Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

“ABORTUS”

A. Definisi
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram,
sebelum janin mampu hidup diluar kandungan (Nugroho, 2010).
Abortus inkomplit adalah dimana sebagian jaringan hasil konsepsi masih
tertinggal di dalam uterus dimana perdarahannya masih terjadi dan jumlahnya
bisa banyak atau sedikit bergantung pada jaringan yang tersisa, yang
menyebabkan sebagian placental site masih terbuka sehingga perdarahan
berjalan terus (Sujiyatini, 2009).
Abortus inkomplit adalah perdarahan pada kehamilan muda dimana
sebagaian dari hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri melalui kanalis
servikal yang tertinggal pada desidua atau plasenta (Ai Yeyeh, 2010).

B. Etiologi
Penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahui secara pasti, tetapi
terdapat beberapa faktor sebagai berikut :
1. Kelainan Pertumbuhan Hasil Konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin
dan cacat bawahan yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan.
Gangguan pertumbuhan hasil konsepsi dapat terjadi karena :
a. Faktor kromosom, gangguan terjadi sejak semula pertemuan kromosom,
termasuk kromosom seks.
b. Faktor lingkungan endometrium
1) Endometrium  yang  belum  siap  untuk  menerima  implantasi hasil
konsepsi.
2) Gizi ibu kurang karena anemia atau jarak kehamilan terlalu pendek.

1
PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
c. Pengaruh luar
1) Infeksi endometrium, endometrium tidak siap menerima hasil
konsepsi
2) b)      Hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan radiasi menyebabkan
pertumbuhan hasil konsepsi terganggu.
2. Kelainan Pada Plasenta
a. Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga plasenta tidak
dapat berfungsi.
b. Gangguan pada pembuluh darah plasenta yang diantaranya pada
penderita diabetes mellitus
c. Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah plasenta sehingga
menimbulkan keguguran.
3. Penyakit Ibu
Penyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis, malaria, sifilis,
anemia dan penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyakit ginjal,
penyakit hati, dan penyakit diabetesmilitus.
4. Kelainan yang terdapat dalam rahim. Rahim merupakan tempat tumbuh
kembangnya janin dijumpai keadaan abnormal dalam bentuk mioma uteri,
uterus arkuatus, uterus septus, retrofleksia uteri, serviks inkompeten, bekas 
operasi  pada serviks (konisasi, amputasi serviks), robekan serviks
postpartum (Manuaba, 2010).

C. Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti nerloisi
jaringan yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing
dalam uterus. Sehingga menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan
benda asing tersebut.
Apabila pada kehamilan kurang dari 8 minggu, nilai khorialis belum
menembus desidua serta mendalam sehingga hasil konsepsi dapat keluar
seluruhnya. Apabila kehamilan 8-14 minggu villi khoriasli sudah menembus

2
PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
terlalu dalam hingga plasenta tidak dapat dilepaskan sempurna dan menimbulkan
banyak perdarahan dari pada plasenta.
Apabila mudigah yang mati tidak  dikeluarkan dalam  waktu singkat, maka
dia dapat diliputi oleh lapisan bekuan darah. Pada janin yang telah meninggal
dan tidak dikeluarkan dapat terjadi proses modifikasi janin mengering dan
karena cairan amion menjadi kurang oleh sebab diserap. Ia menjadi agak gepeng.
Dalam tingkat lebih lanjut ia menjadi tipis.
Kemungkinan lain pada janin mati yang tidak lekas dikeluarkan ialah
terjadinya maserasi, kulit terkelupas, tengkorak menjadi lembek, perut membesar
karena terasa cairan dan seluruh janin bewarna kemerah-merahan (Ai Yeyeh,
2010).

D. Pathway

Resiko infeksi

E. Manifestasi Klinis
1. Abortus inkomplit ditandai dengan dikeluarkannya sebagian hasil konsepsi
dari uterus, sehingga sisanya memberikan gejala klinis sebagai berikut :
3
PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
a. Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu
b. Perdarahan memanjang, sampai terjadi keadaan anemis
c. Perdarahan mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat
d. Terjadi infeksi dengan ditandai suhu tinggi
e. Dapat terjadi degenerasi ganas/koriokarsinoma (Manuaba, 2010).
2. Gejala lain dari abortus incomplit antara lain:
a. Perdarahan biasa sedikit/banyak dan biasa terdapat bekuan darah .
b. Rasa mules (kontraksi) tambah hebat.
c. perdarahan pervagina ada atau tidak jaringan hasil konsepsi, tercium
bau busuk dari vulva
d. Ostium uteri eksternum atau serviks terbuka.
e. Pada pemeriksaan vaginal, jaringan dapat diraba dalam cavum uteri
atau kadang-kadang sudah menonjol dari eksternum atau sebagian
jaringan keluar.
f. Perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan dapat
menyebabkan syok (Maryunani, 2009).

