PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
bekerjasama menyelesaikan masalah, dan menyatukan pendapat untuk
memperoleh keberhasilan yang optimal baik kelompok maupun individual.
2
melaksanakan kegiatan. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan yang
diinginkan anggota kelompok harus saling membantu satu sama lain untuk
keberhasilan kelompoknya dan atau yang lebih penting adalah memberi
dorongan atau dukungan pada anggota lain untuk berusaha mencapai tujuan
yang maksimal.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat penelitian
3
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
E. Sistematika Penulisan
BAB II
4
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
I. Hakikat Belajar
5
Dibandingkan dengan pengertian pertama, maka jelas bahwa tujuan
belajar itu prinsipnya sama, yakni perubahan tingkah laku, hanya berbeda cara
atau usaha pencapaiannya. Pengertian ini menitik beratkan pada interaksi
antar individu dengan lingkungan. Di dalam interaksi inilah terjadi serangkian
pengalaman belajar.
1. Situasi belajar harus bertujuan dan tujuan-tujuan itu diterima baik oleh
masyarakat. Tujuan merupakan salah satu aspek dari situasi belajar.
3. Di dalam mencapai tujuan itu siswa senantiasa akan menemukan kesulitan,
rintangan-rintangan dan situasi yang tidak menyenangkan.
6
Belajar menurut psikologi klasik mengemukakan bahwa manusia
terdiri dari jiwa (mind) dan badan (body) atau zat (matter). Jiwa dan zat ini
berbeda satu sama lain. Badan adalah suatu objek yang sampai ke alat indera,
sedangkan jiwa dalah sutau realita yng non material, yang ada di dalam badan,
yang berpikir, merasa, berkeinginan, mengontrol kegiatan badan, serta
bertanggung jawab. Zat sifatnya terbatas, dan bukan suatu realita keseluruhan,
melainkan berkenaan dengan proses-proses material, yang terkait dengan
hukum-hukum mekanis. Sedangkan jiwa merupakan fakta-fakta tersendiri,
seperti : rasa sakit, frustasi, aspirasi, apresiasi, tujuan dan kehendak, itu semua
bukan hasi dari zat, tetapi mempunyai sumber tersendiri dalam realita yang
berbeda, yang mempunyai hak bicara dan secara relatif bebas dari hukum-
hukum mekanis. Realita ini disebut mind substansi.
7
memegang peranan penting. Lebih banyak latihan dan ulangan, maka akan
lebih dan lebih lama pengalaman dan pengetahuan itu tinggal dalam
kesadaran dan ingatan seseorang, dan sebaliknya kurang ulangan dan latihan
maka pengalaman/pengetahuan akan cepat terlupakan
8
II. Hasil Belajar
9
dan perbedaan; dan 4) kemempuan melakukan kajian secara menyeluruh.
Kemampuan tersebut sudah dapat diterapkan di Sekolah Dasar khususnya
pada kelas tinggi.
10
penguasaan kaidah-kaidah tata bahasa secara langsung diterapkan dalm
pemakaian bahasa.
11
a. Kesamaan tujuan
b. Ketergantungan positif
12
V. Metode Pembelajaran
13
pembelajaran tersebut, diperlukan suatu metode yang fungsinya sebagai
alternatif cara dalam mencapai tujuan tersebut. Metode yang digunakan harus
bervariasi sehingga tidak menimbulkan kejenuhan aktivitas dalam proses
pembelajaran.
Sri Anita W,dkk (2008 : 51) prinsip terutama berkaitan dengan faktor
perkembangan kemampuan siswa, diantaranya berikut ini :
14
9. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi
dalam belajar.
1. Sebagai alat atau cara untuk mecapai tujuan pembelajaran atau membentuk
kompetensi siswa. Setiap pembelajaran memiliki tujuan sehingga dalam
proses pembelajarannya ada cara maupun teknik yang mmungkinkan dapat
mencapai tujuan tersebut secara efektif tersebut.
