Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari
saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan
menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester,
dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester
kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga 27), dan trimester ketiga 13
minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Sarwono Sarwono
Prawirohardjo, 2016).
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang
berkesinambungan terdiri dari ovulasi, pelepasan ovum, terjadi migrasi
spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan pembuahan zigot, terjadi
implantasi pada uterus, pembentukan plasenta, tumbuh kembang hasil
konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010).
Jadi, Kehamilan merupakan suatu kejadian yang menakjubkan
dimana uterus bisa berubah ukuran menjadi elastis seiring dengan
tumbuhnya janin dan menjadi tempat berkembangnya janin yang
umumnya lama kehamilan mencapai 40 minggu.

B. Morning Sickness
1. Pengertian Morning Sickness
Morning sickness adalah gejala mual yang biasanya disertai
muntah, umumnya terjadi pada awal kehamilan, biasanya pada
trimester pertama. Kondisi ini umumnya dialami oleh lebih dari
separuh wanita hamil yang disebabkan karena meningkatnya kadar
hormon estrogen. Dalam beberapa kasus, gejala yang sama pula
dialami oleh para wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal,
atau menjalani bentuk-bentuk terapi hormonal tertentu. Gejala ini

6
7

biasanya timbul di pagi hari dengan frekuensi yang akan menurun


setiap harinya seiring dengan bertambahnya usia kehamilan
(https://id.m.wikipedia.org diakses 12 Mei 2020).
Morning sickness adalah keluhan umum yang disampaikan pada
kehamilan muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan
hormonal pada wanita karena terdapat peningkatan hormone
estrogen, progesterone dan dikeluarkannya hormone chorionic
gonadothropin plasenta. Hormon-hormon inilah yang diduga
menyebabkan morning sickness (Manuaba, 2010).
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual ini
dialami sejak awal kehamilan. Mual dan muntah saat hamil muda
sering disebut morning sickness tetapi kenyatannya mual dan
muntah ini dapat berlanjut sampai kehamilan trimester kedua dan
ketiga, tapi ini jarang terjadi.
2. Penyebab dan Faktor Risiko Morning Sickness
Perubahan pada saluran cerna dan peningkatan kadar HCG
(Human Chorionic Gonadotropin) dalam darah inilah yang
menimbulkan beberapa keluhan yang membuat ibu merasa tidak
nyaman saat kehamilan, diantaranya adalah mual muntah (Bobak,
2010).
Selain perubahan hormonal, ada beberapa faktor yang dapat
meningkatkan risiko wanita hamil mengalami morning sickness,
diantaranya :
a) Kehamilan pertama
b) Mengalami morning sickness pada kehamilan sebelumnya
c) Mengandung anak kembar
d) Memiliki anggota keluarga yang mengalami morning sikcness saat
hamil
e) Sering mengalami mabuk perjalanan (https://www.alodokter.com
diakses 6 Mei 2020).
3. Cara Mengatasi Morning Sickness
Hampir sebagian besar ibu hamil yang mengalami morning
sickness tidak memerlukan perawatan medis khusus. Namun, jika ibu
hamil merasa tidak nyaman, ada beberapa langkah yang bisa
8

dilakukan untuk mengatasi mual saat hamil, berikut ini adalah


berbagai cara mengatasi morning sickness secara alami yang bisa ibu
hamil lakukan :
a) Mengonsumsi makanan kaya vitamin B kompleks
Mengonsumsi B kompleks dan folat diduga dapat mencegah
meringankan gejala morning sickness. Asupan nutrisi tersebut
bisa diperoleh dengan mengonsumsi daging, ikan, telur, kentang,
pisang, dan bayam.
b) Mengonsumsi jahe
Jahe dipercaya dapat meredakan morning sickness, baik
dikonsumsi secara langsung maupun diseduh sebagai teh jahe.
Namun ibu hamil disarankan mengonsumsi jahe tidak lebih dari 3
gram atau sendok teh sehari guna mencegah nyeri dan perih pada
ulu hati.
c) Mengonsumsi makanan atau minuman yang asam
Untuk mengatasi morning sickness secara alami, ibu hamil
bisa mengonsumsi makanan atau minuman yang rasanya asam,
misalnya air lemon, mangga, stroberi atau permen rasa jeruk atau
lemon.
d) Mengubah pola makan
Mengubah pola makan dipercaya dapat membantu
mengatasi morning sickness. Ibu hamil bisa mecoba pola makan
seperti dibawah ini:
(1) Makan dengan porsi sedikit namun sering
(2) Utamakan mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan
protein, namun rendah lemak, seperti roti gandum, nasi,
yoghurt, telur, serta buah dan sayuran.
(3) Hindari makanan yang pedas dan banyak mengandung garam
(4) Konsumsi biskuit atau roti kering segera setelah bangun tidur
dan makan sebelum lapar. Hindari membiarkan perut kosong
karena dapat memperparah mual.
(5) Batasi konsumsi kopi dan minuman beralkohol.
(6) Minum banyak air putih setidaknya 8-10 gelas per hari
(https://www.alodokter.com diakses 6 Mei 2020)
9

Selain dengan cara alamiah, penanganan morning


sickness juga dapat dilakukan dengan perawatan medis. Berikut
adalah daftar obat-obatan dan dosis yang disarankan untuk
meredakan mual dan muntah ketika dibutuhkan (Lim & Hawkins,
1989).
(1) Antihistimine, seperti promethazine hydrochloride (Phenergan)
dan promethazine theoclate (Avomine) disarankan dalam
dosis 20-50 mg melalui oral, dengan atau tanpa 10-20 mg
pyriodoxine hydrochloride (vitamin B6) diminum saat waktu
tidur.
(2) Oral metochlopromide (Maxolon-Metox, Primperan) pada
dosis sebesar 10 mg tiga kali sehari.

