Anda di halaman 1dari 16

MATERI

TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN MATERNITAS

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan maternitas merupakan pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada wanita usia subur yang berkaitan dengan
masa diluar kehamilan, masa kehamilan, masa melahirkan, masa nifas sampai
enam minggu, dan bayi yang dilahirkan sampai berusia 40 hari beserta
keluarganya.
Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu
menghargai klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan
keluarganya berhak menentukan perawatan yang sesuai untuk dirinya.
Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan advokasi dan mendidik WUS dan
melakukan tindakan keperawatan dalam mengatasi masalah
kehamilanpersalinan dan nifas, membantu dan mendeteksi penyimpangan-
penyimpangan secara dini dari keadaan normal selama kehamilan sampai
persalinan dan masa diantara dua kehamilan, memberikan konsultasi tentang
perawatan kehamilan, pengaturan kehamilan, membantu dalam proses
persalinan dan menolong persalinan normal, merawat wanita masa nifas dan
bayi baru lahir sampai umur 40 hari menuju kemandirian, merujuk kepada tim
kesehatan lain untuk kondisi-kondisi yang membutuhkan penanganan lebih
lanjut.

B. Tujuan
1. Pengertian tentang keperawatan maternitas
2. Peran perawat dalam keperawatan maternitas
3. Paradigma keperawatan Maternitas
4. Tujuan keperawatan Maternitas
5. Pendekatan pelayanan dalam keperawatan maternitas
6. Model Konsep keperawatan maternitas
7. Dan hal-hal perspektif keperawatan maternitas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Keperawatan Maternitas


1. Pengertian
Keperawatan Maternitas merupakan persiapan persalinan serta
kualitas pelayanan kesehatan yang dilakukan dan difokuskan kepada
kebutuhan bio-fisik dan psikososial dari klien, keluarga , dan bayi baru lahir.
(May & Mahlmeister, 1990).
Keperawatan Maternitas merupakan sub system dari pelayanan
kesehatan dimana perawat berkolaborasi dengan keluarga dan lainnya untuk
membantu beradaptasi pada masa prenatal, intranatal, postnatal, dan masa
interpartal.

2. Trend Keperawatan Maternitas


Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi peningkatan
kesempatan untuk meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan
pendapatan dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hukum dan
menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu berpengaruh kepada
pelayanan kesehatan dimana masyarakat yang kritis menghendaki
pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang profesional.
Keadaan ini memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya
keperawatan dapat memenuhi standart global internasional dalam
memberikan pelayanan kesehatan/keperawatan, memiliki kemampuan
professional, kemampuan intelektual dan teknik serta peka terhadap aspek
social budaya, memiliki wawasan yang luas dan menguasi perkembangan
Iptek. .
Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam
dunia kesehatan akan berdampak negatif terhadap mutu pelayanan
kesehatan bagi tercapainya tujuan kesehatan, maka solusi yang harus
ditempuh dalam keperawatan maternitas ditahun 2010 adalah:

3
a. Pengembangan pendidikan keperawatan.
Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam
pengembangan perawatan professional, pengembangan teknologi
keperawatan, pembinaan profesi dan pendidikan keperawatan
berkelanjutan. Akademi Keperawatan merupakan pendidikan
keperawatan yang menghasilkan tenaga perawatan professional
dibidang keperawatan. Sampai saat ini jenjang ini masih terus ditata
dalam hal SDM pengajar, lahan praktik dan sarana serta prasarana
penunjang pendidikan.
b. Memantapkan system pelayanan perawatan professional
Depertemen Kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun
registrasi, lisensi dan sertifikasi praktik keperawatan. Selain itu semua
penerapan model praktik keperawatan professional dalam memberikan
asuhan keperawatan harus segera di lakukan untuk menjamin kepuasan
konsumen/klien.
c. Penyempurnaan organisasi keperawatan
Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan
cepat dan dinamis serta kemampuan mengakomodasi setiap
kepentingan individu menjadi kepentingan organisasi dan
mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatan yang dapat
dirasakan manfaatnya. Restrukturisasi organisasi keperawatan
merupakan pilihan tepat guna menciptakan suatu organisasi profesi
yang mandiri dan mampu menghidupi anggotanya melalui upaya
jaminan kualitas kinerja dan harapan akan masa depan yang lebih baik
serta meningkat.
3. Peran Perawat
Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Reeder (1997):
a. Pelaksana
Perawat yang bekerja member asuhan keperawatan di tempat pelayanan
kesehatan.
b. Pendidik