2. Sebagai gamabaran aktivitas yang harus ditempuh oleh siswa dan guru
dalam kegiatan pembelajaran. Tahapan-tahapan kegiatan belajar mengajar
pada dasarnya adalah proses dari masing-masing metode yang digunakan
dalam pembelajaran tersebut.
15
metode mengajar. Ada beberapa tingkatan dalam tujuan pembelajaran, tujuan
yang paling tinggi adalah Tujuan pendidikan Nasional(TPN), kemudian
dijabbarkan pada Tujuan Satuan Pendidikan (Institusional), tujuan bidang
studi ?Mata Pelajaran dan Tujuan Pembelajaran (Instruksional).
a. Kognitif
b. Afektif
16
1. Penerimaan, lebih menekankan pada kemampuan peka, atau kemampuan
menerima.
2. Partisipasi, lebih menenkankan pada turut serta pada sesuatu kegiatan dan
kerelaan hati.
c. Psikomotorik
17
dan waktu, seperti nama dan tahun yang berhubungan dengan peristiwa atau
sejarah.
4. Faktor siswa
Faktor siswa merupakan salah satu faktor yang hharus dipertimbangkan dalam
pemilihan metode mengajar. Aspek ini terutama berkaiatan dengan kesegaran
mental (antusias dan kelelahan), jumlah dan kemampuan siswa. Guru harus
bisa mengelola pembelajaran berdasarkan jumlah siswa, mengatur tempat
duduk, bersifat fleksibel, dan mendukung terhadap proses pembelajaran.
18
Supaya memperoleh hasil belajaryang optimal maka setiap peristiwa harus
dirancang secara sistematis dan sistemik. Salah satu diantaranya adalah
tersedianya fasilitas, media dan sumber belajar. Guru tidak akan memilih
metode mengajar yang memungkinkan menggunakan fasilitas atau alat belajar
yang beragam jika di sekolahnya tidak memiliki fasilitas dan alat belajar
lengkap. Dalam hal ini perlu diupayakan, apabila guru dan siswa akan
menggunakan alat atau fasilitas maka guru bersangkutan sebelum pembelajran
harus mempersiapkan terlebih dahulu.
19
terdiri dari 4 sampai 6 orang dengan sstuktur kelompoknya yang bersifat
heterogen.
Beberapa teori yang mendasari, mengapa siswa yang bekerja sama dalam
kelompok kooperatif lebih banyak dari pada kelas yang diorganisasikan secara
tradisional adalah sebagai berikut (Slavin, 1995 :16).
1. Teori Motivasi
2. Teori
3. Akademik
20
pembelajaran kooperatif telah menunjukkan bahwa struktur penghargaan
kooperatif dapat meningkatkan nilai yang diperoleh siswa dan mengubah
norma-norma yang sesuai dengan prestasi itu (Arends, 1997 : 111). Selain itu,
pembelajaran kooperatif dapt bermanfaat bagi siswa yang berprestasi remdah
dan tinggi bersama-sama dalam mengajarkan tugas-tugas akademik. Siswa
yang berprestasi tinggi secara akademik akan memperoleh lebih banyak
karena ia berfungsi sebagai tutor yang membutuhkan pemikiran yang lebih
mendalam tentang konsep-konsep suatu pelajaran.
21
Student Team Achievement Division (STAD) merupakan salah satu
metode atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan
baik untuk guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas,
STAD juga merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang
efektif. Hasnawati (2008:10) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif
tipe STAD terdiri dari lima komponen utama, yaitu penyajian kelas, belajar
kelompok, kuis, skor pengembangan dan penghargaan kelompok. Selain itu
juga terdiri dari siklus kegiatan pengajaran yang teratur.
Model ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawannya. Tive ini
merupakan tipe yang paling sederhana diantara tipe-tipe model pembelajaran
kooperatif para guru menggunakan pembelajaran kooperatif tipe stad untuk
mengajarkan informasi akademik baru kepada siswa,baik melalui penyajian
verbal maupun tertulis.