F. Penatalaksanann Medis
1. Pemeriksaan umum :
a. Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum pasien,
termasuk tanda-tanda vital.
b. Periksa tanda-tanda syok (pucat, berkeringat banyak, pingsan, tekanan
sistolik kurang 90 mmHg, nadi lebih 112 kali per menit).
c. Jika dicurigai terjadi syok, segera  lakukan  penanganan syok. Jika tidak
terlihat tanda-tanda syok, tetap pikirkan kemungkinan tersebut saat
penolong melakukan evaluasi mengenai kondisi wanita karena
kondisinya dapat memburuk dengan cepat. Jika terjadi syok, sangat
penting untuk memulai penanganan syok dengan segera.
d. Jika pasien dalam keadaan syok, pikirkaan kemungkinan kehamilan
ektopik terganggu.

4
PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
e. Pasang infus dengan jarum infus besar (16 G atau lebih), berikan
larutan garam fisiologik atau ringer laktat dengan tetesan cepat 500 cc
dalam 2 jam pertama (Syaifuddin, 2006).

2. Penanganan Abortus Inkomplit


a. Menentukan besar uterus, kenali dan atasi setiap komplikasi
(perdarahan hebat, syok dan sepsis)
b. Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan < 16
minggu, evakuasi sisa hasil konsepsi dengan :
1) Vacum Manual merupakan metode evakuasi yang terpilih. Evakuasi
dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika AVM tidak
tersedia. 
2) Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrium 0,2
mg im (diulangi setelah 15 menit jika perlu) atau misoprostol 400
mcg per oral (dapat diulangi setelah 4 jam jika perlu).
c. Jika kehamilan > 16 mingguan
1) Berikan infus  oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan IV (garam
fisiologis arau RL) dengan  kecepatan 40 tetes / menit  sampai
terjadi ekspulsi konsepsi. 
2) Jika perlu berikan misoprostol 200 mg pervaginam setiap 4 jam
sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi(maksimal 80 mg)
3) Evakuasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus
d. Bila tidak ada tanda-tanda infeksi beri antibiotika profilaksis
(sulbenisillin 2 gram/IM atau sefuroksim 1 gram oral).
e. Bila terjadi infeksi beri ampicillin 1 gram dan Metrodidazol 500mg
setiap 8 jam.
f. Bila pasien tampak anemik, berikan sulfasferosus 600 mg/hari selama 2
minggu (anemia sedang) atau transfusi darah (anemia berat).
g. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan
(Syaifuddin, 2006).

G. Pemeriksaan Penunjang

5
PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
1. Darah
Kadar Hb, dimana Hb normal pada ibu hamil adalah ≥ 11 gr% (TM I dan
TM III 11 gr % dan TM II 10,5 gr %).
a. Hb ≥ 11 gr% : tidak anemia
b. Hb 9-10 gr% : anemia ringan
c. Hb 7-8 gr% : anemia sedang
d. Hb ≤ 7 gr% : anemia berat
2. Urine
Untuk memeriksa protein urine dan glukosa urine.untuk klien dengan
kehamilan dan persalinan normal protein dan glukosa urine negatif.
3. USG
Untuk memeriksa apakah kantong gestasi masih utuh dan cairan amnion
masih ada.

H. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas Klien
b. Keluhan Utama: Sakit perut, perdarahan, nyeri pada luka jahitan, takut
bergerak.
c. Riwayat Kesehatan, terdiri dari :
1) Kesehatan sekarang
2) Kesehatan masa lalu
d. Riwayat Pembedahan
e. Riwayat penyakit yang pernah dialami
f. Riwayat kesehatan keluarga
g. Riwayat kesehatan reproduksi : Kaji tentang mennorhoe, siklus
menstruasi, lamanya, banyaknya, sifat darah, bau, warna dan adanya
dismenorhoe serta kaji kapan menopause terjadi, gejala serta keluahan
yang menyertainya
h. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas : Kaji bagaimana keadaan
anak klien mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana
keadaan kesehatan anaknya.

