Oleh:
d. Kurangnya gizi dari ibu akibat gangguan anemia dengan indikasi adanya
nilai ≤11 gr% kadar HB pada bagian sel darah merah. Anemia berat
memicu rusaknya otak sampai berpotensi terjadi keguguran.
e. Implikasi faktor luar yakni adanya obat maupun radiasi yang berpengaruh di
terganggunya proses tumbuhkembang konsepsi.
f. Infeksi yang diketahui melalui adanya demam tinggi lewat penyakit tifoid,
pneumonia, rubeola, pielitis, atau demam malta yang dipicu oleh endotoksin
serta metabolit toksik oleh ibu maupun serangan kuman dan virus di bagian
vetus.
1. perdarahan hebat,
3. demam,
4. Nyeri pinggang
c. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium berupa tes kehamilan, hemoglobin, leukosit, waktu
bekuan, waktu perdarahan, dan trombosit.
2) Penentuan hCG subunit beta secara serial membantu dalam menentukan apakah
kehamilan dapat dipertahankan. Jika kadarnya menurun dengan cepat mencapai
nol, hal tersebut juga membantu menegakan abortus komplit.
3) Pemeriksaan USG ditemukan kantung gestasi tidak utuh, ada sisa hasil konsepsi.
USG perut atau transvaginal Dalam pemeriksaan USG baik abdominal (perut)
atau transvaginal, dokter akan melihat perkembangan jumlah perdarahan yang
keluar. Dokter juga akan memeriksa sisa jaringan yang tersisa di dalam rahim.
Pemeriksaan itu untuk melihat apakah jaringan bisa diluruhkan secara alami atau
perlu memakai prosedur kuretase.
2) Menggunakan obat
Dokter dapat memberikan obat untuk mempercepat proses pengeluaran sisa
jaringan janin dari dalam rahim. Tingkat keberhasilan cara ini cukup tinggi,
yaitu sekitar 80-99%, terutama jika kehamilan masih ditrimester pertama. Obat
tersebut dapat digunakan dengan cara diminum atau di masukan kedalam
vagina. Efek samping yang mungkin dirasakan Ketika menggunakan obat
tersebut adalah mual, muntah, atgau diare.
3) Menjalani kuretase
Dilatasi dan kuretase (kuret) merupakan salah satu mode penanganan aborytus
inkomplit dengan tingkat keberhasilan sekitar 97-98%. Pada prosedur ini, leher
rahim dilebarkan, kemudian sisa jaringan janin dikeluarkan dengan prosedur
penyedotan. Biasanya dokter menyerankan prosedur ini jika memang
memerlukan penangana segera. Metode ini dapat menghentikan perdarahan dan
mencegah infeksi yang dikhawatirkan bisa mengancam nyawa.
Tatalaksana Umum
1) Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum ibu termasuk tanda-
tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan).
2) Periksa tanda-tanda syok (dingin, pucat, takikardia, tekanan sistol kurang dari 90
mmHg). Jika terdapat syok, lakukan tatalaksana syok. Jika tidak terlihat tanda-
tanda syok, tetap perkirakan kemungkinan tersebut saat penolong melakukan
evaluasi mengenai kondisi ibu karena kondisinya dapat memburuk dengan
cepat.
3) Bila terdapat tanda-tanda sepis atau dugaan abortus dengan komplikasi, berikan
kombinasi antibiotika sampai ibu bebas demam untuk 48 jam:
B. Pencegahan
Pencegahan abortus inkomplit terbagi atas 3 bagian, yakni:
a) Pencegahan Primer
Pencegahan primer lebih kepada langkah awal, terjadinya abortus sering dengan
kehamilan yang tidak diinginkan. Sebenarnya suatu kehamilan yang tidak
dikehendaki, dapat dicegah seandainya pasangan menggunakan kontrasepsi darurat,
yaitu kontrasepsi yang dapat mencegah kehamilan, apabila digunakan setelah
hubungan seksual. Hal ini sering disebut dengan kontrasepsi pasca-senggama atau
morning after treatment.
b) Pencegahan Sekunder
Pada pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan cara menegakkan diagnosa
secara cepat dan tepat untuk menghindari hal-hal buruk terkait komplikasi akibat
keterlambatan penanganan. Diagnosa abortus inkompletus, yaitu: pada pemeriksaan
dalam jika abortus baru terjadi didapati serviks terbuka, kadang-kadang dapat
diraba sisa-sisa jaringan dalam kantung servikalis atau kavum uteri, dan uterus lebih
kecil dari seharusnya kehamilan.
c) Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dimaksudkan untuk menghindari hal-hal buruk terkait
penanganan dan komplikasi. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penanganan yang tepat
setelah didapat diagnosa pasti abortus inkomplit, pembersihan sisa kehamilan yang
tertinggal di dalam rahim dengan melakukan kuratase untuk menghentikan
pendarahan. Pasien diharapkan tidak hamil dalam waktu 3 bulan sehingga perlu
memakai alat kontrasepsi dalam membantu proses penyembuhan dan bagaimana
mencegah terjadinya aborsi berulang-ulang.
DAFTAR PUSTAKA