Anda di halaman 1dari 8

Nama : Ellen Selviana

NIM : 20251053P

MK : Profesionalisme Kebidanan

Dosen : SENDY PRATIWI R, SST, M.Keb

1. Kebijakan-kebijakan yang mengatur tentang peran dan tanggung jawab bidan (tuliskan,

misal : kepmenkes, permenkes, atau UU dll)

Jawab :

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009

Tugas dan Wewenang

Pasal 46

1) Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan bertugas memberikan pelayanan

yang meliputi:

a. pelayanan kesehatan ibu;

b. pelayanan kesehatan anak;

c. pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana;

d. pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang; dan/atau

e. pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.

2) Tugas Bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan secara bersama

atau sendiri.

3) Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan secara bertanggung

jawab dan akuntabel.


Pasal 47

1) Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan dapat berperan sebagai:

a. pemberi Pelayanan Kebidanan;

b. pengelola Pelayanan Kebidanan;

c. penyuluh dan konselor;

d. pendidik, pembimbing, dan fasilitator klinik;

e. penggerak peran serta masyarakat dan pemberdayaan perempuan; dan/atau

f. peneliti.

2) Peran Bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Tindakan bidan dalam melakukan pelayanan kebidanan berdasarkan tugas dan

wewenanng bidan

Jawab :

A. Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan untuk

individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat di wilayah kerja dengan

melibatkan masyarakat atau pelayan.

1) Bersama tim kesehatan dan pemuka masyarakat mengkaji kebutuhan terutama

yang berhubungan dengan ibu dan anak untuk meningkatkan dan mengembangkan

program pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya.

2) Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil pengkajian dengan masyarakat.


3) Mengkoordinir, mengawasi dan membimbing kader,dukun atau petugas kesehatan

lain dalam melaksanakan program atau kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan

anak serta KB.

4) Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya

ibu dan anak serta KB.

5) Mengerjakan, mengembangkan kemampuan masyarakat dan memelihara

kesehatannya dengan memanfaatkan potensi-potensi yang ada.

6) Menggerakan kemampuan masyarakat dan memelihara kesehatannya dengan

memanfaatkan potensi potensi yang ada.

7) Mempertahankan, meningkatkan mutu dan keamanan praktik professional melalui

pendidikan, pelatihan, magang dan kegiatan-kegiatan dalam kelompok profesi.

8) Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.

B. Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor lain di

wilayah kerja melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader kesehatan, dan

tenaga kesehatan lain yang berada dibawah bimbingan dalam wilayah kerjanya.

1) Bekerjasama dengan puskesmas, institusi lain sebagai anggota tim dalam

memberikan asuhan

2) Membina hubungan baik dengan dukun, kader, kesehatan atau PLKB dan

masyarakat.

3) Memberikan asuhan kepada klien rujukan dari dukun bayi.

4) Membina kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat yang berkaitan dengan

kesehatan.
3. Proses pengambilan keputusan secara otonom, tanggung jawab, dan akuntabel

Jawab :

Pengambilan keputusan adalah suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau

kognitif yang membawa pada pemilihan di antara beberapa alternatif yang tersedia yang

dilakukan oleh seorang pembuat keputusan. Elemen penting proses pengambilan

keputusan mencakup tanggung jawab, otonomi, otoritas, dan akuntabilitas (Yoder-wise,

2014).

Tanggung jawab mengacu pada tugas dan aktivitas individu yang dilakukan

individu. Otonomi adalah kebebasan untuk memilih dan bertanggung jawab terhadap

pilihan yang telah diambil (Yoder-wise, 2014). Otoritas adalah kekuatan legitimasi

formal untuk memberikan perintah dan membuat keputusan final yang spesifik untuk

posisi yang diberikan (Huber, 2014).

Akuntabilitas adalah individu yang mampu bertanggung gugat atas tindakan yang

dilakukannya.

4. Memberikan dukungan spiritual pada klien dan keluarga klien

Jawab :

Konsep spiritualitas merupakan hal yang tidak dapat diabaikan dalam pelayanan

kebidanan. efek positif dari pemenuhan kebutuhan spiritualitas dalam asuhan kebidanan,

baik saat kehamilan, persalinan, maupun nifas yang dikutip dari berbagai sumber. Dalam
kehamilan, asuhan kebidanan yang diberikan secara seimbang, baik aspek fisik, psikis,

dan spiritual akan meningkatkan derajat kesehatan, serta menghindarkan kecemasan.

Kondisi ini jika dijaga, dapat meningkatkan keyakinan ibu hamil serta menghindarkan

ibu dari persoalan psikologis saat menghadapi dan menjalani proses persalinanefek

positif dari pemenuhan kebutuhan spiritualitas dalam asuhan kebidanan, baik saat

kehamilan, persalinan, maupun nifas yang dikutip dari berbagai sumber. Dalam

kehamilan, asuhan kebidanan yang diberikan secara seimbang, baik aspek fisik, psikis,

dan spiritual akan meningkatkan derajat kesehatan, serta menghindarkan kecemasan

5. Melakukan pencatatan dan pelaporan

Jawab :

Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI , nomor : 900/MENKES/SK/VII/2002,

tanggal 25 Juli 2002. Pencatatan dan Pelaporan bidan adalah sebagai berikut :

A. Dalam melaksanakan pelayanan kebidanan, bidan harus melaksanakan pencatatan

hasil pelayanan, baik berupa rekam medis kebidanan untuk setiap pasien maupun

rekapitulasi hasil pelayanan sebagai dasar untuk pembuatan pelaporan.

B. Bidan setiap memberikan pelayanan kebidanan harus sesuai dengan peraturan yang

berlaku. Informasi yang dibuat dalam rekam medis sekurang-kurangnya :

a. Identitas pasien

b. Data kesehatan

c. Data persalinan

d. Data bayi yang dilahirkan ( panjang badan dan berat lahir)

e. Tindakan dan obat yang diberikan


C. Bidan sedapat mungkin memberikan kartu menuju sehat (KMS) balita dan KMS Ibu

hamil atau buku KIA yang telah diisi dengan hasil pemeriksaaan kepada setiap balita

dan ibu hamil untuk dibawa pulang., pelaporan ditujukan kepada PUSKESMAS

setempat, sebulan sekali.

a. Jumlah ibu hamil yang dilayani (K1, K4)

b. Jumlah persalinan (PN)

c. Jumlah persalinan abnormal ( perdarahan, infeksi, preeklampsi/eklampsi dan

gangguan obstetric lainnya)

d. Jumlah kelahiran :

1) Lahir hidup

2) Lahir mati

e. Jumlah ibu yang dirujuk dan kelainannya.

f. Jumlah ibu hamil, bersalin, nifas (yang dilayani) meninggal.

g. Jumlah bayi baru lahir (0-28 hari) yang dilayani.

h. Jumlah bayi yang dilayani dan jenis pelayanan yang dilakukan.

i. Jumlah ibu nifas yang dilayani.

j. Jumlah PUS yang mendapat pelayanan kontrasapsi dan sejenisnya.

6. Melakukan KIE

Jawab :

Hubungan antara Bidan Konseling, informasi, edukasi (KIE) dengan motivasi ibu
didalam Oleh karena itu diharapkan bagi tenaga kesehatan khususnya bidan agar lebih

memperhatikan pemberian KIE sesuai SOP yang tepat sebagai asuhan supportif dalam

konseling antara bidan dan pasien.

7. Melakukan promosi kesehatan

Jawab :

a. Tujuan :

- Memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan

mereka.

- Menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi

kesehatan.

b. Advokasi adalah suatu pendekatan kepada seseorang/badan organisasi yang di duga

mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kelancaran suatu

kegiatan. Advokasi dapat dilakukan thd pengambil keputusan dari program atau

sektor terkait masalh

c. Target : Pembuat keputusan, pembuat kebijakan Pemuka pendapat, pimpinan agama

LSM , Media dan lain – lain

1. Peran sebagai advokator

Advokator adalah suatu pendekatan kepada seseorang/badan organisasi yang diduga

mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kelancaran suatu

kegiatan.

Bentuk kegiatan advokator :

• Seminar
• bidan menyajikan masalah

• bidan menyampaikan masalah kesehatan menggunakan media dalam bentuk lisan ,

artikel, berita, diskusi, penyampaian pendapat untuk membentuk opini publik.

2. Peran sebagai edukator

Memberikan pendidikan kesehatan dan konseling dalam asuhan dan pelayanan

kesehatan di setiap tatanan pelayanan kesehatan agar mereka mampu memelihara dan

meningkatkan kesehatan mereka.

Fungsi bidan sebagai edukator :

• Melaksanakan pendidikan kesehatan dan konseling dalam asuhan dan pelayanan

kebidanan.

• Membina kader dan kelompok masyarakat

• Mentorship dan preseptorsip bagi calon tenaga kesehatan dan bidan baru.

3. Peran sebagai fasilitator

Bidan mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan, mengkondisikan iklim

kelompok yang harmonis, serta memfasilitasi terjadinya proses saling belajar dalam

kelompok.

4. Peran sebagai motivator

Upaya yang dilakukan bidan sebagai pendamping adalah menyadarkan dan

mendorong kelompok untuk mengenali potensi dan masalah, dan dapat

mengembangkan potensinya untuk memecahkan masalah itu.

Tetapi dalam melaksanakan profesinya bidan memiliki peran sebagain pelaksana,

pengelola, pendidik, dan peneliti.

Anda mungkin juga menyukai