Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN ABORTUS

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Stase Maternitas

Program Profesi Ners

Disusun Oleh :

NI NYOMAN YENI PUSPITASARI

NIM : 20317101

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) Yatsi Tangerang

TAHUN 2021
A. Definisi
Abortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas. Dimana masa gestasi
belum mencapai usia 20 minggu dan beratnya kurang dari 500gr (Mansjoer, 2014).
Pengguguran kandungan atau aborsi atau abortus adalah berakhirnya kehamilan
sebelum janin dapat hidup di dunia luar, tanpa mempersoalkan penyebabnya. Bayi
baru mungkin hidup di dunia luar bila berat badannya telah mencapai lebih daripada
500 gram atau umur kehamilan lebih daripada 20 minggu (Salmah, 2017).
Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup di luar kandungan. Abortus ditentukan sebagai pengakhiran
kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau kurang dari 20 minggu
(Prawirohardjo S, 2015)

B. Tanda Dan Gejala


Seorang wanita diduga mengalami abortus apabila dalam masa reproduksi mengeluh
tentang perdarahan pervaginam setelah mengalami haid yang terlambat, juga sering
terdapat rasa mulas dan keluhan nyeri pada perut bagian bawah (Mitayani,2013:23).
Setelah dilakukan pemeriksaan ginekologi di dapatkan tanda-tanda sebagai berikut:
1. Inspeksi vulva: perdarahan pervaginam, ada/tidak jaringan hasil konsepsi,
tercium/tidak bau busuk dari vulva.
2. Inspekulo : perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah
teertutup, ada/tidak jaringan yang keluar dari ostium, ada/tidak jaringan yang
berbau busuk dari ostium.
3. Colok vagina : posio masih terbuka/sudah tertutup, teraba/tidak jaringan pada
uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat
porsio digoyangkan, tidak nyeri pada perabaan adneksia, kavum douglasi tidak
menonjol dan tidak nyeri.
C. Etiologi
1. Abnormalitas embrio atau janin merupakan penyebab paling sering untuk abortus
dini dan kejadian ini kerapkali disebabkan oleh cacat kromosom.
2. Abnormalitas uterus yang mengakibatkan kelainan kavum uteri atau halangan
terhadap pertumbuhan dan pembesaran uterus, misalnya fibroid, malformasi
kongenital, prolapsus atau retroversio uteri.
3. Kerusakan pada serviks skibat robekan yang dalam pada saat melahirkan atau
akobat tindakan pembedahan (dilatasi, amputasi)
4. Penyakit-penyakit maternal dan penggunaan obat: penyakit mencakup infeksi
virus akut, panas tinggi, dan inokulasi, misalnya pada vaksinasi terhadap penyakit
cacar. Nefritis kronis dan gagal jantung dapat mengakibatkan anoksia janin.
Kesalahan pada metabolisme asam folat yang diperlukan untuk perkembangan
janin akan mengakibatkan kematian janin. Obat-obat tertentu, khususnya preparat
sitotoksik, akan mengganggu proses normal pembelahan sel yang cepat.
Prostaglandin akan menyebabkan aortus dengan merangsang kontraksi uterus
5. Trauma, tapi biasanya jika terjadi langsung pada kavum uteri. Hubungan seksual,
khususnya kalau terjadi orgasme, dapat menyebabkan abortus pada wanita dengan
menyebabkan abortus pada wanita dengan riwayat keguguran berkali-kali
6. Faktor-faktor hormonal, misalnya penurunan sekresi progedteron diperkirakan
sebagai penyebab terjadinya abortus pada usia kehamilan 10- 12 minggu, yaitu
pada saat plasenta mengambil alih fungsi korpus luteum dalam produksi hormon.
7. Sebab-sebab psikomatik: stres dan emosi yang kuat diketahhui dapat
mempengaruhi fungsii uterus lewat sistem hipotalamus-hipofise. Banyak dokter
obstetri yang melaporkan kasus-kasus abortus spontan dengan riwayat stres, dan
biasanya mereka juga menyebutkan kehamilan yang berhasil baik (pada wanita
dengan riwayat stres berat) setelah kecemasan dihilangkan
D. Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti nerloisi
jaringan yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam
uterus. Sehingga menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing
tersebut. Apabila pada kehamilan kurang dari 8 minggu, nilai khorialis belum
menembus desidua serta mendalam sehingga hasil konsepsi dapat keluar seluruhnya.
Apabila kehamilan 8-14 minggu villi khoriasli sudah menembus terlalu dalam
hingga plasenta tidak dapat dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak
perdarahan dari pada plasenta. Apabila mudigah yang mati tidak dikeluarkan dalam
waktu singkat, maka dia dapat diliputi oleh lapisan bekuan darah. Pada janin yang
telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapat terjadi proses modifikasi janin
mengering dan karena cairan amion menjadi kurang oleh sebab diserap. Ia menjadi
agak gepeng. Dalam tingkat lebih lanjut ia menjadi tipis. Kemungkinan lain pada
janin mati yang tidak lekas dikeluarkan ialah terjadinya maserasi, kulit terkelupas,
tengkorak menjadi lembek, perut membesar karena terasa cairan dan seluruh janin
bewarna kemerah-merahan (Ai Yeyeh, 2013)
E. Pemeriksaan Penunjang
Manuaba dkk (2013) dan Purwaningsih & Fatmawati(2010) menyebutkan
pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada ibu hamil dengan hipertensi
diantaranyana :
a. Uji urin kemungkinan menunjukkan proteinuria
b. Pengumpulan urin selama 24 jam untuk pembersihan kreatinin dan protein.
c. Fungsi hati : meningkatnya enzim hati (meningkatnya alamine
aminotransferase atau meningkatnya aspartate ).
d. Fungsi ginjal: profil kimia akan menunjukkan kreatinin dan elektrolit
abnormal, karena gangguan fungsi ginjal.
e. Tes non tekanan dengan profil biofisik.
f. USG seri dan tes tekanan kontraksi untuk menentukan status janin
g. Evaluasi aliran doppler darah untuk menentukan status janin dan ibu.
F. Penatalaksanaan Medis Dan Keperawatan
a. Pemeriksaan umum:
1. Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum pasien, termasuk
tanda-tanda vital.
2. Periksa tanda-tanda syok (pucat, berkeringat banyak, pingsan, tekanan
sistolik kurang 90 mmHg, nadi lebih 112 kali per menit).
3. Jika dicurigai terjadi syok, segera lakukan penanganan syok. Jika tidak
terlihat tanda-tanda syok, tetap pikirkan kemungkinan tersebut saat penolong
melakukan evaluasi mengenai kondisi wanita karena kondisinya dapat
memburuk dengan cepat. Jika terjadi syok, sangat penting untuk memulai
penanganan syok dengan segera.
4. Jika pasien dalam keadaan syok, pikirkaan kemungkinan kehamilan ektopik
terganggu.
5. Pasang infus dengan jarum infus besar (16 G atau lebih), berikan larutan
garam fisiologik atau ringer laktat dengan tetesan cepat 500 cc dalam 2 jam
pertama (Syaifuddin, 2014).
b. Penanganan Abortus Inkomplit
1. Menentukan besar uterus, kenali dan atasi setiap komplikasi (perdarahan
hebat, syok dan sepsis)
2. Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan < 16
minggu, evakuasi sisa hasil konsepsi dengan:
3. Aspirasi Vacum Manual merupakan metode evakuasi yang terpilih.
Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika AVM tidak
tersedia.
4. Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrium 0,2 mg im
(diulangi setelah 15 menit jika perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral
(dapat diulangi setelah 4 jam jika perlu).
c. Jika kehamilan > 16 mingguan
1) Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan IV (garam fisiologis
arau RL ) dengan kecepatan 40 tetes / menit sampai terjadi ekspulsi
konsepsi.
2) Jika perlu berikan misoprostol 200 mg pervaginam setiap 4 jam sampai
terjadi ekspulsi hasil konsepsi(maksimal 80 mg)
3) Evakuasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus
4) Bila tidak ada tanda-tanda infeksi beri antibiotika profilaksis (sulbenisillin
2 gram/IM atau sefuroksim 1 gram oral).
5) Bila terjadi infeksi beri ampicillin 1 gram dan Metrodidazol 500mg setiap
8 jam.
6) Bila pasien tampak anemik, berikan sulfasferosus 600 mg/hari selama 2
minggu (anemia sedang) atau transfusi darah (anemia berat).
7) Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan
(Syaifuddin, 2014)
G. Asuhan Keperawatan
1) Katgori : Psikologis
Subkategri : Nyeri dan Keamanan
D.0077 Nyeri Akut
2) Katgori : Fisiologis
Subkategri : Nutrisi Atau Cairan
D.0039 Risiko Syok
3) Kategori : Fisiologis
Subkategori : Integritas Ego
D.0080 Ansietas
H. Pathway

