OLEH :
NUR RAHMI AFRA MANSUR
(164201019001)
NON REGULER
A. Definisi
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu)
pada atau sebelu kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan
belum mampu untuk hidup di luar kandungan.
(Sarwono, P. 2002)
Berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar disebut
abortus. Anak baru mungkin hidup di dunia luar kalau beratnya telah mencapai
1000 gram atu umur kehamilan 28 minggu. Ada juga yang mengambil sebagai
batas untuk abortus berat anak yang kurang dari 500 gram. Jika anak yang lahir
beratnya antara 500 dan 999 gram disebut partus immaturus.
(Fakultas Kedokteran UNPAD)
Abortus dapat dibagi menjadi sebagai berikut:
1. Abortus spontan (terjadi dengan sendiri, keguguran); merupakan kurang
lebih 20% dari semua abortus.
2. Abortus provokatus (disengaja, digugurkan); 80% dari semua abortus.
a) Abortus provokatus artificialis atau abortus terapeutikus
Abortus provokatus artificialis adalah pengguran kehamilan, biasanya
dengan alat-alat dengan alasan bahwa kehamilan membahayakan
membawa maut bagi ibu, misalnya karena ibu berpenyakit berat.
Abortus provokatus pada hamil muda dibawah 12 minggu dapat
dilakukan dengan pemberian prostaglandin atau kuretase dengan
penyedotan (vacum) atau dengan sendok kuret.
Pada hamil yang tua diatas 12 minggu dilakukan histerektomi, juga dapat
disuntikkan garam hipertonis (20%) atau prostaglandin intra-amnial.
Indikasi untuk abortus terapeutikus misalnya: penyakit jantung (jantung
rheumatic), hipertensi esentialis, karsinoma serviks.
b) Abortus provokatus kriminalis.
Abortus provokatus kriminalis adalah pengguguran kehamilan tanpa
alasan medis yang syah dan dilarang oleh hukum.
B. Etiologi
Walaupun terjadinya abortus habitualis berturut-turut mungkin kebetulan, namun
wajar untuk memikirkan adanya sebab dasar yang mengakibatkan peristiwa
berulang ini. Sebab dasar ini dalam kurang lebih 40% tidak diketahui; yang
diketahui, dapat dibagi dalam tiga golongan:
1. Kelainan pada zigote
Agar bisa menjadi kehamilan, dan kehamilan itu dapat berlangsung terus
dengan selamat, perlu adanya penyatuan antara spermatozoon yang normal
dengan ovum yang normal pula.
Kelainan genetik pada suami atau istri dapat menjadi sebab kelainan pada
zigote dengan akibat terjadinya abortus. Dapat dikatakan bahwa kelainan
kromosomal yang dapat memegang peranan dalam abortus berturut-turut,
jarang terdapat. Dalam hubungan ini dianjurkan untuk menetapkan kariotipe
pasangan suami istri apabila terjadi sedikit-sedikitnya abortus berturut-turut
tiga kali, atau janin yang dilahirkan menderita cacat.
C. Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya keguguran mulai dari terlepasnya sebagian atau
seluruh jaringan plasenta yang menyebabkan perdarahan sehingga janin
kekurangan nutrisi dan O2 .bagian yang terlepas dianggap benda asing, sehingga
rahim berusaha untuk mengeluarkan dengan kontraksi.
Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan seluruhnya atau sebagian masih
tertinggal yang menyebabkan berbagai penyakit. Oleh karena itu, keguguran
memberikan gejala umum sakit perut karena kontraksi rahim, terjadi perdarahan,
dan disertai pengeluaran seluruh atau sebagian hasil konsepsi.
Bentuk perdarahan bervariasi diantaranya:
1. sedikit-sedikit dan berlangsung lama
2. sekaligus dalam jumlah yang besar dapat disertai gumpalan
3. akibat perdarahan tidak menimbulkan gangguan apapun; dapat menimbulkan
syok, nadi meningkat, tekanan darah turun, tampak anemis dan daerah ujung
(akral) dingin.
Berbagai bentuk perubahan hasil konsepsi yang tidak dikeluarkan dapat terjadi:
1. mola karnosa: hasil konsepsi menyerap darah, terjadi gumpalan seperti
daging.
2. mola tuberosa: amnion berbenjol-benjol, karena terjadi hematoma antara
amnion dan karion
3. fetus kompresus: janin mengalami mumifikasi, terjadi penyerapan kalsium,
dan tertekan sampai gepeng.
4. fetus papiraseus: kompresi fetus berlangsung terus, terjadi penipisan, laksna
kertas.
5. blighted ovum: hasil konsepsi yang dikeluarkan tidak mengandung janin,
hanya benda kecil yang tidakberbentuk.
6. missed abortion: hasil konsepsi yang tidak dikeluarkan lebih dari 6 minggu.
D. Pathway
Kelainan zigot Kelainan hormonal G3. nutrisi Penyakit infeksi Kelainan imunologik Factor psikologis Kelainan anatomic uterus
Embrio tidak bisa berkembang Pertubuhan janin intra uteri tidak sempurna
Komplit Inkomplit
E.
Komplit
Inkomplit
Uterus berkontraksi
Pembuluh darah masih terbuka
Alat yang tidak steril
Perdarahan
TD ↓
Distribusi darah ke jaringan ↓
Akral dingin
G3 perfusi jaringan
F. Penatalaksanaan Kuretase
1. Persiapan Sebelum Tindakan
a) Pasien
1) cairan dan selang infus sudah terpasang, perut bawah dan lipat
paha sudah dibersihkan dengan air dan sabun.
2) Uji fungsi dan kelengkapan peralatan resusitasi kardiopulmoner.
3) Siapkan kain alas bokong dan penutup perut bawah.
4) Medikamentosa
- Analgetika (pethidin 1-2 mg/kg BB, ketamin HCI 0,5 mg/kg
BB, tramadol 1-2 mg/kg BB)
- Sedatifa (diazepan 10 mg)
- Atropin sulfat 0,25-0,50 mg/kg
5) Larutan antiseptik (povidon iodin 10%).
6) Oksigen dengan regulator.
7) Instrumen :
- Cunam tampon: 1
- Klem ovum (foersters/fenster clemp) lurus : 2
- Sendok kuret pasca persalinan : 1
- Spekulum sim’s atau L dan kateter karet : 2 dan 1
- Tabung ml dan jarum suntik no 23 (sekali pakai) : 2
G. Data Fokus
Perdarahan Serviks Uterus Gejala / tanda
Bercak hingga Tertutup Sesuai dengan Kram perut bawah
sedang gestasi Uterus lunak
H. Pengkajian
1. Riwayat Obstetri
a) Riwayat menstruasi
Menarche
Siklus
Lama
Banyak
Warna
Bau
Flour albous
HPHT
Disminorhe
b) Riwayat kehamilan
c) Riwayat kehamilan sekarang
- HPL
- ANC
- Keluhan
- TT
d) Riwayat kontrasepsi
2. Riwayat perkawinan
3. Pola kebiasaan sehari-hari
a) Nutrisi
Sebelum hamil
Selama hamil
b) Eliminasi
Sebelum hamil
Selama hamil
c) Istirahat
Sebelum hamil
Selama hamil
d) Aktifitas
Sebelum hamil
Selama hamil
e) Pola hubungan sexualitas
Sebelum hamil
Selama hamil
f) Personal hygiene
Sebelum hamil
Selama hamil
4. Riwayat psikososial
5. Data spiritual
B. Data Objektif
1 Keadaan umum
2 Kesadaran
3 TTV
4 TB
BB sebelum hamil
LILA
BB setelah hamil
5 Pemeriksaan fisik
a) Muka
b) Mata
c) Genetalia
6 Status obstetri
a) Inspeksi
Muka
Perut
Vulva
b) Palpasi
Abdomen / TFU
7 Pemeriksaan dalam
Servik
8 Pemeriksaan penunjang
Hb
I. Kemungkinan Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus yang berlebihan
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan berkurangnya
distribusi darah ke seluruh tubuh.