4
Pendidik disini dapat sebagai dosen bagi pasien maupun perawat
memberikan pendidikan kepada klien.
c. Konselor
Perawat sebagai seorang yang mempunyai keahlian dalam melakukan
konseling kepada klien, konselor bertanggung jawab memberikan
layanan dan konseling
d. Role model bagi para ibu
Panutan bagi para ibu-ibu yang sedang menjalankan keperawatan
maternitas.
e. Role model bagi teman sejawat
Panutan sesama perawat atau saling bekerja sama antar paerawat.
f. Perumus masalah
Mengetahui masalah-masalah yang muncul pada pasien dan
merumuskan masalah tersebut.
g. Ahli keperawatan
Perawat harus ahli dalam melaksanakan tugas keperawatan.

4. Paradigma keperawatan Maternitas (Dasar Kep,Profesional H. Zaidin


Ali)
a) Manusia
1) Memiliki karateristik biokimiawi, fisiologi interpersonal dan
kebutuhan dasar hidup yang selalu berkembamg.
2) Perkembangan terjadi melalui interaksi dengan orang lain yang
mampu memenuhi kebutuhan dirinya / membagi pengalamannya.
3) Kebutuhan manusia di organisasikan meliputi perilaku serta
berdasarkan pengalaman masa lalu.
4) Memiliki kehidupan yang seimbang sebagai sarana pertahanan diri
dan upaya mengurangi kecemasan akibat kebutuhan yang tak
terpenuhi.

5
b) Lingkungan
1) Merupakan faktor eksternal yang berpengaruh terhadap
perkembangan manusia.
2) Lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola
pertahanan tubuh terhadap penyakit.
3) Perawat bertanggung jawab dalam tatanan pengobatan yang
merupakan bagian dari lingkungan fisik dan social.
4) Lingkungan di bagi dalam 2 aspek yaitu;
❖ Aspek tekstruktur:
• Alat
• Terapi
• Aluran
❖ Aspek tidak tekstruktur:
Intraksi antara perawat dengan klien dandengan lingkungan sekitar
c) Sehat
1) Merupakan symbol perkembangan kepribadian dan yang
berlangsung secara terus-menerus menuju kehidupan yang kreatif.
2) Perilaku sehat;perilaku pemenuhan kebutuhan kepuasan kesadaran
diri dan integrasi pengalaman , misalnya pengalaman sakit.
3) Manusia sehat berarti manusia yang tidak memiliki
ansietas/ketegangan.
4) Intervensi keperawatan berfokus pada proses membina hubungan
saling percaya guna mengurangi ansietas.
d) Keperawatan maternitas
1) Keperawatan maternitas merupakan suatu instrumen pendidikan
yang memfasilitasi kebutuhan ibu hamil, persalinan, masa nifas, bayi
baru lahir.
2) Aktivitas keperawatan maternitas diserahkan untuk ibu hamil,dan
bayi mencapai kesehatan yang optimal.
3) Fokus aktivitas keperawatan maternitas adalah masalah yang
mencerminkan ruang lingkup aktivitas keperawatan dan

6
kemandarian dlam proses diagnosis,tindakan ( terapi ) ,pendidikan
riset
e) Tujuan keperawatan Maternitas
1) Membantu klien dalam mengatasi msalah reproduksi dalam
mempersiapkan diri untuk kehamilan.
2) Memberi dukungan agar ibu hamil memandang kehamilan sebagai
pengalaman yang positif dan menyenangkan.
3) Membantu memberikan informasi yang adekuat untuk calon orang
tua.
4) Memahami social budaya klien.
5) Membantu mendeteksi secara dini penyimpangan abnormal pada
klien.
f) Model Konsep Keperawatan Maternitas
1) Melaksanakan kelas untuk pendidikan prenatal orang tua.
2) Mengikut serta keluarga dalam perawatan kehamilan, persalinan,
dan nifas.
3) Mengikut sertakan keluarga dalam operasi.
4) Mengatur kamar bersalin sepeti suasana rumah.
5) Menjalankan system kunjungan tidak ketat.
6) Pemulangan secepat mungkin.
g) Karakteristik
Karakteristik keperawatan maternitas yaitu:
1) Fokus kebutuhan dasar
2) Pendekatan keluarga
3) Tindakan khusus dengan peran perawat.
4) Terjadi interaksi
5) Kerja dalam Tim.
h) Tatanan Pelayanan
Tatanan pelayanan keperawatan maternitas yaitu:
1) Rumah Sakit
2) Puskesmas

7
3) Rumah bersalin
4) Komunitas
5) Polindes
B. Trend dan Issue Keperawatan Maternitas
1. Masalah
a. Penyebab angka kematian bayi masih tinggi
Kematian pada bayi disebabkan oleh penyakit menular seperti
radang paru-paru, diare dan malaria, Penyakit yang merenggut paling
banyak korban jiwa adalah radang paru-paru 18 persen, atau sebanyak
1,58 juta anak diare (15 persen, 1,34 juta) dan malaria 8 persen, 0.73
juta anak.
b. Penyebab angka kelahiran bayi masih tinggi
Penyebab angka kelahiran bayi masih tinggi adalah pelayanan
kesehatan yang semakin meningkat, kurangnya pengetahuan
masyarakat progam KB
c. Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka Kematian Ibu (AKI) tiap tahun atau dua ibu tiap jam
meninggal oleh sebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan
nifas (Depkes RI,Dirjen Binkesmas, 2004)
Penyebab kematian ibu cukup kompleks, dapat digolongkan
atas faktor- factor reproduksi, komplikasi obstetrik, pelayanan
kesehatan dan sosio-ekonomi. Penyebab komplikasi obstetrik langsung
telah banyak diketahui dan dapat ditangani, meskipun pencegahannya
terbukti sulit. Perdarahan sebagai penyebab kematian ibu terdiri atas
perdarahan antepartum dan perdarahan postpartum. Perdarahan
antepartum merupakan kasus gawat darurat yang kejadiannya masih
banyak dari semua persalinan, penyebabnya antara lain plasenta previa,
solusio plasenta, dan perdarahan yang belum jelas sumbernya (Chalik
TMA, 1997). Secara sempit, risiko obstetrik diartikan sebagai
probabilitas kematian dari seorang perempuan atau ibu apabila ia hamil.
Indikator yang lebih kompleks adalah adalah risiko seumur hidup

8
(lifetime risk) yang mengukur probabilitas kematian perempuan atau
ibu sebagai akibat kehamilan dan persalinan yang dialaminya selama
hidup. Bila istilah pertama hanya mencantumkan kehamilan maka yang
kedua mempunyai dimensi yang lebih lebar yaitu kemampuan dan
jumlah fertilitas.
Tingginya kematian ibu sebagian besar disebabkan oleh
timbulnya penyulit persalinan yang tidak dapat segera dirujuk ke
fasilitas kesehatan yang lebih mampu. Keterlambatan merujuk
disebabkan berbagai faktor seperti masalah keuangan, transportasi dsb.
(Depkes RI, Dirjen Yanmedik, 2005)
d. Penyakit Menular Seksual
Penyakit menular seksual, atau PMS adalah berbagai infeksi
yang dapat menular dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak
seksual.. Kelompok remaja dan dewasa muda (15-24 tahun) adalah
kelompok umur yang memiliki risiko paling tinggi untuk tertular PMS,
3 juta kasus baru tiap tahun adalah dari kelompok ini. Hampir seluruh
PMS dapat diobati. Namun, bahkan PMS yang mudah diobati seperti
gonore telah menjadi resisten terhadap berbagai antibiotik generasi
lama. PMS lain, seperti herpes, AIDS, dan kutil kelamin, seluruhnya
adalah PMS yang disebabkan oleh virus, tidak dapat disembuhkan.
Beberapa dari infeksi tersebut sangat tidak mengenakkan, sementara
yang lainnya bahkan dapat mematikan. Sifilis, AIDS, kutil kelamin,
herpes, hepatitis, dan bahkan gonore seluruhnya sudah pernah dikenal
sebagai penyebab kematian. Beberapa PMS dapat berlanjut pada
berbagai kondisi seperti Penyakit Radang Panggul (PRP), kanker
serviks dan berbagai komplikasi kehamilan. Sehingga, pendidikan
mengenai penyakit ini dan upaya-upaya pencegahan penting untuk
dilakukan.
2. Penemuan Teknologi Terbaru
a. Alat Kontrasepsi Implan Terbaru

9
UGM berhasil menemukan alat kontrasepsi implant atau susuk
KB generasi ke tiga yang dinamakan Gestplan. Kelebihan alat
kontresepsi ini bisa bertahan hingga 7 tahun di badingkan implant saat
ini yang ber umur 5 tahun. Penemuan ini hasil dari penelitian dari
jurusan Farmatologi dan Toksikologi UGM.
b. Water Birth
Proses persalinan atau proses melahirkan yang dilakukan di
dalam air, manfaaatnya ibu akan merasakan lebih relaks karena semua
otot yang berkaitan dengan proses persalinan menjadi lebih elastic.
Metode ini juga akan mempermudah proses mengejar sehingga rasa
nyeri selama persalinan tidak terlalu dirasakan, di dalam air proses
proses pembukaan jalan lahir akan lebih cepat.
c. USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D
Alat USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D adalah alat USG yang
berkemampuan menampilkan gambar 3 dan 4 dimensi di teknologi ini
janin dapat terlihat utuh dan jelas seperti layaknya bayi yang
sesungguhnya.
Alat USG ini bahkan dapat memperlihatkan seluruh tubuh bayi
berikut gerak- geriknya teknologi 3 dan 4 dimensimenjadi pelengkap
bila di duga janin dalam keadaan tidak normal dan perlu di cari kelainan
bawaannya seperti bibir sumbing, kelaina pada jantung dan sebagainya.
Secara lebih detail kelebihan USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D ini
pada janin dapat terbaca secara lebih akurat, karena teknologi ini
dikembangkan untuk meningkatkan ketepatan diagnosa.
d. Pil KB Terbaru
Pil KB dengan dorspirenone merupakan pil KB terbaru yang
memberikan perlindungan kontrasepsi yang dapat diandalkan, dengan
berbagai manfaat tambahan dalam suatu kombinasi yang unik Pil Kb
dengan dorspirenone adalah pil yang membuat seseorang merasa lebih
nyaman. Mengandung progestin baru dorspirenone yaitu homon yang
sangat menyerupai progesteron salah satu hormon dalam tubuh.

10
Dorspirenone mempunyai profil farmakologis yang sangat mirip
dengan progesteron alami dengan karateristik memiliki efek
antimineralokortoid dan antiandrogenik tidak memiliki aktifitas
ekstrogenik, androgenik, glukortikoid dengan sifat antineralokortikoid.
Pil KB dengan dorspirenone dapat memberikan manfaat tambahan
yaitu tidak menaikkan berat badan, mengurangi gejala kembung, Haid
menjadi teratur, mengurangi nyeri haid, dan mengatur keluarnya darah
haid, tidak menaikan tekanan darah dengan androgennya. Pil KB
dengan dorspirenone dapat memberikan manfaat tambahan yaitu
mengurangi jerawat, dan mempercantik rambut dan kulit.
e. Robot akan digunakan untuk mengobati orang sakit
Diagnostik ini robot akan menggunakan penelitian global untuk
memberikan pendapat ahli, beberapa dokter yang akan berani untuk
diabaikan. Pelatihan medis akan beralih dari apa yang orang tahu, untuk
mendapatkan data yang akurat yang robot bisa membuat keputusan, dan
menyediakan “high-touch” dukungan emosional. Ahli bedah akan
selalu berada pada premium, bersama-sama dengan tangan-on wali
yang akan semakin berbasis masyarakat, dengan kualifikasi yang
sangat khusus. Operasi remote akan menjadi bagian rutin setiap pusat
spesialis rutin. Batas antara dokter dan perawat akan terus kabur sebagai
perawat berwenang untuk membuat lebih banyak keputusan. Akibatnya
pelatihan perawat akan semakin panjang dan perawat kelas atas akan
lebih mahal.
3. Mengenal Lebih Dalam Aneka Alat Kontrasepsi
a. Kontrasepsi Mekanik
1) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
Alat Kontrasepsi dalam Rahim/AKDR/IUD lebih dikenal
dengan nama spiral. Berbentuk alat kecil dan banyak macamnya.
Ada yang terbuat dari plastik seperti bentuk huruf S (Lippes Loop).
Ada pula yang terbuat dari logam tembaga berbentuk seperti angka

