A.PENGERTIAN
A. Abortus inkomplit (keguguran tidak lengkap) adalah pengeluaran sebagian janin pada
B. kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam
uterus. Pada
C. pemeriksaan vaginal, servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam kavum uteri
atau
D. kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum. Pendarahan
tidak akan
E. berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan, dapat menyebabkan syok (Irianti, 2014)
F. Abortus inkomplit (keguguran tidak lengkap) adalah pengeluaran sebagian janin pada
G. kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam
uterus. Pada
H. pemeriksaan vaginal, servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam kavum uteri
atau
I. kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum. Pendarahan
tidak akan
J. berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan, dapat menyebabkan syok (Irianti, 2014)
Abortus inkomplit (keguguran tidak lengkap) adalah pengeluaran sebagian janin pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
Pada pemeriksaan vaginal, servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam kavum uteri
atau kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum. Pendarahan tidak
akan berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan, dapat menyebabkan syok (Dhewi & Anwary
(2020).
B. ETIOLOGI
Secara umum, abortus inkomplit tidak dapat dicegah, di mana 50% kasus berasal dari
kelainan kromosom. Penyebab abortus inkomplit antara lain : (Afifah 2020).
1) Faktor pertumbuhan hasil konsepsi dapat menimbulkan kematian janin dan
cacat bawaan yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan Gangguan pertumbuhan hasil
konsepsi dapat terjadi karena :
a) Faktor kromosom gangguan terjadi sejak semula pertemuan kromosom
termasuk kromosom seks , di tandai dengan adanya kegagalan pemisahan kromosom
pada fase anaphase baik secara mitosis dan miosis.
b) Faktor lingkungan endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi hasil
konsepsi.
c) Gizi ibu berkurang karena anemia yang ditandai dengan kadar HB dalam sel darah
merah ≤11 gr/%. Pada anemia berat dapat menyebabkan kerusakan otak
yang berakibat pada keguguran.
d) Pengaruh luar yaitu hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan radiasi menyebabkan
pertumbuhan konsepsi terganggu
e) Infeksi ditandai dengan demam tinggi seperti pneumonia, tifoid, pielitis,
rubeola,demam malta yang disebabkan adanya metaboli toksik, endotoksin dari
ibu atau invasi kuman atau virus pada fetus.
2) Kelainan pada plasenta
a) Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga plasenta tidak dapat berfungsi
b) Gangguan pembuluh darah plasenta, peredaran pada DM
c) Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah ke plasenta sehingga
terjadi abortus.
3) Penyakit ibu
Penyakit ibu dapat secara langsung mempengaruhi pertumbuhan janin
dalam kandungan melalui plasenta
a) Penyakit infeksi seperti pnemonio, tifus abdominalis, malaria, sifilis
b) Anemia ibu melalui gangguan nutrisi dan peredaran O2 menuju sirkulasi
uterus plasenta
c) Penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati, penyakit
diabetes militus.
4) Kelainan yang terdapat dalam rahim.
Rahim merupakan tempat tumbuh kembangnya janin dijumpai keadaan abnormal
dalam bentuk mioma uteri bekas operasi pada serviks.
C. TANDA DAN GEJALA
1) Perdarahan bisa sedikit atau banyak dan bisa terdapat bekuan darah
2) Rasa mulas (kontraksi) tambah hebat
3) Ostium uteri eksternum atau serviks terbuka
4) Pada pemeriksaan vaginal, jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang-kadang
sudah menonjol dari eksternum atau sebagian jaringan keluar
5) Perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan dapat menyebabkan syok.
Gejala abortus inkomplit berupa amenorea, sakit perut, dan mulas-mulas. Perdarahan
bisa sedikit atau banyak, dan biasanya berupa stolsel (darah beku), sudah ada keluar fetus
atau jaringan. Pada abortus yang sudah lama terjadi atau pada abortus provokatus yang
dilakukan oleh orang yang tidak ahli, sering terjadi infeksi. Tanda-tanda infeksi
alatgenital berupa demam, nadi cepat, perdarahan, berbau, uterus membesar dan
lembek,nyeri tekan, luekositosis. Pada pemeriksaan dalam untuk abortus yang baru saja
terjadi di dapati serviks terbuka, kadang-kadang dapat diraba sisa-sisa jaringan dalam
kanalis servikalis atau kavum uteri, serta uterus berukuran kecil dari seharusnya. (Nana 2020)
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi biasanya dikeluarkan
seluruhnya karena villi korialis belum menembus desidua lebih dalam. Pada kehamilan
antara 8 – 14 minggu villi korialis menembus desidua lebih dalam, sehingga umumnya
plasenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan banyak perdarahan.