C. Trimester Pada Kehamilan


Kehamilan terbagi dalam tiga trimester, di mana trimester kesatu
berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13
hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-
40). Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10
bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional (Sarwono
Prawirohardjo, 2016).
Pada tiap trimester, sejumlah perubahan akan terjadi pada tubuh ibu
dan janin yang sedang berkembang. Mulai dari proses pembuahan
hingga implantasi yang pada akhirnya akan menjadi janin dan
berkembang.
Pada trimester pertama terjadi penyesuaian dengan perubahan
hormonal kehamilan. Perubahan hormon yang paling berkontribusi
terhadap gejala kehamilan adalah peningkatan kadar estrogen dan HCG
(Human Chorionic Gonadotropin) yang menyebabkan mual dan muntah
yang akan dirasakan perempuan selama beberapa bulan pertama
kehamilannya.
Kadar hormon HCG (Human Chorionic Gonadotropin) berbeda-beda
pada setiap ibu hamil. Hal ini tergantung dari kondisi tubuh dan jumlah
embrio yang tumbuh dalam rahim. Meski begitu, ada rentang kadar
tertentu yang biasanya digunakan untuk melihat ada tidaknya potensi
10

bahaya untuk janin. Berikut ini penjabaran rentang normal berdasarkan


usia kehamilan:
a. 3 minggu : 5-50 mIU/L
b. 4 minggu : 5-426 mIU/L
c. 5 minggu : 8-7.340 mIU/L
d. 6 minggu : 1.080-56.500 mIU/L
e. 7-8 minggu : 7.650-229.000 mIU/L
f. 9-12 minggu : 25.700-288.000 mIU/L
g. 13-16 minggu : 13.300-254.000 mIU/L
h. 17-24 minggu : 4.060-165.400 mIU/L
i. 25-40 minggu : 3.640-117.000 mIU/L
Berdasarkan kadar HCG (Human Chorionic Gonadotropin) yang
tertera diatas, pada minggu ke 9-12 adalah puncak tertinggi kadar HCG
pada ibu hamil, sehingga pada minggu tersebut mual dan muntah sangat
dirasakan oleh ibu hamil, dan akan kembali mereda setelah memasuki
trimester kedua atau pada minggu ke 13.

D. Nutrisi pada Ibu Hamil


Nutrisi pada ibu hamil sebelum dan selama hamil dapat
mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila nutrisi
ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil, kemungkinan besar
akan melahirkan bayi yang sehat dan cukup bulan denganberat badan
normal (Adriani dan Bambang, 2016).
Seorang ibu hamil yang memiliki tingkat kesehatan gizi yang baik
akan melahirkan bayi yang sehat. Namun sampai saat ini masih banyak
ibu hamil yang mengalami masalah gizi khususnya gizi kurang, seperti
KEK (Adriani dan Bambang, 2016).
Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
utama di negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah gizi menjadi
penyebab kematian ibu dan anak secara tidak langsung yang sebenarnya
masih dapat dicegah. Rendahnya asupan gizi dan status gizi ibu hamil
selama kehamilan dapat mengakibatkan berbagai dampak tidak baik bagi
ibu dan bayi.
11

Status gizi pada waktu pertumbuhan dan selama hamil dapat


mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin. Berat badan ibu
hamil harus memadai, bertambah sesuai umur kehamilan. Hal ini
dikarenakan berat badan yang bertambah normal juga. Di negara maju,
rata-rata kenaikan berat badan selama hamil sekitar 12-14 kilogram.
Sebagian besar ibu hamil biasanya akan mengalami mual dan muntah di
trimester 1. Selain perubahan hormon, salah satu penyebab mual dan
muntah adalah kurangnya zat besi tertentu, sehingga ibu juga harus
mengetahui apakah mual atau muntah yang ia alami karena perubahan
hormon atau kekurangan gizi.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Andika Setio dan Denny
Dhanardono pada tahun 2017, mengatakan bahwa hubungan antara
morning sickness dan status gizi tidak terlalu bepengaruh, karena
semakin ibu tidak mengalami morning sickness semakin baik pula status
gizi. Hal ini karena status gizi pada ibu hamil bukan hanya dipengaruhi
oleh morning sickness saja, tetapi ada faktor-faktor lainnya yang
mempengaruhi seperti rendahnya asupan nutrisi sebelum kehamilan, dan
masih kurangnya informasi makanan yang sehat bagi ibu hamil.
Tujuan pengukuran LILA adalah mencakup masalah wanita usia
subur baik ibu hamil maupun sebelum hamil dan masyarakat umum.
Adapun tujuan tersebut yaitu :
a) Mengetahui resiko kelebihan energi kronis baik ibu hamil maupun
calon ibu untuk mengatasi bayi obesitas.
b) Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih
berperan dalam mencegah dan menanggulangi kelebidan energi
kronis pada ibu hamil.
Lingkar lengan atas ibu hamil dibagi menjadi 3 kategori yaitu kurang
(<23,5cm), normal (23,5 - 28,8 cm), lebih (>28,5 cm). Apabila LILA ibu
hamil lebih dari 28,5 cm maka ibu hamil mengalami obesitas.

Anda mungkin juga menyukai