11
tujuh (Copper Seven) dan mirip huruf T (Copper T). Selain itu, ada
berbentuk sepatu kuda (Multiload).
“Yang paling terkenal Copper T dan Multiload. Kontrasepsi
tersebut jadi pilihan karena kenyamanannya. Modifikasi terbaru
Copper T, yaitu Nova T memiliki keunggulan lebih lembut,” jelas
Andon.
Alat kontrasepsi ini dimasukkan ke dalam rahim oleh dokter
dengan bantuan alat. Benda asing dalam rahim ini akan
menimbulkan reaksi yang dapat mencegah bersarangnya sel telur
yang telah dibuahi di dalam rahim. Alat ini bisa bertahan dalam
rahim selama 2-5 tahun, tergantung jenisnya dan dapat dibuka
sebelum waktunya jika Anda ingin hamil lagi.
2) Spermisida
Kontrasepsi ini merupakan senyawa kimia yang dapat
melumpuhkan sampai membunuh sperma. Bentuknya bisa busa, jeli,
krim, tablet vagina, tablet, atau aerosol. Cara pemakaiannya,
sebelum melakukan hubungan seksual, alat ini dimasukkan ke dalam
vagina. Setelah kira-kira 5-10 menit hubungan seksual dapat
dilakukan. Penggunaan spermisida ini kurang efektif bila tidak
dikombinasi dengan alat lain, seperti kondom atau diafragma. “Dari
100 pasangan dalam setahun, ada 3 wanita yang hamil. Tapi karena
sering salah dalam pemakaiannya, bisa terjadi sampai 30
kehamilan,” jelas Andon.
Diakuinya, banyak wanita merasa tak nyaman menggunakan
spermasida. “Keluhannya, tidak enak dan timbul alergi,” ujar Andon
kemudian. Selain itu, pemakaiannya agak merepotkan menjelang
hubungan senggama. Pasangan pun sulit mencapai kepuasan.
b. Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi ini menggunakan hormon, dari progesteron sampai
kombinasi estrogen dan progesteron. Penggunaan kontrasepsi ini
dilakukan dalam bentuk pil, suntikan, atau susuk.

12
Pada prinsipnya, mekanisme kerja hormon progesteron adalah
mencegah pengeluaran sel telur dari indung telur, mengentalkan cairan
di leher rahim sehingga sulit ditembus sperma, membuat lapisan dalam
rahim menjadi tipis dan tidak layak untuk tumbuhnya hasil konsepsi,
saluran telur jalannya jadi lambat sehingga mengganggu saat
bertemunya sperma dan sel telur.
Kontrasepsi Hormonal meliputi:
1) Pil atau Tablet
Pil bertujuan meningkatkan efektifitas, mengurangi efek
samping, dan meminimalkan keluhan. Sebagian besar wanita dapat
menerima kontrasepsi ini tanpa kesulitan. Di Indonesia, jenis ini
menduduki jumlah kedua terbanyak dipakai setelah suntikan. Pil ini
tersedia dalam berbagai variasi. Ada yang hanya mengandung
hormon progesteron saja, ada pula kombinasi antara hormon
progesteron dan estrogen.
Cara menggunakannya, diminum setiap hari secara teratur.
Ada dua cara meminumnya yaitu sistem 28 dan sistem 22/21. Untuk
sistem 28, pil diminum terus tanpa pernah berhenti (21 tablet pil
kombinasi dan 7 tablet plasebo). Sedangkan sistem 22/21, minum pil
terus-menerus, kemudian dihentikan selama 7-8 hari untuk
mendapat kesempatan menstruasi. Jadi, dibuat dengan pola
pengaturan haid (sekuensial).
Pada setiap pil terdapat perbandingan kekuatan estrogenik
atau progesterogenik, melalui penilaian pola menstruasi. Wanita
yang menstruasi kurang dari 4 hari memerlukan pil KB dengan efek
estrogen tinggi. Sedangkan wanita dengan haid lebih dari 6 hari
memerlukan pil dengan efek estrogen rendah.
Sifat khas kontrasepsi hormonal yang berkomponen estrogen
menyebabkan mudah tersinggung, tegang, berat badan bertambah,
menimbulkan nyeri kepala, perdarahan banyak saat menstruasi,
Sedangkan yang berkomponen progesteron menyebabkan payudara

13
tegang, menstruasi berkurang, kaki dan tangan sering kram, liang
senggama kering.
Penggunaan pil secara teratur dan dalam waktu panjang
dapat menekan fungsi ovarium. Kerugian lainnya, mungkin berat
badan bertambah, juga rasa mual sampai muntah, pusing, mudah
lupa, dan ada bercak di kulit wajah seperti vlek hitam. Juga dapat
mempengaruhi fungsi hati dan ginjal. Kecuali itu, kandungan
hormon estrogen dapat mengganggu produksi ASI. Keuntungannya,
pil ini dapat meningkatkan libido, sekaligus untuk pengobatan
penyakit endometriosis. Haid menjadi teratur, mengurangi nyeri
haid, dan mengatur keluarnya darah haid. Efektifitas penggunaan pil
ini 95-98 persen. Jadi, ada sekitar 7 wanita yang hamil dari 1.000
pasangan dalam setahun.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan
keperawatan profesional yang ditujukan kepada wanita pada masa usia subur
(WUS) berkaitan dengan system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas,
antara dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari, beserta
keluarganya, berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam beradaptasi
secara fisik dan psikososial untuk mencapai kesejahteraan keluarga dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Setiap individu mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu
berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keperawatan ibu
menyakini bahwa peristiwa kelahiran merupakan proses fisik dan psikis yang
normal serta membutuhkan adaptasi fisik dan psikososial dari individu dan
keluarga. Keluarga perlu didukung untuk memandang kehamilan sebagai
pengalaman yang positif dan menyenangkan. Upaya mempertahankan
kesehatan ibu dan bayinya sangat membutuhkan partisipasi aktif dari
keluarganya.
Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan
keluarga, dapat mengakibatkan krisis situasi selama anggota keluarga tidak
merupakan satu keluarga yang utuh. Proses kelahiran merupakan permulaan
bentuk hubungan baru dalam keluarga yang sangat penting. Pelayanan
keperawatan ibu akan mendorong interaksi positif dari orang tua, bayi dan
angggota keluarga lainnya dengan menggunakan sumber-sumber dalam
keluarga. Sikap, nilai dan perilaku setiap individu dipengaruhi oleh budaya dan
social ekonomi dari calon ibu sehingga ibu serta individu yang dilahirkan akan
dipengaruhi oleh budaya yang diwarisi. Dalam memberikan asuhan
keperawatan diperlukan kebijakan umum kesehatan (terintegrasi) yang
mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik dan profesionalisme,
keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan. Perawat

15
memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan
kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan.
Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu menghargai
klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak
menentukan perawatan yang sesuai untuk dirinya. Perawat mengadakan
interaksi dengan klien untuk mengkaji masalah kesehatan dan sumber-sumber
yang ada pada klien, keluarga dan masyarakat; merencanakan dan
melaksanakan tindakan untuk mengatasi masalah-maslah klien, keluarga dan
masyarakat; serta memberikan dukungan pada potensi yang dimiliki klien
dengan tindakan keperawatan yang tepat. Keberhasilan penerapan asuhan
keperawatan memerlukan kerjasama tim yang terdiri dari pasien, keluarga,
petugas kesehatan dan masyarakat.

B. Saran
1. Seluruh perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap berbagai
trend dan isu keperawatan medikal bedah di Indonesia sehingga dapat
dikembeangkan dalam tatanan layanan keperawatan.
2. Diharapkan agar perawat bisa menindaklanjuti trend dan isu tersebut
melalui kegiatan riset sebagai dasar untuk pengembangan Evidence Based
Nursing Practice di Lingkungan Rumah Sakit dalam Lingkup Keperawatan
Medikal Bedah.

16

Anda mungkin juga menyukai