BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Kematian maternal merupakan masalah besar, khusunya dinegara yang sedang berkembang
sekitar 98 – 99 % kematian maternal terjadi dinegara berkembang, sedangkan dinegara maju
hanya sekitar 1 – 2 %. Sebenarnya sebagian besar kematian tersebut masih dapat dicegah apabila
dapat diberikan pertolongan pertama yang adekuat (Manuaba,2007)
Menurut laporan WHO tahun 1996, terjadi kematian maternal sekitar 586.000 orang/tahun,
sedangkan kematian perinatal adalah sekitar sepuluh juta. Sekitar 98-99% kematian terjadi
dinegara berkembang (573.000 orang). Sekitar sepertiga kematian terjadi akibat pertolongan
gugur kandung tidak aman dan tidak bersih (191.100 orang). Penyebab utama masih tetap trias
penyebab kematian berupa pendarahan 60% (343.000 orang), infeksi 25% (143.250 orang),
gestosis. Penyebab lain hanya menimbulkan kematian pada 5% kematian maternal/perinatal.
Lamanya kehamilan yang normal adalah 40 minggu dihitung dari haid pertama yang terakir.
Kadang-kadang kehamilan berakir sebelum waktunya dan ada kalanya melebihi waktu normal.
Abortus atau keguguran adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat bertahan hidu,
yaitu sebelum kehamilan berusia 22 minggu atau berat janin belum mencapai 500 gram. Abortus
biasanya ditandai dengan terjadinya pendarahan pada wanita yang sedang hamil, dengan adanya
peralatan USG, sekarang dapat diketahui bahwa abortus dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yang
pertama yaitu abortus akibat kegagalan perkembangan janin dimana gambaran USG menunjukan
kantong kehamilan yang kosong, sedangkan jenis yang kedua adalah abortus karena kematian
janin, dimana janin tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti denyut jantung atau
pergerakan yang sesuai dengan usia kehamilan (obstetric patologi FK UNPAD)
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Ciri-ciri :
a. Terasa nyeri, kram berat
b. Perdarahan banyak bahkan disertai gumpalan
c. Pemeriksaan dalam
- Pembukaan sudah ada
- Ketuban menonjol
- Terasa kontraksi uterus berlanjut
d. Tes hamil mungkin masih positif
Ciri-ciri :
a. Sudah terjadi abortus dengan mengeluarkan jaringan tetapi sebagian masih berada didalam
uterus
b. Merupakan ancaman terjadi perdarahan
c. Pemeriksaan dalam :
- Pembukaan masih ada, mungkin teraba jaringan sisa
- Perdarahan mungkin makin bertambah, setelah pemeriksaan dalam
d. Tes kehamilan mungkin masih positif, tetapi hamil tidak dapat dipertahankan
Ciri-ciri :
a. Perdarahan sudah minimal
b. Jaringan sudah ekpulsi total
c. Besarnya uterus mendekati normal
d. Pemeriksaan dalam :
- Pembukaan masih ada, jarinagn kosong
- Perdarahan minimal
2.7. Komplikasi
Komplikasi yang paling berbahaya pada abortus adalah perdarahan, perforasi, infeksi dan syok.
a. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu
pemberian transfisi darah. Kematian karena pendarahan dapat terjadi apabila pertolongan telah
diberikan pada waktunya.
b. Perforasi
Perforasi kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hipertrofleksi. Jika terjadi
peristiwa ini, penderita perlu diamati dengan teliti. Jiak ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan
laparatomi dan tergantung dari luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi.
c. Infeksi
Infeksi dalam uterus dan adexa dapat terjadi dalam setiap aborus, tetapi biasanya didapatkan
pada abirtus inkomplit yang berkaitan erat dengan suatu abortus yang tidak aman (unsafe
abrotion)
d. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi berat
(syok endoseptik)
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Abortus atau keguguran adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat bertahan
hidu, yaitu sebelum kehamilan berusia 22 minggu atau berat janin belum mencapai 500 gram.
Abortus biasanya ditandai dengan terjadinya pendarahan pada wanita yang sedang hamil, dengan
adanya peralatan USG, sekarang dapat diketahui bahwa abortus dapat dibedakan menjadi 2 jenis,
yang pertama yaitu abortus akibat kegagalan perkembangan janin dimana gambaran USG
menunjukan kantong kehamilan yang kosong, sedangkan jenis yang kedua adalah abortus karena
kematian janin, dimana janin tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti denyut jantung
atau pergerakan yang sesuai dengan usia kehamilan (obstetric patologi FK UNPAD)
Abortus dibagi menjadi 2 macam yaitu abortus spontan dan abortus buatan. Abortus
menurut klinisnya terbagi menjadi abortus immines. Abortus insipient, abortus komplit dan
abortus inkomplit. Abortus mempunyai berbagai macam penyebab dan juga ada komplikasinya.
Menajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang di gunakan sebagai metode
untuk mengorganisasikan pikiran serta tindakan berdasarkan teori ilmiah.Penemuan –penemuan
ketrampilan dalam rangkaian tahapan untuk mengambil keputusan yang berfokus pada
klien .Asuhan kebidanan ini adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada pasien
pelaksanaannya dilakukan dengan cara bertahap dan sistematis melalui suatu proses yang disebut
manajemen kebidanan menurut Varney.
1.2 Saran
Dengan adanya manajemen kebidanan diharapkan mahasiswa dapat menerapkan asuhan
yang diberikan sesuai dengan standar profesi
DAFTAR PUSTAKA
Poskan Komentar
Arsip Blog
▼ 2012 (5)
o ► Mei (1)
o ▼ April (4)
ABORTUS
PELECEHAN SEKSUAL
GIZI PADA IBU NIFAS
Anemia postpartum
Mengenai Saya
dewi-berbagiilmukebidanan.blogspot.com
Lihat profil lengkapku