Anda di halaman 1dari 9

Mata Kuliah : Profesionalisme Kebidanan

Dosen : Ani T Prianti,S.ST.,M.Kes.,M.Keb

Model Asuhan dan Peran Profesionalisme Kesehatan Lain dalam Memberikan Asuhan
yang Berkualitas

OLEH

KELOMPOK 11 :

1. Nurmilasari
2. Novianti Lelan

UNIVERSITAS MEGA REZKY FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN


PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN DAN PROFESI KEBIDANAN TAHUN 2023
BAB II

PEMBAHASAN

A. Model Asuhan Kebidanan


1.1 Defenisi

Model adalah rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek, sistem,
atau konsep yang sering kali berupa penyederhanaan atau idealisasi. Model konseptual adalah
model repre sentasi untuk suatu ide atau konseptual. Bentuk pedoman/acuan yang merupakan
kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan kebidanan dipengaruhi oleh filosofi
yang dianut bidan (filosofi asuhan kebidanan) Meliputi unsur-unsur yang terdapat dalam
paradigma kesehatan (manusia-perilaku, lingkungan & pelayanan kesehatan).

Model Konseptual Kebidanan adalah Suatu contoh dalam memberikan gambaran tentang
pelayanan kebidanan dan memberikan jawaban atas pertanyaan, apa yang merupakah praktik
kebidanan. Model asuhan kebidanan diantaranya :

a. Medical Model
Medical model merupakan dasar/pondasi pada midwifery practice yang membudaya
dilingkungan komunitas. Tahapan pada medical model antara lain:
1) Orientasi pada penyakit filosofi asuhan kebidanan;
2) Orang yang bertugas untuk mengontrol kegiatan yang bersifat natural yaitu bidan;
3) Mengerti tentang seseorang melalui biologi dan fisik;
4) Berfokus untuk mengobati penyakit;
5) Seseorang terpisahkan dari area di mana kesejahteraan seseorang diutamakan dari
kesejahteraan insan;
6) Spesialis asuhan yang memprioritaskan teknologi yang canggih;
7) Orang yang bertugas sebagai pengontrol yaitu dokter sedangkan klien berperan
tidak aktif/pasif;
8) Berfokus terhadap kondisi klien.
b. Model Kesehatan untuk Semua/Kesuma (Health for All)
Kesuma telah dideklarasikan oleh World Health Organization/WHO mulai 1978. Model
ini memfokuskan pada perempuan, keluarga, dan komunitas. Tema dalam model sehat
untuk semua ini diantaranya:
1) Mengurangi kesenjangan dan kesehatan;
2) Bentuk pelayanan kesehatan yaitu promotif dan preventif terhadap sakit;
3) Peran serta aktif dari komunitas;
4) Terdapat kerja sama antara tenaga kesehatan yang satu dengan yang lain;
5) Fokus terhadap pelayanan kesehatan primer/utama.

c. Model Partisipasi
Merupakan peran aktif seorang perempuan untuk melakukan interaksi dengan tenaga
kesehatan/bidan pada taraf personal atau komunitas. Faktor utama dalam segi peran
aktif antara lain:
1) Pertolongan sendiri, klien yang berperan proaktif pada perawatan/asuhan;
2) Tidak medikalisasi serta non profesional;
3) Demokrasi, berupa peran aktif klien pada pengambilan keputusan.

1.2 Asuhan Kebidanan


Asuhan Kebidanan (Midwifery Care) yaitu pengaplikasian fungsi dan tindakan yang
memiliki kebutuhan/masalah pada aspek kesehatan yang meliputi masa antenatal,
intranatal, postpartum, dan masa bayi baru lahir (BBL) dan Family Planning (Keluarga
Berencana/KB).
Ada beberapa prinsip Asuhan Kebidanan, antara lain:
a) Mendukung dan membuat pengakuan bahwa ada kaitan antara bio-psiko-sosio-
kultural dan spiritual;
b) Menganggap kalau sebagian besar perempuan dapat melahirkan secara normal
tanpa dilakukan intervensi apapun;
c) Memberi dukungan serta meningkatkan kelahiran secara alamiah;
d) Memakai problem solving approach (pendekatan memecahkan permasalahan)
berlandaskan pengetahuan serta seni;
e) Perempuan memiliki otonomi untuk mengambil keputusan paling akhir untuk
kesehatan diri sendiri dan anaknya yang berdasarkan tanggungjawab oleh semua
unsur; Diatur oleh norma serta cakupan praktek kebidanan;
f) Mempunyai prinsip Berfokus pada Perempuan (Women Center Care).

1.3 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan Kehamilan (7 langkah Varney)


Langkah I (Pengkajian)
Langkah II (Interpretasi Data Dasar)
Langkah III (Antisipasi Diagnosa Potensial)
Langkah IV (Identifikasi Kebutuhan Tindakan Segera)
Langkah V (Planning/Intervensi)
Langkah VI (Implementasi)
Langkah VII (Evaluasi)

B. Defenisi Profesionalisme Bidan


Profesinalisme berarti memiliki sifat profesional yang dimiliki oleh seorang bidan. Bidan
profesinal termasuk rumpun kesehatan , untuk menjadi jabatan profesional memiliki 9 syarat
bidan profesinal, meliputi :
1. Ilmu sosial, budaya, kesehatan masyarakat, konsep kebidanan, etika, kode etik,
kebidanan yang membentuk dasar dari asuhan yang berkualitas.
2. Asuhan ibu hamil
3. Asuhan kebidanan ibu melahirkan
4. Kebidanan asuhan ibu nifas menyusui
5. Asuhan bayi lahir
6. Asuhan pada bayi balita
7. Keluarga berencana
8. Gangguan reproduksi
9. Kebidanan komunitas
Ciri-ciri jabatan profesional bidan
1. Memberikan pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khusus atau spesialis
2. Melalui jenjang pendidikan yang menyiapkan bidan secara tenaga profesional
3. Keberadaannya diakui dan diperlukan oleh masyarakat
4. Mempunyai peran dan fungsi yang jelas
5. Mempunyai kewenangan yang disahkan atau diberikan oleh pemerintah
6. Memiliki organisasi profesi sebagai wadah
7. Memiliki kode etik bidan
8. Memiliki etika bidan
9. Memiliki standar pelayanan
10. Memiliki standar praktik
11. Memiliki standar pendidikan yang mendasari dan mengembangkan profesi sesuai
dengan kebutuhan pelayanan
12. Memiliki standar pendidikan berkelanjutan sebagai wahana pengembangan
kompetensi
13. Mempunyai kompetensi yang jelas dan terukur

Tanggungjawab sebagai bidan profesinal


1. Menjaga agar pengetahuannya tetap up to date, terus mengembangkan keterampilan
dan kemahiran agar bertambah luas serta mencangkup semua aspek peran seorang
bidan
2. Mengenali batas-batas pengetahuan, keterampilan pribadinya dan tidak berupaya
melampaui wewenangannya dalam praktik klinik
3. Menerima tanggungjawab untuk mengambil keputusan serta konsekuensi dari
keputusan tersebut
4. Berkomunikasi dengan pekerja kesehatan lainnya (bidan, dokter, dan perawat) dengan
rasa hormat dan martabat
5. Memelihara kerja sama yang baik dengan staff kesehatan dan rumah sakit pendukung
untuk memastikan sistem rujukan yang optimal
6. Melaksanakan kegiatan pemantauan mutu yang mencangkup penilaian sejawat,
pendidikan berkesinambungan, mengkaji ulang kasus audit maternal atau perinatal
7. Bekerjasama dengan masyarakat tempat bidan praktik
8. Meningkatkan akses dan mutu asuhan kebidanan
9. Menjadi bagian dari upaya meningkatkan status wanita, kondisi hidup mereka dan
menghilangkan praktik kultur yang sudah terbukti merugikan kaum wanita.

C. Pelayanan Kebidanan Berkualitas


a. Defenisi Pelayanan Kebidanan Berkualitas
Pelayanan kebidanan adalah integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh bidan yang telah terdaftar (teregistrasi) yang dapat dilakukan secara mandiri,
kolaborasi atau rujukan. Pelayanan kebidanan merupakan bagian yang integral dari
pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga, sesuai
dengan kewenangan dalam rangka tercapainya keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
(Rahmawati, 2012).
Pelayanan kebidanan yang berkualitas adalah pelayanan yang diberikan sesuai tugas dan
tanggung jawab praktik profesi bidan dalam memberikan pelayanan secara
komprehensif untuk meningkatkan kesehatan ibu, anak, kuluarga dan masyarakat yang
memberikan kepuasan pelanggan baik secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.
b. Tujuan Pelayanan Kebidanan yang Berkualitas
Tujuan pelayanan kebidanan yang berkualitas antara lain :
1) Ibu dan bayi sehat, selamat, keluarga bahagia, terjaminnya kehormatan martabat
manusia.
2) Saling menghormati penerima asuhan dan pemberi asuhan.
3) Kepuasan ibu, keluarga dan bidan.
4) Adanya kekuatan diri dari wanita dalam menentukan dirinya sendiri.
5) Adanya rasa saling percaya dari wanita sebagai penerima asuhan.
6) Terwujudnya keluarga sejahtera dan berkualitas.

c. Sasaran Pelayanan Kebidanan Berkualitas


Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga dan masyarakat yang meliputi
upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan pelayanan kebidanan
dapat dibedakan menjadi :
 Layanan Primer
Layanan kebidanan adalah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung
jawab bidan.
 Layanan Kolaborasi
Layanan Kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota
tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu dari
sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.
 Layanan Rujukan
Layanan Rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka
rujukan ke sistem layanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan
yang dilakukan bidan dalam menerima rujukan dari dukun yang mendorong
persalianan, juga layanan yang dilakukan oleh bidan ke tempat/fasilitas
pelayanan kesehatan lain secara horizontal maupun vertical atau meningkatkan
keaamanan dan kesejahteraan ibu dan bayinya.

d. Peran Bidan dalam memberikan Pelayanan yang Berkualitas


Peran bidan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Peran bidan sebagai Pendidik
 Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga
kelompok dan masyarakat tentang penanggulangan masalah kesehatan
khususnya yang berhubungan dengan pihak terkait, kesehatan ibu, anak dan
keluarga berencana.
 Bersama klien mengkaji kebutuhan akan pendidikan dan penyuluhan kesehatan
masyarakat khususnya dalam bidang kesehatan ibu, anak dan keluraga
berencana.
 Bersama klien pihak terkait meyusun rencana penyuluhan kesehatan masyarakat
sesuai dengan kebutuhan yang telah dikaji, baik untuk jangka pendek maupun
jangka panjang.
 Menyiapkan alat dan bahan pendidikan dan penyuluhan sesuai dengan rencana
yang telah disusun.
 Melaksanakan program/rencana pendidikan dan penyuluhan sesuai dengan
rencana jangka pendek dan jangka panjang yang melibatkan unsur-unsur terkait
termasuk masyarakat.
 Bersama klien mengevaluasi hasil pendidikan/penyuluhan kesehatan masyarakat
dan menggunakannya untuk perbaikan dan meningkatkan program di masa yang
akan datang.
 Mendokumentasikan semua kegiatan dan hasil pendidikan/penyuluhan
kesehatan masyarakat secara lengkap dan sistematis.

2. Peran bidan sebagai Pelaksana


Bidan harus mengetahui dan menguasai IPTEK untuk melakukan kegiatan, antara
lain :
 Bimbingan terhadap kelompok remaja masa pranikah.
 Pemeliharaan kesehatan bumil, nifas dan masa interval dalam keluarga.
 Pertolongan persalinan di rumah.
 Tindakan pertolongan pertama pada kasus kegawatdaruratan obstetri di
keluarga.
 Pemeliharaan kesehatan kelompok wanita dengan gangguan reproduksi di
keluarga.
 Pemeliharaan kesehatan anak balita.

3. Peran bidan sebagai Pengelola


Bidan sebagai pengelola kegiatan kebidanan unit kesehatan ibu dan anak di
puskesmas, polindes, posyandu dan praktik bidan, memimpin dan mengelolah bidan
lain atau tenaga kesehatan yang pendidikannya lebih rendah. Perannya sebagai
pengelola anatara lain :
Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan
untuk individu keluarga kelompok khusus dan masyarakat diwilayah kerja
dengan melibatkan masyarakat/klien.
Berpartisifasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor
lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, keder
kesehatan dan tenaga kesehatan lain yang berada dibawah bimbingan dalam
wilayah kerjanya.

4. Peran bidan sebagai Peneliti


Peran peneliti yang dilakukan oleh bidan dalam bidang kesehatan secara dasarnya
bidan harus mengetahui bagaimana pencatatan, pengelahan dan analisis data. Secara
sederhana bidan dapat memberikan kesimpulan atau hipotesis atau hasil analisisnya.
Berdasarkan data tersebut bidan dapat menyusun rencana atau tindakan sesuai
dengan permasalahan yang ditemukan. Bidan juga harus dapat melaksanakan
evaluasi atas tindakan yang dilakukan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai