Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

ABORTUS INKOMPLIT
DI RUANG FLAMBOYAN RSUD UNGARAN

Disusun Oleh:

DUWI ARYANI
1908025

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2019
A. PENGERTIAN

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, sebelum janin mampu
hidup diluar kandungan (Nugroho,2010).
Abortus inkomplit adalah dimana sebagian jaringan hasil konsepsi masih
tertinggal di dalam uterus dimana perdarahannya masih terjadi dan jumlahnya bisa
banyak atau sedikit bergantung pada jaringan yang tersisa, yang menyebabkan sebagian
placental site masih terbuka sehingga perdarahan berjalan terus (Sujiyatini dkk,2009)
Abortus inkomplit adalah perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagaian
dari hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri melalui kanalis servikal yang tertinggal
pada desidua atau plasenta ( Ai Yeyeh, 2010).
Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan
sebelum 20 minggu atau berat badan janin kurang dari 500 gram dan masih ada sisa yang
tertinggal di dalam uterus (Cunningham, et al., 2014). Pada abortus inkomplit ini
didapatkan kanalis servikalis yang membuka (Cunningham,
et al., 2014).

B. FAKTOR PREDISPOSISI

Penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahui secara pasti, tetapi terdapat
beberapa faktor sebagai berikut:
1. Kelainan Pertumbuhan Hasil Konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin dan cacat
bawahan yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan. Gangguan pertumbuhan
hasil konsepsi dapat terjadi karena :
a. Faktor kromosom, gangguan terjadi sejak semula pertemuan kromosom, termasuk
kromosom seks.
b. Faktor lingkungan endometrium
 Endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi hasil konsepsi.
 Gizi ibu kurang karena anemia atau jarak kehamilan terlalu pendek.
2. Pengaruh luar
a. Infeksi endometrium, endometrium tidak siap menerima hasil konsepsi
b. Hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan radiasi menyebabkan pertumbuhan hasil
konsepsi terganggu.
3. Kelainan Pada Plasenta
a. Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga plasenta tidak dapat
berfungsi.
b. Gangguan pada pembuluh darah plasenta yang diantaranya pada penderita
diabetes mellitus
c. Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah plasenta sehingga
menimbulkan keguguran.
4. Penyakit Ibu
Penyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis, malaria, sifilis, anemia dan
penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati, dan penyakit
diabetesmilitus.
5. Kelainan yang terdapat dalam rahim.
Rahim merupakan tempat tumbuh kembangnya janin dijumpai keadaan abnormal
dalam bentuk mioma uteri, uterus arkuatus, uterus septus, retrofleksia uteri, serviks
inkompeten, bekas operasi pada serviks (konisasi, amputasi serviks), robekan
serviks postpartum (Manuaba, 2010).

C. TANDA DAN GEJALA


a. Abortus inkomplit ditandai dengan dikeluarkannya sebagian hasil konsepsi dari
uterus, sehingga sisanya memberikan gejala klinis sebagai berikut:
1. Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu
2. Perdarahan memanjang, sampai terjadi keadaan anemis
3. Perdarahan mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat
4. Terjadi infeksi dengan ditandai suhu tinggi
5. Dapat terjadi degenerasi ganas/koriokarsinoma (Manuaba, 2010).
b. Gejala lain dari abortus incomplit antara lain:
1. Perdarahan biasa sedikit/banyak dan biasa terdapat bekuan darah .
2. Rasa mules (kontraksi) tambah hebat.
3. Perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil konsepsi, tercium bau busuk
dari vulva
4. Ostium uteri eksternum atau serviks terbuka.
5. Pada pemeriksaan vaginal, jaringan dapat diraba dalam cavum uteri atau kadang-
kadang sudah menonjol dari eksternum atau sebagian jaringan keluar.
6. Perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan dapat
menyebabkan syok (Maryunani, 2009).
D. KLASIFIKASI
1. Abortus Imminens (abortus mengancam/threatened abortion)
Proses awal dari suatu keguguran ditandai dengan perdarahan pervaginam,
sementara ostium uteri eksternum masih tertutup dan hasil konsepsi/ janin masih
baik didalam uterus.
Pengeluaran hasil konsepsi berupa darah yang disertai mules atau tanpa
mules. Pada abortus imminiens, kehamilan masih dapat di pertahankan.Jika janin
masih hidup, umumnya dapat bertahan sampai kehamilan atern dan lahir normal. Jika
terjadi kematian janin, dalam waktu singkat dapat terjadi abortus spontan.
Penentuan kehidupan janin dilakukan ideal dengan ultrasonografi, dilihat
gerakan denyut jantung janin dengan gerakan janin Jika sara terbatas, pada usia
diatas 12-16 minggu denyut jantung janin dicoba didengarkan dengan alat Doppler
atau laennec. Keadaan janin sebaiknya segera ditentukan, karena mempengaruhi
rencana penatalaksanaan/ tindakan. Tanda dan Gejala Abortus Imminiens, meliputi:
 Perdarahan sedikit/bercak
 Kadang disertai rasa mules/kontraksi.
 Periksa dalam belum ada pembukaan.
 Palpasi: tinggi fundus uteri sesui usia kehamilan.
 Hasil test kehamilan (+)/positif.
2. Abortus Insipiens (disebut juga sebagai abortus sedang berlangsung/ inevitable
abortion)
Proses abortus yang sedang berlangsung dan tindak dapat lagi dicegah,
ditandai dengan terbukanya ostium uteri eksternum, selain perdarahan (Achadiat,
2004). Abortus yang sedang berlasung dan tidak dapat dipertahankan lagi
kehamilannya, yang dapat berkembang menjadi abortun inkomplit/ komplit.
Perdarahan ringan hingga sedang pada kehamilan muda dimana hasil konsepsi masih
berada dalam kavum uteri. Kondisi ini menujukan proses abortus sedang berlangsung
dan akan berlanjut menjadi abortus inkomplit/komplit. (Saefuidin AB, 2006)
Perdarahan pervaginam, dimana dapat timbul rasa nyeri di daerah perut
bawah dan panggul, serviks mulai mebuka dan hasil konsepsinya menjulur kenanalis
serviks. (Moegni, 1987)
Tanda dan gejala:
 Perdarahan banyak disertai bekuan
 Mulas hebat (kontraksi makin lama makin dan makin sering)
 Ostium uteri sternum mulai terbuka (serviks terbuka)
 Pada palpasi: tinggi fundus uteri sesuai usia kehamilan
3. Abortus Inkomplit
Pengeluaran sebagian janin pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih
ada sisa tertinggal dalam uterus (Prawirohardjo, 2002)
Perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil konsepsi telah keluar
kavum uteri melai kanalis servikalis (Saefudin AB, dkk, 2006). Proses abortus
dimana sebagian hasil konsepsi telah keluarmelai jalan lahir (Achadiat, 2004)
Tanda dan gejala:
 Perdarahan bisa sedikit atau banyak dan bisa terdapat bekuan darah
 Rasa mulas (kontraksi) tambah hebat
 Ostium uteri sternum atau serviks terbuka
 Pada pemeriksaan vaginal, jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang
kadang sudah menonjol dari eksternum atau sebagian jaringan
 Perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan dapat
menyebabkan syok
4. Abortus Komplit
Prosesus abortus dimana keseluruhan hasil konsepsi telah keluar melalui jalan lahir
(Achadiat, 2004). Perdarahan pada kehamilan muda dimana seluruh hasil kontrasepsi
