
5. Syok, pada abortus dapat disebabkan oleh:
- Perdarahan yang banyak disebut syok hemoragik
- Infeksi berat atau sepsis disebut syok septik atau
endoseptik.
10

DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjisastro H, Safiudin AB, Rachimahadhi T, editor.2005.


Ilmu Kebidanan. Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo, Jakarta
2. Mochtar R, Lutan D.1998. Sinopsis Obstetri. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta
3. Mansjoer A, TORCH. Editor Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R,
Wardhani WI, Setiowulan W. 2011.
KapitaSelektaKedokteranedisiketiga, Jilidpertama, Media
Auesculapius FKUI, Jakarta
4. Cunningham FG, Gant FN, Leveno KJ, dkk.2010. Obstetri
Williams Edisi 22. EGC. Jakarta
5. Llewwllyn, Derek. 2011. Dasar-
dasarObstetridanGinekologiEdisi 6. EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai