Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MODEL ASUHAN DAN PERAN PROFESIONAL KESEHATAN LAIN D


ALAM MEMBERIKAN ASUHAN YANG BERKUALITAS

DISUSUN OLEH:
STELA PRAMESTI REGINA CAHYANI
MELA EMSIANA
FEBYANA
DEVY UTAMI
DOSEN PEMBIMBING: Bd.Lezy Yovita Sari SST.M.Kes

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN (FIKES)
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT atau segala anugerah dan karunianya sehingg
a saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dan penulisan adalah untuk memenuhi tugas dari Bd.Lezy Yovita Sari SST.M.
Kes pada Mata Kuliah Psikologi dalam praktek kebidanan Selain itu makalah ini juga bertuju
an untuk menambah wawasan bagi para pembaca maupun penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Bunda Bd.Lezi Yovita Sari SST.M.Kes yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bi
dang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh kar
ena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah i
ni.

Bengkulu,17 November 2022


DAFTAR ISI
BAB II
PEMBAHASAN

A.1 Model Asuhan Kebidanan


Model asuhan kebidanan yang digunakan mengacu pada manajemen asuhan kebi
danan menurut Helen Varney, 1997. Terdapat tujuh langkah asuhan kebidanan menurut
Varney, antara lain:
a) Pengumpulan data dasar, yaitu dengan melakukan pengkajian melalui proses pengumpul
an data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan pasien secara lengkap.
b) Interpretasi data dasar, dilakukan dengan mengidentifikasi data secara benar terhadap dia
gnosis atau masalah kebutuhan pasien.
c) Identifikasi diagnosis atau masalah potensial, dengan mengidentifikasi masalah atau diag
nosis potensial yang lain berdasarkan beberapa masalah dan diagnosis yang sudah diiden
tifikasi, langkah ini membutuhkan antisipasi yang cukup dan apabila memungkinkan dila
kukan proses pencegahan atau dalam kondisi tertentu pasien membutuhkan tindakan sege
ra
d) Identifikasi dan penetapan kebutuhan yang memerlukan penanganan segera, kegiatan yan
g dilakukan pada tahap ini adalah konsultasi, kolaborasi dan melakukan rujukan.
e) Perencanaan asuhan secara menyeluruh.
f) Pelaksanaan perencanaan, dapat dilakukan secara mandiri maupun berkolaborasi dengan
tim kesehatan lainnya.
g) Evaluasi, yang merupakan tahap terakhir dalam manajemen kebidanan, yakni dengan me
lakukan evaluasi dari perencanaan maupun pelaksanaan yang dilakukan bidan.
h) Dokumentasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan
2. Subjek Asuhan Kebidanan
Subjek asuhan kebidanan ini adalah neonatus yang dimulai sejak 6 jam setelah bayi l
ahir hingga usia bayi 28 hari. Informan dapat berasal dari ibu, bidan yang merawat, dan kelua
rga pasien.
3. Kriteria Subjek
Syarat-syarat neonatus yang menjadi subyek asuhan kebidanan antara lain:
a) Bayi usia 6 jam setelah lahir sampai 28 hari.

b) Bayi baru lahir normal yang lahir dari kehamilan aterm 3.5 Instrumen Pengumpulan
Data Instrument pengumpulan data yang digunakan penulis dalam asuhan kebidanan
neonatus antara lain format asuhan kebidanan neonatus, format pengkajian, buku KI
A, alat pemeriksaan fisik bayi lengkap.
4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan penulis berupa anamnesis, kajian dokume
n, dan kegiatan observasi (pemeriksaan fisik).
a) Anamnesis dilakukan penulis kepada keluarga pasien maupun dengan tenaga keseha
tan di daerah subyek tersebut, anamnesis dilakukan pada kunjungan neonatal pertam
a yaitu 6 jam setelah lahir, hari ke 7 setelah lahir, dan 28 hari setelah lahir.

b) Kegiatan observasi meliputi melakukan pencatatan secara sistematik kejadian-kejadi


an perilaku, objek-objek yang dilihat dan hal-hal lain.yang diperlukan untuk menduk
ung asuhan kebidanan yang dilakukan. Pelaksanaan observasi dilakukan dengan mel
akukan pemeriksaan umum, fisik, antropometri, tingkat perkembangan dan pemeriks
aan penunjang pada subyek studi kasus, untuk mendapatkan data obyektif yang dibu
tuhkan. Observasi akan dilakukan pada setiap kunjungan neonatal yaitu 6 jam setela
h lahir, hari ke 7 setelah lahir, hari ke-15 setelah lahir dan 28 hari setelah lahir.

c) Studi dokumentasi merupakan sarana dalam mengumpulkan data atau informasi den
gan cara membaca laporan, surat-surat, catatan-catatan, dan bahan-bahan berupa tuli
san yang lain. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data-data yang mendukung hasi
l pengamatan penulis, seperti buku KIA, partograf, dan rekam medis subjek penelitia
n. Studi Dokumentasi akan dilakukan pada setiap kunjungan sebagai data penunjang.

B. Macam-Macam Asuhan Kebidanan


suatu bentuk pedoman/acuan yang merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam
memberikan asuhan kebidanan dipengaruhi oleh filosofi yang dianut bidan(filosofi asuhan
kebidanan ) meliputi unsur-unsur yang terdapat dalam paradigma kesehatan(manusia-
prilaku,lingkungan dan pelayanan kesehatan.
 Macam macam model dalam asuhan kebidanan
Medical Model :
Merupakan fondasi dari praktek-praktek kebidanan yg sudah meresap di masyarakat
Meliputi proses penyakit, pemberian tindakan, dan komplikasi dari penyakit/tindakan
Konsekuensi, jika medical model digunakan dalam praktek kebidanan.
Medical model Model kebidanan

Orientasi pada penyakit X filosofi asuhan Orientasi pada manusia sehat mengikuti
kebidanan proses alamiah
Manusia(bidan)sebagai control terhadap  Holistic apporach
alam(mempercepat proses seharusnya dapat
 (bio-psiko sosio cultrul spirirt
berjalan secara alamiah)
 Orientasi sehat
Memahami individu dari bio dan body
mekaniknya saja
Bidan  berorintasi pada pengobatan penyakit Keduanya saling mempengaruhi
Manusia dipisahkan dari lingkungan dimana
kesehatan individu lebih diproritaskan
dariada kes.masyarakat

Medical Model Model Kebidanan


Adanya spesialis asuhan asuahan Komprehensif
mengutamakan high tecnologi Meminimalis in tervensi
Dokter sebagai kontrol Pasien sebagai objek
Peran pasien pasif Mencakup lingkungan
Informasi terbatas kepada pasien Kondisi fisiologis
Fokus pada kondisi pasiennya

 Model HFA dan definisi PHC 5 konsep WHO 1998:


1. Yankes bagi masyarakat secara keseluruhan sesuai kebutuhan
2.    Yankes meliputi promotif, prefentif, curative & rehabilitatif
3.    Yankes harus efektif & dapat diterima secara cultural
4.    Masyarakat terlibat dalam yankes
5.    Adanya kolaborasi linsek
 Model partisipasi yaitu ;
adanya partisipasi ibu dalam interaksinya dengan bidan pada tingkat individual
maupun tingkat masyarakat.
 Kunci aspek partisipasi pasien meliputi:
1.    Bantuan diri : pasien yg aktif terlibat dalam asuhan
2.    Tidak medikalisasi & tidak professional
3.    Demokrasi : keterlibatan pasien dalam decision making
 MACAM-MACAM ASUHAN KEBIDANAN
a) Asuhan kebidanan pada ibu hamil
b) Asuhan kebidanan pada ibu bersalin
c) Asuhan kebidanan pada ibu nifas
d) Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
e) Asuhan kebidanan pada neonatus & balita (sehat/sakit)
f) Asuhan kebidanan pada pelayanan KB
g) Asuhan kebidanan pada gangguan system reproduksi

C. Kegunaan Model konseptual Asuhan Kebidanan


Model Konseptual kebidanan bermanfaat sebagai suatu bentuk pedoman atau acuan
untuk memberikan asuhan kebidanan. Praktik Kebidanan banyak dipengaruhi oleh Teori dan
Model. Pada Bagian ini akan diuraikan beberpa model yang berpengaruh dalam praktik
kebidanan
 Model Medikal
Model Medikal merupakan salah satu model yang dikembangkan untuk membantu
manusia dalam memahami proses sehat dan sakit dalam arti kesehatan. Model ini lebih
banyak digunakan dalam bidang kedokteran dan lebih berfokus pada proses penyakit dan
mengobati ketidaksempurnaan.
Yang Tercakup dalam model medical adalah :
*Berorientasi pada penyakit
*Menganggap bahwa akal/pikiran dan badan terpisah
*Manusia menguasai alam
*Yang tidak biasa menjadi menarik
*Informasi yang terbatas pada klien
*Pasien berperan pasif
*Dokter yang menentukan
*Tingginya teknologi menaikkan prestise
*Prioritas kesehatan individu dari pada kesehatan komunitas
*Penyakit dan kesehatan adalah domain dokter
*Pemahaman manusia berdasarkan mekanik dan bioengineering
D. Konsep Women Center Care
Kesehatan wanita adalah masalah kesehatan reproduksi, fisik dan psikis secara keselu
ruhan. Kesehatan wanita dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu status wanita di masyarakat,
resiko reproduksi, pendidikan yang rendah, kurang modal, dan faktor sosial, budaya dan ekon
omi.

Wanita adalah manusia yang mempunyai hak asasi terutama hak dalam bidang keseha
tannya yaitu hak untuk memelihara kesehatan reproduksinya.

Bidan berperan dalam memberikan dukungan pada wanita untuk memperoleh status y
ang sama dimasyarakat untuk memilih dan memutuskan perawatan kesehatan dirinya. Dalam
memberikan asuhan hendaknya ‘women center care’ / asuhan yang berorientasi pada wanita,
dimana fokusnya mencakup seluruh aspek kehidupan yang memandang wanita sebagai manu
sia yang utuh, membutuhkan pemenuhan kebutuhan bio, psiko, sosio, spiritual, dan kultural s
elama hidupnya.

Model asuhannya adalah wanita harus menjadi figure sentral pada proses asuhan kare
na wanita yang mengerti kebutuhannya sendiri sedangkan bidan adalah pemberi asuhan profe
ssional yang membantu ibu untuk pengambilan keputusan dan menanggapi pilihan ibu. Salah
satu faktor yang mencerminkan wanita tetap sebagai pusat asuhan diasumsikan dengan kepua
san terhadap asuhan kebidanan yaitu faktor ‘continuity of care’ / asuhan yang berkelanjutan.

Bentuk-bentuk ‘women center care’ di Indonesia merupakan program untuk


menurunkan angka kematian ibu diantaranya yaitu program Gerakan sayang ibu, ‘Making
Pregnancies Safer‘(MPS) dan Asuhan Persalinan Normal.

       PENGERTIAN
Women  Center Care adalah asuhan yang berpusat pada wanita, maksudnya bahwa
asuhan yang diberikan oleh bidan harus berorientasi pada wanita sehingga wanita tidak
dipandang sebagai obyek melainkan dipandang sebagai manusia secara utuh / holistic
yang mempunyai hak pilih untuk memelihara kesehatan reproduksinya.

       FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN WANITA

1.  Faktor status wanita dalam masyarakat yang rendah. Status atau kedudukan seseorang
dalam keluarga dan masyarakat akan mempengaruhi seorang wanita diperlakukan
bagaimana dia  dihargai dan kegiatan apa yang boleh dilakukan. Disebagian besar
masyarakat dunia wanita mempunyai kedudukan yang lebih rendah dari pria. Status
yang lebih rendah ini menimbulkan diskriminasi yaitu diperlakukan secara tidak layak
atau ditolak haknya karena mereka wanita dan hal ini selalu berakibat buruk pada
kesehatan wanita, misalnya banyak wanita yang masih bisa dijual yang mengakibatkan
PMS.

2.  Faktor resiko kesehatan reproduksi dimana seorang wanita mengalami hamil,


melahirkan, nifas yang beresiko untuk mati.

3.  Faktor ketidakmampuan wanita untuk memelihara kesehatannya sendiri sebagai akibat


dari pendidikan yang rendah.

4.  Faktor kurangnya modal dalam upaya pemeliharaan wanita.

5.  Faktor sosial budaya, ekonomi dalam kesehatan wanita antara lain;

a.  Pelayanan kesehatan tidak terjangkau akan tidak cocok.

b.  Pengetahuan yang rendah untuk mengenal tanda dan gejala dari  berbagai


komplikasi terkait dengan kehamilan, persalinan dan nifas.

 HAK-HAK WANITA DALAM MENDAPATKAN PELAYANAN KESEHATAN

1.  Hak untuk mendapatkan keterangan mengenai kesehatannya.

2.  Hak untuk mendiskusikan keprihatinan dalam lingkungan dimana ia merasa


percaya.

3.  Hak untuk mengetahui prosedur yang akan dilakukan

4.  Hak untuk mendapatkan privacy

5.  Hak mengatakan pandangan pelayanan yang aman

6.  Hak mengatakan pandangan dan pilihannya mengenai layanan yang  diterimanya.

 PERAN BIDAN
Bidan dalam memberikan asuhan yang berpusat pada wanita harus berlandaskan pada
filosofi asuhan kebidanan yaitu safety, satisfying, menghormati martabat manusia dan self
determination, respecting culture dan etic diversity, family centered, dan health promotion

1.Karakteristik Model Asuhan Yang Dilakukan

a Ada monitoring fisik, psikologis dan kesejahteraan soial selama siklus reproduksi

b.Menyiapkan wanita dengan pendidikan yang berbeda, konseling, dan asuhan prenatal

C.Bantuan penanganan yang berkesinambungan selama persalinan dan melahirkan

d.Dukungan post partum

e.Meminimalkan penggunaan intervensi teknologi

f.Identifikasi masalah obstetric, dengan perujukan kepada provider yang tepat untuk
asuhan(UCSF, 1999)

2.  Faktor-Faktor Yang Membuat Ibu Puas

Bidan yang menjalankan model asuhan selaras dengan kepuasan pasien.

a. Komunikasi

Cara berkomunikasi yang dipakai bidan melibatkan ibu dan keluarga.


Informasi yang diberikan hanya sebatas pengertian ibu, pengambilan keputusan
sepenuhnya diberikan kepada ibu. Komunikasi akan mendekatkan antara bidan dan
ibu, adanya kesejajaran dalam proses asuhan antara ibu dan bidan, untuk mencapai
tujuan asuhan bidan harus berempati (Rooks, 1999)

b. Kontrol

Hasil dari salah satu proyek penelitian menunjukkan bahwa ibu lebih
menyukai bidan yang mendemonstrasikan lebih dulu kemampuan dari ibu,
memungkinkan ibu merasakan jadi special,dan menolong ibu untuk relaks dan tetap
dalam kontrol dan dapat menjadi aspek advokasi (Frager,1999)

c. Partisipasi dalam pengambilan keputusan

Bidan dan praktisi lain yang praktek dalam model kebidanan diharapkan
memberikan asuhan secara personal tradisional seperti yang wanita inginkan.

d. Asuhan yang berkelanjutan


Ada 4 (empat) Pandangan terhadap Asuhan Berkelanjutan. Caroline Flint
(1993) menggunakan sebuah slogan menggambarkan konsep dari asuhan yang
berkelanjutan. Hal tersebut tertuang dalam bentuk ‘hati’ yang berarti ‘berkelanjutan’
dan memilik makna ganda yaitu ‘bidan sebaiknya mengetahui wanita atau wanita
sebaiknya tahu bidan‘. Model tersebut menunjukkan makna ‘mengetahui atau
mengenal’  satu sama lain pada dua group partisipan dalam asuhan maternitas yaitu
ibu dan bidan. Terdapat pandangan bidan dan pandangan ibu. Masing-masing
memiliki persepsi terhadap dua aspek ‘mengenal’ yakni ‘bidan mengenal ibu dan ibu
mngenal bidan’. Sehingga seluruhnya ada 4  persepsi, 2 dari sisi ibu dan 2 dari sisi
bidan.

            Sebagian besar pusat perhatian ibu-ibu adalah pada keterlibatan mereka secara
individual dengan para  professional dalam system. Bidan sendiri berfokus terhadap
system yang ada di tempat kerja mereka, yang mempengaruhi cara pandang mereka
terhadap jalinan kerjasama dengan ibu.

3. Praktek Sesuai Evidence Base / Bukti Ilmiah

Penting untuk memberikan asuhan yang sesuai evidence based bagi bidan
professional. WHO mengungkapkan bukti yang kuat untuk menolak intervensi dan
praktek asuhan dengan 4 kategori yaitu:

a.Asuhan yang aman dan berguna

Model asuhan yang dapat diberikan yaitu:

1)     Dukungan emosional dan psikologi selama kehamilan dan persalinan

2)     Memfasilitasi mobilitas dan pemilihan posisi untuk ibu

3)     Dukungan untuk proses menyusui

4)     Memberi kesempatan yang luas untuk ibu dalam menyusui

b.Asuhan yang membahayakan atau tidak efektif harus dihindari.

Menghindari hal yang membahayakan dan tidak efektif seperti menghindari enema,
episiotomi yang rutin, mencukur rambut pubis. Sedangkan asuhan yang dikurangi
meliputi:

1)     Pemakaian electrical fetal monitoring secara lanjut

2)     Pemakaian oxytocin untuk meningkatkan kontraksi

3)     Pemakaian analgesia epidural untuk mengurangi nyeri karena his


c. Kurangnya penelitian untuk mengklarifikasi issue sehngga bukti kurang untuk
mendukung rekomendasi yang jelas.

d. Asuhan itu memang perlu untuk wanita tetapi tidak semua tepat untuk semua orang

 PERAN BIDAN DAN FUNGSI BIDAN

Peran pelaksana dilakukan dengan tiga kategori tugas, yaitu tugas mandiri, tugas
kolaborasi, dan tugas ketergantungan. Berikut beberapa penjelasan tugas pokoknya.

Tugas mandiri:

 Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan

 Memberi pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan dengan melibatkan

 mereka sebagai klien. Membuat rencana tindak lanjut tindakan / layanan bersama klien.

 Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal

 Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan klie
n / keluarga

 Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

 Memberi asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien / kelu
arga

 Memberi asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan keluar
ga berencana

 Memberi asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi dan wanita
dalam masa klimakterium serta menopause

 Memberi asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan melibatkan keluarga dan pelapo
ran asuhan.

Tugas kolaborasi:
 Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolabora
si dengan melibatkan klien dan keluarga.

 Memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama
pada kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan

 kolaborasi

 Mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus risiko tinggi dan keadaan kegawatdaruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi.

 Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan risiko tinggi serta ke
adaan kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolabor
asi dengan melibatkan klien dan keluarga

 Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan risiko tinggi serta pertolo
ngan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi be
rsama klien dan keluarga

 Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan risiko tinggi dan

 pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan

 tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga.

 Memberi asuhan kebidanan pada balita dengan risiko tinggi serta pertolongan

 pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan

 kolaborasi bersama klien dan keluarga.

Tugas ketergantungan:

 Menerapkan manajamen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi k
eterlibatan klien dan keluarga.

 Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada kasus kehamilan dengan
risiko tinggi serta kegawatdaruratan,

 Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi serta rujukan pada masa persalinan denga
n penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga.
 Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam masa nifas ya
ng disertai penyulit tertentu dan kegawatdaruratan dengan melibatkan klien dan keluarga.

 Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan kegawatda
ruratan yang memerlukan konsultasi serta rujukan dengan melibatkan keluarga.

 Memberi asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu dan kegawatdar
uratan yang memerlukan konsultasi serta rujukan dengan melibatkan klien/keluarga.

Peran Pengelola

Sebagai pengelola, bidan mempunyai dua tugas utama, yaitu tugas pengembangan
pelayanan dasar kesehatan dan tugas partisipasi dalam tim. Tugas pengembangan pelayanan
dasar yaitu mengembangkan pelayanan dasar kesehatan di wilayah kerja. Sedangkan tugas
partisipasi tim seperti melaksanakan program kesehatan sekton lain melalui dukun bayi,
kader kesehatan, serta tenaga kesehatan lainnya di bawah bimbingan wilayah kerja.

Peran Pendidik

Sebagai pendidik, bidan mempunyai dua tugas utama yaitu pendidik dan penyuluh.
Dalam tugas mendidik, bidan memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada klien.
Dalam tugas sebagai penyuluh, bidan memberikan pelatihan dan membimbing kader.

Peran Peneliti

Sebagai peneliti, bidan betugas melakukan penelitian atau investigasi dalam bidang
kesehatan, baik secara mandiri maupun berkelompok. Tugas ini mencakup:

 Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan.

 Menyusun rencana kerja pelatihan.

 Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana.

 Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi.

 Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut.

 Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan mengembangkan

 program kerja atau pelayanan kesehatan.


 Fungsi Bidan

Pada peran dan fungsi bidan yang terakhir, akan dijelaskan lebih rinci mengenai fungsi bidan
di masyarakat. Sama seperti peran bidan, fungsi bidan meliputi fungsi pelaksana, pengelola,
pendidik, dan peneliti. Masing-masing fungsi ini mencakup beberapa hal yang menjadi fokus.
Berikut penjelasannya.

Fungsi Pelaksana:

 Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada individu, keluarga, serta masyarakat (khu
susnya kaum remaja) pada masa praperkawinan.

 Melakukan asuhan kebidanan untuk proses kehamilan normal, kehamilan dengan kasus p
atologis tertentu, dan kehamilan dengan risiko tinggi.

 Menolong persalinan normal dan kasus persalinan patologis tertentu.

 Merawat bayi segera setelah lahir normal dan bayi dengan risiko tinggi.

 Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas.

 Memelihara kesehatan ibu dalam masa menyusui.

 Melakukan pelayanan kesehatan pada anak balita dan prasekolah

 Memberi pelayanan keluarga berencana sesuai dengan wewenangnya.

 Memberi bimbingan dan pelayanan kesehatan untuk kasus gangguan sistem reproduksi, t
ermasuk wanita pada masa klimakterium internal dan menopause sesuai dengan wewena
ngnya.

Fungsi Pengelola:

 Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan bagi individu, keluarga,

 kelompok masyarakat, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat yang d
idukung oleh partisipasi masyarakat.

 Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan di lingkungan unit kerjanya.

 Memimpin koordinasi kegiatan pelayanan kebidanan.


 Melakukan kerja sama serta komunikasi inter dan antarsektor yang terkait dengan pelaya
nan kebidanan

 Memimpin evaluasi hasil kegiatan tim atau unit pelayanan kebidanan. Fungsi Pendidik

Fungsi Pendidik:

 Memberi penyuluhan kepada individu, keluarga, dan kelompok masyarakat terkait denga
n pelayanan kebidanan dalam lingkup kesehatan serta keluarga berencana.

 Membimbing dan melatih dukun bayi serta kader kesehatan sesuai dengan bidang tanggu
ng jawab bidan.

 Memberi bimbingan kepada para bidan dalam kegiatan praktik di klinik dan di masyarak
at.

 Mendidik bidan atau tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan bidang keahliannya.

Fungsi Peneliti:

 Melakukan evaluasi, pengkajian, survei, dan penelitian yang dilakukan sendiri atau berke
lompok dalam lingkup pelayanan kebidanan.

 Melakukan penelitian kesehatan keluarga dan keluarga berencana.

 PERAN DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN

Sebagai tenaga professional, bidan memikul tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya.
Seorang bidan harus dapat mempertahankan tanggung jawabnya bila terjadi gugatan terhadap
tindakan yang dilakukannya

Tanggung Jawab Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

Bidan adalah salah satu tenaga kesehatan. Pengaturan tenaga kesehatan ditetapkan di
dalam undang-undang dan peraturan pemerintah. Tugas dan kewenangan bidan serta
ketentuan yang berkaitan dengan kegiatan praktik bidan diatur didalam peraturan atau
kepuasan menteri kesehatan.

Kegiatan praktik bidan dikontrak oleh peraturan tersebut. Bidan harus dapat
mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan yang dilakukannya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Tanggung jawab terhadap pengembangan kompetensi

Setiap bidan memiliki tanggung jawab memelihara kemempuan profesionalnya. Oleh


karena itu bidan harus selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dengan
mengikuti pelatihan, pendidikan berkelanjutan, seminar, serta pertemuan ilmiah lainnya.

Tanggung jawab terhadap penyimpanan catatan kebidanan

Setiap bidan diharuskan mendokumentasikan kegiatan dalam bentuk catatan tertulis.


Catatan bidan mengenai pasien yang dilayaninya dapat dipertanggungjawabkan bila terjadi
gugatan.catatan yang dilakukan bidan dapat digunakan sebagai bahan lporan untuk
disampaikan kepada atasannya.

Tanggung jawab terhadap keluarga yang dilayani

Bidan memiliki kewajiban memberi asuhan kepada ibu dan anak yang meminta
pertolongan kepadanya. Ibu dan anak merupakan bagian dari keluarga. Oleh karena itu,
kegiatan bidan sangat erat kegiatannya dengan keluarga.tanggung jawab bidan tidak hanya
pada kesehatan ibu dan anak, tetapi juga menyangkut kesehatan keluarga.

 LINGKUP KERJA BIDAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN


Bidan mempunyai tugas penting dalam konsultasi dan pendidikan kesehatan
baik bagi wanita sebagai pusat keluarga maupun masyarakat umumnya, tugas ini
meliputi antenatal, intranatal,postnatal, asuhan bayi baru lahir, persiapan menjadi
orang tua, gangguan kehamilan dan reproduksi serta keluarga Page 2 berencana.
a) Tugas Bidan
Dalam melaksanakan praktek kebidanan, bidan mempunyai berbagai
tugas, diantaranya adalah sebagai berikut:
Memberikan bimbingan, asuhan dan nasehat kepada remaja,
ibu hamil dengan resiko tinggi, ibu melahirkan, ibu nifas, ibu
menyusui serta ibu dalam masa klimakterium dan manepouse.
1) Menolong ibu yang melahirkan dan memberi asuhan
terhadap bayi dan anak-anak sekolah.
2) Memberikan pelayanan keluarga berencana dalam rangka
mewujudkan keluarga kecil sehat dan sejahtera.
3) Melakukan tindakan pencegahan dan deteksi terhadap bayi
dan anak-anak pra sekolah.
4) Memberikan tindakan pencegahan dan deteksi terhadap
kondisi ibu dan anak balita yang kesehatannya terganggu,
serta memberi bantuan pengobatan sebagai pertolongan
pertama sebelum tindakan medis lanjutan dilakukan
5) Membimbing dan melatih calon bidan, dukun dan kader
kesehatan di dalam ruang lingkup pelayanan kebidanan.
6) Mengkaji kegiatan pelayanan dan asuhan kebidanan yang
dilakukan untuk perbaikan dan peningkatan
7) Memotivasi dan menggerakkan masyarakat terutama kaum
wanita dalam rangka mewujudkan kesehatan dan
kesejahteraan bidan
 Peran dan Fungsi Bidan
Dalam melaksanakan tugasnya, bidan memiliki perananan sebagai berikut:
1) Peran sebagai pelaksanan
Bidan mempunyai kategori tugas, yaitu:
 Tugas mandiri
 Tugas kolaborasi
 Tugas ketergantungan / merujuk
2) Peran sebagai pengelola
Mengembangkan pelayanan kesehatan masyarakat terutama pelayanan
kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok khusus dan masyrakat di wi
layah kerja dengan melibatkan masyrakat / klien
 Macam model kebidanan
Model dalam mengkaji kebutuhan dalam praktik kebidanan Model ini
memiliki 4 satuan yang penting,yaitu:
 Ibu dalam keluarga
 Konsep kebutuhan
 Kemitraan
 Faktorkedokterandansebagai
 Modelmedis

Merupakan salah satu model yang di kembangkan untuk membantu manusia dalam
memahami proses chat sakit dalam arti kesehatan.Nih adalah sebagai kerangka kerja untuk
pemahaman dan tindakan.

 Teori yang mempengaruhi model kebidanan


Sejarah kebidanan berjalan panjang mengikutiperkembanganilmu
pengetahuanserta kebutuhanmasyarakat. Modeldalam kebidananmengadopsi dari
beberapamodellainnyadanberdasarkanteori yangsudahadasehingga terciptanyasuatu

Anda mungkin juga menyukai