6
PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
i. Riwayat seksual : Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis
kontrasepsi yang digunakan serta keluahn yang menyertainya.
j. Riwayat pemakaian obat : Kaji riwayat pemakaian obat-obatan
kontrasepsi oral, obat digitalis dan jenis obat lainnya.
k. Pola aktivitas sehari – hari : Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit,
eliminasi (BAB dan BAK), istirahat tidur, hygiene, ketergantungan,
baik sebelum dan saat sakit.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Hal yang diinspeksi antara lain : mengobservasi kulit terhadap warna,
perubahan warna, laserasi, lesi terhadap drainase, pola pernafasan
terhadap kedalaman dan kesimetrisan, bahasa tubuh, pergerakan dan
postur, penggunaan ekstremitas, adanya keterbatasan fisik, dan
seterusnya.
b. Palpasi
- Sentuhan : merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat
kelembaban dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi
uterus.
- Tekanan : menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema,
memperhatikan posisi janin atau mencubit kulit untuk mengamati
turgor.
- Pemeriksaan dalam : menentukan tegangan/tonus otot atau respon
nyeri yang abnormal
c. Perkusi
- Menggunakan jari : ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang
menunjukkan ada tidaknya cairan , massa atau konsolidasi.
- Menggunakan palu perkusi : ketuk lutut dan amati ada tidaknya
refleks/gerakan pada kaki bawah, memeriksa refleks kulit perut
apakah ada kontraksi dinding perut atau tidak
d. Auskultasi

7
PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
Mendengarkan di ruang antekubiti untuk tekanan darah, dada untuk
bunyi jantung/paru abdomen untuk bising usus atau denyut jantung
janin (Johnson & Taylor, 2005).
3. Pemeriksaan Psikososial
a. Respon dan persepsi keluarga
b. Status psikologis ayah, respon keluarga terhadap bayi
4. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus
b. Defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan aktif
c. Risiko infeksi berhubungan dengan adanya pendarahan dan proses
kuretase
d. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan (kurang
informasi/tidak mengenalnya sumber-sumber informasi) tentang
prosedur kuretase
e. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.
5. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
Nyeri Akut NOC : 1. Lakukan pengkajian nyeri
Faktor yang  Tingkat kenyamanan : secara komprehensif
berubungan : tingkat persepsi positif meliputi lokasi,
Agen – agen terhadap kemudahan fisik karakteristik, awitam
penyebab cedera psikologis durasi frekuensi, kualitas,
: biologis, kimia,  Pengendalian nyeri : intensitas,atau keparahan
fisik dan tindakan individu untuk nyeri dan factor
psikologis mengendalikan nyeri presipitasinya
Batasan  Tingkat nyeri : keparahan 2. Observasi isyarat
karakteristik nyeri yang dapat diamati nonverbal
Subjektif atau dilaporkan ketidaknyamanan
Mengungkapkan 3. Minta pasien untuk

8
PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
secara verbal Tujuan dan kriteria evaluasi : menilai nyeri dengan skala
atau melaporkan Setelah dilakukan tindakan (1-10)
nyeri dengan keperawatan selama .... x 24 4. Pengaturan posisi yang
isyarat jam : Menunjukan tingkat nyaman
Objektif nyeri dengan indicator 5. Terapi oksigen
 Posisi untuk sebagai berikut: 6. Monitor TTV
menghindari Saat 7. Informasikan kepada
Indikator Target
dikaji
nyeri pasien tentang prosedur
Nyeri yang
 Perubahan dilaporkan yang dapat menungkatkan
selera makan Ekspresi nyeri dan tawarkan
nyeri pada
 Perubahan strategi koping yang
wajah
ekspresi Keteganga ditawarkan
n otot 8. Berikan informasi tentang
misal :
Durasi
gelisah, episode nyeri, seperti
merinih, nyeri penyebabnyeri,
Merintih
meringis, 9. Ajarkan penggunaan
dan
menangis menangis teknik nonfarmakologis
Gelisah (relaksasi, distraksi, terapi)
 Bukti nyeri
Ket : 1.Sangat Berat; 2.Berat;
dapat diamati 10. Pemberian analgetik
3.Sedang; 4.Ringan; 5.Tidak
 Gangguan ada 11. Laporkan pada dokter jika

tidur tindakan tidak berhasil

b. Defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan aktif


INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
Defisit Volume NOC : Fluid management
Cairan  Fluid balance 1. Timbang popok/pembalut
Faktor yang  Hydration jika diperlukan
berubungan :  Nutritional Status : Food 2. Pertahankan catatan intake
 Kehilangan and Fluid Intake dan output yang akurat

9
PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
volume Tujuan dan kriteria evaluasi : 3. Monitor status hidrasi
cairan secara Setelah dilakukan tindakan ( kelembaban membran
aktif keperawatan selama .... x 24 mukosa, nadi adekuat,
 Kegagalan jam : tekanan darah ortostatik ),
mekanisme  Mempertahankan urine jika diperlukan
pengaturan output sesuai dengan usia 4. Monitor hasil lAb yang
Batasan dan BB, BJ urine normal, sesuai dengan retensi
karakteristik HT normal cairan (BUN , Hmt ,
 Kelemahan  Tekanan darah, nadi, suhu osmolalitas urin  )
 Haus tubuh dalam batas normal 5. Monitor vital sign
 Penurunan 6. Monitor masukan
 Tidak ada tanda tanda
turgor
kulit/lidah dehidrasi, Elastisitas makanan / cairan dan
 Membran turgor kulit baik, membran hitung intake kalori harian
mukosa/kulit 7. Kolaborasi pemberian
mukosa lembab, tidak ada
kering
rasa haus yang berlebihan cairan IV
 Peningkatan
denyut nadi, 8. Monitor status nutrisi
penurunan 9. Berikan cairan
tekanan
10. Berikan diuretik sesuai
darah,
penurunan interuksi
volume/tekan 11. Berikan cairan IV pada
an nadi suhu ruangan
 Pengisian
12. Dorong masukan oral
vena
menurun 13. Berikan penggantian
 Perubahan nesogatrik sesuai output
status mental
14. Dorong keluarga untuk
 Konsentrasi
urine membantu pasien makan
meningkat 15. Tawarkan snack ( jus
 Temperatur buah, buah segar )
tubuh
16. Kolaborasi dokter jika
meningkat
 Hematokrit tanda cairan berlebih
meninggi muncul meburuk
 Kehilangan 17. Atur kemungkinan

10
PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
berat badan tranfusi
seketika 18. Persiapan untuk tranfusi
(kecuali pada
third
spacing)

c. Risiko infeksi berhubungan dengan adanya pendarahan dan proses


kuretase
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
Resiko infeksi NOC : 1. Pantau tanda dan gejala
Factor yang
 Status imun; resistensi infeksi
berubungan :
alamai dan dapatan yang 2. Kaji faktor yang dapat
 Kurang
bekerja tepat terhadap meningkatkan
pengetahua
antigen internal maupun kerentenan terhadap
n untuk
eksternal infeksi
menghindar
 Penyembuhan luka; primer; 3. Pantau hasil laboratorium
i pemajanan
tingkat regenarasi sel dan 4. Amati penampilan
patogen
jaringan setelah penutupan praktek hygiene personal
 Penyakit luka secara sengaja untuk perlindungan
kronis  Penyembuhan luka; terhadap infeksi
 Penekanan sekunder; tingkat regenerasi 5. Jelaskan pada pasien dan
sistem imun sel dan jaringan pada luka keluarga mengnai infeksi
 Peningkatan terbuka dan hal yang dapat
pemajanan Tujuan dan kriteria evaluasi : meningkatkan resiko
lingkungan Setelah dilakukan tindakan infeksi
terhadap keperawatan selama .... x 24 6. Pengendalian infeksi
patogen jam : Faktor resiko infeksi akan (NIC) : ajarkan pasien
 Prosedur hilang yang dibuktikan dengan teknik mencuci tangan
invasive pengendalian sistem imun, dengan benar
 Kerusakan keparahan inpeksi, dan 7. Pengendalian infeksi

