Anda di halaman 1dari 28

PARADIGMA KEBIDANAN

DAN KOMPETENSI BIDAN,


REGULASI YANG MENGATUR
SERTIFIKASI LISENSI BIDAN
INDONESIA
UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG
Disusun Oleh :
KELOMPOK 3 (VC)

1. Kadek Fitriyani Nim : 21251128P


2. Kristin Purwanti Nim : 21251129P
3. Lince Ilma Safira Nim : 21251130P
4. Mayang Dwi Ramadona Nim : 21251131P
5. Mira Mustikasari Nim : 21251132P
6. Mistika Andriani Nim : 21251133P
7. Monika Sari Nim : 21251534P
Latar Belakang
Dalam penjelasannya paradigma dan asuhan kebidanan memiliki keterkaitan atau timbal balik.
Kebidanan sebagai profesi yang terus berkembang harus mengikuti perkembangan dan perubahan
globalisasi. Era globalisasi menuntut tersedianya sumber daya manusia profesional dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Profesionalisme terkait erat dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang profesional. Kompetensi profesional adalah suatu kebiasaan dan diterapkan dengan bijak
dengan memperhatikan komunikasi. Pengetahuan, keterampilan teknikal, alasan klinikal, emosi, nilai,
dan refleksi dalam praktik sehari-hari untuk memperbaiki kesehatan individu,keluarga dan masyarakat.
Sikap profesional bidan tidak terlepas dari harapan masyarakat terhadap profil seorang bidan. Bidan
sebagai salah satu tenaga kesehatan pemberi pelayanan kepada masyarakat harus memberikan
pelayanan yang terbaik demi mendukung program pemerintah untuk pembangunan dalam negri, salah
satunya dalam aspek kesehatan. Menurut UU No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan menjelaskan
bahwa tujuan dari pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidaup sehat bagi setiap warga negara indonesiamelalaui upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas.dengan
adanya arus globalisasi salah satu fokus utama agar mampu mempunyai daya saing adalah
bagaiamana peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Table of contents
0 Materi 0 Materi
1 2
Paradigma kompetensi bidan serta standar
kompetensi bidan

0 Materi 0 Materi
3 4
regulasi dalam pelayanan otonomi dan legislasi dalam
kebidanan pelayanan kebidanan
01
Paradigma
A. Pengertian Paradigma
Kebidanan
Paradigma kebidanan adalah suatu cara pandang bidan dalam
memberi pelayanan. Keberhasilan bidan dalam
bekerja/memberikan pelayanan berpegang pada paradigma,
berupa pandangan terhadap manusia/perempuan, lingkungan,
perilaku, pelayanan kesehatan dan cara pandang bidan atau
hubungan timbal balik antara manusia, lingkungan, perilaku,
pelayanan kebidanan dan keturunan.
B. Komponen Paradigma
Kebidanan
1. Wanita
Wanita adalah makhluk biopsikososial kultural dan spiritual yang utuh dan
unik.
• Bio adalah wanita yang artinya wanita adalah mahluk biologis yang
memerlukan kebutuhan sesuai dengan tingkat perkembangannya
untuk kelangsungan hidup.
• Psiko artinya manusia yang mempunyai kejiwaan harus diperhatikan
dalam setiap memberi pelayanan Sosial
• Sosio artinya adalah mahluk yang selalu berinteraksi dengan orang lain
dan membutuhkan orang lain
• Kultural artinya wanita adalah mahluk yang berbudaya atau memiliki
kebiasaan- kebiasaan tertentu.
• Spiritual artinya adalah wanita adalah mahluk yang secara fitrah akan
selalu membutuhkan.
2.Lingkungan

Lingkungann merupakan semua yang ada di lingkungan dan


terlibat dalam interaksi individu pada waktu melaksanakan
aktivitasnya. Lingkungan tersebut meliputi lingkungan fisik,
lingkungan psikososial, lingkungan biologis dan lingkungan
budaya. Lingkungan psikososial meliputi keluarga, komuniti
danmasyarakat. Ibu selalu terlibat dalam interaksi antara keluarga,
kelompok, komuniti maupun masyarakat. Masyarakat merupakan
kelompok yang paling penting dan kompleks yang telah dibentuk
oleh manusia sebagai lingkungan sosial.
3. Perilaku
Perilaku merupakan hasil dari berbagai pengalaman serta interaksi
manusia dengan lingkungannya, yang terwujud dalam bentuk
pengetahuan, sikap dan tindakan.

4. Pelayanan
Kebidanan pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan. Pelayanan kebidanan adalah layanan yang
diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang diberikan.
Sasarannya adalah induvidu, keluarga, dan masyarakat yang
meliputi upaya peningkatan (promotif), pencegahan
(preventif), penyembuhan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitasi). 
5. Keturunan

Bidan harus berpandangan bahwa kualitas manusia diantaranya


ditentukan oleh keturunan. Manusia yang sehat dilahirkan oleh ibu
yang sehat. Hal ini menyangkut kesiapanwanita sebelum
perkawinan, masa kehamilan, kelahiran dan masa nifas. Walaupun
kehamilan, kelahiran dan nifas adalah proses fisiologi namun bila
tidak ditangani secara akurat dan benar keadaan fisiologis itu akan
menjadi patologis. Hal ini berpengaruh pada bayi yang dilahirkan.
Oleh karena itu layanan pra perkawinan, kehamilan, kelahiran dan
nifas adalah sangat penting dan mempunyai keterkaitan satu sama
lain yang tidak dapat dipisahkan.
C.Manfaat Paradigma Kebidanan
Paradigma kebidanan bermanfaat bagi bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan antara lain :

1.manfaat bagi Bidan


• Membantu bidan dalam mengkaji kondisi klien.
• Membantu bidan dalam memahami masalah dan kebutuhan klien.
• Memudahkan dalam merencanakan dan melaksanakan asuhan kebidanan
yang berkualitas sesuai kondisi pasien.
2. Manfaat bagi pasien
• Membantu klien untuk mendapatkan rasa nyaman dan aman dalam
menerima asuhan kebidanan.
• Membantu klien dalam meningkatkan kemampuan berperan serta sebagai
individu yang bertanggung jawab atas kesehatannya.
• Meningkatkan perilaku positif klien yang akan meningkatkan kesehatan ibu
dan anak.
02.
Kompetensi
Bidan
A. Pengertian Kompentensi Bidan

kompetensi bidan adalah kemampuan dan karakteristik yang meliputi


pengetahuan, keterampilan dan prilaku yang harus dimiliki oleh seorang
bidan dalam melaksanakan praktek kebidanan secara aman dan
bertanggung jawab pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan.
kompetensi Bidan dibagi atas 2 kategori, yaitu:

