ABORTUS IMMINENS
Oleh: YENDRITA,S.Kep
Nim: 19.10.120.901.298
CI Akademik CI Lapangan
( ) ( )
A. Pengertian
Abortus atau lebih dikenal dengan istilah keguguran adalah pengeluaran hasil
konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Janin belum mampu hidup di luar
rahim, jika beratnya kurang dari 500 g, atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu
karena pada saat ini proses plasentasi belum selesai. Pada bulan pertama kehamilan yang
mengalami abortus, hampir selalu didahului dengan matinya janin dalam Rahim
(Manuaba, 2007:683).
20 minggu dengan atau tanpa kontraksi uterus yang nyata dengan hasil konsepsi dalam
kelangsungan sauatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin
berlanjut atau dipertahankan (Dr. M. Hakim, Phd, keadaan darurat ginekologi umum).
minggu, tanpatanda-tanda dilatasi serviks yang meningkat (Dr. M. Hakim, Phd, keadaan
B.Etiologi
Penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahui secara pasti, tetapi beberapa
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menimbulkan kematian janin dan cacat
kromosorn seks.
implasi hasil konsepsi.Gizi ibu kurang karena anemia atau terlalu pendek jarak
kehamilan.
2. Pengaruh luar
a. Infeksi endometrium, endometrium tidak siap menerima hasil konsepsi.
b. Hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan radiasi menyebabkan pertumbuhan hasil
konsepsi terganggu.
a. Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga palsenta tidak dapat
berfungsi.
menimbulkan keguguran.
4. Penyakit ibu
retroplasenter.
c. Penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati, penyakit
diabetes melitus.
dalam bentuk mioma uteri, uterus arkatus, uterus septus, retrofleksi uteri, serviks
inkompeten, bekas operasi pada serviks (konisasi, amputasi serviks), robekan serviks
postpartum.
Antibody antiphosfolipid :
4. Sudah terjadi abortus dengan mengeluarkan jaringan tetapi sebagian masih berada di
dalam uterus
5. Pemeriksaan dalam :
7. Tes kehamilan mungkin masih positif akan tetapi kehamilan tidak dapat
dipertahankan.
10. Setelah terjadi abortus dengan pengeluaran jaringan, perdarahan berlangsung terus.
11. Sering serviks tetap terbuka karena masih ada benda di dalam rahim yang di anggap
kontraksi. Tetapi kalau keadaan ini di biarkan lama, serviks akan menutup kembali.
Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis kemudian diikuti oleh
nekrosis jaringan sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian
atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing dalam uterus. Keadaan ini
dari 8 minggu hasil konsepsi itu biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi korialis
belum menembus desidua secara mendalam. Pada kehamilan antara 8 sampai 14 minggu
villi korialis menembus desidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tidak
minggu keatas umumnya yang dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin, disusul
beberapa waktu kemudian plasenta. Perdarahan tidak banyak jika plasenta segera terlepas
dengan lengkap. Peristiwa abortus ini menyerupai persalinan dalam bentuk miniature.
Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk. Ada kalanya
kantong amnion kosong atau tampak di dalamnya benda kecil tanpa bentuk yang jelas
dan mungkin pula janin telah mati lama. Apabila mudigah yang mati tidak dikeluarkan
dalam waktu yang cepat maka ia dapat diliputi oleh lapisan bekuan darah, isi uterus
dinamakan mola kruenta. Bentuk ini menjadi mola karnosa apaila pigmen darah telah
diserap dan dalam sisanya terjadi organisasi sehingga semuanya tampak seperti daging.
Bentuk lain adalah mola tuberose, dalam hal ini amnion tampak berbenjol – benjol karena
Pada janin yang telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapat terjadi proses
mumifikasi diamana janin mengering dan karena cairan amnion berkurang maka ia jadi
gepeng (fetus kompressus). Dalam tingkat lebih lanjut ia menjadi tipis seperti kertas
Kemungkinan lain pada janin mati yang tidak segera dikeluarkan adalah terjadinya
maserasi, kulit terkupas, tengkorak menjadi lembek, perut membesar karena terisi cairan
dan seluruh janin berwarna kemerah – merahan dan dapat menyebabkan infeksi pada ibu
Perdarahan
nekrosis
Hasil konsepsi
terlepas dari uterus
Uterus berkontraksi
Merasa kehilangan
perdarahan
Ansietas
Risiko
infeksi
Nyeri Akut
Risiko syok
Intoleransi
aktifitas
1. Abortus spontaneous yaitu abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor
mekanis atau medisinalis, tetapi karena faktor alamiah. Aspek klinis abortus
spontaneus meliputi:
a. Abortus Imminens
kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan
terjadi perdarahan pervaginam pada paruh pertama kehamilan. Yang pertama kali
muncul biasanya adalah perdarahan, dari beberapa jam sampai beberapa hari
kemudian terjadi nyeri kram perut. Nyeri abortus mungkin terasa di anterior dan
jelas bersifat ritmis, nyeri dapat berupa nyeri punggung bawah yang menetap
disertai perasaan tertekan di panggul, atau rasa tidak nyaman atau nyeri tumpul di
beberapa minggu.
b. Abortus insipiens
minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat tetapi hasil konsepsi
masih dalam uterus. Dalam hal ini rasa mules menjadi lebih sering dan kual
perdarahan bertambah.
c. Abortus inkompletus
masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Apabila plasenta (seluruhnya atau
sebagian) tertahan di uterus, cepat atau lambat akan terjadi perdarahan yang
merupakan tanda utama abortus inkompletus. Pada abortus yang lebih lanjut,
berat.
d.Abortus kompletus
Pada abortus kompletus semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan. Pada penderita
ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan uterus sudah
diperiksa dan dapat dinyatakan bahwa semuanya sudah keluar dengan lengkap.
d. Abortus Servikalis
Pada abortus servikalis keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi oleh ostium
kanalis servikalis dan serviks uteri menjadi besar, kurang lebih bundar, dengan
ostium uteri eksternum teraba jaringan. Terapi terdiri atas dilatasi serviks dengan
busi Hegar dan kerokan untuk mengeluarkan hasil konsepsi dari kanalis servikalis.
e. Missed Abortion
Missed abortion adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin
yang telah mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih. Etiologi missed
f. Abortus Habitualis
Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut
turut. Pada umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil, tetapi kehamilannya
sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada umumnya dianggap bayi belum
dapat hidup diluar kandungan apabila kehamilan belum mencapai umur 28 minggu,
atau berat badanbayi belum 1000 gram, walaupun terdapat kasus bahwa bayi dibawah
1000 gram dapat terus hidup. Abortus ini terbagi menjadi dua yaitu :
a. Abortus medisinalis (abortus therepeutika)
Abortus medisinalis adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan
medis). Biasanya perlu mendapat persetujuan dua sampai tiga tim dokter ahli
b. Abortus kriminalis
Abortus kriminlis adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan – tindakan
B. Pemeriksaan Diagnostic
Pemeriksaan Ginekologi:
1. Inspeksi vulva
3. Pemeriksaan dalam
c. Apakah besar uterus sesuai, lebih besar atau lebih kecil dari usia kehamilan
4. Pemeriksaan kadar Hb, golongan darah dan uji padanan silang (crossmatch)
a. Bila terdapat tanda – tanda sepsis, berikan antibiotic yang sesuai
lanjut
C. Penatalaksanaan
Penanganan umum:
1. Kuretase dapat dilakukan untuk mengeluarkan sisa hasil konsepsi dalam uterus
Sebelum dilakukan kuretase, biasanya pasien akan diberikan obat anestesi (dibius)
secara total dengan jangka waktu singkat, sekitar 2-3 jam. Setelah pasien terbius,
barulah proses kuretase dilakukan.Ketika melakukan kuret, ada 2 pilihan alat bantu
bagi dokter. Pertama, sendok kuret dan kanula/selang. Sendok kuret biasanya dipilih
oleh dokter untuk mengeluarkan janin yang usianya lebih dari 8 minggu karena
pembersihannya bisa lebih maksimal. Sedangkan sendok kanula lebih dipilih untuk
mengeluarkan janin yang berusia di bawah 8 minggu, sisa plasenta, atau kasus
lewat vagina. Bila menggunakan sendok, dinding rahim akan dikerok dengan cara
melingkar searah jarum jam sampai bersih. Langkah ini harus dilakukan dengan
saksama supaya tak ada sisa jaringan yang tertinggal. Bila sudah berbunyi “krok-
krok” (beradunya sendok kuret dengan otot rahim) menunjukkan kuret hampir
selesai. Sedikit berbeda dengan selang, bukan dikerok melainkan disedot secara
melingkar searah jarum jam. Umumnya kuret memakan waktu sekitar 10-15 menit
(Fajar, 2007).
2. Lakukan penilaian awal untuk menentukan kondisi pasien (gawat darurat, komplikasi
3. Pada kondisi gawat darurat, segera upayakan stabilisasi pasien sebelum melakukan
atau dirujuk kerumah sakit. Bila pasien syok atau kondisinya memburuk akibat
5. Gunakan jarum infuse besar (16G atau lebih besar) dan berikan tetesan cepat (500 ml
Abortus Imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi
pada paruh pertama kehamilan. Yang pertama kali muncul biasanya adalah perdarahan,
dari beberapa jam sampai beberapa hari kemudian terjadi nyeri kram perut. Nyeri abortus
mungkin terasa di anterior dan jelas bersifat ritmis, nyeri dapat berupa nyeri punggung
bawah yang menetap disertai perasaan tertekan di panggul, atau rasa tidak nyaman atau
nyeri tumpul di garis tengah suprapubis. Kadang-kadang terjadi perdarahan ringan selama
beberapa minggu. Dalam hal ini perlu diputuskan apakah kehamilan dapat dilanjutkan.
serum, dan kadar progesteron serum, yang diperiksa tersendiri atau dalam berbagai
kombinasi, untuk memastikan apakah terdapat janin hidup intrauterus. Dapat juga
digunakan tekhnik pencitraan colour and pulsed Doppler flow per vaginam dalam
dikosongkan. Semua jaringan yang keluar harus diperiksa untuk menentukan apakah
abortusnya telah lengkap. Kecuali apabila janin dan plasenta dapat didentifikasi secara
pasti, mungkin diperlukan kuretase. Ulhasonografi abdomen atau probe vagina Dapat
membantu dalam proses pengambilan keputusan ini. Apabila di dalam rongga uterus
a. Istirahat baring agar aliran darah ke uerus bertambah dan rangsang mekanik berkurang
b. Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila pasien tidak panas dan tiap
f. Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptik untuk mencegah
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Biodata : mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur,
b. Keluhan utama : Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan
1) Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke Rumah
Sakit atau pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar siklus
d. Riwayat pembedahan: Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien,
jenis pembedahan, kapan, oleh siapa dan di mana tindakan tersebut berlangsung.
e. Riwayat penyakit yang pernah dialami : Kaji adanya penyakit yang pernah
f. Riwayat kesehatan keluarga: Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari
lamanya, banyaknya, sifat darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe serta kaji
h. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas: Kaji bagaimana keadaan anak klien
mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan kesehatan
anaknya.
i. Riwayat seksual: Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang
k. Pola aktivitas sehari-hari: Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi
(BAB dan BAK), istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat
sakit.
l. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi adalah proses observasi yang sistematis yang tidak hanya terbatas
2) Palpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan luar tubuh dengan jari.
yang abnormal
3) Perkusi adalah melakukan ketukan langsung atau tidak langsung pada
Menggunakan jari: ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang
refleks/gerakan pada kaki bawah, memeriksa refleks kulit perut apakah ada
darah, dada untuk bunyi jantung/paru abdomen untuk bising usus atau
pengetahuan klien tentang KB, apakah klien setuju, apakah klien menggunakan
n. Data lain-lain :
dirawat di RS.
komunikasi dalam keluarga, hal yang menjadi beban pikiran klien dan
4) Data spiritual: Kaji tentang keyakinan klien terhadap Tuhan YME, dan
Pre kuretase
a. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus, perubahan dinding endometrium
Post Kuretase
Carpenito, Lynda, (2001), Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Herdman, T.H. 2015. Nanda International Inc. Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi
Jhonson, Marion dkk. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC). St. Louise, Misouri:
Mosby, Inc.
McCloskey, Joanne C, 2008. Nursing Intervention Classification (NIC). St. Louise, Misouri:
Mosby, Inc.