11
PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
jaringan penyembuhan luka, yang (NIC) ; berikan terapi
 Trauma dibuktikan dengan indikator antibiotik, bila
sebagai berikut : diperlukan
Saat 8. Bersihkan lingkungan
Indikator Target
dikaji
dengan benar setelah
Granulasi
Pembentuka digunakan masing-
n bekas luka masing pasien
Ukuran luka
berkurang 9. Pertahankan teknik
Ket : 1.Tidak ada; 2.Terbatas; isolasi bila diperlukan
3.Sedang; 4.Besar; 5.Sangat
besar 10. Terapkan kewaspadaan
universal

d. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan (kurang informasi /


tidak mengenalnya sumber-sumber informasi) tentang prosedur
kuretase
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
Ansietas NOC : 1. Kaji faktor yang dapat
Faktor yang  Tingkat kecemasan; meningkatkan kerentenan
berubungan : keparahan dari tanda-tanda terhadap infeksi
 Ancaman ketakutan, ketegangan, atau 2. Pantau hasil laboratorium
Kematian kegelisahan yang berasal 3. Amati penampilan
 Kebutuhan dari sumber yang tidak praktek hygiene personal
yang tidak dapat di identifikasi untuk perlindungan
dipenuhi Tujuan dan kriteria evaluasi : terhadap infeksi
 Krisis situasi Setelah dilakukan tindakan 4. Jelaskan pada pasien dan

 Konflik nilai keperawatan selama .... x 24 keluarga mengnai infeksi

 Perubahan jam : Ansietas teratasi yang dan hal yang dapat

besar (mis, dibuktikan dengan indikator meningkatkan resiko

status sebagai berikut : infeksi


Indikator Saat Target 5. Pengendalian infeksi
12
PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
ekonomi, dikaj (NIC) : ajarkan pasien
i
lingkungan, teknik mencuci tangan
Perasaan
status gelisah dengan benar
kesehatan, Rasa takut 6. Pengendalian infeksi
yang
fungsi peran, disampaikan (NIC) ; berikan terapi
secara lisan
status peran) Rasa cemas
antibiotik, bila diperlukan
 Stressor yang 7. Bersihkan lingkungan
disampaikan
Batasan secara lisan dengan benar setelah
Peningkatan digunakan masing-
karakteristik
tekanan
 Gelisah darah masing pasien
Pusing
 Kesedihan 8. Pertahankan teknik
Penurunan
 Ketakutan produktivitas isolasi bila diperlukan
Ket : 1.Berat; 2.Cukup berat; 9. Terapkan kewaspadaan
 Sangat 3.Sedang; 4.Ringan; 5.Tidak
ada universal
Khawatir
 Ragu
 Perasaan
tidak adekuat

e. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.


INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
Defisiensi NOC : 1. Kaji tingkat pengetahuan
pengetahuan  Pengetahuan; tingkat pasien terkait dengan
Faktor yang pemahaman yang proses penyakit
berubungan : ditujukan tentang 2. Jelaskan patofisiologi
 Keterbatasan penyakit penyakit, bagaimana
kognitif Tujuan dan kriteria evaluasi : hubungannya dengan
 Kesalah Setelah dilakukan tindakan anatomi dan fisiologi
dalam keperawatan selama .... x 24 sesuai kebutuhan
memahami jam : Pasien memperlihatkan 3. Review pengetahuan

13
PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
informasi pengetahuan; tentang pasien mengenai
 Kurang penyakitnya dengan indicator kondisinyaa
sumber sebagai berikut: 4. Jelaskan mengenai proses
pengetahuan Saat penyakit sesuai kebutuhan
Indikator Target
dikaji
 Kurang 5. Berikan informasi pada
Faktor-
Informasi faktor pasien mengenai
penyebab
 Kurang kondisinya sesuai
Perjalanan
minat belajar penyakit kebutuhan
Tanda dan
Batasan gejala
6. Berikan informasi kepada
karakteristik penyakit pasien/keluarga mengenai
Pencegaha
 Ketidakuratan n penyakit perkembangan pasein
Pilihan sesuai kebutuhan
melakukan pengobatan
perintah yang 7. Diskusikan pilihan terapi/
tersedia
 Kurang penanganan
Strategi
mengatasi 8. Jelaskan komplikasi kronik
pengetahuan
efek
 Perilaku tidak samping yang mungkin ada, sesuai
Sumber kebutuhan
tepat (gelisah, informasi
cemas, apatis) terpercaya 9. Intruksikan kepada pasien
terkait
penyakit mengenai tindakan untuk
Ket : 1.Tidak ada; 2.Terbatas; mencegah/ meminimalkan
3.Sedang; 4.Banyak; 5.Sangat
banyak efek samping penanganan
dari penyakit sesuai
kebutuhan
10. Edukasi pasien mengenai
tanda dan gejala yang
harus dilaporkan kepada
petugas kesehatan sesuai
kebutuhan

14
PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU

Anda mungkin juga menyukai