Anda di halaman 1dari 20

BUKU AJAR

PSIKOLOGI KEHAMILAN, PERSALINAN DAN NIFAS

Di Susun Oleh :
Mela Emsiana 21270018
Emelia Kontensa 21270084

PRODI S1 KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan buku ajar. Tak lupa juga mengucapkan salawat serta salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, karena berkat beliau,
kita mampu keluar dari kegelapan menuju jalan yang lebih terang.
Kami ucapkan juga rasa terima kasih kami kepada pihak-pihak yang mendukung
lancarnya buku ajar ini mulai dari proses penulisan hingga proses cetak, yaitu orang tua kami,
rekan-rekan kami, penerbit, dan masih banyak lagi yang tidak bisa kami sebutkan satu per
satu.
Adapun, buku ajar kami yang berjudul ‘Bahan Ajar: ‘psikologi kehamilan,persalinan
dan nifas’ ini telah selesai kami buat secara semaksimal dan sebaik mungkin agar menjadi
manfaat bagi pembaca yang membutuhkan informasi dan pengetahuan mengenai bagaimana
ystem informasi manajemen.
Kami sadar, masih banyak luput dan kekeliruan yang tentu saja jauh dari sempurna
tentang buku ini. Oleh sebab itu, kami mohon agar pembaca memberi kritik dan juga saran
terhadap karya buku ajar ini agar kami dapat terus meningkatkan kualitas buku.
Demikian buku ajar ini kami buat, dengan harapan agar pembaca dapat memahami
informasi dan juga mendapatkan wawasan mengenai bidang ystem informasi manajemen
serta dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam arti luas. Terima kasih.

Bengkulu, 30 maret 2022


DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR……………………………………………………..

DAFTAR ISI………………………………………………………………..

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………….… ……….

B. Rumusan Masalah…………………………………………….…………..

C. Tujuan penelitian ………………………………...… ……………………

D. Manfaat Penelitian………………………………….……………………..

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Adaptasi
Kehamilan…………………………………………………………………
2. Adaptasi Psikologi Kehamilan TM I,II dan III………………………….
3. Perubahan Psikologi Ibu Hamil Menurut Reva Rubin……………………..
4. Perubahan Psikologi Ibu Hamil Menurut Teori Ramona Mercer…………..
5. Adaptasi Psikologi Dalam Persalinan………………………………………
6. Adat Kebiasaan Melahirkan………………………………………………..
7. Faktor Somatic Dan Psikis Yang Mempengaruhi Kelahiran………………
8. Reaksi Wanita Hipermaskulin Menjadi Wanita Total
Pasif Dalam Menghadapi Kelahiran……………………………………....
9. Pengertian Masa Nifas Dan Tahapan Masa Nifas………………………….
10. Proses Adaptasi Psikologis Pada Masa Nifas
(Taking In, Fase Taking Hold,Fase Latting Go)…………………………..
11. Dampak Psikologis Ibu Proses Proses Menyusui…………………………..
12. Pengertian Masa Bayi………………………………………………………
13. Penyesuaian Terhadap Perubahan Suhu……………………………………
14. Menyesuaikan Diri Terhadap Cara Bernafas……………………………….
15. Menyesuaikan Diri Terhadap Pola Makan………………………………….
16. Menyesuaikan Diri Terhadao System Ekresi Pada Bayi……………………
17. Gangguan Kesehatan Mental Kehamilan……………………………………
18. Pengaruh Psikologi Pada Kehamilan………………………………………..
19. Faktor Yang Dapat Menimbulkan Masalah
Kesehatan Mental Pada Masa Persalinan……………………………………
20. Masalah Kesehatan Mental Yang Dapat
Terjadi Pada Masa Persalinan……………………………………………….
21. Gangguan Psikologis Pada Masa Nifas……………………………………...
22. Pendekatan Komunikasi Terapeutik Dalam
Mengatasi Gangguan Psikologis Pada Masa Nifas………………………….
BAB III
PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kehamilan menjadi salah satu periode yang paling dinantikan oleh pasangan suami
istri yang telah menikah, terutama bagi seorang wanita. Sebagian wanita berpendapat bahwa
kehamilan merupakan kodrat yang harus dijalani dan akan menentukan kehidupan
selanjutnya.
Berbagai perubahan terjadi saat kehamilan, baik secara fisiologis maupun psikologis.
Kedua hal tersebut harus diadaptasikan agar ibu mampu menjalani masa kehamilannya
(Pilliteri, 2002 dalam Saputra, 2013). Menurut Sulistiyowati (2010, dalam Laurika, 2016)
persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya bagian serviks dan terjadi proses
pengeluaran hasil dari pembuahan yakni janin dan plasenta.
Persalinan normal atau cukup bulan terjadi pada minggu ke 38 sampai 40. Jika kurang
dari 38 minggu disebut prematur dan lebih dari 40 minggu disebut postdate. Perubahan
fisiologis dan psikologis akan terjadi ketika ibu hamil akan memasuki tahap persalinan,
utamanya pada trimester III.
Perubahan yang terjadi pada ibu hamil perlu adanya adaptasi yang disebut dengan
adaptasi maternal. Adaptasi maternal merupakan hasil dari kerja hormon kehamilan dan
tekanan mekanis uterus yang terus membesar serta adanya jaringan lain yang ikut andil dalam
proses adaptasi ini. Adaptasi maternal dibagi menjadi dua yakni adaptasi fisiologis dan
adaptasi psikologis. Perubahan fisiologis dan psikologis pada ibu hamil setiap trimesternya
tidaklah sama. Perubahan fisiologis trimester III ibu 2 hamil akan mengalami berupa
ketidaknyamanan fisik serta gerakan janin yang semakin aktif sehingga membuat istirahat ibu
terganggu.
Perubahan dari segi psikologis, ibu hamil akan merasa takut, khawatir, cemas dan
tidak mampu mengendalikan diri ketika menghadapi persalinan (Indriyani, 2013). Salah satu
hal yang perlu diperhatikan yaitu perubahan yang terjadi pada psikologis ibu hamil yang akan
menghadapi proses persalinan. Hal tersebut perlu adanya proses adaptasi agar hal - hal yang
dirasakan ibu hamil berkurang atau bahkan tidak ada. Maka dari itu, diperlukan adaptasi
psikologis agar membantu ibu menjalani proses persalinan tanpa rasa takut, cemas dan
khawatir .
Adaptasi psikologis merupakan proses dalam menghadapi tekanan atau stressor baik
berasal dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh (Susanti, 2008). Adaptasi psikologis ibu
hamil yang akan menghadapi persalinan harus dikondisikan sedemikian rupa agar ibu tenang
menjalani proses persalinannya. Dukungan dari orang – orang terdekat seperti keluarga,
suami serta lingkungan sekitar sangat diperlukan oleh ibu hamil. Dukungan paling utama
bagi ibu hamil adalah dukungan dari suami.
Dukungan dari suami dipercaya dapat memberikan ketenangan bagi calon ibu
terutama ketika akan menghadapi proses persalinan (Saputra, 2013). Dukungan suami sangat
berperan penting dalam proses kehamilan sampai masa nifas pada seorang wanita. Dukungan
suami tidak hanya tentang finansial saja, namun meliputi banyak aspek.
Persalinan adalah proses alami yang akan berlangsung dengan sendirinya,tetapi
persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang membahayakan ibu maupun
janinya sehingga memerlukan pengawasan, pertolongan
dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai (Manuaba, 1998, dikutip dalam buku prawiroh
ardjo Psikologi Kehamilan, 2001).
Beberapa penyesuaian dibutuhkan oleh perempuan dalam menghadapi aktivitas dan
peran barunya sebagai ibu pada minggu-minggu atau bulan-bulan pertama setelah
melahirkan, baik dari segi fisik maupun segi psikologis.Sebagian perempuan berhasil
menyesuaikan diri dengan baik, tetapi sebagian lainnya tidak berhasil menyesuaikan diri dan
mengalami gangguan-gangguan psikologis dengan berbagai gejala atau sindroma (Iskandar,
2009).  

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat kami jadikan sebagai rumusan
masalah,adalah :
1. Apakah yang dimaksud dengan psikologi, persalinan dan pasca bersalin(nifas) ?
2. Bagaimanakah perubahan psikologi ibu bersalin dan pasca bersalin ?
3. Bagaimanakah gambaran kecemasan ibu bersalin ?
4. Bagaimanakah kultur atau budaya masyarakat dalam menghadapi proses bersalin
dan pasca bersalin 
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum Mengidentifikasi hubungan dukungan suami dalam perspektif budaya
Madura dengan adaptasi psikologis ibu hamil dalam menghadapi persalinan di Kecamatan
Kendit Situbondo.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini ditujukan bagi:
1. Ibu Hamil Penelitian ini dapat memberikan gambaran dan informasi kepada ibu
hamil tentang dukungan suami dengan adaptasi psikologis ibu hamil dalam
menghadapi persalinan.
2. Keluarga Penelitian ini ditujukan agar memberikan informasi kepada keluarga
tentang betapa pentingnya dukungan yang harus diberikan kepada ibu hamil agar ibu
hamil merasa tenang dan terlindungi selama menjalani kehamilannya.
3. Peneliti Dengan adanya penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan
informasi kepada peneliti tentang dukungan suami dengan adaptasi psikologi ibu
hamil dalam menghadapi persalinan.
4. Tenaga Kesehatan Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi
tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan yang maksimal pada ibu hamil
dalam menghadapi proses persalinan terutama dalam hal adaptasi psikologis ibu
hamil. Agar ibu hamil dapat tenang dan bisa mengendalikan diri ketika menghadapi
persalinan.
BAB 11
PEMBAHASAN

1. Pengertian Adaptasi Kehamilan


Adaptasi Kehamilan adalah Perubahan yang terjadi pada ibu hamil perlu
adanya adaptasi yang disebut dengan adaptasi maternal. Adaptasi maternal merupakan
hasil dari kerja hormon kehamilan dan tekanan mekanis uterus yang terus membesar
serta adanya jaringan lain yang ikut andil dalam proses adaptasi ini.

2. Adaptasi Psikologi Kehamilan TM I,II dan III:


1.Trimester pertama
Dalam beberapa bulan pertama kehamilan, Bunda akan mengalami kelelahan,
mual, nyeri punggung bawah dan sebagainya. Progesteron juga dikaitkan dengan
perubahan suasana hati, kewaspadaan, dan menangis tanpa alasan.
Sangat umum bagi ibu yang baru pertama kali mengalami gejala kecemasan
ringan. Ini disebabkan oleh rasa takut kehilangan anak, dan hampir setiap ibu hamil
dalam situasi ini memiliki kekhawatiran yang sama persis.
Cara mengatasinya:
 Cari kesibukan agar Bunda tidak memiliki celah untuk berpikir hal-hal
negatifdan stres.
 Cari dukungan agar Bunda tidak merasa kesepian. Komunikasikan segala
yang Bunda rasakan dan butuhkan kepada orang tua, keluarga dan teman.
 Memahami situasi yang sedang terjadi itu penting, sehingga Bunda bisa
mengatasinya.
 Meditasi atau melakukan yoga bisa menjadi solusi untuk menghilangkan
stres dan membuat rileks selama kehamilan.
2. Trimester kedua
Pada trimester sebelumnya, seperti kelelahan, perubahan suasana hati, mual di
pagi hari biasanya hilang pada trimester kedua. Tapi sebagai gantinya, Bunda
mungkin akan menjadi pelupa dan kurang teratur dari biasanya. Peningkatan berat
badan dan ekspansi fisik tubuh juga bisa menimbulkan masalah pada tampilan. Meski
emosi kehamilan pada trimester ini biasanya tidak terlalu ekstrem, tapi tetap dapat
mempengaruhi secara signifikan.
Cara mengatasinya:
 Belajar menangani beberapa hal yang dikhawatirkan. Dokter mungkin akan
menyarankan untuk melakukan tes darah atau tes amniosentesis untuk
memprediksi cacat lahir pada janin seperti Down's Syndrome. Meski
kemungkinan anak mengalami cacat jenis kecil, tetapi membantu untuk siap.
 Bangun ikatan dengan pasangan. Penting bagi Bunda dan Ayah menghabiskan
waktu berkualitas bersama. Cara ini berguna untuk mempertahankan ikatan
emosional Bunda.
 Belajar untuk mencintai diri sendiri meskipun mengalami perubahan fisik
dalam perkembangan janin. Jika kenaikan berat badan sangat mempengaruhi,
Bunda dapat mencoba latihan kardio sederhana yang disetujui oleh dokter.
Selain tetap fit, kardio dapat mengurangi kemungkinan diabetes saat
kehamilan.
3. Trimester ketiga
Pelupa dan hal lain dari trimester sebelumnya mungkin masih Bunda alami.
Namun saat semakin mendekatinya tanggal kelahiran, Bunda mungkin mulai
mengalami sedikit kecemasan tentang persalinan. Bunda juga akan mengalami lebih
banyak sakit fisik, seperti sakit punggung, leher, kaki dan tulang rusuk. Rasa sakit ini
akan memperburuk suasana hati.
Cara mengatasinya:
 Tetap tenang meski merasa cemas dengan waktu persalinan yang semakin
dekat. Bunda sudah mulai bisa untuk mempertimbangkan proses
persalinan dan dampak yang akan dimiliki bayi. Stres emosional selama
kehamilan dapat memiliki efek negatif pada bayi.
 Kunjungan dokter kandungan di trimester akhir ini sangat penting.
Hormon Bunda akan mengalami perubahan lebih dari sebelumnya,
sehingga menanyakan pada dokter tentang bagaimana cara menghadapinya
menjadi cara yang bijak.
 Persiapkan rumah untuk menyambut bayi yang baru lahir. Ini termasuk
membuat ruang tidur anak dan memastikan memiliki persediaan dasar
seperti popok, obat bayi, botol susu, dan sebagainya. Selain itu, ini bisa
menjadi pengalihan dari stres dan kecemasan tentang persalinan yang akan
datang.

3. Perubahan Psikologi Ibu Hamil Menurut Reva Rubin


Perubahan yang umum terjadi pada waktu hamil
 Cenderung tergantung dan membutuhkan peran lebih untuk berperan sebagai
calon ibu
 Mempu memperhatikan perkembangan janinnya
 Membutuhkan sosialisasi
Reaksi Yang Umum Pada Kehamilan:
 Trimester 1 : ambivalent, takut, fantasi, khawatir
 Trimester 2 : perasaan lebih nyaman, kebutuhan mempelajari tumbuh
kembang janin, pasif, introvert, egosentris, self centered
 Trimester 3 : perasaan aneh, merasa jelek, sembrono, lebih introvert,
merefleksikan terhadap pengalaman waktu kecil.
 Anticipatori stage : ibu melakukan latihan peran, dan memerlukan interaksi
dengan anak yang lain
 rumah dan sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang diberikan
keluarga
 Beradaptasi dengan kebutuhan bayinya, menyebabkan berkurangnya hak ibu
dan kebebasan hubungan social
 Depresi post partum umumnya terjadi pada periode ini Depresi post partum
 Banyak ibu mengalami perasaan “let-down” setelah melahirkan, sehubungan
dengan seriusnya pengalaman melahirkan dan keraguan akan kemampuan
untuk mengatasi masalah secara efektif dalam membesarkan anak
 Umumnya depresi sedang dan dapat diatasi 2 pekan kemudian
 Jarang menjadi patologis sampai psikosis post partum

4. Perubahan Psikologi Ibu Hamil Menurut Teori Ramona Mercer
Perubahan yang dialami oleh ibu antara lain :
1) Ibu cenderung lebih tergantung pada dan lebih memerlukan perhatian sehingga
dapat berperan sebagai calon ibu dan dapat memperhatikan perkembangan
bayinya.
2) Ibu memerlukan sosialisasi.
3) Ibu cenderung merasa khawatir terhadap perubahan yang terjadi pada
tubuhnya.
4) Ibu memasuki masa transisi yaitu dari masa menerima kehamilan ke masa
menyiapkan kelahiran dan menerima bayinya (Efrida, Nuriah, & Nelly,
2015) Islam memberi perhatian besar pada kehidupan manusia termasuk
dalam pencapaian peran wanita menjadi ibu.

5. Adaptasi Psikologi Dalam Persalinan


Adaptasi psikologi berkaitan dengan cabang ilmu psikologi perkembangan,
psikologi eksperimen, psikologi kepribadian dan psikologi sosial. Adaptasi
psikologi adalah penyesuaian jiwa sebagai interaksi manusia secara kontinyu
dengan diri sendiri, orang lain dan dunia luar. Persalinan yang dialami seoran ibu
adalah masa krisis yang membutuhkan penyesuaian. Perubahan dan permasalahan
yang terhadi setelah persalinan memerlukan kamampuan ibu untuk adaptasi.
Ketidakberdayaan, kelelahan fisik, peningkatan emosi dan krisis menuntun
manusia harus belajar menghadapi masalah dengan efektif sebagai mekanisme
adaptasi.
Tujuan penad mengetahui adaptasi psikologis pada ibu setalah persalinandi
Rumah Sakit kodya Semarang. Manfaat yang diinginkan adalah peningkatan bagi
keluarga dan pemberi pelayananut memberikan pelayanan dengan memperhatikan
aspek psikologis pada ibu post partu. Metode penelitian adalah kualitatif dengan
wawancara mendalam dengan pedoman kuesioner, analisa data menggunakan
content analisis.
6. Adat Kebiasaan Melahirkan
Berikut adalah beberapa mitos / adat istiadat Jawa yang berhubungan dengan
kehamilan:
 Mintalah bedak (talk) sisa pakai dari yang dioleskan ke jabang bayi, dan
oleskan ke perut wanita yang belum diberi keturunan, mitosnya agar cepat
mendapat keturunan.
Fakta: sebenarnya ini hanya sebatas  sugesti saja agar wanita yang
belum hamil tidak merasa terlalu cemas dan masih memiliki harapan
untuk memiliki anak.
 Agar segera hamil, sepasang suami istri disarankan untuk mengambil
pancingan, yaitu mengambil bayi atau balita tetangga untuk diasuh seolah
anaknya sendiri.
Fakta: Secara psikologis, saat menunggu kehamilan adalah saat dimana
komunikasi suami istri sangat intensif, konsentrasi ikhtiar sangat
difokuskan dan doa dikhusyukkan. Kehadiran anak pancingan justru
dapat memecah konsentrasi tersebut dan membatasi kebebasan
hubungan antara suami istri.
 Ibu hamil dan suaminya dilarang membunuh binatang. Sebab, jika itu
dilakukan, bisa menimbulkan cacat pada janin sesuai dengan perbuatannya
itu.
Fakta: Tentu saja tak demikian. Cacat janin disebabkan oleh
kesalahan/kekurangan gizi, penyakit, keturunan atau pengaruh radiasi.
Sedangkan gugurnya janin paling banyak disebabkan karena penyakit,
gerakan ekstrem yang dilakukan oleh ibu (misal benturan) dan karena
psikologis (misalnya shock, stres, pingsan). Tapi, yang perlu diingat,
membunuh atau menganiaya binatang adalah perbuatan yang tak bisa
dibenarkan.
 Membawa gunting kecil / pisau / benda tajam lainnya di kantung baju si
Ibu agar janin terhindar dari marabahaya
Fakta: Hal ini justru lebih membahayakan apabila benda tajam itu
melukai si Ibu.
 Ibu hamil tidak boleh keluar malam,  karena banyak roh jahat yang akan
mengganggu janin.
Fakta: secara psikologis, Ibu hamil mentalnya sensitif dan mudah takut
sehingga pada malam hari tidak dianjurkan bepergian.
        