Kelainan zigot Faktor


I. Kelainan Gangguan Penyakit
psikologis
hormonal Nutrisi infeksi
Embrio tidak
bisa
berkembang

Gangguan fungsi
endometrium

Gangguan implantasi
Uterus hasil konsepsi
berkontraksi Dikeluarkan

Gangguan
MK : NYERI pertumbuhan mudigah
AKUT
Pembuluh darah
masih terbuka Kurang
ABORTUS
pengetahuan

Pendarahan
masif Inkomplit Cemas

Plasenta tertinggal
MK: RISIKO
dalam rahim MK : ANSIETAS
SYOK
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Editor, Renata Komalasari Ed.4. EGC. Jakarta.
2015
Herlman, T. Heather, dkk. 2015. NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi
dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC.
Mitayani, 2013. Asuhan Keperawatan Maternitas. Salemba Medika: Jakarta
Nurarif, Kusuma.2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA
NIC-NOC. Jilid 1. Jogjakarta: Mediaction
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Indikator Diagnostik. Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
FORMAT
PENGKAJIAN
PADA KLIEN POSTPARTUM (NORMAL/TINDAKAN)

Nama Mahasiswa : Ni Yoman Yeni Puspitasari


Tanggal pengkajian : 25-05-2021

I. Identitas Klien
 Nama : Ny.T
 Umur : 23 Tahun
 Agama : Islam
 Pekerjaan : IRT
 Suku bangsa : Jawa/Indonesia
 Pendidikan : SMA
 Alamat : Karawaci
 Diagnosa medis : IUFD

II. Identitas Penanggung Jawab


 Nama : Tn. A
 Umur : 26 Tahun
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Karyawan Swasta
 Suku bangsa : Jawa/Indoneisa
 Pendidikan : S1
 Hubungan dengan klien : Suami
 Alamat : Karawaci
III. Data Umum Kesehatan
 Status obstetrikus: G1P0A0

No Tipe persalinan BB waktu lahir Keadaan bayi Umur sekarang


waktu lahir
1
 Keluhan Utama Saat Pengkajian : Klien mengatakan merasa khwatir karena
sudah mengalami keguguran dan mengatakan nyeri pada bagian perineum
 Masalah prenatal : klien mengatakan tidak ada masalah
 Riwayat persalinan sekarang : curratge
 Riwayat Kesehatan Yang Lalu : klien mengatakan tidak ada masalah kesehatan
 Riwayat Kesehatan Keluarga : klien mengatakan keluarga tidak memiliki
masalah kesehatan
 Riwayat KB : Klien mengatakan belum pernah melakukan KB
 Rencana KB : Klien mengatakan tidak ada rencana untuk KB
karena ingin memiliki anak
IV. Pola Aktivitas Sehari-Hari