• Kompetensi inti atau dasar: kompetensi minimal yang mutlak dimiliki oleh
bidan
• Kompetensi tambahan atau lanjutan: pengembangan dari pengetahuan
dan keterampilan dasar untuk mendukung tugas bidan dalam memenuhi
tuntutan/kebutuhan masyarakat yang sangat dinamis serta
perkembangan IPTEK.
B. Lima Dimensi Kompetensi
Asuhan Kebidanan
5 dimensi kompetensi asuhan kebidanan:
• Task Skill: Mampu melakukan/melaksanakan asuhan kebidanan pemeriksaan
fisik ibu hamil.
• Task Management Skill: Mengidentifikasi secara dini pola persalinan abnormal &
kegawatdaruratan dengan intervensi sesuai SOP atau rujukan yang tepat.
• ContingencyManagementSkill :mampu memimpin persalinan dalam kondisi
bersih, aman & menangani situasi kegawat daruratan bersama tim kebidanan.
• Job/Role Environment Skill: menangani K3.keadaan diruang bersalin pasca
persalinan ibu,agar tetap bersih dan tidak membahayakan dirinya& rekan
sekerja
• Transfer Skills :memindahkan ibu nifas & bayi pasca persalinan keruang
perawatan Ibu & anak.
C. Konsep Kompetensi Bidan
Konsep standar kompetensi bidan disusun berdasarkan pada
kesepakatan bersama dari berbagai pihak terkait yaitu IBI, Kolegium Bidan
Indonesia, Praktisi bidan, Kementerian Kesehatan, Kementrian Pendidikan
Nasional, pihak penyelenggara pendidikan dan perempuan sebagai
penerima Layanan.
Kesepakatan ini selanjutnya akan disahkan oleh PP– IBI bersama
Kolegium Bidan Indonesia. Standar Kompetensi disusun melalui
pengorganisasian kompetensi berdasarkan pendekatan yang bersifat
umum ke yang bersifat khusus/ spesifik yaitu profil, kompetensi utama,
kompetensi penunjang dan kriteria kinerja (Performance Criteria).
D. Standar Kompetensi Bidan
Standar Kompetensi BidanBerdasarkan Kepmenkes 900 tahun 2002 tentang registrasi dan
praktik bidan dan memperhatikan draft ke VI kompetensi inti bidan yang disusun oleh ICM
Februari 1999, kompetensi bidan sebagai berikut:

• Kompetensi ke-7: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komperhensif pada
bayi dan balita sehat (1 bulan-5 tahun).Maksudnya ialah bidan tidak hanya menangani
dan memberi asuhan kepada bayi yang baru lahir tetapi juga terhadap bayi dan balita
seperti dalam hal menangani panyakit atau kelainan pada saat masa pertumbuhan bayi
dan anak.

• Kompetensi ke-8: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komperhensif
pada keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat.Maksudnya
ialah bidan juga memberikan asuhan kesehatan terhadap keluarga, kelompok dan
masyarakat berdasarkan kebudayaan yang ada di daerah setempat dengan cara
memberi penyuluhan kepada suatu kelompok atau masyarakat setempat.
• Kompetensi ke-9: Melaksanakan asuhan kebidanan pada
wanita/ibu dengan gangguan sistem reproduksi.Maksudnya
ialah bidan harus mengetahui dan memahami masalah -
masalah tentang asuhan kebidanan yang berkaitan dengan
gangguan reproduksi contohnya terhadap pasien dengan
penyakit keputihan yang parah.
E. Hubungan antara Standar Kompetensi
Bidan dengan Wewenang Bidan
• Kompetensi ke-7: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif
pada bayi dan balita sehat (1 bulan-5 tahun). Kompetensi ini terdapat pada
keterkaitan dengan wewenang bidan yakni seorang bidan memberikan asuhan yang
komprehensif pada bayi baru lahir dan komprehensif pada bayi umur 1 bulan sampai
dengan lima tahun.

• Kompetensi ke-8: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif


pada keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai budaya setempat. Kompetensi ini
tidak ada kaitannya dengan wewenang bidan karena didalam wewenang bidan hanya
berisikan tentang pelayanan kebiidanan, pelayanan keluarga berencana dan
pelayanan kesehatan masyarakat yang tidak ada keterkaitannya
• Kompetensi ke-9: Bidan melaksanakan asuhan kebidanan pada
wanita/ibu dengan gangguan reproduksi. Kompetensi ini ada kaitannya
dengan wewenang bidan yakni dimana seorang bidan melaksanakan
asuhan kebidanan yang terbaik yakni mulai dari awal keluhan yang
dialami wanita/ibu mengenai alat reproduksi sampai dengan wanita/ibu
merasakan solusi untuk menanganinya dan juga bidan menjadi konsultan
untuk wanita/ibu dengan gangguan reproduksi.
03.
Legislasi dalam
Pelayanan
Kebidanan
A. Pengertian Legislasi
Legislasi adalah proses pembuatan undang-undang atau penyempurnaan
perangkat hukum yang sudah ada melalui serangkaian kegiatan sertifikasi
(pengaturan kompetensi), registrasi (pengaturan kewenangan), dan lisensi
(pengaturan penyelenggaraan kewenangan).
(IBI)Rencana yang sedang dijalankan oleh Ikatan Bidan Indonesia (IBI)
sekarang adalah dengan mengadakan uji kompetensi terhadap para
bidan, minimal sekarang para bidan yang membuka praktek atau
memberikan pelayanan kebidanan harus memiliki ijasah setara D3.
Tujuan legislasi adalah memberikan perlindungan kepada
masyarakat terhadap pelayanan yang telah diberikan.
Bentuk perlindungan tersebut adalah meliputi : Memberia
& Nurrobikha, 2015)
• Mempertahankan kualitas pelayanan
• Memberi kewenangan
• Menjamin perlindungan hukum
• Meningkatkan profisionalisme
B. Aspek legislasi bidan Indonesia
• Sertifikasi

Sertifikasi adalah dokumen penguasaan kompetensi tertentu melalui kegiatan


pendidikan formal maupun non formal (Pendidikan berkelanjutan). Lembaga
pendidikan non formal misalnya organisasi profesi, rumah sakit, LSM bidang
kesehatan yang akreditasinya ditentukan oleh profesi. Sedangkan sertifikasi dan
lembaga non formal adalah berupa sertifikat yang terakreditasi sesuai standar
nasional.
Ada dua bentuk kelulusan, yaitu:
1. ijasah merupakan dokumentasi penguasaan kompetensi tertentu, mempunyai
kekuatan hukum atau sesuai peraturan perundangan yang berlaku dan diperoleh
dari pendidikan formal.
2. Sertifikat adalah dokumen penguasaan kompetensi tertentu, bisa diperoleh
dari kegiatan pendidikan formal atau pendidikan berkelanjutan maupun lembaga
pendidikan non formal yang akreditasinya ditentukan oleh profesi kesehatan.
• Registrasi

Registrasi adalah sebuah proses dimana seorang tenaga profesi


harus mendaftarkan dirinya pada suatu badan tertentu secara
periodic guna mendapatkan kewenangan dan hak untuk melakukan
tindakan profesionalnya setelah memenuhi syarat-syarat tertentu
yang ditetapkan oleh badan tesebut.
Registrasi bidan adalah proses pendaftaran, pendokumentasian
dan pengakuan terhadap bidan, setelah dinyatakan memenuhi
minimal kopetensi inti atau standar penampilan minimal yang
ditetapkan, sehingga secara fisik dan mental mampu melaksanakan
praktik profesinya. (Registrasi menurut keputusan menteri kesehatan
republik indonesia nomor 900/MENKES/SK/VII/2002)
• Lisensi
lisensi adalah proses administrasi yang dilakukan oleh pemerintah atau yang
berwenang berupa surat ijin praktik yang diberikan kepada tenaga profesi yang
teregistrasi untuk pelayanan mandiri.
Lisensi adalah pemberian ijin praktek sebelum diperkenankan melakukan
pekerjaan yang telah ditetapkan IBI.Tujuan umum lisensi adalah untuk
melindungi masyarakat dari pelayan profesi.
Aplikasi Lisensi dalam praktik kebidanan adalah dalam bentuk SIPB (Surat
Ijan Praktik Bidan). SIPB adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Depkes RI
kepada tenaga bidan yang menjalankan praktik setelah memenuhi persyaratan
yang ditetapkan. Bidan yang menjalankan praktik harus memiliki SIPB.
Kesimpulan
Dari penjelasan Sebelumnya dapat diambil kesimpulan
bahwa paradigma kebidanan adalah pandangan
seorang bidan dalam memberikan pelayanan
kebidanan kepada klien sedangkan asuhan kebidanan
adalah penerapan, fungsi, kegiatan, serta tanggung
jawab bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan
kepada klien.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai