Pokok Bahasan
: Abortus
Sub Pokok Bahasan : Abortus pada kehamilan
Sasaran
: Ibu Hamil di IRNA Mawar RSUD Dr.Soedono Madiun
Kompetensi Dasar : Memahami tentang abortus pada kehamilan
Tempat
: IRNA Mawar RSUD Dr. Soedono Madiun
Waktu
: Sabtu/ 7 Desember 2013 , jam 09.00 WIB
Penyaji Materi
: Mareta Arga Diana
1.
2.
TUJUAN
TIU
Setelah melakukan kegiatan penyuluhan tentang abortus selama 40 menit,
diharapkan para ibu hamil mampu memahami dan dapat mencegah terjadinya
abortus pada kehamilan berikutnya.
2.
TIK
Setelah dilakukan penyuluhan, ibu dapat mengetahui dan mengerti tentang :
Pengertian Abortus
Penyebab Abortus
Jenis- jenis Abortus
Tanda dan gejala Abortus
Penatalaksanaan Abortus
Pencegahan Abortus
1.
MANFAAT
Dapat memberikan pengetahuan bagi ibu tentang abortus
METODE
Ceramah dan Tanya Jawab
1.
MEDIA
Leaflet
1.
2.
PENATALAKSANAAN KEGIATAN
Matrik Penyuluhan
Materi
pokok
Metode
Media
Evaluasi
si
TIK
Memaha
mi
abortus
Abortu pada
s
kehamilan
2.
P
1.Cerama
09.00 h
2. Tanya
10.00 jawab
WIB
Leaflet
dan
flipcha
rt
Langkah Penyuluhan
NO
4
1.
Kegiatan Penyuluhan
Pembukaan:
Pelaksanaan:
Evaluasi:
Penutup:
Waktu
Kegiatan Peserta
10 menit
Sasaran
mendengarkan serta
memperhatikan para
penyuluh
15 menit
Sasaran
mendengarkan ,
memperhatikan dan
mengerti tentang
materi yang
disampaikan
15 menit
10 menit
Sasaran dapat
menyebutkan isi
materi yang telah
disampaikan
MATERI :
1.
Pengertian
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan atau sebelum kehamilan tersebut
berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup diluar kandungan
( Sarwono, 200)
2.
3.
Penyebab abortus
Faktor ibu
1). Infeksi akut : virus (cacar, rubella, hepatitis, herpes simplex),bakteri (salmonella
tphy), parasit (plasmodium).
2). Infeksi kronis : sifilis, TB paru aktif, keracunan (keracunan tembaga, air raksa,
timah).
3). Penyakit kronis : hipertensi, nepritis, diabetes, anemia berat, penyakit jantung.
4). Gangguan fisiologis : syok, ketakutan.
5). Trauma fisik
6). Usia ibu saat hamil kurang dari 20 tahun dan lebih dari 30 tahun (usia aman
untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun). Ibu-ibu yang terlalu muda
seringkali secara emosional dan fisik belum matang, selain itu pendidikan pada
umumnya rendah, ibu yang masih muda tergantung pada orang lain. Abortus dapat
juga terjadi pada ibu yang tua usianya meskipun mereka telah berpengalaman,
namun kondisi badan dan kesehatannya sudah mulai menurun sehingga dapat
mempengaruhi pertumbuhan janin intra uterin.
7). Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat: jarak kehamilan kurang dari 2 tahun dapat
menimbulkan pertumbuhan janin kurang baik (menyebabkan abortus), persalinan
lama dan perdarahan pada saat persalinan karena keadaan rahim belum pulih
dengan baik.
1.
Faktor janin :
Dimana terjadi gangguan pertumbuhan pada zigot, embrio atau plasenta contohnya
abnormal pembentukan plasenta, kelainan kromosom (monosomi, trisomi).
1.
Faktor eksternal :
Dapat disebabkan oleh radiasi, obat-obatan,merokok, alcohol, kopi, dan bahan
kimia.
3.
4.
Jenis-jenis abortus
Abortus spontanea (abortus yang berlangsung tanpa tindakan)
1). Abortus iminens
Adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20
minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi
serviks.Diagnosis abortus iminens ditentukan apabila terjadi perdarahan pervaginam
pada paruh pertama kehamilan. Yang pertama kali muncul biasanya adalah
perdarahan dari beberapa jam sampai beberapa hari kemudian terjadi kram perut.
Nyeri abortus mungkin terasa di anterior dan jelas bersifat ritmis, nyeri berupa nyeri
punggung bawah yang menetap disertai perasaan tertekan di panggul, atau rasa
tidak nyaman atau nyeri tumpul digaris tengah suprapubis.Kadang-kadang terjadi
perdarahan ringan selama beberapa minggu.Dalam hal ini perlu diputuskan apakah
kehamilan dapat dilanjutkan.
2). Abortus insipiens
a). Alasan kesehatan, dimana ibu tidak cukup sehat untuk hamil.
b). Alasan psikososial, dimana ibu sendiri enggan/tidak mau untuk punya anak lagi.
c). Kehamilan diluar nikah.
d). Masalah ekonomi, menambah anak berarti akan menambah beban ekonomi
keluarga.
e). Masalah social, misalnya kuatir adanya penyakit keturunan, janin cacat.
f).Kehamilan yang terjadi akibat pemerkosaan atau akibat incest (hubungan antar
keluarga).
g). Adanya kegagalan kontrasepsi juga termasuk tindakan kehamilan yang tidak
diinginkan.
4.
5.
6.
7.
8.
5.
6.
1.
Abortus insipiens
Pengeluaran hasil konsepsi dapat dilaksanakan dengan kuret vakum atau dengan
cunam ovum, disusul dengan kerokan.
1). Jika usia kehamilan kurang darim 16 minggu, lakukan evaluasi uterus dengan
aspirasi vakum manual. Jika evaluasi tidak dapat segera lakukan :
a). Berikan ergomefrin 0,2/i.m (dapat di ulang setiap 15 menit bila perlu) atau
misoprostol 400 mcg peroral (dapat di ulang setiap 4 jam bila perlu).
b). Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus.
2). Jika usia kehamilan lebih dari 16 minggu
a). Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi kemudian evaluasi sisa-sisa hasil
konsepsi.
b). Jika perlu, lakukan pemasangan infuse 20 unit oksitoksin dalam 500 ml cairan
intravena (Nacl atau RL dengan kecepatan 40 tts/mnt untuk membantu ekspulsi hasil
konsepsi).
3). Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan
1.
Abortus inkomplit
1). Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang dari 16 minggu,
evaluasi dapat dilakukan. secara digital atau dengan cunam ovum untuk
mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika perdarahan berhenti,
beri ergometrin 0,2 mg intramuskuler atau miso prostol 400 mcg per oral.
2). Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan kurang 16
minggu, evaluasi hasil konsepsi dengan :
1.
Pencegahan abortus
Usia ibu untuk hamil dan bersalin tidak boleh kurang dari 20 tahun
dan lebih dari 30 tahun.
8.
Pentingnya untuk melakukan pemeriksaan dini sebelum hamil untuk
mendeteksi adanya masalah-masalah kesehatan atau penyakit-penyakit
yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri yang dapat mengganggu
pertumbuhan janin.
9.
Kehamilan harus direncanakan, sudah siap secara emosional dan
fisik untuk menjadi orangtua.
10.
Mengatur jarak kehamilan dan bersalin agar tidak terlalu dekat.
11.
Pemeriksaan kehamilan secara teratur di polindes atau puskesmas.
12.
Selama hamil trimester I atau hamil muda harus istirahat yang
cukup, makan makanan yang bergizi dan teratur, menghindari diri dari
trauma fisik, pemeriksaan kehamilan secara teratur, menghindari bahaya
radiasi, tidak mengkonsumsi obat-obatan bebas, tidak mengkonsumsi
bahan makanan/minuman yang mengandung bahan kimia, tidak merokok,
minum kopi dan minuman beralkohol.
REFERENSI
limul Hidayat, Aziz. 2009. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta: EGC
Ranuh.dkk. 2008.Pedoman Imunisasi di Indonesia. Jakarta : IDAI