3. Resti infeksi berhubungan dengan tindakan invasif
4. Berduka berhubungan dengan kehilangan calon anak
J. Intervensi
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1. Nyeri berhubungan dengan Setelah diberikan asuhan keperawatan Berikan informasi dan Meningkatan pemecahan
kontraksi uterus yang selama 2 x 2 jam diharapkan klien dapat petunjuk antisipasi masalah, membantu
berlebihan mengontrol nyeri yang dibuktikan dengan mengenai penyebab mengurangi nyeri
Criteria hasil : ketidaknyamanan dan berkenaan dengan
Klien menyatakan nyeri hilang/ intervensi yang tepat ansietas dan ketakutan
terkontrol karena ketidaktahuan dan
Ekspresi wajah tidak menunjukkan memberikan rasa control.
rasa menahan sakit Evaluasi tekanan darah Pada banyak klien
Kualitas nyeri menunjukkan skala 0-3 (TD) dan nadi. Perhatikan menyebabkan gelisah
Perilaku relaksasi perubahan perilaku
TD 120/80 – 130/90 mmHg (bedakan antara
Nadi 90x/ menit kegelisahan karena nyeri
Pola nafas efektif 24x/ menit atau kehilangan darah
akibat dari proses
pembedahan.
Ubah posisi klien, kurangi Merilekskan otot dan
rangsangan yang berbahaya mengalihkan perhatian
dan berikan gosokan dari sensasi nyeri,
punggung anjurkan meningkatkan
penggunaan teknik kjetidaknyaman dan
pernafasan dan relaksasi menurunkan distraksi
dan distraksi (rangsangan tidak menyenangkan,
jaringan kutan) meningkatkan rasa
ketidaksejahteraan.
Palpasi kandung kemih, Kembalinya kandung
perhatikan adanya rasa kemih normal
penuh, memudahkan memerlukan 4-7 hari dan
berkemih periodic setelah over distena kandung
pengangkatan kateter kemih menciptakan
indwelling. peranan dorongan dan
ketidaknyamanan.
Anjurkan penggunaan Mengangkat payudara
dengan penyokong. kedalam dan keatas
mengakibatkan posisi
lebih nyaman dan
menurunkan kelelahan
otot.
Lakukan latihan nafas Napas dalam
dalam, spirometri intensif meningkatkan upaya
dan batuk dengan pernafasan, pembebatan
menggunakan prosedur- menurunkan regangan
prosedur tepat, 30 menit area insisi dan
setelah pemberian mengurangi nyeri dan
analgesic. ketidaknyaman berkenaan
dengan gerakan otot
abdomen, baruk
diindikasikan bila sekresi
atau ronki terdengar.
2. Gangguan perfusi Setelah diberikan asuhan keperawatan Panatau tanda vital; indikaror keadekuatan
jaringan berhubungan selama 2 x 2 jam diharapkan klien dapat
palpasi nadi perifer dan perfusi sistematik.
dengan berkurangnya menunjukkan perfusi aekuat, sesuai
perhatikan pengisian Kebujtuhan caran/
distribusi darah ke dengan bukti tanda vital atsbil, nadi
kapiler;kaji keluaran darah, dan terjadinya
seluruh tubuh. teraba, pengisian kapiler baik,
atau karakteristik urine, komplikasi.
mental biasa, keluaran urin
adekuat secara individual dan bebas evaluasi perubahan
edema. mental.
Inspeksi balutan dan Memperkirakan
pembalut prineal, pembuluh darah besar
perhatikan warna, untuk sisi operasi dan
jumlah dan bau potensial perubahan
drainase. Timbang mekanisme
pembalut dan pembengkakan
bandingkan dengan (contoh; kanker)
berat yang kering, bila meningkatkan resiko
pasien mengalami perdarahan pasca
perdarahan hebat. operasi.
Ubah posisi pasien dan Mencegah statis
dorong batuk sering dan sekresi dan komplikasi
latihan nafas dalam. perdarahan.
Hindari posisi fowler Menimbulkan stasis
tinggi dan tekanan di vena dengan
bawah lutut atau meningkatkan kongesti
menyilangkan kaki. pelvik dan
pengumpulan darah
dalam eksremitas
potensial resko
pembentukan
trombosit.
