Anda di halaman 1dari 46

Tugas Keperawatan Maternitas

ASUHAN KEPERAWATAN ANTE NATAL CARE


PADA KLIEN “NY. I” DI RUANG KEBIDANAN
RSUD KOTA BAUBAU
TAHUN 2018

OLEH :
NUR RAHMI AFRA MANSUR
(164201019001)
NON REGULER

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN (STIKES)


IST BUTON 2020
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu)
pada atau sebelu kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan
belum mampu untuk hidup di luar kandungan.
(Sarwono, P. 2002)
Berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar disebut
abortus. Anak baru mungkin hidup di dunia luar kalau beratnya telah mencapai
1000 gram atu umur kehamilan 28 minggu. Ada juga yang mengambil sebagai
batas untuk abortus berat anak yang kurang dari 500 gram. Jika anak yang lahir
beratnya antara 500 dan 999 gram disebut partus immaturus.
(Fakultas Kedokteran UNPAD)
Abortus dapat dibagi menjadi sebagai berikut:
1. Abortus spontan (terjadi dengan sendiri, keguguran); merupakan kurang
lebih 20% dari semua abortus.
2. Abortus provokatus (disengaja, digugurkan); 80% dari semua abortus.
a) Abortus provokatus artificialis atau abortus terapeutikus
Abortus provokatus artificialis adalah pengguran kehamilan, biasanya
dengan alat-alat dengan alasan bahwa kehamilan membahayakan
membawa maut bagi ibu, misalnya karena ibu berpenyakit berat.
Abortus provokatus pada hamil muda dibawah 12 minggu dapat
dilakukan dengan pemberian prostaglandin atau kuretase dengan
penyedotan (vacum) atau dengan sendok kuret.
Pada hamil yang tua diatas 12 minggu dilakukan histerektomi, juga dapat
disuntikkan garam hipertonis (20%) atau prostaglandin intra-amnial.
Indikasi untuk abortus terapeutikus misalnya: penyakit jantung (jantung
rheumatic), hipertensi esentialis, karsinoma serviks.
b) Abortus provokatus kriminalis.
Abortus provokatus kriminalis adalah pengguguran kehamilan tanpa
alasan medis yang syah dan dilarang oleh hukum.

Secara klinis masih ada istilah-istilah sebagai berikut:


1) Abortus imminens (keguguran mengancam). Abortus baru mengancam dan
masih ada harapan untuk mempertahankannya.
2) Abortus incipiens (keguguran berlangsung). Abortus ini sudah berlangsung
dan tidak dapat dicegah lagi.
3) Abortus inkompletikus (keguguran tidak lengkap). Sebagian dari buah
kehamilan telah dilahirkan tapi sebagian (biasanya jaringan plasenta masih
tertinggal didalam rahim.
4) Abortus kompletikus (keguguran lengkap). Seluruh buah kehamilan telah
dilahirkan dengan lengkap.
5) Missed abortion (keguguran tertunda). Missed abortion adalah keadaan
dimana janin telah mati sebelum minggu ke-22, tetapi tertahan didalam
rahim selama 2 bulan atau lebih setelah janin mati.
6) Abortus habitualis (keguguran berulang-ulang). Ialah abortus yang telah
berulang dan berturut-turut terjadi; sekurang-kurangnya tiga kali berturut-
turut.

B. Etiologi
Walaupun terjadinya abortus habitualis berturut-turut mungkin kebetulan, namun
wajar untuk memikirkan adanya sebab dasar yang mengakibatkan peristiwa
berulang ini. Sebab dasar ini dalam kurang lebih 40% tidak diketahui; yang
diketahui, dapat dibagi dalam tiga golongan:
1. Kelainan pada zigote
Agar bisa menjadi kehamilan, dan kehamilan itu dapat berlangsung terus
dengan selamat, perlu adanya penyatuan antara spermatozoon yang normal
dengan ovum yang normal pula.
Kelainan genetik pada suami atau istri dapat menjadi sebab kelainan pada
zigote dengan akibat terjadinya abortus. Dapat dikatakan bahwa kelainan
kromosomal yang dapat memegang peranan dalam abortus berturut-turut,
jarang terdapat. Dalam hubungan ini dianjurkan untuk menetapkan kariotipe
pasangan suami istri apabila terjadi sedikit-sedikitnya abortus berturut-turut
tiga kali, atau janin yang dilahirkan menderita cacat.

2. Gangguan fungsi endometrium yang menyebabkan gangguan implantasi


ovum yang dibuahi dan gangguan dalam pertumbuhan mudigah.
Malfungsi endometrium yang mengganggu implantasi dan mengganggu
mudigah dalam pertumbuhannya.
Di bawah pengaruh estrogen, endometrium yang sebagian besar hilang pada
waktu haid, timbul lagi sesudah itu, dan dipersiapkan untuk menerima
dengan baik ovum yang dibuahi. Sesudah ovulasi glikogen yang terhimpun
dalam sel-sel basal endometrium memasuki sel-sel dan lumen kelenjar-
kelenjar dalam endometrium, untuk kelak dibawah pengaruh alkalin
fosfatase diubah menjadi glukose. Di samping zat hidrat arang tersebut
dibutuhkan pula protein, lemak, mineral, dan vitamin untuk pertumbuhan
mudigah.
Faktor-faktor yang dapat mengakibatkan gangguan dalam pertumbuhan
endometrium adalah :
a) Kelainan hormonal
Pada wanita dengan abortus habitualis, dapat ditemukan bahwa fungsi
glandula tiroidea kurang sempurna. Oleh sebab itu pemeriksaan fungsi
tiroid pada wanita-wanita dengan abortus berulang perlu dilakukan;
pemerikasaan ini hendaknya dilakukan diluar kehamilan. Selain itu
gangguan fase luteal dapat menjadi sebab infertilitas dan abortus muda
yang berulang. Gangguan fase luteal dapat menyebabkan disfungsi tuba
dengan akibat transfor ovum terlalu cepat, motilitas uterus yang
berlebihan dan kesukaran dalam nidasi karena endometrium tidak
dipersiapkan dengan baik.
b) Gangguan nutrisi
Penyakit-penyakit yang mengganggu persediaan zat-zat makanan untuk
janin yang sedang tumbuh dapat menyebabkan abortus. Anemia yang
berat, penyakit menahun dan lain-lain akan mempengaruhi gizi penderita.
c) Penyakit infeksi
Penyakit infeksi menahun yang dapat menjadi sebab kegagalan
kehamilan ialah luwes. Disebut pula mikoplasma hominis yang
ditemukan di serviks uteri, vagina dan uretra. Penyakit infeksi akut dapat
menyebabkan abortus yang berturut-turut.
d) Kelainan imunologik
Inkomtabilitas golongan darah A, B, O, dengan reaksi antigen-antibodi
dapat menyebabkan abortus berulang, karena pelepasan histamin
mengakibatkan vasodilatasi dan peningkatan fragilitas kapiler.
Inkomtabilitas karena Rh faktor dapat menyebabkan abortus berulang,
tetapi hal itu biasanya menyebabkan gangguan pada kehamilan diatas 28
minggu.
e) Faktor psikologis
Dibuktikan bahwa ada hubungan antara abortus berulang dan keadaan
mental, akan tetapi sebelum terang sebab musababnya. Yang peka
terhadap terjadinya abortus ialah wanita yang belum matang secara
emosional dan sangat mengkhawatirkan risiko kehamilan; begitu pula
wanita yang sehari-hari bergaul dalam dunia pria dan menganggap
kehamilan sebagai suatu beban yang berat.
Dalam hal-hal tersebut diatas, peranan dokter untuk menyelamatkan
kehamilan sangat penting. Usaha-usaha dokter untuk mendapatkan
kepercayaan pasien, dan menerangkan segala sesuatu kepadanya, sangat
membantu.

3. Kelainan anatomik pada uterus yang dapat menghalangi berkembangnya


janin didalamnya dengan sempurna.
Kelainan bawaan dapat menjadi sebab abortus habitualis, antara lain hipoplasia
uterus, subseptus uterus bikornis dan sebagainya. Akan tetapi pada kelainan
bawaan seperti uterus bikornis, sebagian besar kehamilan dapat berlangsung
terus dengan baik. Walaupun pada abortus habitualis perlu diselidiki dengan
histerosalpingografi, apakah ada kelainan bawaan, perlu diperiksa pula apakah
tidak ada sebab lain dari abortus habitualis, sebelum menganggap kelainan
bawaan uterus tersebut sebaga sebabnya.
Diantara kelainan-kelainan yang timbul pada wanita dewasa terdapat laserasi
serviks uteri yang luas, tumor uterus khususnya mioma, dan serviks uteri
yang inkompeten. Pada laserasi yang cukup luas, bagian bawah uterus tidak
dapat memberi perlindungan pada janin dan dapat menjadi abortus, biasanya
pada inkompeten; pada kehamilan 14 minggu atau lebih ostium uteri
internum perlahan-lahan membuka tanpa menimbulkan rasa nyeri dan
ketuban mulai menonjol. Jika keadaan dibiarkan, ketuban pecah dan terjadi
abortus. Mioma uteri, khususnya berjenis sub mukus, dapat mengganggu
implantasi ovum yang dibuahi atau pertumbuhannya didalam cavum uteri.

C. Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya keguguran mulai dari terlepasnya sebagian atau
seluruh jaringan plasenta yang menyebabkan perdarahan sehingga janin
kekurangan nutrisi dan O2 .bagian yang terlepas dianggap benda asing, sehingga
rahim berusaha untuk mengeluarkan dengan kontraksi.
Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan seluruhnya atau sebagian masih
tertinggal yang menyebabkan berbagai penyakit. Oleh karena itu, keguguran
memberikan gejala umum sakit perut karena kontraksi rahim, terjadi perdarahan,
dan disertai pengeluaran seluruh atau sebagian hasil konsepsi.
Bentuk perdarahan bervariasi diantaranya:
1. sedikit-sedikit dan berlangsung lama
2. sekaligus dalam jumlah yang besar dapat disertai gumpalan
3. akibat perdarahan tidak menimbulkan gangguan apapun; dapat menimbulkan
syok, nadi meningkat, tekanan darah turun, tampak anemis dan daerah ujung
(akral) dingin.

Bentuk pengeluaran hasil konsepsi bervariasi:


1. umur kehamilan dibawah 14 minggu dimana plasenta belum terbentuk
sempurna, dikeluarkan seluruh atau sebagian hasil konsepsi.
2. diatas 16 minggu, dengan pembentukan plasenta sempurna dpat didahului
dengan ketuban pecah diikuti pengeluaran hasil konsepsi, dan dilanjutkan
dengan pengeluran plasenta berdasarkan proses persalinannya dahulu
disebutkan persalinan immaturus.
3. hasil kosepsi tiak dikeluarkan lebih dari 6 minggu, sehingga terjadi ancaman
baru dalam bentuk gangguan pembekuan darah.

Berbagai bentuk perubahan hasil konsepsi yang tidak dikeluarkan dapat terjadi:
1. mola karnosa: hasil konsepsi menyerap darah, terjadi gumpalan seperti
daging.
2. mola tuberosa: amnion berbenjol-benjol, karena terjadi hematoma antara
amnion dan karion
3. fetus kompresus: janin mengalami mumifikasi, terjadi penyerapan kalsium,
dan tertekan sampai gepeng.
4. fetus papiraseus: kompresi fetus berlangsung terus, terjadi penipisan, laksna
kertas.
5. blighted ovum: hasil konsepsi yang dikeluarkan tidak mengandung janin,
hanya benda kecil yang tidakberbentuk.
6. missed abortion: hasil konsepsi yang tidak dikeluarkan lebih dari 6 minggu.
D. Pathway

Kelainan zigot Kelainan hormonal G3. nutrisi Penyakit infeksi Kelainan imunologik Factor psikologis Kelainan anatomic uterus

Embrio tidak bisa berkembang Pertubuhan janin intra uteri tidak sempurna

G3. fungsi endometrium

G3. implantasi hasil konsepsi

G3. pertumbuhan mudigah

Abortus Kehilangan calon anak Berduka

Komplit Inkomplit
E.
Komplit
Inkomplit

Seluruh hasil konsepsi keluar Plasenta tertinggal dalam rahim Dikeluarkan


Kuretase

Uterus berkontraksi
Pembuluh darah masih terbuka
Alat yang tidak steril
Perdarahan

G3. rasa nyamn nyeri


Kembali normal dalam 10 hari
Perdarahan massif
Resti infeksi

Syok hipovolemik Nadi ↓

TD ↓
Distribusi darah ke jaringan ↓

Akral dingin

G3 perfusi jaringan
F. Penatalaksanaan Kuretase
1. Persiapan Sebelum Tindakan
a) Pasien
1) cairan dan selang infus sudah terpasang, perut bawah dan lipat
paha sudah dibersihkan dengan air dan sabun.
2) Uji fungsi dan kelengkapan peralatan resusitasi kardiopulmoner.
3) Siapkan kain alas bokong dan penutup perut bawah.
4) Medikamentosa
- Analgetika (pethidin 1-2 mg/kg BB, ketamin HCI 0,5 mg/kg
BB, tramadol 1-2 mg/kg BB)
- Sedatifa (diazepan 10 mg)
- Atropin sulfat 0,25-0,50 mg/kg
5) Larutan antiseptik (povidon iodin 10%).
6) Oksigen dengan regulator.
7) Instrumen :
- Cunam tampon: 1
- Klem ovum (foersters/fenster clemp) lurus : 2
- Sendok kuret pasca persalinan : 1
- Spekulum sim’s atau L dan kateter karet : 2 dan 1
- Tabung ml dan jarum suntik no 23 (sekali pakai) : 2

b) Penolong (operator dan asisten)


1) Baju kamar tindakan, apron, masker dan kacamata pelindung : 3
set
2) Sarung tangan DTT/steril : 4 pasang
3) Alas kaki (sepatu atau boot karet) : 3 pasang
4) Instrumen :
- Lampu sorot : 1
- Mangkok logam : 2
- Penampung udara dan jaringan : 1
2. Tindakan
a) Instruksikan asisten untuk memberikan sedative dan analgetik.
b) Bila penderita tidak berkemih, lakukan kateterisasi (lihat prosedur
kateteresasi).
c) Setelah kandung kemih dikosongkan, lakukan pemeriksaan bimanual.
Tentukan besar uterus dan bukaan serviks.
d) Bersihkan dan lakukan dekontaminasi sarung tangan dengan larutan
klorin 0,5%.
e) Pakai sarung tangan DTT/steril yang baru.
f) Pasang spekulum sim’s atau L, masukkan bilahnya secara vertikal
kemudian putar ke bawah.
g) Pasang spekulum sim’s berikutnya dengan jalan memasukkan bilahnya
secara vertikal kemudian putar dan tarik ke atas sehingga porsio
tampak dengan jelas.
h) Minta asisten untuk memegang spekulum atas dan bawah, pertahankan
pada posisinya semula.
i) Dengan cunam tampon, ambil kapas yang telah dibasahi dengan
larutan antiseptik, kemudian bersihkan lumen vagina dan poriso.
Buang kapas tersebut dalam tempat sampah yang tersedia, kembalikan
cunam ke tempat semula.
j) Ambil klem ovum yang lurus, jepit bagian atas porsio (perbatasan
antara kuadran atas kiri dan kanan atau pada jam 12).
k) Setelah porsio terpegang baik, lepaskan spekulum atas.
l) Pegang gagang cunam dengan tangan kiri, ambil sendok kuret pasca
persalinan dengan tangan kanan, pegang diantara ibu jari dan telunjuk
(gagang sendok berada pada telapak tangan), kemudian masukkan
hingga menyentuh fundus.
m) Minta asisten untuk memegang klem ovum, letakkan telapak tangan
pada bagian atas fundus uteri (sehingga penolong dapat merasakan
tersentuhnya fundus oleh ujung sendok kuret).
a. Memasukkan lengkung sendok kuret sesuai engan lengkung cavum
uteri kemudian laukan pengerokan dinding uterus bagian depan
searah dengan jarum jam, secara sistematis.
b. Masukkan ujung sendok sesuai dengan cavum lengkung uteri
setelah sampai fundus, kemudian putar 180 derajat, lalau bersihkan
dinding belakang uterus. Kemudian keluarkan jaringan yang ada.
n) Kembalikan sendok kuret ke tempat semula, gagang klem ovum
dipegang kembali oleh operator.
o) Ambil kapas (dibasahi larutan antiseptik) dengan cunam tampon,
bersihkan darah dan jaringan pada lumen vagina.
p) Lepaskan jepitan klem ovum pada porsio.
q) Lepaskan spekulum bawah.
r) Lepaskan kain penutup perut bawah, alas bokong dan sarung kaki
masukkan ke dalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5%.
s) Bersihkan cemaran darah dan cairan tubuh dengan larutan antiseptik.
3. Dekontaminasi
4. Cuci Tangan Sebelum Pasca tindakan
5. Perawatan Pasca tindakan

G. Data Fokus
Perdarahan Serviks Uterus Gejala / tanda
Bercak hingga Tertutup Sesuai dengan Kram perut bawah
sedang gestasi Uterus lunak

Sedikit membesar Limbung atau pingsan


dari normal Nyeri perut bawah
Nyeri goyang porsio
Massa adneksa
Cairan bebas intra
abdomen
Tertutup atau Lebih kecil dari Sedikit atau tanpa nyeri
terbuka usia gestasi perut bawah
Riwayat ekspulsi hasil
konsepsi

Sedang Terbuka Sesuai usia Kram atau nyeri perut


hingga masif kehamilan bawah
atau banyak Belum terjadi ekspulsi
hasil konsepsi

Kram atau nyeri perut


bawah
Ekspulsi sebagian hasil
konsepsi

Terbuka Lunak dan lebih Mual atau muntah


besar dari usia Kram perut bawah
gestasi Sindroma mirip pre
eklampsia
Tak ada janin keluar
jaringan seperti anggur

H. Pengkajian
1. Riwayat Obstetri
a) Riwayat menstruasi
Menarche
Siklus
Lama
Banyak
Warna
Bau
Flour albous
HPHT
Disminorhe
b) Riwayat kehamilan
c) Riwayat kehamilan sekarang
- HPL
- ANC
- Keluhan
- TT
d) Riwayat kontrasepsi
2. Riwayat perkawinan
3. Pola kebiasaan sehari-hari
a) Nutrisi
Sebelum hamil
Selama hamil
b) Eliminasi
Sebelum hamil
Selama hamil
c) Istirahat
Sebelum hamil
Selama hamil

d) Aktifitas
Sebelum hamil
Selama hamil
e) Pola hubungan sexualitas
Sebelum hamil
Selama hamil
f) Personal hygiene
Sebelum hamil
Selama hamil
4. Riwayat psikososial
5. Data spiritual

B. Data Objektif
1 Keadaan umum
2 Kesadaran
3 TTV
4 TB
BB sebelum hamil
LILA
BB setelah hamil
5 Pemeriksaan fisik
a) Muka
b) Mata
c) Genetalia
6 Status obstetri
a) Inspeksi
Muka
Perut
Vulva
b) Palpasi
Abdomen / TFU
7 Pemeriksaan dalam
Servik
8 Pemeriksaan penunjang
Hb
I. Kemungkinan Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus yang berlebihan
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan berkurangnya
distribusi darah ke seluruh tubuh.
3. Resti infeksi berhubungan dengan tindakan invasif
4. Berduka berhubungan dengan kehilangan calon anak
J. Intervensi
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1. Nyeri berhubungan dengan Setelah diberikan asuhan keperawatan  Berikan informasi dan  Meningkatan pemecahan
kontraksi uterus yang selama 2 x 2 jam diharapkan klien dapat petunjuk antisipasi masalah, membantu
berlebihan mengontrol nyeri yang dibuktikan dengan mengenai penyebab mengurangi nyeri
Criteria hasil : ketidaknyamanan dan berkenaan dengan
 Klien menyatakan nyeri hilang/ intervensi yang tepat ansietas dan ketakutan
terkontrol karena ketidaktahuan dan
 Ekspresi wajah tidak menunjukkan memberikan rasa control.
rasa menahan sakit  Evaluasi tekanan darah  Pada banyak klien
 Kualitas nyeri menunjukkan skala 0-3 (TD) dan nadi. Perhatikan menyebabkan gelisah
 Perilaku relaksasi perubahan perilaku
 TD 120/80 – 130/90 mmHg (bedakan antara
 Nadi 90x/ menit kegelisahan karena nyeri
 Pola nafas efektif 24x/ menit atau kehilangan darah
akibat dari proses
pembedahan.
 Ubah posisi klien, kurangi  Merilekskan otot dan
rangsangan yang berbahaya mengalihkan perhatian
dan berikan gosokan dari sensasi nyeri,
punggung anjurkan meningkatkan
penggunaan teknik kjetidaknyaman dan
pernafasan dan relaksasi menurunkan distraksi
dan distraksi (rangsangan tidak menyenangkan,
jaringan kutan) meningkatkan rasa
ketidaksejahteraan.
 Palpasi kandung kemih,  Kembalinya kandung
perhatikan adanya rasa kemih normal
penuh, memudahkan memerlukan 4-7 hari dan
berkemih periodic setelah over distena kandung
pengangkatan kateter kemih menciptakan
indwelling. peranan dorongan dan
ketidaknyamanan.
 Anjurkan penggunaan  Mengangkat payudara
dengan penyokong. kedalam dan keatas
mengakibatkan posisi
lebih nyaman dan
menurunkan kelelahan
otot.
 Lakukan latihan nafas  Napas dalam
dalam, spirometri intensif meningkatkan upaya
dan batuk dengan pernafasan, pembebatan
menggunakan prosedur- menurunkan regangan
prosedur tepat, 30 menit area insisi dan
setelah pemberian mengurangi nyeri dan
analgesic. ketidaknyaman berkenaan
dengan gerakan otot
abdomen, baruk
diindikasikan bila sekresi
atau ronki terdengar.

2. Gangguan perfusi Setelah diberikan asuhan keperawatan  Panatau tanda vital;  indikaror keadekuatan
jaringan berhubungan selama 2 x 2 jam diharapkan klien dapat
palpasi nadi perifer dan perfusi sistematik.
dengan berkurangnya menunjukkan perfusi aekuat, sesuai
perhatikan pengisian Kebujtuhan caran/
distribusi darah ke dengan bukti tanda vital atsbil, nadi
kapiler;kaji keluaran darah, dan terjadinya
seluruh tubuh. teraba, pengisian kapiler baik,
atau karakteristik urine, komplikasi.
mental biasa, keluaran urin
adekuat secara individual dan bebas evaluasi perubahan
edema. mental.
 Inspeksi balutan dan  Memperkirakan
pembalut prineal, pembuluh darah besar
perhatikan warna, untuk sisi operasi dan
jumlah dan bau potensial perubahan
drainase. Timbang mekanisme
pembalut dan pembengkakan
bandingkan dengan (contoh; kanker)
berat yang kering, bila meningkatkan resiko
pasien mengalami perdarahan pasca
perdarahan hebat. operasi.
 Ubah posisi pasien dan  Mencegah statis
dorong batuk sering dan sekresi dan komplikasi
latihan nafas dalam. perdarahan.
 Hindari posisi fowler  Menimbulkan stasis
tinggi dan tekanan di vena dengan
bawah lutut atau meningkatkan kongesti
menyilangkan kaki. pelvik dan
pengumpulan darah
dalam eksremitas
potensial resko
pembentukan
trombosit.
 Bantu/instruksikan  Geraka meningkatkan
latiha kaki dan telapak sirkulasi dan
dan ambulas sesegera mencegah komplikasi
mungkin. statis.
 Periksa tanda hormo.  Mungkin indiksi
Perhatikan eritema, terjadinya
pembengkakan tromboflebitis/emboli
ekstremitas, atau paru.
keluhan nyeri dad tiba-
tiba pada dispnea.
Kolaborasi
 Berikan cairan IV,
produk drah sesuai  Menggantikan
indiaksi. kehilangan darh
mempertahankan
volume darah sirkulasi
 Pekaikan stoking anti dan perfusi jaringan.
emboli.  Membantu aliran balik
vena, menurunkan
statis dan resiko
 Bantu/dorong trombosit.
penggunaan spirometri  Meningkatkan
insentif. ekspensi
paru/meminimalkan
atelektasis.
3. Resti infeksi Setelah diberikan asuhan keperawatan  Anjurkan dan gunakan  Membantu mencegah/

berhubungan dengan selama 4 x 24 jam diharapkan klien dapat teknik mencuci tangan mengatasi penyebaran
tindakan invasif menerapkan teknik kontrol infeksi yang dengan cermat dan infeksi
dibuktikan dengan criteria hasil: pembuangan pangalas
 Suhu 37° C kotoran pembakut parineal
 Poal nafas efektif 24x/ menit dan linen terkontaminasi
 Tidak terdapat nyeri tekan dengan tepat
 Luka bekas dari drainase dengan  Tinjau ulang Hb/Ht  Anemia, diabetes dan
tanda awal penyembuhan prenatal: perhatikan adanya persalinan yang lama
 Tidak terdapat kemerahan kondisi yang (khususnya pada pecah
mempredisposisikan klien ketuban) sebelum
pada infeksi pasca operasi kelahiran sesarea
meningkatkan resiko
infeksi dan pelambatan
penyembuhan.
 Infeksi balutan abdominal  Balutan steril menutupi
terhadap eksudat/ luka pada 24 jam pasca
rembesan. Lepaskan kelahiran sesarea
balutans sesuai indikasi membantu melindungi
luka dari cidera/
kontaminasi, rembesan
dapat mendapatkan
hemetoma, gangguan
penyatuan jahitan/
dehisens luka
memerlukan intervensi
lanjut.

 Mencegah dehidrasi
 Dorong dan masukan memaksimalkan volume
cairan oral dan diet tinggi sirkulasi dan aliran urine.
protein, Vit C dan besi Protein dan vitamin C
diperlukan untuk
pembentukan kolagen,
besi diperlukan untuk
sintesis HB
 Dalam pasca operasi hari
 Kaji suhu, nadi, dan jumlah ke-3 leukositas dan
sel darah putih takikardia menunjukkan
infeksi, peningkatan suhu
sampai 38°C dalam 24
jam pertama sangat
mengindikasikam infeksi.
 Setelah kelahiran sesarea
 Kaji lokasi dan fundus tetap pada
kontraktivitas uterus, ketinggian umbilicus
perhatikan perubahan selama sampai 5 hari, bila
involusi/ adanya nyeri involusi mulai disertai
tekan uterus yang ekstrim dengan peningkatan aliran
lokia. Perlambatan
involusi meningkatkan
resiko endometritis.
Perkembangan nyeri
tekan ekstrim
menandakan
kemungkinan jaringan
plasenta tertahan/ infeksi
.
Kolaborasi:  Menurunkan
 Berikan infuse antibiotic kemungkinan
profilaksi dengan detil endometritis pasca partum
pertama biasanya diberikan sesuai komplikasi seperti
segera setelah obsess insisi/
pengekleman tali pusat dan tromboflekbitis pelvis.
2 dosis lagi masing-masing
berjarak 6 jam.  Bakterinus lebih sering
 Dapatkan kultur darah, pada klien yang
vagina dan urin bila infeksi mengalami pecah ketuban
dicurigai selama 6 jam/ lebih lama
daripada klien yang
ketubannya tetap utuh
sebelum melahirkan
sesarea

 Perlu untuk mematikan


 Berikan antibiotic khusus organisme.
untuk untuk proses infeksi
yang diidentifikasi.

4. Berduka berhubungan Setelah dilakukan asuhan keperawatan Mandiri 1. Ansietas dan


dengan kehilangan selama 1 x 24 jam diharapkan klien 1. Kaji status emosional depresimerupakan reaksi

calon anggota keluarga mampu menerima keadaan yang yang umum terhadap
sebenarnya tentang kematian anaknya kehilangan
yang dibuktikan dengan : perubahan/kehilangan
1. mengidentifikasi dan menunjukkan yang diasosiasikan dengan
perasaan secara cepat penyakit jangka panjang
2. menunjukkan perkembangan melalui atau kondisi yang
proses duka melemahkan
3. menikmati masa sekarang dan rencana 2. Sediakan waktu untuk 2. Akan lebih membantu jika
untuk masa depan, hari demi hari mendengarkan pasien. mengikuti perasaan ini
Dorong ekspresi perasaan untuk di ekspresikan dan
bebas, tidak berdaya dan kemudin diterima daripada
keinginan untuk mati menyangkalnya.
3. Kaji potensial untuk berdiri 3. Dapat dihubungkan
dengan penyakit fisik
4. Ikutsertakan orang terdekat 4. Terdapat kemungkinan
dalam diskusi dan aktifitas keberasilan lebih besar
sampai pada tingkat yang dalam pemecahan
mereka inginkan masalah.
5. Berikan sentuhan atau 5. Menyampaikan perasaan
pelukan bebas sesuai perhatian atau keakraban
penerimaan individu untuk mengurangi
perrasaan terisolasi dan
meningkatkan perasaan
harga diri.
Kolaborasi
6. Rujuk pada sumber-sumber 6. Mungkin membutuhkan
lain sesuai indikasi, bantuan lebih lanjut untuk
misalnya special klinik, memecahka bebebrapa
perawat, pekerja social. masalah
7. Bantu dengan atau 7. Terpecahnya masalah ini
rencanakan dengan spesifik dapat membantu
sesuai kebutuhan (misalnya pasien ,atau orang terdekat
instruksi lanjutan (untuk berhadapan dengan proses
menentukan status kode berduka dan dapat
atau keinginan untuk menimbulkan pikiran
hidup), membuat wasiat
pengaturan pemakaman) damai
ASUHAN KEPERAWATAN ANTE NATAL CARE PADA KLIEN “NY.
I” DI RUMAH SAKIT

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Data Subyektif
1. Biodata

Biodata klien Biodata penanggung jawab


Nama : Ny.I Nama : Tn.T
Umur : 34 tahun Umur : 40 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU
Suku /bangsa : Jawa/ Indonesia Suku/ bangsa : Jawa/ Indonesia
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Swasta
Alamat : Mijen ungaran Alamat : Mijen ungaran

2. Alasan datang : Ibu ingin memeriksa kehamilannya


3. Keluhan utama : Ibu merasakan nyeri pada perut bawah dan keluar
bercak-bercak darah sejak kemarin.
4. Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit kronik seperti :
Hipertensi, DM, Asma, Jantung, TBC.
b) Riwayat kesehatan masa lalu
Ibu tidak sedang menderita penyakit kronik seperti : Hipertensi,
DM, Asma, Jantung, TBC, abortus berulang.
c) Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
menurun/ turunan seperti hipertensi,DM, Asma, Jantung,dan tidak
mempuyai keturunan kembar.
5. Riwayat Obstetri
a) Riwayat menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
Banyak : ± 100
Warna : Merah segar
Bau : Amis
Flour albous : Kadang-kadang
HPHT : 30 Januari 2018
Disminorhe : Tidak pernah
b) Riwayat kehamilan
Abortus berulang selama 4 kali
c) Riwayat kehamilan sekarang
- G4 P0 A4, UK : 12 minggu 3 hari.
- HPL : 6 November 2018
- ANC : Belum pernah
- Keluhan : IM I
- TT : 1x capeng
- Ibu tidak mengkonsumsi obat-obatan
- Ibu tidak mempunyai kebiasaan buruk seperti : merokok,
minum-minuman keras dan lain-lain yang mengganggu janin.
d) Riwayat kontrasepsi
Ibu belum pernah memakai kontrasepsi
setelah melahirkan ibu ingin memakai alat kontrasepsi (Pil KB)
6. Riwayat perkawinan
Menikah 1x
Lama perkawinan 14 tahun
Umur waktu menikah : 20 tahun, Suami : 24 tahun
7. Pola kebiasaan sehari-hari
a) Nutrisi
Sebelum hamil Makan 3x sehari, porsi nasi, sayur, lauk.
Minum 5-6 gelas/hari air putih dan teh
Selama hamil Makan 3x/sehari, porsi setengah nasi sayur, lauk.
Minum 5-6 gelas/ hari air putih dan susu
b) Eliminasi
Sebelum hamil BAB 1x/hari konsistensi lunak, kuning kecoklatan
BAK 3-4x/hari konsistensi lunak, kuning kecoklatan .
Selama hamil BAB 2x/hari konsistensi lunak, kuning kecoklatan .
BAK 4-5x/hari, warna kuning jernih
c) Istirahat
Sebelum hamil Tidur malam ±8 jam jarang terbangun
Tidur siang ± 1-1,5 jam.
Selama hamil Tidur malam ± 8 jam jarang terbangun
Tidur siang kadang-kadang

d) Aktifitas
Sebelum hamil Ibu dapat melakukan pekerjaanya sendiri tanpa bantuan
Selama hamil Ibu dapat melakukan pekerjaanya kadang-kadang dengan
bantuan
e) Pola hubungan sexualitas
Sebelum hamil 3x/minggu
Selama hamil 2-3x/ minggu

f) Personal hygiene
Sebelum hamil Mandi 2x/minggu, gosok gigi 3x/hari, keramas 1x/2 hari
Selama hamil Mandi 2x/hari, gosok gigi3x/hari, keramas 1x/2hari.
8. Riwayat psikososial
Emosi ibu stabil, hubungan ibu dengan tetangga dan masyarakat
sekitar terjalin dengan baik, ibu cemas dengan keadaan kehamilan.
9. Data spiritual
Sebagai pemeluk agama islam ibu rajin menjalankan sholat 5 waktu.

Data Objektif
1 Keadaan umum : Sedang
2 Kesadaran : Composmentis
3 TTV
TD : 120/70 mmHg
N : 84x/menit
R : 24x/menit
S : 36,9ºC
4 TB : 157 cm
BB sebelum hamil : 48 kg
LILA : 24 cm
BB setelah hamil : 52 kg
5 Pemeriksaan fisik
d) Muka : Berkeringat banyak, mendesis nyeri
e) Mata : Konjungtifa tidak pucat, seclera tidak kuning
f) Genetalia : Tidak terdapat oedem, tidak terdapat varises

6 Ststus obsteri
a) Inspeksi
Muka : Tidak terdapat closma gravidarum
Perut : Tidak terdapat strie gravidarum
Vulva : Keluar darah dari jalan lahir
b) Palpasi
Adomen : Uterus teraba lunak, terdapat nyeri tekan
pada perut bawah, TFU teraba agak keras
7 Pemmeriksaan dalam
Servik : Tertutup

8 Pemeriksaan penunjang
Hb : 14 gr%

ANALISA DATA

No Data Etiologi MK
1. DS : klien mengeluh sedih Krisis situasional Berduka
terhadap hal yang menimpanya

2. DS : klien mengaku bingung Krisis situasional Cemas


dengan penyakitnya yang selalu
mengalami keguguran
DO : ekspresi wajah klien
selama menunggu tampak
berkeringat banyak
3. DS : Kontraksi uterus Gangguan rasa
P : bertambah jika bergerak yang berlebihan nyaman: nyeri
Berkurang bila klien duduk
R : nyeri di perut bawah
Skala nyeri : 4
Klien merasa mulas-mulas
DO : klien sesekali mendesis
nyeri
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus yang
berlebihan
2. Cemas berhubungan dengan krisis situasional
3. Berduka berhubungan dengan krisis situasional
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


1. Nyeri berhubungan dengan Setelah diberikan asuhan keperawatan  Berikan informasi dan  Meningkatan pemecahan
kontraksi uterus yang selama 2 x 2 jam diharapkan klien dapat petunjuk antisipasi masalah, membantu
berlebihan mengontrol nyeri yang dibuktikan dengan mengenai penyebab mengurangi nyeri
Criteria hasil : ketidaknyamanan dan berkenaan dengan
 Klien menyatakan nyeri hilang/ intervensi yang tepat ansietas dan ketakutan
terkontrol karena ketidaktahuan dan
 Ekspresi wajah tidak menunjukkan memberikan rasa control.
rasa menahan sakit  Evaluasi tekanan darah  Pada banyak klien
 Kualitas nyeri menunjukkan skala 0-3 (TD) dan nadi. Perhatikan menyebabkan gelisah
 Perilaku relaksasi perubahan perilaku
 TD 120/80 – 130/90 mmHg (bedakan antara
 Nadi 90x/ menit kegelisahan karena nyeri
 Pola nafas efektif 24x/ menit atau kehilangan darah
akibat dari proses
pembedahan.
 Ubah posisi klien, kurangi  Merilekskan otot dan
rangsangan yang berbahaya mengalihkan perhatian
dan berikan gosokan dari sensasi nyeri,
punggung anjurkan meningkatkan
penggunaan teknik kjetidaknyaman dan
pernafasan dalam dan menurunkan distraksi
relaksasi dan distraksi tidak menyenangkan,
(rangsangan jaringan meningkatkan rasa
kutan) ketidaksejahteraan.
 Palpasi kandung kemih,  Kembalinya kandung
perhatikan adanya rasa kemih normal
penuh, memudahkan memerlukan 4-7 hari dan
berkemih periodik setelah over distena kandung
pengangkatan kateter kemih menciptakan
indwelling. peranan dorongan dan
ketidaknyamanan.
 Anjurkan penggunaan  Mengangkat payudara
dengan penyokong. kedalam dan keatas
mengakibatkan posisi
lebih nyaman dan
menurunkan kelelahan
otot.
 Lakukan latihan nafas  Napas dalam
dalam, spirometri intensif meningkatkan upaya
dan batuk dengan pernafasan, pembebatan
menggunakan prosedur- menurunkan regangan
prosedur tepat, 30 menit area insisi dan
setelah pemberian mengurangi nyeri dan
analgesic. ketidaknyaman berkenaan
dengan gerakan otot
abdomen, baruk
diindikasikan bila sekresi
atau ronki terdengar.

2. Cemas berhubungan Setelah diberikan asuhan keperawatan  Kaji respon psikologis  Makin klien mengatakan
dengan krisis situasional selama 2 x 3 jam diharapkan klien dapat kejadian dan ketersediaan ancaman makin besar
mengatasi ansietas yang dibuktikan system pendukung. tingkat ansietas
dengan Criteria hasil :  Tetap bersama klien dan  Membantu membatasi
 Klien mengungkapkan rasa takut dari tetap bicara perlahan, transmisi ansietas
masalah tunjukkan empati. interpersonal dan
 Klien mengungkapkan rasa ansietas mendemonstrasikan
berkurang perhatian terhadap klien.
 Menggunakan mekanisme koping  Beri penguatan aspek  Memfokuskan pada
yang tepat. positif dari ibu kemungkinan
 Menunjukkan TTV normal keberhasilan hasil akhir
dan membantu membawa
ancaman yang dirasakan.
 Anjurkan klien atau  Membantu
pasangan mengungkapkan mengidentifikasi perasaan
dan mengekspresikan atau masalah negative dan
perasaan memberikan kesempatan
untuk mengatasi perasaan
berduka
 Dukung atau arahkan  Mendukung mekanisme
kembali mekanisme koping koping dasar otomatik,
yang diekspresikan meningkatkan
kepercayaan diri dan
penerimaan menurunkan
ansietas.
 Berikan masa privasi,  Memungkinkan
kurangi rangsang kesempatan bagi klien/
lingkungan. pasangan untuk
menginternalisasi
informasi, menyusun
sumber-sumber dan
mengatasi dengan efektik.
3. Berduka berhubungan Setelah dilakukan asuhan keperawatan Mandiri  Ansietas dan

dengan kehilangan selama 1 x 24 jam diharapkan klien  Kaji status emosional depresimerupakan reaksi
mampu menerima keadaan yang yang umum terhadap
calon anggota keluarga
sebenarnya tentang kematian anaknya kehilangan
yang dibuktikan dengan : perubahan/kehilangan yang
4. mengidentifikasi dan menunjukkan diasosiasikan dengan
perasaan secara cepat penyakit jangka panjang
5. menunjukkan perkembangan melalui atau kondisi yang
proses duka melemahkan
6. menikmati masa sekarang dan rencana  Sediakan waktu untuk  Akan lebih membantu jika
untuk masa depan, hari demi hari mendengarkan pasien. mengikuti perasaan ini
Dorong ekspresi perasaan untuk di ekspresikan dan
bebas, tidak berdaya dan kemudin diterima daripada
keinginan untuk mati menyangkalnya.
 Kaji potensial untuk berdiri  Dapat dihubungkan dengan
penyakit fisik
 Ikutsertakan orang terdekat  Terdapat kemungkinan
dalam diskusi dan aktifitas keberasilan lebih besar
sampai pada tingkat yang dalam pemecahan masalah.
mereka inginkan

 Berikan sentuhan atau  Menyampaikan perasaan


pelukan bebas sesuai perhatian atau keakraban
penerimaan individu untuk mengurangi
perrasaan terisolasi dan
meningkatkan perasaan
harga diri.
Kolaborasi
 Rujuk pada sumber-sumber  Mungkin membutuhkan
lain sesuai indikasi, bantuan lebih lanjut untuk
misalnya special klinik, memecahka bebebrapa
perawat, pekerja social. masalah
Bantu dengan atau  Terpecahnya masalah ini
rencanakan dengan spesifik dapat membantu
sesuai kebutuhan (misalnya pasien ,atau orang terdekat
instruksi lanjutan (untuk berhadapan dengan proses
menentukan status kode berduka dan dapat
atau keinginan untuk menimbulkan pikiran
hidup), membuat wasiat damai
pengaturan pemakaman)

D. IMPLENTASI dan EVALUASI KEPERAWATAN


No Tanggal Diagnosa Implementasi Respon
1. 8 November 2018 Gangguan rasa 1) Mengajarkan klien tehnik non S : - Klien menyatakan nyeri belum berkurang
nyaman : Nyeri farmakologis untuk mengurangi
nyeri yaitu tehnik relaksasi - Klien dapat melakukan dengan nafas dalam
dapat mengurangi rasa nyeri
2) Mengajarkan tehnik untuk nafas O : TD : 120/80 mm hg
dalam untuk mengurangi nyeri RR : 20x/menit
N : 80x/menit
3) Membanu ibu untuk A : Teratasi sebagian
meningkatkan rasa nyaman P : - Ulangi pengukuran TTV secara periodic
dengan mengambil data klien - Evaluasi rentang nyeri klien
tentang karakteristik nyeri - Berikan lingkungan yang tenang
- Berikan instruksi nafas dalam
4) Mengukur TD, RR dan nadi
setiap 1-2 menit

2. 8 November 2018 Cemas 1) Pantau suhu dan nadi dengan S : - Klien kelihatan tenang saat ganti balutan
rutin sesuai indikasi luka tampak kering
O : Kemerahan (+), Ekimosis (-), Pus (-), Edema
2) Catat karakteristik balutan dan (-)
luka A : Jahitan mulai menyatu
P : berikan pendidikan kesehtan tentang
perawatan luka bekas insisi pembedahan
3. 8 November 2018 Berduka 1. Membantu klien untuk S:
mengidentifikasi reaksi awal Klien mengatakan akan mencoba minum susu
terhadap adanya suatu setiap akan pergi tidur
kehilangan Klien mengungkapkan perasaannya.
2. Mendukung ekspresi perasaan O : klien kelihatan lebih tenang
tentang kehilangan A : kaji perasaan klien tentang strategi koping
3. Membantu untuk yang telah diajarkan
mengidentifikasi strategi koping P : bantu klien mengungkapkan perasaannya
4. Anjurkan klien untuk minum
susu sebelum mau tidur
DAFTAR PUSTAKA

Didik Tjindarbumi, Dkk. 2001. Pencegahan, Diagnosis Dini, Dan Pengobatan


Penyakit Kanker. Yayasan Kanker Indonesia : Jakarta.

Doengoes, M. Rencana Perawatan Maternitas / Bayi, Egc : Jakarta. 2001.

Suzanne C. Smeltzer. Brenda G. Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal


Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta : Egc.

www.medicastore.com

Anda mungkin juga menyukai