Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

ABORTUS INKOMPLIT

A. Pengertian Abortus Inkomplit (Keguguran Tidak Lengkap)


Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500gram (Norma
dan Dwi,2013). Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup di luar kandungan. Usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau
berat janin kurang dari 500 gram (Maryunani A Puspita 2013)
Abortus inkompletus adalah proses abortus di mana sebagian hasil
konsepsi telah keluar melalui jalan lahir (Chrisdiono, 2004) Abortus inkomplit
adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu
dengan masih ada sisa yang tertinggal dalam uterus (Nugroho, 2010). Abortus
inkompletus adalah sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri dan
masih ada yang tertinggal (Prawiraharjo, 2008). Abortus inkomplit adalah
terjadinya keguguran atau pengeluaran sebagian hasil konsepsi sebelum usia
kehamilan mencapai 20 minggu dan masih ada tersisa didalam uterus.

B. Etiologi
Beberapa faktor yang menyebabkan abortus antara lain:
1. Faktor Janin
Faktor janin penyebab keguguran adalah kelainan genetik, dan ini
terjadi pada 50% - 60% kasus keguguran, fakta kelainan yang paling sering
dijumpai pada abortus adalah gangguan pertumbuhan zigot, embrio, janin atau
plasenta.
2. Faktor Ibu
a. Kelainan endokrin (hormonal) misalnya kekurangan tiroid
b. Faktor kekebalan (imunologi) misalnya pada penyakit lupus
c. Infeksi, diduga akibat beberapa virus seperti cacar air, campak jerman,
toksoplasma, herpes, kiamida
d. Kelemahan otot leher Rahim
e. Kelainan bentuk Rahim
3. Faktor Bapak
Kelainan kromosom dan infeksi sperma diduga dapat menyebabkan
abortus.
4. Faktor Genetik
Sekitar 5% abortus terjadi karena faktor genetik. Paling sering
ditemukannya kromosom trisomi dengan trisomi 16. Penyebab yang paling
sering menimbulkan abortus spontan adalah abnormalitas kromosom pada
janin. Lebih dari 60% abortus spontan yang terjadi pada trimester pertama
menunjukkan beberapa tipe abnormalitasgenetik.
5. Faktor anatomi kogenital dan didapat pernah dilaporkan timbul
pada 10-15% wanita dengan abortus spontan yang rekuren.

C. Manifestasi klinlik
1. Amenorea
2. Sakit perut (mulas-mulas)
3. Perdarahan biasanya berupa stolsel (bekuan darah)
4. Bila terjadi pendarahan hebat ada tanda anemis
5. Jaringan teraba dalam kavum uteri atau kadang sudah menonjol dari ostium
uteri.
6. Kram/Nyeri abdomen bagian bawah

