PENDAHULUAN
Di Indonesia angka kematian ibu pada masa kehamilan masih cukup tinggi.
Padahal jumlah pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan di Indonesia cukup
memadai. Asuhan Kebidanan Kehamilan diperlukan dalam periode ini untuk
menangani masa kritis yang terjadi pada ibu hamil umumnya. Wanita hamil
merupakan hal yang harus selalu dipantau perkembangannya. Kematian selama
mengandung biasanya disebabkan faktor patologi yang kurang diperhatikan dan
dicegah lebih awal.
Maka dari itu kami mambahas materi pardarahan pervaginam agar lebih
mengetahui apa itu pardarahan pervaginam dan penatalaksanaannya untuk
menangani masalah mengenai parametritis.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perdarahan pervaginam?
2. Apa penyebab perdarahan pervaginam?
3. Bagaimana penanganan perdarahan pervaginam?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian perdarahan pervaginam
2. Mengetahui penyebab perdarahan pervaginam
3. Mengetahui penanganan perdarahan pervaginam
2
BAB II
PEMBAHASAN
Tanda dan gejala lainnya adalah nyeri atau kaku pada abdomen,
nyeri lepas, distensi abdomen, abdomen terasa tegang dan keras, nyeri
bahu, mual-muntah, dan demam. Komplikasinya adalah perlukaan uterus,
vagina atau usus.
3
1. Abortus imminens (kehamilan dapat berlanjut)
Penanganan :
Jika perdarahan :
Penanganan :
4
Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi lalu evaluasi sisa-sisa hasil
konsepsi.
Jika perlu, lakukan infus 20 unit oksitosin dalam 500 ml cairan
intravena (garam fisiologik atau larutan ringer laktat) dengan kecepatan 40
tetes permenit untuk membantu ekspulsi hasil konsepsi.
Penanganan :
5
Evaluasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.
Penanganan :
Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfas ferrosus 600 mg per
hari selama 2 minggu. Jika anemia berat berikan transfusi darah.
4) Abortus septic
6
Blighted ovum : suatu kehamilan yang tidak berkembang
sempurna, yaitu hanya tumbuh kantung janin saja tanpa ada tanda – tanda
pertumbuhan janin didalamnya. Gejalanya yaitu :
Penanganan :
Jika karena infeksi maka maka dapat diobati agar tidak terjadi
kejadian berulang. Jika penyebabnya antibodi maka dapat dilakukan
program imunoterapi sehingga kelak dapat hamil sungguhan.
7
tetapi, pembuahan buatan itu mahal dan tidak selalu bekerja dan risiko
kelahiran kembar seringkali lebih tinggi. Jika belum berhasil maka adopsi
adalah pilihan lain bagi banyak pasangan.
4) Kehamilan Ektopik
Adalah kondisi ketika pembuahan sel telur terjadi di luar rahim
(biasanya terjadi di tuba fallopi). Kehamilan berawal dari sel telur yang
telah di buahi oleh sperma. Dalam proses normal, sel telur yang telah
dibuahi ini akan menetap di tuba fallopi selama kurang lebih 3 hari,
sebelum dilepaskan ke rahim. Di dalam rahim, sel telur ini akan terus
berkembang hingga persalinan tiba. Namun ada kemungkinan sel telur
yang telah dibuahi menempel pada organ lain selain rahim.
8
rongga panggul. Tetapi kehamilan ektopik tidak bisa dipastikan hanya
melalui pemeriksaan fisik. Dokter juga membutuhkan USG atau tes darah.
Penanganan awal :
Jika tidak ada fasilitas, segera rujuk ke fasilitas lebih lengkap dan
lakukan penilaian awal.
9
Jika terjadi perdarahan banyak dapat dilakukan autotransfusi
apabila darah intraabdominal masih segar dan tidak terinfeksi atau
terkontaminasi (pada akhir kehamilan, darah dapat terkontaminasi dengan
air ketuban dan lain-lain sehingga sebaiknya tidak digunakan untuk
autotransfusi). Darah dapat dikumpulkan sebelum pembedahan atau
setelah abdomen dibuka :
Penanganan Lanjutan :
Perbaiki anemia dengan sulfas ferrous 600 mg/hr per oral selama 2
minggu.
10
Jadwalkan kunjungan berikutnya untuk pemantauan dalam waktu 4
minggu.
Sel telur yang secara patologi sudah mati, tetapi terlambat untuk
dikeluarkan.
Adanya Imunoseletif dari trofoblas.
Status sosial ekonomi yang rendah.
Paritas yang tinggi.
Defisiensi Protein.
Adanya infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas.
11
Meskipun mola ini digolongkan sebagai pertumbuhan jinak, yang
berarti bukan kanker, gangguan kehamilan ini harus diangkat melalui
proses pembedahan yang dilakukan di bawah perawatan dokter
kandungan. Operasi untuk meghilangkan mola disebut dilatasi dan
kuretase (D & C), yang melibatkan pembersihan isi uterus.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
13
Daftar Pustaka
http://www.alodokter.com/kehamilan-ektopik
https://irmitasari.wordpress.com/2011/03/13/perdarahan-pada-kehamilan
muda/
https://www.jevuska.com/2014/02/12/mola-hidatidosa/
14