7. Faktor Somatic Dan Psikis Yang Mempengaruhi Kelahiran
faktor-faktor yang berpengaruh dalam kehamilan terus menerus saling
mempengaruhi, yaitu :
1. Faktor-faktor somatik (somatogenik)
 Neroanatomi
 Nerofisiologi
  Nerokimia
  tingkat kematangan dan perkembangan organik
  faktor-faktor pre dan peri – natal
2. Faktor-faktor psikologik ( psikogenik) :
a.         Interaksi ibu –anak : normal (rasa percaya dan rasa aman) atau
abnormal berdasarkan
b.        kekurangan, distorsi dan keadaan yang terputus (perasaan tak percaya
dan kebimbangan.
c.         Peranan ayah
d.        Persaingan antara saudara kandung
e.         Inteligensi
f.         hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan dan masyarakat
g.        kehilangan yang mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu atau
rasa salah
h.        Konsep dini : pengertian identitas diri sendiri lawan peranan yang tidak
menentu
i.          Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi terhadap bahaya
j.          Tingkat perkembangan emosi
8. Reaksi Wanita Hipermaskulin Menjadi Wanita Total Pasif Dalam
Menghadapi Kelahiran
Kecemasan-kecemasan yang dirasakan diantaranya adalah:
1. Bayi yang lahir nanti dapat menghalangi kebahagiaan
2. Bayi itu akan menghambat karir dan mengurangi eksistensinya dalam
pekerjaan
3. Tidak percaya diri apakah dia mampu menjadi ibu dan bisa merawat bayi
4. Bakat dan kemampuan ibu dapat mati setelah bayi lahir
5. Nanti dia tidak punya waktu untuk dirinya sendiri setelah kelahiran bayinya
6. Takut tidak dapat membagi waktu antara anak, karir dan keluarga

9. Pengertian Masa Nifas Dan Tahapan Masa Nifas


Masa nifas atau masa puerperium adalah masa setelah persalinan selesai
sampai 6 minggu atau 42 hari. Selama masa nifas, organ reproduksi secara
perlahan akan mengalami perubahan seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan
organ reproduksi ini disebut involus
Tahapan Nifas:
1. Lochia Rubra. Foto: Orami Photo Stock. Tahapan nifas ini berlangsung
selama 2-4 hari pertama setelah melahirkan
2. Lochia Serosa. Foto: Orami Photo Stock. Tahapan nifas ini berlangsung
sekitar 4 hari hingga 1-2 minggu
3. Lochia Sanguilenta. Foto: Orami Photo Stock
4. Lochia Alba. Foto: Orami Photo Stock

10. Proses Adaptasi Psikologis Pada Masa Nifas (Taking In, Fase Taking
Hold,Fase Latting Go)
1. Fase Taking In
Fase taking in adalah periode ketergantungan dimana pada saat
tersebut, fokus perhatian ibu akan tertuju pada bayinya sendiri. Rubin
menetapkan periode selama beberapa hari ini sebagai fase menerima dimana
seorang ibu juga membutuhkan perlindungan serta perawatan yang bisa
menyebabkan gangguan mood dalam psikologi. Dalam penjelasannya, Rubin
mengatakan jika fase tersebut akan berlangsung antara 2 hingga 3 hari.
Sementara dalam penelitian terbaru yang dilakukan oleh Ament pada tahun
1990 juga mendukung pernyataan Rubin tersebut kecuali pada wanita
sekarang ini yang berpindah lebih cepat dari fase menerima.
gangguan psikologis yang biasa dialami oleh ibu selama fase ini diantaranya adalah:
 Rasa tidak nyaman karena perubahan fisik
 Rasa kecewa terhadap bayi
 Merasa tidak bersalah karena tidak dapat menyusui bayi
 Kritik yang berasal dari suami atau keluarga tentang perawatan bayi.
2. Fase Taking Hold
Fase taking hold merupakan masa yang berlangsung antara 3 hingga 10 hari
sesudah persalinan. Dalam fase ini, kebutuhan akan perawatan dan juga rasa diterima
dari orang lain akan muncul secara bergantian serta keinginan agar bisa melakukan
semuanya secara mandiri setelah sebelumnya juga mengalami perubahan sifat yang
terjadi pada ibu hamil. Seorang wanita akan merespon dengan semangat agar bisa
berlatih dan belajar tentang cara merawat bayi atau apabila ia merupakan ibu yang
gesit, maka akan lebih ingin merawat bayi mereka secara mandiri. 6 sampai 8 minggu
sesudah persalinan, maka kemampuan ibu untuk menguasai tugas sebagai orang tua
adalah hal penting untuk dilakukan.
Beberapa ibu yang membutuhkan dukungan tambahan diantaranya adalah:
 Ibu berusia remaja
 Wanita yang tidak memiliki suami
 Wanita karier
 Ibu yang belum berpengalaman mengasuh bayi
 Wanita yang tidak punya banyak teman atau keluarga untuk berbagi rasa. 
3.Fase Letting Go
Fase letting go merupakan fase dimana ibu dan keluarganya bergerak maju
sebagai sistem dengan para anggota untuk saling berinteraksi. Hubungan dari pasangan
yang meski sudah berubah karena hadirnya seorang anak akan mulai kembali
memperlihatkan banyak karakteristik awal. Sedangkan untuk tuntutan utamanya adalah
menciptakan sebuah gaya hidup yang melibatkan anak namun dalam beberapa hal juga
tidak melibatkan anak karena pasangan harus berbagi kesenangan yang bersifat dewasa
yakni faktor psikologis yang mempengaruhi persalinan. Umumnya, banyak suami istri
yang kembali memulai hubungan seksual di minggu ketiga atau keempat sesudah
melahirkan dan beberapa pasangan lagi bahkan ada yang memulai hubungan lebih awal
yakni ketika rasa nyeri sudah tidak lagi terasa.

