Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Trauma Pada ibu Nifas

Disusun Oleh:

Abidatul Kamilia (217010005)


Maria Felisitas Rumlus (217010015)
Natasya Angelie Firdaus (217010016)
Litvina ocina sarimiliana (217010017)
Renildis cicin (217010026)

UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA

FAKULTAS SAINS KESEHATAN

PRODI S1 KEBIDANAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas saya yang berjudul

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Dosen pada
mata kuliah Psikologi dalam Kebidanan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Desta Ayu Cahya R Amd.Keb, SST.,M.Tr.Keb
selaku Dosen mata kuliah Psikologi dalam Kebidanan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya terima demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................................................

BAB 1.....................................................................................................................................................

LATAR BELAKANG.............................................................................................................................

BAB II.....................................................................................................................................................

Pembahasan..............................................................................................................................

Baby Blues Syndrom Pada Ibu Nifas ..................................................................................

PostPartum Bluess Pada Ibu Nifas........................................................................................

Distres Emosi Akibat Pengalaman Persalinan yang Traumatis Pada Ibu Nifas...................

Kesimpulan..................................................................................................................................

Daftar Pustaka..............................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Masa nifas atau postpartum adalah periode dalam minggu-minggu pertama setelah
kelahiran. Lamanya periode ini tidak pasti, sebagian besar menganggapnya antara 4 sampai
6 minggu walaupun merupakan masa yang relatif tidak kompleks dibandingkan dengan
kehamilan, nifas ditandai oleh banyak perubahan fisiologis. Pada masa ini perubahan yang
terjadi tidak hanya secara fisiologis maupun sosiokultural, tetapi juga psikologi. Perubahan
kompleks pada ibu postpartum atau setelah proses persalinan memerlukan penyesuaian
terhadap diri dengan pola hidup dan kondisi setelah proses tersebut (Prawihardjo, 2013).
Beberapa dari perubahan tersebut mungkin hanya sedikit mengganggu “ibu baru”
walaupun komplikasi serius juga dapat terjadi (Cuningham etal., 2013)
Setelah melahirkan, ibu akan menghadapi banyak tantangan sebagai seorang ibu (Ardiyanti
dan Dinni, 2018). Pada ibu yang tidak dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi
dapat menimbulkan gangguang psikologi, baik gangguan psikologi ringan maupun berat.
Gangguan psikologis utama pada ibu hamil disebut dengan depresi maternal (antepartum
atau postpartum).

1.2. RUMUSAN MASALAH

1.Faktor apa yang menyebabkan Baby Bluess Pada Ibu Nifas.


2. .Faktor apa yang menyebabkan Post Partum Pada Ibu Nifas.
3. .Faktor apa yang menyebabkan PTSD Pada Ibu NIfas.

1.3 TUJUAN
1.untuk mengetahui Baby Bluess Pada Ibu Nifas.

2,untuk mengetahui Post Partum Pada Ibu Nifas.

3.untuk mengetahui PTSD Pada Ibu NIfas.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Baby Blues Syndrom Pada Ibu Nifas

Melahirkan merupakan suatu peristiwa penting yang dinantikan oleh sebagian besar
perempuan karena membuat ibu menjadi seorang perempuan yang telah berfungsi utuh dalam
kehidupanya (Elvira, 2006). Ada kalanya ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan
dengan bayinya. Keadaan ini disebut dengan baby blues, yang disebabkan oleh perubahan
perasaan yang dialami ibu saat hamil sehingga sulit menerima kehadiran bayinya, selain itu
juga karena perubahan fisik dan emosional selama beberapa bulan kehamilan
(Ambarwati,2009).

Depresi pasca persalinan, merupakan kondisi yang sama sekali di luar dugaan perempuan
yang mengalaminya. Kondisi ini menyebabkan seorang perempuan yang baru melahirkan
mengalami kesedihan, kemarahan, rasa benci, jengkel hingga putus asa, yang mengakibatkan
ia sulit berfungsi sebagaimana mestinya.Dampaknya mengakibatkan tidak optimalnya
perkembangan bayinya baik fisik maupun psikologis (Elvira, 2006).Banyak problem
kejiwaan pasca persalinan tidak terdeteksi yang kemungkinan disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu keengganan ibu yang melahirkan untuk mengungkapkan perasaan sedihnya, rasa
sedih pasca persalinan dianggap akan hilang dengan sendirinya, sertab perhatian staf media
hanya diutamakan pada kondisi fisik ibu (Elvira, 2006).

2.2. Pembahasan Baby Blues Syndrom Pada Ibu Nifas

Mengurus bayi yang baru lahir (new born) merupakan sebuah tantangan yang berat.Waktu
bayi baru lahir, perasaan yang ada adalah senang dan bahagia tak terkira.Namun hari – hari
pertama mengurusnya adalah perjuangan yang ekstra sabar. Kadang ibu membayangkan bayi
barunya akan tidur sepanjang malam, namun yang terjadi adalah sebaliknya. Bayi sering
terbangun tengah malam dan menangis, karena lapar, haus, atau BAB / BAK. Tentu saja hal
ini akan menjadi tugas berat bagi ibu untuk menenangkan bayinya di tengah malam, karena
saat itu ibu
juga sedang mengantuk. Kadang- kadang bagi sebagian bayi, tidak hanya semalam atau dua
malam saja ia terbangun, bahkan sampai dua atau tiga pekan ke depan. Waktu untuk
menidurkannya kembali juga membutuhkan kesabaran, mungkin bisa satu atau bahkan dua
jam si bayi baru bisa tertidur kembali.Kondisi fisik bayi yang baru lahir juga dapat
menjadikan hati ibu sedih dan memberi peluang terkena sindrom ini.Misalnya bayi lahir
dengan berat rendah, bayi kuning, atau bayi lahir dengan kondisi yang tidak normal
(Ambarwati, 2006). Resiko seorang perempuan untuk mengalami depresi pasca persalinan
meningkat secara bermakna tanpa adanya dukungan suami atau keluarga. Dukungan
merupakan keterlibatan yang diberikan yang diberikan oleh keluarga dan teman kepada klien
untuk mengatur dan merawat diri sendiri, dukungan dapat menumbuhkan rasa nyaman dan
individu merasa dihargai, dihormati dan dicintai, dan dukungan social dapat juga dianggap
sebagai suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang
dipercaya seperti anggota keluarga suami, teman, saudara, atau rekan kerja, dukungan yang
diberikan agar invidu mengetahui bahwa orang lain juga memperhatikan, menghargai dan
mencintainya.Dukungan suami merupakan faktor terbesaruntuk memicu terjadinya post
partum blues. Hal ini disebabkan dukungan suami merupakan strategi koping penting untuk
mengalami stress dan berfungsi sebagai strategi preventif untuk mengurangi stres (Widyanto,
2014).

2.3. Pengertian Post Partum Blues Pada Ibu Nifas


Post partum blues merupakan suatu sindrom gangguan efek ringan pada minggu pertama
setelah persalinan. Puncak dari post partum blues ini 3-5 hari setelah melahirkan dan
berlangsung dari beberapa hari sampai 2 minggu. Tanda dan gejalanya antara lain cemas
tanpa sebab, menangis tanpa sebab,tidak sabar, tidak percaya diri, sensitif atau mudah
tersinggung, serta merasa kurang menyayangi bayinya (Dahro, 2012.)Biasanya, gejala
tersebut muncul setelah minggu ke-2 postpartum dan sebagian penelitian melaporkan bahwa
depresi ini bahkan dapat berlanjut sampai 2 tahun atau sepanjang kehidupan wanita tersebut
(Reeder, Martin & Griffin, 2012; Migl, 2009; Pillitteri, 2010).