Jenis aktivitas Di rumah Di rumah sakit


1. Pemenuhan Klien mengatakan makan Makan hanya 3xsekali
V. nutrisi di rumah 3x1 hari bahkan
bisa lebih

2. Eliminasi Klien mengatakan pola Klien mengatakan belum


eliminasi di rumah lancar BAB selama di rawat di RS,
BAB 2X1 hari, yakni pagi BAK menggunakan selang
dan malam, BAK lebih kateter
dari 3 kali dalam sehari

3. Istirahat dan tidur Klien mengatakan pola Klien mengatakan sulit


istirahat klien baik dengan tertidur karena menahan
durasi tidur 8 jam dan nyeri di area vagina
tidur siang 2 jam
4. Ambulansi Ambulasi di rumah Ambulasi di rs dibantu
normal bisa dilakukan boleh suami klien
sendiri tanpa bantuan

5. Kebersihan diri Klien mandi 2x sehari Klien mandi hanya di lap


saja oleh suami klien
Pemeriksan Fisik Post Natal
 Keadaan umum : Compos Metis
 Tanda vital : TD: 120/80 mmHg, N: 78x/m, Rr: 19x/m, S: 36oC
 tidak terdapat alopesia, penyebaran rambut merata, dan tidak ada perubahan warna
rambut
 Muka : tidak terdapat luka, klien tanpak lemas, muka klien tanpak mengalami
pembengkakan
 Leher : terdapat perubahan warna menjadi lebih gelap pada bagian leher belakang
klien
 Dada (jantung :klien normal, suara paru vaskuler , payudara mengalami
pembengkakan, terdapat pengeluaran ASI)
 Abdomen
- Diastasis rectus abdominis (ukuran): 11 mm diatas umbilikus
- Uterus (tinggi, posisi, kontraksi) : Uterus masih setinggi umbilikus
 Perineum
 Utuh, episiotomi, rupture: perineum terdapat rupture
 REEDA sign: terdapat kemerahan
 Kebersihan : Kebersihan klien kurang

Genitalia Jumlah Warna Konsistensi Nyeri Bau


 Perdarahan - - - - -
pervagina
 Fluor albus - - - - -
 Lochea - - - - -

 Luka episiotomi - -  -

 Pemasanagn - - -  -

kateterisasi
 Hemoroid : tidak yterdapat hemoroid
 Varises : tidak terdapat varises
 Homan’s sign : tidak terdapat nyeri pada bagian betis
 Ekstremitas atas : ektermitas atas klien tidak terdapat masalah
 Ekstremitas bawah: ekstermitas bawah klien tidak terdapat masalah
VI. Pemeriksaan Psikososial
 Konsep diri : Baik
 Peran diri : Baik
 Identitas diri : Baik
 Harga diri: Baik
 Pengetahuan tentang perawatan diri/luka/penyakit: Klien mengatakan belum
mengerti perawatan luka pada area yang dilakukan jahitan

VII. Pemeriksaan Penunjang

Tanggal Jenis pemeriksaan Hasil

VIII. Analisa data: data, etiologi, masalah


NO DATA FOKUS ETIOLOGI DX.KEP

1 DS : Abortus Kategori : Psikologis

- Klien mengatakan inkomplit Subkategri : Nyeri dan


nyeri pada bagian plasenta tertinggal dalam Keamanan
vagina rahim
D.0077 Nyeri Akut
P: Nyeri karena tindakan dikeluarkan
kurate uterus berkontraksi

Q: seperti tertusuk-tusuk MK: NYERI AKUT

R: di daerah premium

S: skala 7

T:nyeri dirasakan saat


darah keluar dari jalan
lahir
DO:

- klien tanpak menahan


nyeri
- hasil TTV:
TD: 120/80 mmHg, N:
78x/m, Rr: 19x/m, S: 36oC

2 DS : Abortus Kategori : Fisiologis

- Klien mengatakan Inkomplit Subkategri : Nutrisi


terasa nyeri pada Dikeluarkan Atau Cairan
bagian vagina Pembuluh darah masih D.0039 Risiko Syok
- klien mengatakan terbuka
masih ada darah yang Pendarahan Masif
keluar dan banyak
DO:
MK: RISIKO SYOK
- perineum klien tanpak
kemerahan
- hasil TTV:
- TD: 120/80 mmHg, N:
78x/m, Rr: 19x/m,
S: 36oC
3 DS : Abortus Kategori : Fisiologis

- Klien mengatakan takut Subkategori :


tidak bisa hamil lagi Kurang Pengtahuan Integritas Ego
karena ke guguran Cemas D.0080 Ansietas
- Klien mengatakan takut
MK : ANSIETAS
keguguran lagi jika
nanti hamil kembali
DO:

- Klien tanpak
gelisah dan cemas
- Hasil TTV
TD: 120/80 mmHg,
N: 78x/m, Rr:
19x/m, S: 36oC

IX. Diagnosa Prioritas


1. Kategori : Psikologis
Subkategri : Nyeri dan Keamanan
D.0077 Nyeri Akut
2. Kategori : Fisiologis
Subkategri : Nutrisi Atau Cairan
D.0039 Risiko Syok
3. Kategori : Fisiologis
Subkategori : Integritas Ego
D.0080 Ansietas

X. Rencana tindakan keperawatan: No Dx, tujuan, intervensi, rasional

Nama pasien : Ruangan : No RM :


Nama
Mahasiswa :

No Tujuan Intervensi
Diagnosa
1 Setelah dilakukan Tindakan I. 08238 Manajemen Nyeri
keperawatan selama lebih dari
Observasi
1 jam kriteria hasil yang
diharapkan menurun:  Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
L. 08066 Nyeri Akut
 Identifikasi skala nyeri
Keluhan Nyeri (2-4)  Monitor efek samping penggunaan
analgetik
Gelisah (2-4) Terapeutik

Perasaan depresi (2-4)  Fasilitasi istirahat dan tidur


 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi

 Jelaskan penyebab, periode dan pemicu


nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian analgetic, jika


perlu
2 Setelah dilakukan Tindakan I. 02045 Manajemen Perdarahan Pervaginum
selama 15-30 menit kriteria Pascapersalinan
hasil yang diharapkan :
observasi
L. 03028 Status Cairan
 Periksa uterus
Kadar Hb (2-4)  Identifikasi penyebab kehilangan darah
 Monitor jumlah kehilangan darah
Kadar Ht (2-4)
 Monitor kadar Hb. Ht. PT dan APTT
Status Mental (204) sebelum dan sesudah perdarahan

Terapeutik

 Pasang oksimetri
 Berikan oksigen nasal 3L/menit
 Posisikan supine
 Pasang IVline dengan selang infus
transfuse
 Lakukan pijat uterus untuk merangsang
kontraksi uterus

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian transfuse darah,


jika perlu
 Kolaborasi pemberian uterotonika,
antikoagulan, jika perlu

3 setelah dilakukan Tindakan I. 09314 Reduksi Ansietas


keperawatan selama 15-30 Observasi :
menit kriteria hasil yang  Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
diharapkan : (mis. Kondisi, waktu, stressor)
 Identifikasi kemampuan mengambil
L. 09093 Tingkat Ansietas
keputusan
verbalisasi kekhawatiran  Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan
akibat kondisi yang dihadapi non verbal)
(2-4) Terapeutik

perilaku gelisah (2-4)  Ciptakan suasana terapeutik untuk


menumbuhkan kepercayaan
 Temani pasien untuk mengurangi
kecemasan, jika memungkinkan
 Pahami situasi yang membuat ansietas
 Dengarkan dengan penuh perhatian
 Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
 Motivasi mengidentifikasi situasi yang
memicu kecemasan
 Diskusikan perencanaan realistis tentang
peristiwa yang akan datang
Edukasi
 Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang
mungkin dialami
 Informasikan secara factual mengenai
diagnosis, pengobatan, dan prognosis
 Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
pasien, jika perlu
 Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
persepsi
 Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
 Latih teknik relaksasi

XI. Catatan tindakan dan perkembangan keperawatan :

No Tgl/jam Implementasi Evaluasi Paraf


Diagnosa (SOAP)
1 25-05-21 Observasi S: Ni
Nyoman
 Mengidentifikasi lokasi, P: Nyeri karena tindakan
Yeni
karakteristik, durasi, kurate
frekuensi, kualitas,
Q: seperti tertusuk-tusuk
intensitas nyeri
 Mengidentifikasi skala R: di daerah premium
nyeri
S: skala 7
 Memonitor efek samping
penggunaan analgetik T: nyeri dirasakan saat

Terapeutik darah keluar dari jalan


lahir
 Memfasilitasi istirahat dan
tidur O: klien tanpak menahan

 Mempertimbangkan jenis nyeri, hasil TTV: TD:


dan sumber nyeri dalam 120/80 mmHg, N: 78x/m,
strategi Rr: 19x/m, S: 36 C
o
pemilihan
meredakan nyeri A : Masalah belum
Edukasi teratasi
 Menjelaskan penyebab, P : Lanjutkan Intervensi
periode dan pemicu nyeri
Observasi
 Menjelaskan strategi
meredakan nyeri  Identifikasi lokasi,
 Mengajarkan teknik non karakteristik, durasi,
farmakologis untuk frekuensi, kualitas,
mengurangi rasa nyeri intensitas nyeri
Kolaborasi  Identifikasi skala nyeri
 Monitor efek samping
 Berkolaborasi pemberian
penggunaan analgetik
analgetic, jika perlu
Terapeutik

 Fasilitasi istirahat dan


tidur
 Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Edukasi

 Jelaskan penyebab,
periode dan pemicu
nyeri
 Jelaskan strategi
meredakan nyeri
 Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian
analgetic, jika perlu

2 25-05-21 observasi S : Klien mengatakan Ni


 Memeriksa uterus terasa nyeri pada bagian Nyoman
 Mengidentifikasi vagina dan masih ada darah Yeni
penyebab kehilangan yang keluar dan banyak
darah
O: perineum klien tanpak
 Memonitor jumlah
kemerahan, hasil TTV: TD:
kehilangan darah
120/80 mmHg, N: 78x/m,
 Memonitor kadar Hb. Ht. Rr: 19x/m, S: 36oC
PT dan APTT sebelum
dan sesudah perdarahan A : Masalah belum teratasi

Terapeutik P : Lanjutkan Intervensi

 Memasang oksimetri observasi

 Memberikan oksigen nasal  Periksa uterus


3L/menit  Identifikasi penyebab
 Memposisikan supine kehilangan darah
 Memasang IVline dengan  Monitor jumlah
selang infus transfuse kehilangan darah
 Melakukan pijat uterus  Monitor kadar Hb. Ht.
untuk merangsang PT dan APTT
kontraksi uterus sebelum dan sesudah
perdarahan
Kolaborasi

Terapeutik
 Berkolaborasi pemberian
transfuse darah, jika perlu  Pasang oksimetri
 Berkolaborasi pemberian  Berikan oksigen nasal
uterotonika, antikoagulan, 3L/menit
jika perlu  Posisikan supine
 Pasang IVline dengan
selang infus transfuse
 Lakukan pijat uterus
untuk merangsang
kontraksi uterus
Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian
transfuse darah, jika
perlu
 Kolaborasi pemberian
uterotonika,
antikoagulan, jika
perlu

3 25-05-2021Observasi : S : Klien mengatakan takut Ni


 Mengidentifikasi saat tidak bisa hamil lagi karena Nyoman
tingkat ansietas berubah ke guguran dan takut Yeni
(mis. Kondisi, waktu, keguguran lagi jika nanti
stressor) hamil kembali
 Mengidentifikasi
O: Klien tanpak gelisah dan
kemampuan mengambil
cemas, Hasil TTV TD:
keputusan
120/80 mmHg, N: 78x/m,
 Memonitor tanda-tanda
Rr: 19x/m, S: 36oC
ansietas (verbal dan non
verbal) A : Masalah belum teratasi

Terapeutik
P : Lanjurkan Intervensi
 Menciptakan suasana
terapeutik untuk Observasi :

menumbuhkan  Identifikasi saat

kepercayaan tingkat ansietas

 Menemani pasien untuk berubah (mis. Kondisi,

mengurangi kecemasan, waktu, stressor)

jika memungkinkan  Identifikasi

 Memahami situasi yang kemampuan

membuat ansietas mengambil keputusan

 Mendengarkan dengan  Monitor tanda-tanda

penuh perhatian ansietas (verbal dan

 Menggunakan pendekatan non verbal)


yang tenang dan Terapeutik
meyakinkan  Ciptakan suasana
 Memotivasi terapeutik untuk
mengidentifikasi situasi menumbuhkan
yang memicu kecemasan kepercayaan
 Mendiskusikan  Temani pasien untuk
perencanaan realistis mengurangi
tentang peristiwa yang kecemasan, jika
akan datang memungkinkan
Edukasi  Pahami situasi yang
 Menjelaskan prosedur, membuat ansietas
termasuk sensasi yang  Dengarkan dengan
mungkin dialami penuh perhatian
 Menginformasikan secara  Gunakan pendekatan
factual mengenai diagnosis, yang tenang dan
pengobatan, dan prognosis meyakinkan
 Menganjurkan keluarga  Motivasi
untuk tetap bersama pasien, mengidentifikasi
jika perlu situasi yang memicu
 Menganjurkan kecemasan
mengungkapkan perasaan  Diskusikan
dan persepsi perencanaan realistis
 Melatih kegiatan tentang peristiwa yang
pengalihan untuk akan datang
mengurangi ketegangan Edukasi
 Melatih teknik relaksasi  Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi yang
mungkin dialami
 Informasikan secara
factual mengenai
diagnosis, pengobatan,
dan prognosis
 Anjurkan keluarga
untuk tetap bersama
pasien, jika perlu
 Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan persepsi
 Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan
 Latih teknik relaksasi

No Tgl/jam Implementasi Evaluasi Paraf


Diagnosa (SOAP)
1 26-05-21 Observasi S: Ni
Nyoman
 Mengidentifikasi lokasi, P: Nyeri post kuret
Yeni
karakteristik, durasi,
Q: seperti tertusuk-tusuk
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri R: di daerah premium
 Mengidentifikasi skala
S: skala 5
nyeri
 Memonitor efek samping T: nyeri dirasakan saat
penggunaan analgetik darah keluar dari jalan

Terapeutik lahir

 Memfasilitasi istirahat dan O: klien tanpak menahan


tidur nyeri, hasil TTV: TD:

 Mempertimbangkan jenis 120/80 mmHg, N: 78x/m,


dan sumber nyeri dalam Rr: 19x/m, S: 36 C
o

pemilihan strategi A : Masalah teratasi


meredakan nyeri sebagian
Edukasi
P : Lanjutkan Intervensi
 Menjelaskan penyebab,
periode dan pemicu nyeri Observasi
 Menjelaskan strategi
 Identifikasi lokasi,
meredakan nyeri
karakteristik, durasi,
 Mengajarkan teknik non
frekuensi, kualitas,
farmakologis untuk
intensitas nyeri
mengurangi rasa nyeri
 Identifikasi skala nyeri
Kolaborasi
 Monitor efek samping
 Berkolaborasi pemberian penggunaan analgetik
analgetic, jika perlu Terapeutik

 Fasilitasi istirahat dan


tidur
 Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Edukasi

 Jelaskan penyebab,
periode dan pemicu
nyeri
 Jelaskan strategi
meredakan nyeri
 Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian
analgetic, jika perlu
2 25-06-21 observasi S : Klien mengatakan nyeri Ni
pada bagian vagina sudah Nyoman
 Memeriksa uterus
sedikit berkurang namu Yeni
 Mengidentifikasi
masih ada darah yang
penyebab kehilangan
keluar
darah
 Memonitor jumlah O: perineum klien tanpak
kehilangan darah kemerahan, hasil TTV: TD:

