Anda di halaman 1dari 11

ABORTUS INKOMPLIT

A.PENGERTIAN
A. Abortus inkomplit (keguguran tidak lengkap) adalah pengeluaran sebagian janin pada
B. kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam
uterus. Pada
C. pemeriksaan vaginal, servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam kavum uteri
atau
D. kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum. Pendarahan
tidak akan
E. berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan, dapat menyebabkan syok (Irianti, 2014)
F. Abortus inkomplit (keguguran tidak lengkap) adalah pengeluaran sebagian janin pada
G. kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam
uterus. Pada
H. pemeriksaan vaginal, servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam kavum uteri
atau
I. kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum. Pendarahan
tidak akan
J. berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan, dapat menyebabkan syok (Irianti, 2014)
Abortus inkomplit (keguguran tidak lengkap) adalah pengeluaran sebagian janin pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
Pada pemeriksaan vaginal, servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam kavum uteri
atau kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum. Pendarahan tidak
akan berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan, dapat menyebabkan syok (Dhewi & Anwary
(2020).
B. ETIOLOGI
Secara umum, abortus inkomplit tidak dapat dicegah, di mana 50% kasus berasal dari
kelainan kromosom. Penyebab abortus inkomplit antara lain : (Afifah 2020).
1) Faktor pertumbuhan hasil konsepsi dapat menimbulkan kematian janin dan
cacat bawaan yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan Gangguan pertumbuhan hasil
konsepsi dapat terjadi karena :
a) Faktor kromosom gangguan terjadi sejak semula pertemuan kromosom
termasuk kromosom seks , di tandai dengan adanya kegagalan pemisahan kromosom
pada fase anaphase baik secara mitosis dan miosis.
b) Faktor lingkungan endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi hasil
konsepsi.
c) Gizi ibu berkurang karena anemia yang ditandai dengan kadar HB dalam sel darah
merah ≤11 gr/%. Pada anemia berat dapat menyebabkan kerusakan otak
yang berakibat pada keguguran.
d) Pengaruh luar yaitu hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan radiasi menyebabkan
pertumbuhan konsepsi terganggu
e) Infeksi ditandai dengan demam tinggi seperti pneumonia, tifoid, pielitis,
rubeola,demam malta yang disebabkan adanya metaboli toksik, endotoksin dari
ibu atau invasi kuman atau virus pada fetus.
2) Kelainan pada plasenta
a) Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga plasenta tidak dapat berfungsi
b) Gangguan pembuluh darah plasenta, peredaran pada DM
c) Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah ke plasenta sehingga
terjadi abortus.
3) Penyakit ibu
Penyakit ibu dapat secara langsung mempengaruhi pertumbuhan janin
dalam kandungan melalui plasenta
a) Penyakit infeksi seperti pnemonio, tifus abdominalis, malaria, sifilis
b) Anemia ibu melalui gangguan nutrisi dan peredaran O2 menuju sirkulasi
uterus plasenta
c) Penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati, penyakit
diabetes militus.
4) Kelainan yang terdapat dalam rahim.
Rahim merupakan tempat tumbuh kembangnya janin dijumpai keadaan abnormal
dalam bentuk mioma uteri bekas operasi pada serviks.
C. TANDA DAN GEJALA
1) Perdarahan bisa sedikit atau banyak dan bisa terdapat bekuan darah
2) Rasa mulas (kontraksi) tambah hebat
3) Ostium uteri eksternum atau serviks terbuka
4) Pada pemeriksaan vaginal, jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang-kadang
sudah menonjol dari eksternum atau sebagian jaringan keluar
5) Perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan dapat menyebabkan syok.
Gejala abortus inkomplit berupa amenorea, sakit perut, dan mulas-mulas. Perdarahan
bisa sedikit atau banyak, dan biasanya berupa stolsel (darah beku), sudah ada keluar fetus
atau jaringan. Pada abortus yang sudah lama terjadi atau pada abortus provokatus yang
dilakukan oleh orang yang tidak ahli, sering terjadi infeksi. Tanda-tanda infeksi
alatgenital berupa demam, nadi cepat, perdarahan, berbau, uterus membesar dan
lembek,nyeri tekan, luekositosis. Pada pemeriksaan dalam untuk abortus yang baru saja
terjadi di dapati serviks terbuka, kadang-kadang dapat diraba sisa-sisa jaringan dalam
kanalis servikalis atau kavum uteri, serta uterus berukuran kecil dari seharusnya. (Nana 2020)
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi biasanya dikeluarkan
seluruhnya karena villi korialis belum menembus desidua lebih dalam. Pada kehamilan
antara 8 – 14 minggu villi korialis menembus desidua lebih dalam, sehingga umumnya
plasenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan banyak perdarahan.
Padakehamilan ke 14 minggu yang dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin, disusul
beberapa waktu kemudian plasenta. Perdarahan tidak banyak jika plasenta segera terlepas
dengan lengkap (Nana 2020)
D. PATOFISIOLOGI
Terjadinya keguguran/abortus mulai dari terlepasnya sebagian atau seluruh jaringan
plasenta, yang menyebabkan perdarahan sehingga janin kekurangan nutrisi dan
akosigen.Bagian yang terlepas dianggap benda asing, sehingga rahim berusaha untuk
mengeluarkan dengan kontraksi. Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan seluruhnya
atau sebagian masih tertinggal, yang menyebabkan berbagai penyulit. Oleh karena
itu, keguguran memiliki gejala umum sakit perut karena kontraksi rahim, terjadi perdarahan,
dan disertai pengeluaran seluruh atau sebagian hasil konsepsi (Dinkes 2021).

F. PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGI DAN NONFARMAKOLOGI


Abortus Inkomplit harus segera dibersihkan dengan curettage atau secara
digital.Selama masih ada sisa-sisa plasenta akan terus terjadi pendarahan . Penanganan :
1) Terapi abortus dengan curetase
2) Perawatan pasca tindakan
3) Pemantauan pasca abortus
Menurut Ekotama, S. (2021) hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan
Abortus inkomplit sebagai berikut :
a). Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang dari 16
minggu,evakuasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum untuk
mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika perdarahan berhenti, beri
ergometrin 0,2 mg I.M. atau misoprostol 400 mcg per oral.
b). Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan kurang dari 16minggu,
evaluasi sisa hasil konsepsi dengan :
 Aspirasi Vakum Manual (AVM) merupakan metode evakuasi yang
terpilih.Evaluasi dengan kuretase tajam sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi
vakum manual tidak tersedia.
 Jika evaluasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrin 0,2 mg I.M.
(diulangi setelah 15 menit jika perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat
diulang setelah 4 jam jika perlu).
c). Jika kehamilan lebih dari 16 minggu:
 Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan I.V. (garam fisiologik atau
Ringer Laktat) dengan kecepatan 40 tetes/ menit sampai terjadi ekspulsi hasil
konsepsi.
 Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg pervaginam setiap 4 jam sampai terjadi
ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mcg).
 Evakuasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.
G. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dalam proses keperawatan yang akan menentukan bagi tahap
berikutnya. Kemampuan dalam mengidentifikasi masalah keperawatan yang terjadi pada
tahap pengkajian akan menentukan diagnosis keperawatan. Diagnosis yang telah ditetapkan
akan menentukan perencanaan yang ditetapkan. Pengkajian harus dilakukan dengan teliti dan
cermat agar dapat mengidentifikasi seluruh kebutuhan perawatan (Febiantri, N. &
Machmudah, M. (2021). Hal-hal yang peru dikaji pada ibu yang mengalami abortus
inkomplit meliputi :
a. Data biografi meliputi Ny.I, status perkawinan, perkerjaan, pendapatan, data suami,
perkerjaan dan alamat tempat tinggal. Riwayat Kesehatan
b. Keluhan masuk rumah sakit Pada pasien abortus inkomplit keluhan utama pasien masuk
Rumah Sakit antara lain mengalami kram abdomen terasa seperti diremas-remas, nyeriperut,
keluarnya darah dari jalan lahir dan bergumpal darah seperti hati ayam.
c. Riwayat kesehatan masa lalu
1. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ibu menderita penyakit hipertensi, anemia, diabetes gestasional,
hyperemesis gravidarum, TBC, jantung, covid 19 dan infeksi organ reproduksi.
2. Riwayat alergi
Apakah ada alergi makanan, minuman dan obat-obatan?
3. Riwayat imunisasi
 Imunisasi vaksin campak, gondongan dan rubella
 Imunisasi tetanus toxoid
 Vaksin hepatitis B
 Vaksin influenza
 Vaksin hepatitis A

d.Riwayat obsetri
1) Riwayat menstruasi : HPHT (haid pertama haid terakhir), lama menstruasi, siklus
menstruasi, keteraturan, nyeri menstruasi.
2) Riwayat kehamilan : Riwayat kehamilan saat dikaji meliputi kehamilan keberapa,
persalinan keberapa, pernah aborsi (GPA) dan umur berapa.
3) riwayat Antenatal Care (ANC) : komplikasi, imunisasi, apakah kehamilan
direncanakan atau tidak.
4) Riwayat persalinan sebelumnya Dikaji untuk mengetahui jumlah paritas, cara
persalinan, penyulit yang menyertai persalinan dan nifas yang lalu, jumlah anak yang
hidup. jumlah anak yang mati atau keguguran jenis kelamin.
e. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Ibu hamil yang terjadi abortus inkomplit biasanya mengalami keluarnya darah dari
jalan lahir berbentuk gumpalan darah seperti hati ayam.
2. Tingkat kesadaran
Composmentis
3. Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : klien ditemukan dengan darah sistol >140 mmHg dan diastol >90
mmHg, Nadi : Klien mengalami nadi yang meningkat, Nafas : Klien mengalami nafas
sedang, Suhu : Klien biasanya suhu rendah.
4. Antropometri
a) Berat badan pasien
b) Tinggi badan pasien

5. Pemeriksaan Head to toe


a) Kepala : kaji kerataan rambut dan kontrol rambut dengan indikasi hasil
b) Wajah : tampak pucat, kaji dengan chloasma gravidarum dan odema
c) Mata : conjungtiva pucat dilatasi pupil akibat nyeri
d) Mulut : pucat, sianosis, dehidrasi pada mukosa bibir, saliva meningkat,
kebersihan mulut.
e) Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, life dan vena jugularis.
f) Thorax : Pemeriksaan jantung inspeksi, ictus cordis tidak tampak, palpasi ictus
cordis teraba pada intercostal ke lima mid axila sinistra, perkusi redup, auskultasi
tidak terdapat bunyi tambahan. Pemeriksaan paru-paru, frekuensi pernafasan
22x/menit, irama pernapasan teratur, ekspansi dada simetris, tidak ada retraksi
otot bantu pernafasan, suara nafas vesikuler di seluruh lapang paru
g) Payudara : karakteristik puting, kebersihan puting, areola menghitam, nyeri
payudara atau tegang.
h) Abdomen : nyeri tekan, kaji area abdomen apakah ada nyeri, distensi, penyakit
peristaltic, apakah ada pembesaran (kembung).
i) Ektremitas : pucat area kaki atau tangan, nadi teraba halus/kuat, tanda denyut nadi
beraturan dan kram kaki
f. Pola fungsional
1. Pola nutrisi
Untuk mendapatkan gambaran bagaimana pasien mencukupi asupan gizinya selama
hamil, apakah mengalami perubahan pola makan, frekuensi makan, menu dan
pantangan makan, serta seberapa banyak ibu minum dalam 1 hari, merasa mual
muntah selama hamil, makanan yang dapat disukai/tidak disukai.
2. Pola eliminasi
Kaji pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar meliputi frekuensi, jumlah,
konsistensi dan bau dan kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna, jumlah .
3. Pola tidur dan istirahat
Untuk menggambar pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam tidur, kebiasaan
sebelum tidur, Pada ibu hamil dengan kebutuhan istirahat akan berkurang dikarenakan
adanya gangguan rasa nyaman nyeri perut.
4. Pola personal hygiene
Untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan tubuh terutama pada doerah
genetalia dan apakah ibu mampu untuk melakukan secara mandiri.
5. Pola aktivitas
Aktivitas adalah gambaran pola aktivitas ibu sehari-hari. Pada ibu mengalami sakit
perut bagian bawah aktivitas menjadi terganggu seperti membersihkan rumah,
memasak, dan melakukan personal hygiene.
6. Aktivitas seksual
Untuk menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan pola aktivitas seksual seperti,
berapa frekuensi berhubungan dalam seminggu dan adakah gangguan atau keluhan
yang dirasakan.

2. Diagnosa Keperawatan Yang Terkait


Merupakan keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga atau masyarakat, sebagai
akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensial
(SDKI 2017).
1). Nyeri Akut b.d Agen Pencedera fisik (D.0077)
2). Ansietas b.d Ancaman terhadap kematian (D.0080)
3.Intervensi Keperawatan (SIKI-SLKI 2018)
No Dx. Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
. Keperawatan
1. Nyeri Akut b.d Setelah dilakukan Tindakan Observasi
Agen Pencedera keperawatan ... diharapkan 1. Identifikasi karakteristik, durasi, frekuensi,
fisik (D.0077) nyeri berkurang bahkan kualitas, intensitas nyeri,
hilang dengan Kriteria Hasil : 2. Identifikasi Skala Nyeri
 Mampu mengontrol 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
nyeri (tahu penyebab, 4. Identifikasi factor yang memperberat dan
mampu menggunakan memperingan rasa nyeri
teknik nonfarmakologi 5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
untuk mengurangi tentang nyeri
nyeri, mencari bantuan) 6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap
 Melaporkan bahwa respon nyeri.
nyeri berkurang 7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
 Mampu mengenali hidup
nyeri (skala, intensitas, 8. Monitor keberhasilan terapi komplementer
frekuensi dan tanda yang sudah diberikan
nyeri) 9. Monitor efek samping penggunaan analgetic
 Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri Terapeutik
berkurang 1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (misal TENS
hipnosis, akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing kompres hangat/dingin,
terapi bermain
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri (mis. suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
3. Fasilitas istirahat dan tidur
4. Pertimbangan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri

Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri 10
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
5. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2. Ansietas b.d Setelah dilakukan Tindakan
Ancaman keperawatan ... diharapkan Observasi
terhadap tingkat ansietas dengan 1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
kematian(D.0080) Kriteria Hasil : (misal kondisi, waktu, stresor)
1. Verbalisasi 2. Identifikasi kemampuan mengambil
kebingungan menurun keputusan
2. Verbalisasi khawatir 3. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal
akibat kondisi yang dan nonverbal)
dihadapi menurun
3. Perilaku gelisah Terapeutik
menurun 1. Ciptakan suasana terapeutik untuk
4. Perilaku tegang menumbuhkan kepercayaan
menurun 2. Temani pasien untuk megurangi
5. Keluhan pusing kecemasan, jika memungkinkan
menurun 3. Pahami situasi yang membuat ansietas
6. Anoreksia menurun 4. Dengarkan dengan penuh perhatian
7. Palpitasi menurun 5. Gunakan pendekatan yang tenang dan
8. Diaforesis menurun meyakinkan
9. Tremor menurun 6. Tempatkan barang prbadi yang
10. Pucat menurun memberikan kenyamanan
11. Konsentrasi membaik 7. Memotivasi Mengidentifikasi situasi
12. Pola tidur membaik yang memicu kecemasan
13. Frekuensi pernapasan 8. Diskusi perencanaan realistis tentang
membaik peristiwa yang akan datang
14. Tekanan darah
membaik Edukasi
15. Kontak mata membaik 1. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi
16. Pola berkemih yang mungkin dialami
membaik 2. Informasi secara faktual mengenai
17. Orientasi membaik diagnosis, pengobatan, dan prognosis
3. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
pasien, jika perlu
4. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
persepsi
5. Anjurkan untk melakukan kegiatan yang
tidak kompetitif, sesuai kebutuhan
6. Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
7. Latih penggunaan mekanisme
pertahanan diri yang tepat
8. Latih teknik relaksasi

Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian obat antiansietas,
jika perlu

K. Abortus inkomplit (keguguran tidak lengkap) adalah pengeluaran sebagian janin pada
L. kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam
uterus. Pada
M. pemeriksaan vaginal, servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam kavum uteri
atau
N. kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum. Pendarahan
tidak akan
O. berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan, dapat menyebabkan syok (Irianti, 2014).
P. Abortus inkomplit (keguguran tidak lengkap) adalah pengeluaran sebagian janin pada
Q. kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam
uterus. Pada
R. pemeriksaan vaginal, servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam kavum uteri
atau
S. kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum. Pendarahan
tidak akan
T. berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan, dapat menyebabkan syok (Irianti, 2014).
U. Abortus inkomplit (keguguran tidak lengkap) adalah pengeluaran sebagian janin pada
V. kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam
uterus. Pada
W. pemeriksaan vaginal, servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam kavum uteri
atau
X. kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum. Pendarahan
tidak akan
Y. berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan, dapat menyebabkan syok (Irianti, 2014)
Z. Abortus inkomplit (keguguran tidak lengkap) adalah pengeluaran sebagian janin pada
AA. kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal
dalam uterus. Pada
BB. pemeriksaan vaginal, servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam
kavum uteri atau
CC. kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum.
Pendarahan tidak akan
DD. berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan, dapat menyebabkan syok (Irianti,
2014)
EE.Abortus inkomplit (keguguran tidak lengkap) adalah pengeluaran sebagian janin pada
FF. kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam
uterus. Pada
GG. pemeriksaan vaginal, servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam
kavum uteri atau
HH. kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum.
Pendarahan tidak akan
II. berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan, dapat menyebabkan syok (Irianti, 2014)
JJ. Abortus inkomplit (keguguran tidak lengkap) adalah pengeluaran sebagian janin pada
KK. kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal
dalam uterus. Pada
LL.pemeriksaan vaginal, servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam kavum uteri
atau
MM. kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum.
Pendarahan tidak akan
NN. berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan, dapat menyebabkan syok (Irianti,
2014)
OO. Abortus inkomplit (keguguran tidak lengkap) adalah pengeluaran sebagian
janin pada
PP. kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam
uterus. Pada
QQ. pemeriksaan vaginal, servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam
kavum uteri atau
RR. kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum.
Pendarahan tidak akan
SS. berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan, dapat menyebabkan syok (Irianti, 2014)
TT.Abortus inkomplit (keguguran tidak lengkap) adalah pengeluaran sebagian janin pada
UU. kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal
dalam uterus. Pada
VV. pemeriksaan vaginal, servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam
kavum uteri atau
WW. kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum.
Pendarahan tidak akan
XX. berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan, dapat menyebabkan syok (Irianti,
2014)
YY. Abortus inkomplit (keguguran tidak lengkap) adalah pengeluaran sebagian
janin pada
ZZ.kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam
uterus. Pada
AAA. pemeriksaan vaginal, servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam
kavum uteri atau
BBB. kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum.
Pendarahan tidak akan
CCC. berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan, dapat menyebabkan syok (Irianti, 2
DAFTAR PUSTAKA

Afifah (2020) “Asuhan keperawatan abortus inkomplit post kuretase dengan fokus
studi pengelolaan nyeri akut pada ny.y di rsud tidar kota magelang.”
Dhewi & Anwary (2020) “Prosiding hasil-hasil penelitian tahun 2020 analisis faktor
risiko abortus di klinik bidan praktek swasta hj. Gunarti banjarbaru,” Jurnal
Universitas Islam Kalimantan, hal. 284–293.
Dinas kesehatan provinsi bengkulu (2021) “Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintahan (LAKIP) Dana Dekonsentrasi (03-DK) Tahun 2019.”
Ekotama, S. (2021) “Suryono Ekotama, ST. Harum Pudjiarto. RS, G. Widiartana.,
Op. Cit , hlm. 31. Paulinus Soge., Op. Cit , hlm. 352.,” hal. 20–63.
Febiantri, N. & Machmudah, M. (2021) “Penurunan Nyeri Pasien Post Sectio
Caesarea Menggunakan Terapi Teknik Relaksasi Benson,” Ners Muda, 2(2),
hal. 31. doi: 10.26714/nm.v2i2.6239.
Kementerian Kesehatan, (2020) Pedoman nasional asuhan pasca keguguran yang
komprehensif, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Nana Lismawati (2020) “Hubungan riwayat abortus pada ibu hamil dengan kejadian
abortus naskah publikasi.”
Pratiwi; I. (2020) “Asuhan keperawatan ny.s dengan nyeri akut pada abortus inkomplit pre &
post kuretase di bagian kebidanan budi rahayu rsud tidar kota magelang.”
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI

LAPORAN PENDAHULUAN (LP)


ABORTUS INKOMPLIT

DISUSUN OLEH :

NAMA: VIRGINA GRETIN LAUREN PALESA

NIM: N21021099

CI RUANGAN PEMBIMBING

…………………… ……………………

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2022/2023

Anda mungkin juga menyukai