Bantu/instruksikan Geraka meningkatkan
latiha kaki dan telapak sirkulasi dan
dan ambulas sesegera mencegah komplikasi
mungkin. statis.
Periksa tanda hormo. Mungkin indiksi
Perhatikan eritema, terjadinya
pembengkakan tromboflebitis/emboli
ekstremitas, atau paru.
keluhan nyeri dad tiba-
tiba pada dispnea.
Kolaborasi
Berikan cairan IV,
produk drah sesuai Menggantikan
indiaksi. kehilangan darh
mempertahankan
volume darah sirkulasi
Pekaikan stoking anti dan perfusi jaringan.
emboli. Membantu aliran balik
vena, menurunkan
statis dan resiko
Bantu/dorong trombosit.
penggunaan spirometri Meningkatkan
insentif. ekspensi
paru/meminimalkan
atelektasis.
3. Resti infeksi Setelah diberikan asuhan keperawatan Anjurkan dan gunakan Membantu mencegah/
berhubungan dengan selama 4 x 24 jam diharapkan klien dapat teknik mencuci tangan mengatasi penyebaran
tindakan invasif menerapkan teknik kontrol infeksi yang dengan cermat dan infeksi
dibuktikan dengan criteria hasil: pembuangan pangalas
Suhu 37° C kotoran pembakut parineal
Poal nafas efektif 24x/ menit dan linen terkontaminasi
Tidak terdapat nyeri tekan dengan tepat
Luka bekas dari drainase dengan Tinjau ulang Hb/Ht Anemia, diabetes dan
tanda awal penyembuhan prenatal: perhatikan adanya persalinan yang lama
Tidak terdapat kemerahan kondisi yang (khususnya pada pecah
mempredisposisikan klien ketuban) sebelum
pada infeksi pasca operasi kelahiran sesarea
meningkatkan resiko
infeksi dan pelambatan
penyembuhan.
Infeksi balutan abdominal Balutan steril menutupi
terhadap eksudat/ luka pada 24 jam pasca
rembesan. Lepaskan kelahiran sesarea
balutans sesuai indikasi membantu melindungi
luka dari cidera/
kontaminasi, rembesan
dapat mendapatkan
hemetoma, gangguan
penyatuan jahitan/
dehisens luka
memerlukan intervensi
lanjut.
Mencegah dehidrasi
Dorong dan masukan memaksimalkan volume
cairan oral dan diet tinggi sirkulasi dan aliran urine.
protein, Vit C dan besi Protein dan vitamin C
diperlukan untuk
pembentukan kolagen,
besi diperlukan untuk
sintesis HB
Dalam pasca operasi hari
Kaji suhu, nadi, dan jumlah ke-3 leukositas dan
sel darah putih takikardia menunjukkan
infeksi, peningkatan suhu
sampai 38°C dalam 24
jam pertama sangat
mengindikasikam infeksi.
Setelah kelahiran sesarea
Kaji lokasi dan fundus tetap pada
kontraktivitas uterus, ketinggian umbilicus
perhatikan perubahan selama sampai 5 hari, bila
involusi/ adanya nyeri involusi mulai disertai
tekan uterus yang ekstrim dengan peningkatan aliran
lokia. Perlambatan
involusi meningkatkan
resiko endometritis.
Perkembangan nyeri
tekan ekstrim
menandakan
kemungkinan jaringan
plasenta tertahan/ infeksi
.
Kolaborasi: Menurunkan
Berikan infuse antibiotic kemungkinan
profilaksi dengan detil endometritis pasca partum
pertama biasanya diberikan sesuai komplikasi seperti
segera setelah obsess insisi/
pengekleman tali pusat dan tromboflekbitis pelvis.
2 dosis lagi masing-masing
berjarak 6 jam. Bakterinus lebih sering
Dapatkan kultur darah, pada klien yang
vagina dan urin bila infeksi mengalami pecah ketuban
dicurigai selama 6 jam/ lebih lama
daripada klien yang
ketubannya tetap utuh
sebelum melahirkan
sesarea
calon anggota keluarga mampu menerima keadaan yang yang umum terhadap
sebenarnya tentang kematian anaknya kehilangan
yang dibuktikan dengan : perubahan/kehilangan
1. mengidentifikasi dan menunjukkan yang diasosiasikan dengan
perasaan secara cepat penyakit jangka panjang
2. menunjukkan perkembangan melalui atau kondisi yang
proses duka melemahkan
3. menikmati masa sekarang dan rencana 2. Sediakan waktu untuk 2. Akan lebih membantu jika
untuk masa depan, hari demi hari mendengarkan pasien. mengikuti perasaan ini
Dorong ekspresi perasaan untuk di ekspresikan dan
bebas, tidak berdaya dan kemudin diterima daripada
keinginan untuk mati menyangkalnya.
3. Kaji potensial untuk berdiri 3. Dapat dihubungkan
dengan penyakit fisik
4. Ikutsertakan orang terdekat 4. Terdapat kemungkinan
dalam diskusi dan aktifitas keberasilan lebih besar
sampai pada tingkat yang dalam pemecahan
mereka inginkan masalah.
5. Berikan sentuhan atau 5. Menyampaikan perasaan
pelukan bebas sesuai perhatian atau keakraban
penerimaan individu untuk mengurangi
perrasaan terisolasi dan
meningkatkan perasaan
harga diri.
Kolaborasi
6. Rujuk pada sumber-sumber 6. Mungkin membutuhkan
lain sesuai indikasi, bantuan lebih lanjut untuk
misalnya special klinik, memecahka bebebrapa
perawat, pekerja social. masalah
7. Bantu dengan atau 7. Terpecahnya masalah ini
rencanakan dengan spesifik dapat membantu
sesuai kebutuhan (misalnya pasien ,atau orang terdekat
instruksi lanjutan (untuk berhadapan dengan proses
menentukan status kode berduka dan dapat
atau keinginan untuk menimbulkan pikiran
hidup), membuat wasiat
pengaturan pemakaman) damai
ASUHAN KEPERAWATAN ANTE NATAL CARE PADA KLIEN “NY.
I” DI RUMAH SAKIT
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Data Subyektif
1. Biodata
d) Aktifitas
Sebelum hamil Ibu dapat melakukan pekerjaanya sendiri tanpa bantuan
Selama hamil Ibu dapat melakukan pekerjaanya kadang-kadang dengan
bantuan
e) Pola hubungan sexualitas
Sebelum hamil 3x/minggu
Selama hamil 2-3x/ minggu
f) Personal hygiene
Sebelum hamil Mandi 2x/minggu, gosok gigi 3x/hari, keramas 1x/2 hari
Selama hamil Mandi 2x/hari, gosok gigi3x/hari, keramas 1x/2hari.
8. Riwayat psikososial
Emosi ibu stabil, hubungan ibu dengan tetangga dan masyarakat
sekitar terjalin dengan baik, ibu cemas dengan keadaan kehamilan.
9. Data spiritual
Sebagai pemeluk agama islam ibu rajin menjalankan sholat 5 waktu.
Data Objektif
1 Keadaan umum : Sedang
2 Kesadaran : Composmentis
3 TTV
TD : 120/70 mmHg
N : 84x/menit
R : 24x/menit
S : 36,9ºC
4 TB : 157 cm
BB sebelum hamil : 48 kg
LILA : 24 cm
BB setelah hamil : 52 kg
5 Pemeriksaan fisik
d) Muka : Berkeringat banyak, mendesis nyeri
e) Mata : Konjungtifa tidak pucat, seclera tidak kuning
f) Genetalia : Tidak terdapat oedem, tidak terdapat varises
6 Ststus obsteri
a) Inspeksi
Muka : Tidak terdapat closma gravidarum
Perut : Tidak terdapat strie gravidarum
Vulva : Keluar darah dari jalan lahir
b) Palpasi
Adomen : Uterus teraba lunak, terdapat nyeri tekan
pada perut bawah, TFU teraba agak keras
7 Pemmeriksaan dalam
Servik : Tertutup
8 Pemeriksaan penunjang
Hb : 14 gr%
ANALISA DATA
No Data Etiologi MK
1. DS : klien mengeluh sedih Krisis situasional Berduka
terhadap hal yang menimpanya
2. Cemas berhubungan Setelah diberikan asuhan keperawatan Kaji respon psikologis Makin klien mengatakan
dengan krisis situasional selama 2 x 3 jam diharapkan klien dapat kejadian dan ketersediaan ancaman makin besar
mengatasi ansietas yang dibuktikan system pendukung. tingkat ansietas
dengan Criteria hasil : Tetap bersama klien dan Membantu membatasi
Klien mengungkapkan rasa takut dari tetap bicara perlahan, transmisi ansietas
masalah tunjukkan empati. interpersonal dan
Klien mengungkapkan rasa ansietas mendemonstrasikan
berkurang perhatian terhadap klien.
Menggunakan mekanisme koping Beri penguatan aspek Memfokuskan pada
yang tepat. positif dari ibu kemungkinan
Menunjukkan TTV normal keberhasilan hasil akhir
dan membantu membawa
ancaman yang dirasakan.
Anjurkan klien atau Membantu
pasangan mengungkapkan mengidentifikasi perasaan
dan mengekspresikan atau masalah negative dan
perasaan memberikan kesempatan
untuk mengatasi perasaan
berduka
Dukung atau arahkan Mendukung mekanisme
kembali mekanisme koping koping dasar otomatik,
yang diekspresikan meningkatkan
kepercayaan diri dan
penerimaan menurunkan
ansietas.
Berikan masa privasi, Memungkinkan
kurangi rangsang kesempatan bagi klien/
lingkungan. pasangan untuk
menginternalisasi
informasi, menyusun
sumber-sumber dan
mengatasi dengan efektik.
3. Berduka berhubungan Setelah dilakukan asuhan keperawatan Mandiri Ansietas dan
dengan kehilangan selama 1 x 24 jam diharapkan klien Kaji status emosional depresimerupakan reaksi
mampu menerima keadaan yang yang umum terhadap
calon anggota keluarga
sebenarnya tentang kematian anaknya kehilangan
yang dibuktikan dengan : perubahan/kehilangan yang
4. mengidentifikasi dan menunjukkan diasosiasikan dengan
perasaan secara cepat penyakit jangka panjang
5. menunjukkan perkembangan melalui atau kondisi yang
proses duka melemahkan
6. menikmati masa sekarang dan rencana Sediakan waktu untuk Akan lebih membantu jika
untuk masa depan, hari demi hari mendengarkan pasien. mengikuti perasaan ini
Dorong ekspresi perasaan untuk di ekspresikan dan
bebas, tidak berdaya dan kemudin diterima daripada
keinginan untuk mati menyangkalnya.
Kaji potensial untuk berdiri Dapat dihubungkan dengan
penyakit fisik
Ikutsertakan orang terdekat Terdapat kemungkinan
dalam diskusi dan aktifitas keberasilan lebih besar
sampai pada tingkat yang dalam pemecahan masalah.
mereka inginkan
2. 8 November 2018 Cemas 1) Pantau suhu dan nadi dengan S : - Klien kelihatan tenang saat ganti balutan
rutin sesuai indikasi luka tampak kering
O : Kemerahan (+), Ekimosis (-), Pus (-), Edema
2) Catat karakteristik balutan dan (-)
luka A : Jahitan mulai menyatu
P : berikan pendidikan kesehtan tentang
perawatan luka bekas insisi pembedahan
3. 8 November 2018 Berduka 1. Membantu klien untuk S:
mengidentifikasi reaksi awal Klien mengatakan akan mencoba minum susu
terhadap adanya suatu setiap akan pergi tidur
kehilangan Klien mengungkapkan perasaannya.
2. Mendukung ekspresi perasaan O : klien kelihatan lebih tenang
tentang kehilangan A : kaji perasaan klien tentang strategi koping
3. Membantu untuk yang telah diajarkan
mengidentifikasi strategi koping P : bantu klien mengungkapkan perasaannya
4. Anjurkan klien untuk minum
susu sebelum mau tidur
DAFTAR PUSTAKA
www.medicastore.com