Anda di halaman 1dari 5

Abortus Inkomplet adalah janin kemungkinan sudah keluar bersama- sama dengan plasenta pada

abortus yang terjadi sebelum minggu ke-10, tetapi sesudah usia kehamilan 10 minggu, pengeluaran
janin dan plasenta akan terpisah. Bila plasenta seluruhnya / sebagian tetap tinggal dalam uterus maka
bisa menimbulkan perdarahan.

Abortus Inkomplit adalah perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil konsepsi telah
keluar dari kavum uteri melalui kondisi servikalis.

Abortus Inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu
dengan masih ada sisa tertinggal di dalam uterus.

Etiologi

Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab, yaitu:6

a. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi.


Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi biasanya menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8
minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah:

 Kelainan kromosom

Kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan ialah trisomi, poliploidi, kelainan kromosom sex
serta kelainan kromosom lainnya.

 Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna

Bila lingkungan di endometrium di sekitar tempat implantasi kurang sempurna sehingga menyebabkan
pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi terganggu.

 Pengaruh dari luar

Adanya pengaruh dari radiasi, virus, obat-obat, dan sebagainya dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi
maupun lingkungan hidupnya dalam uterus. Pengaruh ini umumnya dinamakan pengaruh teratogen.

b. Kelainan pada plasenta

Misalnya end-arteritis dapat terjadi dalam vili korialis dan menyebabkan oksigenasi plasenta terganggu,
sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini bisa terjadi sejak
kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun.

c. Faktor maternal
Penyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis, pielonefritis, malaria, dan lain-lain dapat
menyebabkan abortus. Toksin, bakteri, virus atau plasmodium dapat melalui plasenta masuk ke janin,
sehingga menyebabkan kematian janin dan kemudian terjadilah abortus. Anemia berat, keracunan,
laparotomi, peritonitis umum, dan penyakit menahun juga dapat menyebabkan terjadinya abortus.

d. Kelainan traktus genitalia

Retroversi uteri, mioma uteri, atau kelainan bawaan uterus dapat menyebabkan abortus.

Anatomi fisiologi

Patoflow
Tanda dan Gejala Abortus Inkomplit

Abortus inkomplit ditandai dengan dikeluarkannya sebagian hasil konsepsi dari uterus, sehingga sisanya
memberikan gejala klinis sebagai berikut (Soepardan, 2010):

1) Amenore

2) Perdarahan dapat dalam jumlah sedikit atau banyak, perdarahan biasanya dalam darah beku

3) Sakit perut dan mulas-mulas dan sudah keluar jarinan atau bagian janin

4) Pemeriksaan dalam didapatkan servik terbuka, pada palpasi teraba sisa-sisa jaringan dalam kantung
servikalis atau kavum uteri.
Gejala lain dari abortus incomplit yang dapat muncul adalah sebagai berikut:

1) Perdarahan biasa sedikit/banyak dan biasa terdapat bekuan darah .

2) Rasa mules (kontraksi) tambah hebat.

3) Ostium uteri eksternum atau serviks terbuka.

4) Pada pemeriksaan vaginal, jaringan dapat diraba dalam cavum uteri atau kadang-kadang sudah
menonjol dari eksternum atau sebagian jaringan keluar.

5) Perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan dapat menyebabkan syok (Maryunani,
2009).

Komplikasi Abortus
Komplikasi yang berbahaya pada abortus ialah perdarahan, perforasi, infeksi dan syok, sebagai berikut
(Walh, 2008):

1) Perdarahan

Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu
pemberian transfuse darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila petolongan tidak
diberikan pada waktunya.

2) Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperrentrofleksi.

3) Infeksi
Infeksi dalam uterus dan adneksa dapat terjadi dalam setiap abortus tetapi biasanya didapatkan pada
abortus inkomplit yang berkaitan erat dengan suatu abortus yang tidak aman.

4) Syok

Syok pada abortus bias terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi berat

Pemeriksaan Penunjang

a. Laboratorium

 Darah Lengkap

 Kadar hemoglobin rendah akibat anemia hemoragik;


 LED dan jumlah leukosit meningkat tanpa adanya infeksi.

 Tes Kehamilan

Terjadi penurunan atau level plasma yang rendah dari β-hCG secara prediktif. Hasil positif menunjukkan
terjadinya kehamilan abnormal (blighted ovum, abortus spontan atau kehamilan ektopik).

b. Ultrasonografi
 USG transvaginal dapat digunakan untuk deteksi kehamilan 4 - 5 minggu; Detik jantung janin terlihat
pada kehamilan dengan CRL > 5 mm (usia kehamilan 5 - 6 minggu); Dengan melakukan dan
menginterpretasi secara cermat, pemeriksaan USG dapat digunakan untuk menentukan apakah
kehamilan viabel atau non-viabel. ( dr. Ratna Dewi Puspita Sari, S.Ked., Sp.OG )

Penatalaksanaan Abortus inkomplet


 Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infus cairan NaCl fisiologis atau ringer laktat yang disusul
dengan ditransfusi darah.
 Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret lalu suntikkan ergometrin 0,2 mg intramuskular
untuk mempertahankan kontraksi otot uterus.
 Berikan antibiotik untuk rnencegah infeksi.

Daftar pustaka

dr. Ratna Dewi Puspita Sari, S.Ked., Sp.OG. 2018. BUKU AJAR PERDARAHAN PADA KEHAMILAN
TRIMESTER 1. Lampung

Wolsh. 2008. FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT. Aceh.

Anda mungkin juga menyukai