11. Dampak Psikologis Ibu Proses Proses Menyusui


ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi baru lahir. Karena kandungan
ASI terbukti mempunyai komponen – komponen nutrisi penting yang dibutuhkan
pada bayi pada masa awal kehidupannya. Meskipun demikian sampai saat ini masih
banyak ditemui hambatan- hambatan dalam pemberian ASI secara eksklusive yang
menjadi penyebab ketidakcukupan pemenuhan ASI pada bayi. Ketidakcukupan
pemberian ASI sering dihubungkan dengan factor stress pada ibu selama proses
menyusui. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Stress
psikologis terhadap produksi  ASI pada ibu pada masa awal nifas ( 2 minggu post
partum ).

12. Pengertian Masa Bayi


Masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa kritis perkembangan
seseorang. Dikatakan masa kritis karena pada masa ini bayi sangat peka terhadap
lingkungan dan dikatakan masa keemasan karena masa bayi berlangsung sangat
singkat dan tidak dapat diulang kembali.

13. Penyesuaian Terhadap Perubahan Suhu


Ketika suhu lingkungan tinggi, panas dari lingkungan akan menaikkan suhu
tubuh. Jika suhu tubuh sudah naik melewati batas normal, otak memerintahkan
pembuluh darah dan pori-pori kulit untuk melebar. Pelebaran ini menyebabkan
penguapan air dari tubuh dalam bentuk keringat, sehingga suhu tubuh kembali
normal.

14. Menyesuaikan Diri Terhadap Cara Bernafas


Manusia bernapas dengan paru-paru, hewan bisa bernapas dengan insang,
kulit ataupun paru-paru. Sedangkan tumbuhan bernapas dengan stomata, yang terletak
di bagian bawah daun. Makhluk hidup pasti bergerak. Bergerak di sini dapat diartikan
sebagai perubahan posisi pada makhluk hidup.
15. Menyesuaikan Diri Terhadap Pola Makan
3. 06.00-07.00: ASI, sebanyak yang diinginkan bayi.
4. 09.00-10.00: Puree buah, sebanyak 2-3 sendok makan.
5. 12.00-12.30: ASI, sebanyak yang diinginkan bayi.
6. 14.00-15.00: Puree buah, sebanyak 2-3 sendok makan.
7. 17.30-18.00: ASI, sebanyak yang diinginkan bayi.

16. Menyesuaikan Diri Terhadao System Ekresi Pada Bayi


1. Bayi Baru Lahir Perlu Beradaptasi Dengan Perubahan Suhu
2. Bayi Baru Lahir Perlu Beradaptasi Dengan Sistem Pernapasan
3. Bayi Baru Lahir Perlu Beradaptasi Dengan Mengisap dan Menelan
4. Bayi Baru Lahir Perlu Beradaptasi Dengan Pembuangan Kotoran

17. Gangguan Kesehatan Mental Kehamilan


Depresi merupakan gangguan kesehatan mental yang paling umum pada
masa kehamilan. Hal ini sering menjadi pemicu, dan muncul bersamaan dengan
gejala gangguan kesehatan mental lainnya seperti gangguan kecemasan, obsessive-
compulsive disorder, dan gangguan pola makan. Depresi pada ibu hamil memiliki pola yang
bervariasi.

18. Pengaruh Psikologi Pada Kehamilan


Penyebab Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil Di sini bumil mengalami
banyak perubahan psikologis dalam hidupnya. Contohnya, mulai dari ambivalensi (perasaan
tidak sadar yang saling bertentangan terhadap situasi yang sama), perubahan suasana hati,
kecemasan, kelelahan, kegembiraan, hingga depresi.
19. Faktor Yang Dapat Menimbulkan Masalah Kesehatan Mental Pada Masa Persalinan
 Kepribadian yang rentan gelisah.
 Kurangnya dukungan sosial.
 Hubungan perkawinan yang buruk.
 Hubungan dengan ipar tidak memuaskan.
 Kekerasan dalam rumah tangga.
 Kesulitan keuangan.
 Peristiwa dalam hidup yang membuat tertekan

20. Masalah Kesehatan Mental Yang Dapat Terjadi Pada Masa Persalinan
Gangguan kesehatanmental pasca persalinan juga terbagi dalam tiga kategori berikut,
yakni:
 Baby blues. Sekitar 50 hingga 85 persen wanita mengalami baby blues selama
beberapa minggu pertama setelah melahirkan
 Depresi Pascapersalinan
 Psikosis

21. Gangguan Psikologis Pada Masa Nifas


Psikosis pascamelahirkan dapat terjadi dalam waktu yang cepat, umumnya
sekitar tiga bulan pertama setelah melahirkan. Gejala yang muncul hampir sama dengan
baby blues dan depresi pascamelahirkan, yaitu muncul rasa gelisah, cepat marah, dan
sulit tidur.
22. Pendekatan Komunikasi Terapeutik Dalam Mengatasi Gangguan Psikologis Pada
Masa Nifas
Notoatmojo (2005) menunjukkan bahwa komunikasi merupakan terminologi
untuk menunjuk pada suatu proses pertukaran informasi. Komunikasi mencakup
segala bentuk interaksi dengan orang lain yang berupa percakapan biasa, advokasi dan
negosiasi. Komunikasi yang dilakukan Bidan dalam proses persalinan antara lain
dilakukan dalam bentuk Asuhan Sayang Ibu. Asuhan sayang Ibu adalah asuhan yang
saling menghargai budaya, kepercayaan dari keinginan sang ibu pada asuhan yang
aman selama proses persalinan serta melibatkan ibu dan keluarga sebagai pembuat
keputusan, tidak emosional dan sifatnya mendukung. Ibu yang akan bersalin pasti
mempunyai emosi berlebihan yang dapat menimbulkan suatu kecemasan.
Kecemasan yang timbul dapat disebabkan karena dua faktor yaitu antara
kesenangan dan rasa nyeri yang sedang dirasakan. Salah satu bentuk kecemasannya
adalah berupa ansietas primer yang timbul karena tauma kelahiran (birth trauma),
dimana merupakan dasar bagi timbulnya neurotic anxiety. Salah satu bentuknya
adalah free- floating anxiety yaitu suatu keadaan cemas dimana individu selalu
menantikan sesuatu yang buruk yang mungkin terjadi. Akibatnya ia akan selalu
berada dalam keadaan cemas karena takut menghadapi akibat yang akan buruk dalam
situasi yang tidak menentu (Varney, 2001)
BAB III

PENUTUP
PENUTUP
Adaptasi Kehamilan adalah Perubahan yang terjadi pada ibu hamil perlu
adanya adaptasi yang disebut dengan adaptasi maternal. Adaptasi maternal merupakan
hasil dari kerja hormon kehamilan dan tekanan mekanis uterus yang terus membesar
serta adanya jaringan lain yang ikut andil dalam proses adaptasi ini.
Persalinan adalah proses pengeluaran janin pada kehamilan cukup bulan yaitu
sekitar 37-42 minggu dan lahir secara spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung selama 18-24 jam tanpa komplikasi. Persalinan adalah perlakuan
oleh rahim ketika bayi akan dikeluarkan.

Masa nifas adalah masa pemulihan paska persalinan hingga seluruh organ


reproduksi wanita pulih kembali sebelum kehamilan berikutnya. Masa nifas ini berlangsung
sekitar 6-8 minggu paska persalinan.

Anda mungkin juga menyukai