22
e. Guru member kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab,
tidak dibolehkan siswa saling membantu
f. Memberi evaluasi
g. Kesimpulan.
B. Kerangka Pikir
Oleh karena itu, kerangka pikir dalam usul penelitian ini digambarkan dalam
skema sebagai berikut :
Metode kooperatif
23
Tipe STAD
Siklus I
Siklus II
Temuan
C. Hipotesis Tindakan
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
2) Desain Penelitian
Desain penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan terdiri atas dua siklus yaitu
siklus pertama dan siklus kedua. Siklus pertama terdiri atas dua kali tatap muka
dan siklus kedua dua kali tatap muka. Apabila masih terdapat hal-hal yang perlu
diperbaiki pada siklus kedua maka akan dilakukan siklus ketiga
sebagai penyempurna dan perbaikan dari pelaksanaan tindakan siklus kedua,
tetapi jika sudah dilakukan siklus kedua dan sudah memperlihatkan hasil yang
diinginkan maka tidak perlu dilakukan lagi siklus ketiga. Gambaran umum
yang dilakukan pada setiap siklus adalah perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan,dan refleksi.
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
Pelaksanaan
Pengamatan
25
Perencanaan
Pelaksanaan
SIKLUS I
SIKLUS II
Berdasarkan skema diatas, maka prosedur kerja penelitian tindakan kelas ini
adalah sebagai berikut:
SIKLUS I
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan tindakan
26
e. Pemberian tugas untuk mengetahui pencapaian indikator hasil belajar setelah
proses pembelajaran.
g. Perbaikan jawaban siswa terhadap indikator yang belum dicapai pada tugas
yang diberikan dan menuliskan komentar tentang kekurangan dan kelebihan
siswa terhadap tugas yang dikerjakan.
3. Tahap Pengamatan
Hasil yang dicapai dalam tahap observasi dan evaluasi dikumpul kemudian
dilakukan analisis dan refleksi. Refleksi dimaksudkan untuk melihat apakah
rencana telah dilaksanakan secara optimal atau perlu dilakukan perbaikan.
Aspek-aspek yang dianggap bagus tetap dipertahankan, sedangkan
kekurangannya menjadi pertimbangan dan revisi pada siklus berikutnya yang
masih merupakan masalah dalam siklus I.
SIKLUS II
1. Perencanaan
b. Mempersiapkan perangkap pembelajaran.
27
c. Mempersiapkn lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa selama
berlangsungnya pembelajaran
2. Pelaksanaan Tindakan
3. Observasi
Hasil yang dicapai dalam tahap observasi dan evaluasi akan dianalisis dan
merupakan hasil akhir pelaksanaan tindakan siklus II kemudian melakkan
refleksi dengan maksud untuk melihat apakah rencana telah terlaksana secara
optimal atau perlu dilakukan perbaikan. Apabila dalam tindakan siklus II masih
ada kekurangan maka dilaksanakan siklus berikutnya untuk melakukan
perbaikan.
1. Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan
dalam belajar.
28
kooperatif tipe STAD adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
paling sederhana dengan mengelompokkan siswa menjadi kelompok dengan
anggota 4-5 orang. Setiap kelompok harus heterogen (Ibrahim 2000:10)
D. Instrumen Penelitian
Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, dalam
arti bahwa peneliti keseluruhan dari proses penelitian , mulai dari terjun
kelapangan, mengumpulkan data, sampai kepada menarik kesimpulan.
Adapun instrument bentuk tes bantuan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah menggunakan yaitu tes tertulis dan uraian. Sedangkan dalam bentuknon
tes adalah observasi, catatan guru, dan wawancara Instrumen lain adalah RPP.
a. Tes
b. Wawancara
c. Teknik observasi
29
bahasa Indonesia murid dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan
statistik diskriftif.
30