A. Klasifikasi Abortus
Berdasarkan jenis tindakan, abortus dibedakan menjadi 2 golongan yaitu
(Abortus Spontan dan Abortus Provakatus) :
1. Abortus spontan
Abortus yang berlangsung tanpa tindakan, yang disebabkan oleh sebab
alami
2. Abortus Kompletus (keguguran lengkap)
Keluarnya seluruh hasil konsepsi sebelum usia kehamilan mencapai 20
minggu sehingga rongga rahim kosong. Perdarahan dan rasa nyeri kemudian
akan berhenti, serviks menutup dan uterus mengalami involusi.
3. Abortus inkomplit
Abortus inkomplit adalah terjadinya keguguran dengan dikeluarkannya
hasil konsepsi (Manuaba, 2009).
4. Abortus Insipiens
Merupakan suatu abortus yang sedang mengancam, ditandai dengan
pecahnya selaput janin dan adanya serviks telah mendatar dan ostium telah
terbuka.
5. Abortus Iminens (keguguran membakat)
Keguguran membakat dan akan terjadi. Dalam hal ini keluarnya fetus
masih dapat dicegah dengan memberikan obat-obatan hormonal dan
antipasmodika serta istirahat.
6. Missed Abortion
Embrio atau fetus telah meninggal dalam kandungan sebelum
kehamilan 20 minggu, akan tetapi hasil konsepsi seluruhnya masih tertahan
dalam kandungan selama 8 minggu atau lebih. Perdarahan pervagina berhenti
namun produk pembuahan meninggal dan tetap dalam rahim. Selanjutnya
rahim tidak membesar bahkan mengecil kembali karena absorpsi air ketuban
dan maserasi janin, buah dada mengecil kembali.
7. Abortus Habitualis (keguguran berulang)
Adalah keadaan dimana penderita mengalami keguguran berturut-turut
3 kali atau lebih.
8. Abortus Infeksiosus dan Abortus septi
Abortus infeksiosus adalah keguguran yang disertai infeksi genetalia.
Abortus septik adalah keguguran yang disertai infeksi berat dengan
penyebaran kuman atau toksinnya kedalam peredaran darah atau peritoneium.
9. Abortus Provakatus
Adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan
maupun alat-alat. Abortus ini dibagi menjadi dua yaitu (Abortus Medisinalis
dan Abortus Kriminalis)
10. Abortus medisinalis (abortus therapeutika)
Adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila
kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi
medis).
11. Abortus kriminalis
Adalah abortus yang terjadi dikarena tindakan-tindakan yang tidak legal
atau tidak berdasarkan indikasi medis.

D. Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi tindakan pendarahan dalam desidua basalis
kemudian diikuti oleh nekrosis jaringan disekitarnya. Hal tersebut menyebabkan
hasil konsepsi terlepas sebagian, sehingga merupakan benda asing dalam uterus.
Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya
sehingga menyebabkan nyeri. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil
konsepsi biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi koriales belum menembus
desidua lebih dalam, sehingga hasil konsepsi mudah dilepaskan. Pada kehamilan 8
sampai 14 minggu villi koriales menembus desidua lebih dalam, sehingga
umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan banyak
perdarahan. Pada kehamilan 14 minggu keatas umumnya yang dikeluarkan setelah
ketuban pecah janin disusul dengan plasenta. Perdarahan jumlahnya tidak banyak
jika plasenta terlepas dengan lengkap (Rahmawati, 2011).

E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan ultrasonografi (USG)
2. Pemeriksaan vagina, kanalis servikalis terbuka dan jaringan dapat teraba
dalam kavum uteri.
3. Pemeriksaan histerosalfingografi, untuk mengetahui ada tidaknya mioma
uterus submukosa dan anomalia kogenital.
4. Pemeriksaan laboratorium

F. Penanganan
1. Bila ada tanda-tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan
tranfusi darah, untuk memulihkan keadaan umum
2. Bila terjadi pendarahan yang hebat, dianjurkan segera melakukan pengeluaran
sisa hasil konsepsi secara manual agar jaringan yang mengganjal terjadinya
kontraksi uteru segera dikeluarkan, kontaksi uterus dapat berlangsung baik
dan perdarahan bias berhenti.
3. Hasil konsepsi yang terperangkap pada serviks dapat dikeluarkan secepat
mungkin dengan metode kuretase.

G. Komplikasi
1. Perdarahan hebat
2. Syok
3. Perforasi uterus
4. Infeksi/sepsis
5. Kematian kerena perdarahan
DAFTAR PUSTAKA

Norma D, N, dan M. Dwi S. 2013. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta:


Nuha Medika
Nugroho, Taufan. (2010). Buku Ajaran Obstetri. Nuha Medika. Yogyakarta.
Manuaba, Ida Bagus Gde (2009). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.
Jakarta. EGC.
Maryunani, A. Puspita, E. 2013. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: TIM.
Rahmawati, Eni Ida. (2011). Ilmu Praktis Kebidanan. Surabaya. Victory Inti
Cipta. Surabaya

Anda mungkin juga menyukai