 Memonitor kadar Hb. Ht. 120/80 mmHg, N: 78x/m,


PT dan APTT sebelum Rr: 19x/m, S: 36 C
o

dan sesudah perdarahan A : Masalah belum teratasi

Terapeutik P : Lanjutkan Intervensi

 Memasang oksimetri observasi


 Memberikan oksigen nasal
 Periksa uterus
3L/menit
 Memposisikan supine  Identifikasi penyebab
kehilangan darah
 Memasang IVline dengan
 Monitor jumlah
selang infus transfuse
kehilangan darah
 Melakukan pijat uterus
 Monitor kadar Hb. Ht.
untuk merangsang
PT dan APTT
kontraksi uterus
sebelum dan sesudah
Kolaborasi perdarahan

 Berkolaborasi pemberian Terapeutik


transfuse darah, jika perlu
 Pasang oksimetri
 Berkolaborasi pemberian
uterotonika, antikoagulan,  Berikan oksigen nasal
jika perlu 3L/menit
 Posisikan supine
 Pasang IVline dengan
selang infus transfuse
 Lakukan pijat uterus
untuk merangsang
kontraksi uterus

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian
transfuse darah, jika
perlu
 Kolaborasi pemberian
uterotonika,
antikoagulan, jika
perlu

3 26-05-2021  Mengidentifikasi saat S : Klien mengatakan Ni


tingkat ansietas berubah masih sedikit takut tidak Nyoman
(mis. Kondisi, waktu, bisa hamil lagi karena ke Yeni
stressor) guguran
 Mengidentifikasi
O: Klien tanpak masih
kemampuan mengambil
gelisah dan cemas, Hasil
keputusan
TTV TD: 120/80 mmHg,
 Memonitor tanda-tanda
N: 78x/m, Rr: 19x/m, S:
ansietas (verbal dan non
36oC
verbal)
Terapeutik A : Masalah teratasi

 Menciptakan suasana Sebagian

terapeutik untuk P : Lanjutkan Intervensi


menumbuhkan
kepercayaan Observasi :

 Menemani pasien untuk  Identifikasi saat

mengurangi kecemasan, tingkat ansietas

jika memungkinkan berubah (mis. Kondisi,

 Memahami situasi yang waktu, stressor)

membuat ansietas  Identifikasi

 Mendengarkan dengan kemampuan

penuh perhatian mengambil keputusan

 Menggunakan pendekatan  Monitor tanda-tanda


yang tenang dan ansietas (verbal dan
meyakinkan non verbal)
 Memotivasi Terapeutik
mengidentifikasi situasi  Ciptakan suasana
yang memicu kecemasan terapeutik untuk
 Mendiskusikan menumbuhkan
perencanaan realistis kepercayaan
tentang peristiwa yang  Temani pasien untuk
akan datang mengurangi
Edukasi kecemasan, jika
 Menjelaskan prosedur, memungkinkan
termasuk sensasi yang  Pahami situasi yang
mungkin dialami membuat ansietas
 Menginformasikan secara  Dengarkan dengan
factual mengenai diagnosis, penuh perhatian
pengobatan, dan prognosis  Gunakan pendekatan
 Menganjurkan keluarga yang tenang dan
untuk tetap bersama pasien, meyakinkan
jika perlu  Motivasi
 Menganjurkan mengidentifikasi
mengungkapkan perasaan situasi yang memicu
dan persepsi kecemasan
 Melatih kegiatan  Diskusikan
pengalihan untuk perencanaan realistis
mengurangi ketegangan tentang peristiwa yang
 Melatih teknik relaksasi akan datang
Edukasi
 Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi yang
mungkin dialami
 Informasikan secara
factual mengenai
diagnosis, pengobatan,
dan prognosis
 Anjurkan keluarga
untuk tetap bersama
pasien, jika perlu
 Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan persepsi
 Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan
 Latih teknik relaksasi

Anda mungkin juga menyukai