Padakehamilan ke 14 minggu yang dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin, disusul
beberapa waktu kemudian plasenta. Perdarahan tidak banyak jika plasenta segera terlepas
dengan lengkap (Nana 2020)
D. PATOFISIOLOGI
Terjadinya keguguran/abortus mulai dari terlepasnya sebagian atau seluruh jaringan
plasenta, yang menyebabkan perdarahan sehingga janin kekurangan nutrisi dan
akosigen.Bagian yang terlepas dianggap benda asing, sehingga rahim berusaha untuk
mengeluarkan dengan kontraksi. Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan seluruhnya
atau sebagian masih tertinggal, yang menyebabkan berbagai penyulit. Oleh karena
itu, keguguran memiliki gejala umum sakit perut karena kontraksi rahim, terjadi perdarahan,
dan disertai pengeluaran seluruh atau sebagian hasil konsepsi (Dinkes 2021).
d.Riwayat obsetri
1) Riwayat menstruasi : HPHT (haid pertama haid terakhir), lama menstruasi, siklus
menstruasi, keteraturan, nyeri menstruasi.
2) Riwayat kehamilan : Riwayat kehamilan saat dikaji meliputi kehamilan keberapa,
persalinan keberapa, pernah aborsi (GPA) dan umur berapa.
3) riwayat Antenatal Care (ANC) : komplikasi, imunisasi, apakah kehamilan
direncanakan atau tidak.
4) Riwayat persalinan sebelumnya Dikaji untuk mengetahui jumlah paritas, cara
persalinan, penyulit yang menyertai persalinan dan nifas yang lalu, jumlah anak yang
hidup. jumlah anak yang mati atau keguguran jenis kelamin.
e. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Ibu hamil yang terjadi abortus inkomplit biasanya mengalami keluarnya darah dari
jalan lahir berbentuk gumpalan darah seperti hati ayam.
2. Tingkat kesadaran
Composmentis
3. Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : klien ditemukan dengan darah sistol >140 mmHg dan diastol >90
mmHg, Nadi : Klien mengalami nadi yang meningkat, Nafas : Klien mengalami nafas
sedang, Suhu : Klien biasanya suhu rendah.
4. Antropometri
a) Berat badan pasien
b) Tinggi badan pasien
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri 10
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
5. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2. Ansietas b.d Setelah dilakukan Tindakan
Ancaman keperawatan ... diharapkan Observasi
terhadap tingkat ansietas dengan 1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
kematian(D.0080) Kriteria Hasil : (misal kondisi, waktu, stresor)
1. Verbalisasi 2. Identifikasi kemampuan mengambil
kebingungan menurun keputusan
2. Verbalisasi khawatir 3. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal
akibat kondisi yang dan nonverbal)
dihadapi menurun
3. Perilaku gelisah Terapeutik
menurun 1. Ciptakan suasana terapeutik untuk
4. Perilaku tegang menumbuhkan kepercayaan
menurun 2. Temani pasien untuk megurangi
5. Keluhan pusing kecemasan, jika memungkinkan
menurun 3. Pahami situasi yang membuat ansietas
6. Anoreksia menurun 4. Dengarkan dengan penuh perhatian
7. Palpitasi menurun 5. Gunakan pendekatan yang tenang dan
8. Diaforesis menurun meyakinkan
9. Tremor menurun 6. Tempatkan barang prbadi yang
10. Pucat menurun memberikan kenyamanan
11. Konsentrasi membaik 7. Memotivasi Mengidentifikasi situasi
12. Pola tidur membaik yang memicu kecemasan
13. Frekuensi pernapasan 8. Diskusi perencanaan realistis tentang
membaik peristiwa yang akan datang
14. Tekanan darah
membaik Edukasi
15. Kontak mata membaik 1. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi
16. Pola berkemih yang mungkin dialami
membaik 2. Informasi secara faktual mengenai
17. Orientasi membaik diagnosis, pengobatan, dan prognosis
3. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
pasien, jika perlu
4. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
persepsi
5. Anjurkan untk melakukan kegiatan yang
tidak kompetitif, sesuai kebutuhan
6. Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
7. Latih penggunaan mekanisme
pertahanan diri yang tepat
8. Latih teknik relaksasi
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian obat antiansietas,
jika perlu
K. Abortus inkomplit (keguguran tidak lengkap) adalah pengeluaran sebagian janin pada
L. kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam
uterus. Pada
M. pemeriksaan vaginal, servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam kavum uteri
atau
N. kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum. Pendarahan
tidak akan
O. berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan, dapat menyebabkan syok (Irianti, 2014).
P. Abortus inkomplit (keguguran tidak lengkap) adalah pengeluaran sebagian janin pada
Q. kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam
uterus. Pada
R. pemeriksaan vaginal, servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam kavum uteri
atau
S. kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum. Pendarahan
tidak akan
T. berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan, dapat menyebabkan syok (Irianti, 2014).
U. Abortus inkomplit (keguguran tidak lengkap) adalah pengeluaran sebagian janin pada
V. kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam
uterus. Pada
W. pemeriksaan vaginal, servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam kavum uteri
atau
X. kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum. Pendarahan
tidak akan
Y. berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan, dapat menyebabkan syok (Irianti, 2014)
Z. Abortus inkomplit (keguguran tidak lengkap) adalah pengeluaran sebagian janin pada
AA. kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal
dalam uterus. Pada
BB. pemeriksaan vaginal, servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam
kavum uteri atau
CC. kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum.
Pendarahan tidak akan
DD. berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan, dapat menyebabkan syok (Irianti,
2014)
EE.Abortus inkomplit (keguguran tidak lengkap) adalah pengeluaran sebagian janin pada
FF. kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam
uterus. Pada
GG. pemeriksaan vaginal, servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam
kavum uteri atau
HH. kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum.
Pendarahan tidak akan
II. berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan, dapat menyebabkan syok (Irianti, 2014)
JJ. Abortus inkomplit (keguguran tidak lengkap) adalah pengeluaran sebagian janin pada
KK. kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal
dalam uterus. Pada
LL.pemeriksaan vaginal, servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam kavum uteri
atau
MM. kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum.
Pendarahan tidak akan
NN. berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan, dapat menyebabkan syok (Irianti,
2014)
OO. Abortus inkomplit (keguguran tidak lengkap) adalah pengeluaran sebagian
janin pada
PP. kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam
uterus. Pada
QQ. pemeriksaan vaginal, servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam
kavum uteri atau
RR. kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum.
Pendarahan tidak akan
SS. berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan, dapat menyebabkan syok (Irianti, 2014)
TT.Abortus inkomplit (keguguran tidak lengkap) adalah pengeluaran sebagian janin pada
UU. kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal
dalam uterus. Pada
VV. pemeriksaan vaginal, servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam
kavum uteri atau
WW. kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum.
Pendarahan tidak akan
XX. berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan, dapat menyebabkan syok (Irianti,
2014)
YY. Abortus inkomplit (keguguran tidak lengkap) adalah pengeluaran sebagian
janin pada
ZZ.kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam
uterus. Pada
AAA. pemeriksaan vaginal, servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam
kavum uteri atau
BBB. kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum.
Pendarahan tidak akan
CCC. berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan, dapat menyebabkan syok (Irianti, 2
DAFTAR PUSTAKA
Afifah (2020) “Asuhan keperawatan abortus inkomplit post kuretase dengan fokus
studi pengelolaan nyeri akut pada ny.y di rsud tidar kota magelang.”
Dhewi & Anwary (2020) “Prosiding hasil-hasil penelitian tahun 2020 analisis faktor
risiko abortus di klinik bidan praktek swasta hj. Gunarti banjarbaru,” Jurnal
Universitas Islam Kalimantan, hal. 284–293.
Dinas kesehatan provinsi bengkulu (2021) “Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintahan (LAKIP) Dana Dekonsentrasi (03-DK) Tahun 2019.”
Ekotama, S. (2021) “Suryono Ekotama, ST. Harum Pudjiarto. RS, G. Widiartana.,
Op. Cit , hlm. 31. Paulinus Soge., Op. Cit , hlm. 352.,” hal. 20–63.
Febiantri, N. & Machmudah, M. (2021) “Penurunan Nyeri Pasien Post Sectio
Caesarea Menggunakan Terapi Teknik Relaksasi Benson,” Ners Muda, 2(2),
hal. 31. doi: 10.26714/nm.v2i2.6239.
Kementerian Kesehatan, (2020) Pedoman nasional asuhan pasca keguguran yang
komprehensif, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Nana Lismawati (2020) “Hubungan riwayat abortus pada ibu hamil dengan kejadian
abortus naskah publikasi.”
Pratiwi; I. (2020) “Asuhan keperawatan ny.s dengan nyeri akut pada abortus inkomplit pre &
post kuretase di bagian kebidanan budi rahayu rsud tidar kota magelang.”
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
DISUSUN OLEH :
NIM: N21021099
CI RUANGAN PEMBIMBING
…………………… ……………………
UNIVERSITAS TADULAKO
2022/2023