2.4 Pembahasan Post Partum Blues Pada Ibu Nifas

Faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya depresi postpartum secara umum dibagi atas 3
yaitu :
1) faktor biologis seperti perubahan fisiologis selama kehamilan, persalinan dan postpartum,
defisiensi nutrisi, gangguan metabolisme, anemia, penurunan hormon estrogen dan
progesteron setelah persalinan, penurunan sitokin, perubahan asam lemak, dan oksitosin serta
komplikasi obstetrik yang diderita ibu (Fitelson, Kim, Baker & Leight, 2011; Stone &
Menken, 2008; Hendrick, 2006; Cohen & Nonac, 2005);

2) faktor psikososial seperti kegagalan dalam perkawinan, kurangnya dukungan dari


pasangan dan orang terdekat lainnya, hubungan yang buruk dengan suami dan mertua,
kekerasan dalam rumah tangga, riwayat gangguan afektif seperti riwayat depresi pada
kehamilan sebelumnya, riwayat depresi dalam keluarga, gangguan mood saat menstruasi
(Fitelson, Kim, Baker & Leight, 2011; Stone & Menken, 2008; Klainin & Arthur, 2009;
Bloch, et al.2000);

3) faktor demografi seperti usia ibu, pendidikan, pekerjaan, paritas, budaya atau norma yang
berlaku (Fitelson, Kim, Baker & Leight, 2011)

Dampak depresi terhadap persalinan adalah his tidak teratur, jalan lahir menjadi kaku,
perdarahan, posisi janin tidak normal (Stone & Menken, 2008). Sedangkan Dampak depresi
terhadap masa nifas adalah mengganggu bonding and attachment karena ibu yang mengalami
depresi biasanya tidak tertarik kepada bayinya, menolak menyusui bayinya, cenderung tidak
mau mendengarkan saran dari tenaga kesehatan atau keluarganya. Masalah lain yang
kemungkinan dialami ibu postpartum adalah gangguan tidur, gangguan nutrisi, gelisah, tidak
percaya diri dan lain sebagainya nya (Reeder, Martin & Griffin, 2012).

Depresi postpartum memberikan dampak buruk terhadap keluarga yaitu dapat menyebabkan
kecemasan atau stres pada semua anggota keluarga dan sering menimbulkan kesulitan dalam
berkomunikasi antar sesama anggota keluarga. Perubahan yang paling besar dirasakan oleh
suami yaitu merasa kehilangan teman, kehilangan kontrol,

kecemasan, bingung, frustasi dan cenderung pemarah. Permasalah tersebut, jika tidak diatasi
maka dapat menambah beban keluarga, mempengaruhi sistem keluarga, bahkan risiko terjadi
keretakan rumah tangga bahkan perceraian (Fitelson, Kim, Baker & Leight, 2011; Chabrol &
Callahan, 2007; Clark, Truczek & Wenzel, 2003). Adapun tujuan penelitian ini adalah
mengidentifikasi karekteristik ibu yang mengalami depresi postpartum.
2.5 Distres Emosi Akibat Pengalaman Persalinan yang Traumatis

Beberapa penelitian terakhir menunjukkan munculnya masalah stres pasca persalinan


traumatis (post traumatic stress disorder/ PTSD) pada lingkup praktik kebidanan.Peristiwa
yang seharusnya menjadi salah hari yang paling membahagiakan dalam kehidupan menjadi
seorang ibu,bisa dengan cepat berubah menjadi kesedihan yang mendalam dan distress.Efek
peningkatan nyeri, penggunaan intervensi berteknologi,pemberian asuhan yang mungkin
tidak sensitif dan kurang menghargai ibu , terbukti sangat memengaruhi timbulnya stres dan
ketakutan.Banyak ibu yang dapat beradaptasi mengatasi nyeri,rasa takut dan kecemasan pada
kehamilan dan persalinan.Namun sebagian ibu mengalami kejadian traumatis seputar
pengalaman persalinannya akan tetap terkenang secara mendalam pada jiwanya dan bisa
menggangu ketenangan kehidupannya serta mempengaruhi hubungan ibu dengan pasangan
dan bayinya (Lyons,2016)

Aspek penting yang harus diperhatikan dalam praktik yang berhubungan dengan Distres
emosi post partum yaitu:

1.setiap ibu harus diperlakukan sebagai individu yang unik dan berbeda-beda.Ada beberapa
ibu yang merasakan stress terhadap perubahan emosi normal, namun beberapa ibu yang
lainnya mungkin tidak merasa demikian dan lebih bersikap realistis terhadap yang mereka
hadapi.

2.ibu yang mengalami mimpi buruk harus diyakinkan bahwa dalam banyak kasus,mimpi
buruk adalah ungkapan ketakutan dan kecemasan.

3.ibu tidak mengekspresikan ketakutan mereka secara terbuka (disembunyikan) peran bidan
adalah memberikan dorongan pada ibu untuk bersikap terbuka karena bidan adalah orang
yang dipercaya dan mendukung ibu positif

4.bidan harus memiliki keterampilan komunikasi yang baik dan dapat menjadi pendengar
yang bijaksana serta memperhatikan masalah ibu , sehingga dapat memenuhi kebutuhan
emosi ibu.
5.Morbiditas psikologis pada kehamilan normal, kadang dapat terabaikan karna ibu tidak
mendapatkan perhatian yang cukup ,dianggap bisa hilang sendiri ,tidak dapat diidentifikasi
terutama jika ada penyulit pada masa post partum ,dianggap sebagai kondisi emosi yang
normal sehingga kurang mendapatkan perhatian saat memberikan asuhan kebidanan.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Ada kalanya ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya. Keadaan ini
disebut dengan baby blues, yang disebabkan oleh perubahan perasaan yang dialami ibu saat
hamil sehingga sulit menerima kehadiran bayinya, selain itu juga karena perubahan fisik dan
emosional selama beberapa bulan kehamilan. Depresi pasca persalinan, merupakan kondisi
yang sama sekali di luar dugaan perempuan yang mengalaminya.Dukungan merupakan
keterlibatan yang diberikan yang diberikan oleh keluarga dan teman kepada klien untuk
mengatur dan merawat diri sendiri, dukungan dapat menumbuhkan rasa nyaman dan individu
merasa dihargai, dihormati dan dicintai, dan dukungan social dapat juga dianggap sebagai
suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dipercaya
seperti anggota keluarga suami, teman, saudara, atau rekan kerja, dukungan yang diberikan
agar invidu mengetahui bahwa orang lain juga memperhatikan, menghargai dan
mencintainya.Dukungan suami merupakan faktor terbesaruntuk memicu terjadinya post
partum blues. Hal ini disebabkan dukungan suami merupakan strategi koping penting untuk
mengalami stress dan berfungsi sebagai strategi preventif untuk mengurangi stress.
Daftar Pustaka
Kusuma Ratu (2019) Karakteristik Ibu Yang Mengalami Depresi Postpartum.
Karyati Sri (2016) Jahitan Perincian,Dukungan Suami,Dan Ansietas seksual Ibu Post
Partum.
Kasanah Uswatun (2017) Hubungan Dungan Suami Dalam Perawatan Masa Nifas Dengan
Kejadian.
Sulfianti, D. (2021). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas - Sulfianti Sulfianti,
Evita Aurilia Nardina, Julietta Hutabarat, Etni Dwi Astuti, Yanik
Muyassaroh, Diki Retno Yuliani, Wanodya Hapsari, Ninik Azizah,
Cahyaning Setyo Hutomo, Niken Bayu Argahen - Google Buku.
https://books.google.co.id/books?id=dTY4EAAAQBAJ&printsec=frontcove
r&dq=evita+aurilia+nardina&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=evit
a aurilia nardina&f=false

Anda mungkin juga menyukai