Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
hidayah dan inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “IBU NIFAS DENGAN POST PARTUM BLUES”, yang
mana makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Emergency
Kebidanan Komunitas. Pada kesempatan ini juga tidak lupa kami sampaikan
terima kasih kepada : Ibu Elizabeth Widayati, SST., M. Keb Selaku pembimbing
kami.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, dan juga berbagai sumber. Untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan saran.
Penulis menyadari bahwa, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik serta saran
ysng bersifat membangun guna kesempurnaan makalah ini. Akhirnya makalah ini
dapat memberikan pemikiran serta kelancaran tugas kami selanjutnya dan dapat
berguna bagi semua pihak Aamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................i
Daftar isi....................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pengertian.................................................................................................
B. Etiologi.....................................................................................................
C. Manifestasi Klinis.....................................................................................
D. Patofisiologi..............................................................................................
E. Manajemen Gangguan Psikologik pada Kehamilan dan Persalinan........
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................................5
B. Saran.........................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas adalah suatu masa dimana tubuh menyesuaikan baik fisik maupun
psikologis terhadap proses melahirkan yang lamanya kurang lebih 6 minggu. Selain
itu pengertian masa nifas adalah masa mulainya persalinan sampai pulihnya alat-alat
dan anggota badan yang berhubungan dengan kehamilan/persalinan (Ahmad Ramli.
1989). Dari dua pengertian di atas kelompok meyimpulkan bahwa masa nifas adalah
masa sejak selesainya persalinan hingga pulihnya alat-alat kandungan dan anggota
badan serta psikososial yang berhubungan dengan kehamilan/persalinan selama 6
minggu. Dalam proses adaptasi pada masa postpartum terdapat tiga metode yang
meliputi ”immediate puerperineum” yaitu 24 jam pertama setelah melahirkan, ”early
puerperineum” yaitu setelah 24 jam hingga 1 minggu, dan ”late puerperineum” yaitu
setelah satu minggu sampai 6 minggu postpartum.
Kelahiran seorang anak umumnya dipandang sebagai kejadian yang bahagia,
namun banyak perempuan yang mengalami gejala depresi 4-6 minggu setelah
melahirkan dengan kesulitan memahami mengapa mereka mengalami depresi, karena
mereka menganggap bahwa ini adalah waktu yang menggembirakan. Ibu postpartum
sebagian besar mengalami apa yang dikenal sebagai postpartum blues. Postpartum
blues adalah respon normal terhadap tekanan melahirkan dan menghilang dengan
cepat, umumnya dalam beberapa hari sampai beberapa minggu (Elder, 2009)
B. Rumusan Masalah
1
5. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari post partum blues?
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Postpartum blues dinamakan juga postnatal blues adalah gangguan mood yang
menyertai suatu persalinan. Biasanya terjadi dari hari ke 3 sampai ke 10 dan
umumnya terjadi perubahan hormonal. Hal ini umum terjadi kira-kira antara 10-17%
dari perempuan. Sarwono Prawirahardjo
Post partum blues merupakan sebagai bentuk gejala ringan atau depresi
sementara dengan durasi 3-7 hari pasca melahirkan. Gale & Harlow, (2003). Post
partum blues adalah keadaan di mana seorang ibu mengalami perasaan tidak nyaman
(kesedihan atau kemurungan)/gangguan suasana hati setelah persalinan, yang
berkaitan dengan hubungannya dengan si bayi, atau pun dengan dirinya sendiri.
Ketika plasenta dikeluarkan pada saat persalinan, terjadi perubahan hormon yang
melibatkan endorphin, progesteron, dan estrogen dalam tubuh Ibu, yang dapat
mempengaruhi kondisi fisik, mental dan emosional Ibu.
Dewasa ini, post-partum blues (PPB) atau sering juga disebut maternity blues
atau baby blues dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan afek ringan yang sering
tampak dalam minggu pertama setelah persalinan atau pada saat fase taking in,
cenderung akan memburuk pada hari ketiga sampai kelima dan berlangsung dalam
rentang waktu 14 hari atau dua minggu pasca persalinan. Post-partum blues ini
dikategorikan sebagai sindroma gangguan mental yang ringan oleh sebab itu sering
tidak dipedulikan sehingga tidak terdiagnosis dan tidak ditatalaksanai sebagaimana
seharusnya, akhirnya dapat menjadi masalah yang menyulitkan, tidak menyenangkan
dan dapat membuat perasaan-perasaan tidak nyaman bagi wanita yang
mengalaminya, dan bahkan kadang-kadang gangguan ini dapat berkembang menjadi
keadaan yang lebih berat yaitu depresi dan psikosis pasca-salin, yang mempunyai
dampak lebih buruk, terutama dalam masalah hubungan perkawinan dengan suami
dan perkembangan anak, karena stres dan sikap ibu yang tidak tulus terus-menerus
3
bisa membuat bayi tumbuh menjadi anak yang mudah menangis, cenderung rewel,
pencemas, pemurung dan mudah sakit.
B. Etiologi
Etiologi atau penyebab pasti terjadinya postpartum blues sampai saat ini
belum diketahui. Namun, banyak faktor yang diduga berperan terhadap terjadinya
postpartum blues, antara lain:
1. Faktor hormonal yang berhubungan dengan perubahan kadar estrogen,
progesteron, prolaktin dan estradiol. Penurunan kadar estrogen setelah
melahirkan sangat berpengaruh pada gangguan emosional pascapartum karena
estrogen memiliki efek supresi aktifitas enzim monoamine oksidase yaitu
suatu enzim otak yang bekerja menginaktifasi noradrenalin dan serotonin
yang berperan dalam perubahan mood dan kejadian depresi.
2. Faktor umur
C. Manifestasi Klinis
4
Gejala-gejala postpartum blues ini bisa terlihat dari perubahan sikap seorang
ibu. Gejala tersebut biasanya muncul pada hari ke-3 atau ke-6 hari setelah
melahirkan. Beberapa perubahan sikap tersebut diantaranya Ibu sering tiba-tiba
menangis karena merasa tidak bahagia, penakut, tidak mau makan, tidak mau bicara,
sakit kepala sering berganti mood, mudah tersinggung. (iritabilitas), merasa terlalu
sensitif dan cemas berlebihan, tidak bergairah, khususnya terhadap hal yang semula
sangat diminati, tidak mampu berkonsentrasi dan sangat sulit membuat keputusan,
merasa tidak mempunyai ikatan batin dengan si kecil yang baru saja di lahirkan ,
insomnia yang berlebihan.
Gejala-gejala itu mulai muncul setelah persalinan dan pada umumnya akan
menghilang dalam waktu antara beberapa jam sampai beberapa hari. Namun jika
masih berlangsung beberapa minggu atau beberapa bulan itu dapat disebut
postpartum depression.
D. Patofisiologi
Sejarah kehamilan adalah factor utama yang bisa menimbulkan terjadinya
baby blues ini atau biasa dikenal dengan post partum blues. Riwayat seperti
kehamilan yang tidak di inginkan, adanya problem dengan orang tua atau mertua,
kurangnya biaya untuk persalinan, kurangnya perhatin yang diberikan pada si ibu dan
factor dari etiologi serta factor psikolog lainnya merupakan penyebab utama.
Penurunan kadar estrogen setelah melahirkan sangat berpengaruh pada gangguan
emosional pascapartum karena estrogen memiliki efek supresi aktifitas enzim
monoamine oksidase yaitu suatu enzim otak yang bekerja menginaktifasi
nonadrenalin dan serotonin yang berperan dalam perubahan mood dan kejadian
depresi. Karena proses ini pula seorang ibu setelah melahirkan mengalami perubahan
pada tingkat emosional. Biasanya ibu akan mengalami kenaikan dalam resons
psikologisnya, sensitive dan lebih membutuhkan perhatian, kasih saying dari orang
sekitarnya yang dianggap penting baginya. Keabnormalitasan pada post partum blues
ini mengakibatkan rasa tidak nyaman, kecemasan yang mendalam pada diri ibu, tak
5
jarang seorang ibu menangis tanpa sebab yang pasti. Khawatir pada bayinya dengan
kekhawatiran yang berlebih.
E. Penatalaksanaan asuhan
Butuhnya dukungan yang memadai dari bidan misalnya dengan cara
memberikan informasi yang memadai/adekuat tentang proses kehamilan dan
persalinan, termasuk penyulit-penyulit yang mungkin timbul dalam masa-masa
tersebut serta penanganannya. Post-partum blues juga dapat dikurangi dengan cara
belajar tenang dengan menarik nafas panjang dan meditasi, tidur ketika bayi tidur,
berolahraga ringan, ikhlas dan tulus dengan peran baru sebagai ibu, tidak perfeksionis
dalam hal mengurusi bayi, membicarakan rasa cemas dan mengkomunikasikannya,
bersikap fleksibel, bergabung dengan kelompok ibu-ibu baru.
Dalam penanganan para ibu yang mengalami post-partum blues dibutuhkan
pendekatan menyeluruh.
Pengobatan medis, konseling emosional, bantuan-bantuan praktis dan
pemahaman secara intelektual tentang pengalaman dan harapan-harapan mereka
mungkin pada saat-saat tertentu. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa
dibutuhkan penanganan di tingkat perilaku, emosional, intelektual, sosial dan
psikologis secara bersama-sama, dengan melibatkan lingkungannya, yaitu: suami,
keluarga dan juga teman dekatnya.
Cara mengatasi gangguan psikologi pada nifas dengan postpartum blues ada dua cara
yaitu :
Tujuan untu menciptakan hubungan baik antara bidan dengan pasien dalam
rangka kesembuhannya dengan cara :
a. Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi
6
b. Bidan harus memahami keadaan pasien
7
Buatlah suatu perencanaan bersama untuk mengenali psikik pada
ibu hamil, dengan menyadari adanya kelainan psikik ini maka dapat
memberikan terapi awal.
b. Masa Intrapartum
8
agar ibu bersalin tersebut berada dalam suasana yang hangat dan familiar
walaupun berada dirumahsakit
Peran tenaga kesehatan yang empati pada ibu bersalin sangat berarti.
Keluhan dan kebutuhan-kebutuhan yang timbul agar mendapatkan
tanggapan yang baik.penjelasan tentang kemajuan persalinan harus
dikerjakan secara baik sedemikian rupa agar ibu bersalin tidak jatuh pada
keadaan panic.
Peran suami yang sudah memahami proses persalinan bila berada
disamping ibu yang sedang bersalin sangat membantu kemantapan ibu
bersalin dalam menghadapi rasa sakit dan takut yang timbul.
c. Masa Nifas
9
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Post partum blues adalah keadaan di mana seorang ibu mengalami perasaan
tidak nyaman (kesedihan atau kemurungan)/gangguan suasana hati setelah persalinan,
yang berkaitan dengan hubungannya dengan si bayi, atau pun dengan dirinya sendiri.
Ketika plasenta dikeluarkan pada saat persalinan, terjadi perubahan hormon yang
melibatkan endorphin, progesteron, dan estrogen dalam tubuh Ibu, yang dapat
mempengaruhi kondisi fisik, mental dan emosional Ibu.
Cara mengatasi gangguan psikologi pada nifas dengan postpartum blues ada
dua cara yaitu :
1. Dengan cara pendekatan komunikasi terapeutik
Tujuan untu menciptakan hubungan baik antara bidan dengan pasien dalam
rangka kesembuhannya dengan cara :
a. Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi
11
12
DAFTAR PUSTAKA
13