telah dikeluarkan dari kavum uteri (Saefudin AB, dkk, 2006)
Tanda dan gejala:
 Perdarahan banyak
 Mulas sedikit atau tidak (kontraksi uterus)
 Osteo uteri telah menutup
 Uterus sudah mengecil ada keluar jaringan, sehingga tidak ada sisa dalam uterus
 Diagnosis komplit ditegakan bila jaringan yang keluar juga diperiksa
kelengkapannya
5. Missed Abortions
Kehamilan yang tidak normal, janin mati pada usia kurang dari 20 hari
yang tidak dapat dihindari (James L. Lindsey, MD, 2007). Berakhirnya suatu
kehamilan sebelum 20 minggu, namun keseluruhan hasil konsepsi tersebut
bertahan dalam uterus selama 6 minngu atatu lebih (Achadiat, 2004).
Adannya retensi yang lama terhadap janin yang telah mati dalam paruh
pertama kehamilan, atau retensi hasil konsepsi dalam uterus selama 8 minggu
atatu lebih, kejadiannya sekitar 2% dari kehamilan (Pilliter, 2002). Perdarahan
pada kehamilan muda disertai dengan retensi hasil konsepsi yang telah mati
hingga 8 minggu atau lebih (Saifudin, AB dkk, 2006)
Tanda dan gejala
 Gejalanya seperti abortus imminiens yang kemudian menghilang secara
spontan disertai kehamilan menghilang
 Denyut jantung janin tidak terdengar
 Mulas sedikit
 Ada keluaran dari vagina
 Uterus tidak membesar tetapi mengecil
 Mammae agak mengendor/payudara mengecil
 Amenorhoe berlangsung terus
 Tes kehamilan negative
 Dengan USG dapat diketahui apakah janin sudah mati dan besarnya sesuai
dengan usia kehamilan
 Biasanya terjadi pembekuan darah
6. Abortus Infeksius dan Abortus Septik
Abortus infeksius adalah suatu abortus yang telah disertai komplikasi
berupa infeksi, baik yang diperoleh dari luar rumah sakit maupun yang terjadi
setelah tindakan di rumah sakit.
Abortus septic adalah suatu komplikasi lebih jauh daripada abortus
infeksius, dimana pasien telah masuk dalam keadaan sepsis akibat infeksi
tersebut. Angka kematian akibat abortus septic ini cukup tinggi (sekitar 60%).
(Achadiat, 2004)
Abortus infeksius adalah adanya abortus yang merupakan komplikasi dan
disertai infeksi genitalia, sering dikaitkan dengan tindakan abortus tidak aman
sehingga dapat menyebabkan perdarahan hebat.
Abortus septic adalah abortus infeksius berat yang disertai pengeluaran
kuman/toksin, septic syok bacterial dan gagal ginjal akut. Abortus infeksius
adalah abortus yang disertai dengan infeksi genital. Abortus septic adalah keadaan
yang lebih parah dari abortus infeksius karena disertai dengan penyebaran kuman
atau toksinnya kedalam peredaran darah dan peritoneum, sehingga dijumpai
adanya tanda peritornitis umum atau sepsis dan disertai dengan syok.
Tanda dan gejala:
 Kanalis servikalis terbuka
 Ada perdarahan
 Demam
 Takikardia
 Perdarahan berbau
 Uterus membesar dan lembek
 Nyeri tekan
 Leukositosis
7. Abortus Habitualis/Recurent Abortion
Abortus yang terjadi tiga kali berturut-turut atau lebih oleh sebab apapun.
(Achadiat, 2004). Abortus spontan yang terjadi tiga kali atau lebih secara berturut,
penyebab tersering karena factor hormonal. Istilah abortus habitualis masih
digunakan untuk menjelaskan pola abortus yang terjadi.
E. PATOFISIOLOGI
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti nerloisi
jaringan yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam
uterus. Sehingga menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing
tersebut.
Apabila pada kehamilan kurang dari 8 minggu, nilai khorialis belum menembus
desidua serta mendalam sehingga hasil konsepsi dapat keluar seluruhnya. Apabila
kehamilan 8-14 minggu villi khoriasli sudah menembus terlalu dalam hingga plasenta
tidak dapat dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan dari pada
plasenta.
Apabila mudigah yang mati tidak dikeluarkan dalam waktu singkat,
maka dia dapat diliputi oleh lapisan bekuan darah. Pada janin yang telah meninggal dan
tidak dikeluarkan dapat terjadi proses modifikasi janin mengering dan karena cairan
amion menjadi kurang oleh sebab diserap. Ia menjadi agak gepeng. Dalam tingkat lebih
lanjut ia menjadi tipis.
Kemungkinan lain pada janin mati yang tidak lekas dikeluarkan ialah terjadinya
maserasi, kulit terkelupas, tengkorak menjadi lembek, perut membesar karena terasa
cairan dan seluruh janin bewarna kemerah-merahan (Ai Yeyeh, 2010).
F. PATHWAYS

G. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian Keperawatan
8. Identitas Klien
9. Keluhan Utama: Sakit perut, perdarahan, nyeri pada luka jahitan, takut bergerak.
10. Riwayat Kesehatan, terdiri dari:
 Kesehatan sekarang
 Kesehatan masa lalu
11. Riwayat Pembedahan
12. Riwayat penyakit yang pernah dialami
13. Riwayat kesehatan keluarga
14. Riwayat kesehatan reproduksi: Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi,
lamanya, banyaknya, sifat darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe serta kaji
kapan menopause terjadi, gejala serta keluahan yang menyertainya
15. Riwayat Kehamilan, persalinan, dan nifas: Kaji bagaimana keadaan anak klien
mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan kesehatan
anaknya.
16. Riwayat seksual: Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang
digunakan serta keluahn yang menyertainya.
17. Riwayat pemakaian obat: Kaji riwayat pemakaian obat-obatan kontrasepsi oral,
obat digitalis dan jenis obat lainnya.
18. Pola aktivitas sehari-hari: Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi
(BAB dan BAK), istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat
sakit.
b. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
Hal yang diinspeksi antara lain : mengobservasi kulit terhadap warna, perubahan
warna, laserasi, lesi terhadap drainase, pola pernafasan terhadap kedalaman dan
kesimetrisan, bahasa tubuh, pergerakan dan postur, penggunaan ekstremitas,
adanya keterbatasan fisik, dan seterusnya.
2. Palpasi
Sentuhan : merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat kelembaban
dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi uterus.
 Tekanan : menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema, memperhatikan
posisi janin atau mencubit kulit untuk mengamati turgor.
 Pemeriksaan dalam : menentukan tegangan/tonus otot atau respon nyeri yang
abnormal
3. Perkusi
Menggunakan jari : ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang menunjukkan
ada tidaknya cairan , massa atau konsolidasi.
Menggunakan palu perkusi : ketuk lutut dan amati ada tidaknya refleks/gerakan
pada kaki bawah, memeriksa refleks kulit perut apakah ada kontraksi dinding
perut atau tidak
4. Auskultasi
Mendengarkan di ruang antekubiti untuk tekanan darah, dada untuk bunyi
jantung/paru abdomen untuk bising usus atau denyut jantung janin.(Johnson &
Taylor, 2005 : 39).
c. Pemeriksaan psikososial
1. Respon dan persepsi keluarga
2. Status psikologis ayah, respon keluarga terhadap bayi
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Editor, Renata Komalasari Ed.4.


EGC. Jakarta. 2004
http://wahyuni-abortusinkomplit.blogspot.com/2011/12/manajemen-asuhan-
kebidanan-ny-n-gestasi.html Diakses pada tanggal 14 November 2014
http://karyatulisilmiah07.blogspot.com/2012/11/abortus-inkomplit-oleh-
kurniawati.html Diakses pada tanggal 14 November 2014
http://ukkyputrinurse.wordpress.com/2013/04/22/laporan-pendahuluan-askep-
abortus/ Diakses pada tanggal 14 November 2014
Mansjoer,Arif,dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga, jilid I, Media
Aesculapius Jakarta 2000.
Wiknjosastro Hanifa, dkk, 2007, Ilmu Kebidanan, Edisi III. Cetakan IX. YBP SP.
Jakarta.
Wiknjosastro Hanifa, dkk, 2008, Ilmu Kandungan, Edisi II. Cetakan VI. PT Bina
Pustaka. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai