Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

TREND ISU KEPERAWATAN MATERNITAS

KELOMPOK 1

GRACELIA H MAKAGANSA (19142010016)

VANESA RUMENGAN (

JULITA S KADALUAD (

MARSELA M M LARUNSEDU (

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA

2021
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Keperawatan maternitas merupakan pelayanan keperawatan profesional


yang ditujukan kepada wanita usia subur yang berkaitan dengan masa
diluar kehamilan, masa kehamilan, masa melahirkan, masa nifas sampai
enam minggu, dan bayi yang dilahirkan sampai berusia 40 hari beserta
keluarganya. Pelayanan berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar
dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan. (CHS/KIKI, 1993)

Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu


menghargai klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan
keluarganya berhak menentukan perawatan yang sesuai untuk dirinya.
Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan advokasi dan mendidik WUS
dan melakukan tindakan keperawatan dalam mengatasi masalah
kehamilanpersalinan dan nifas, membantu dan mendeteksi
penyimpangan-penyimpangan secara dini dari keadaan normal selama
kehamilan sampai persalinan dan masa diantara dua kehamilan,
memberikan konsultasi tentang perawatan kehamilan, pengaturan
kehamilan, membantu dalam proses persalinan dan menolong persalinan
normal, merawat wanita masa nifas dan bayi baru lahir sampai umur 40
hari menuju kemandirian, merujuk kepada tim kesehatan lain untuk
kondisi-kondisi yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.

1. Tujuan

1.Tujuan umum

Terciptanya pengetahuan mahasiswa mengenai issue dan trens


keperawatan maternitas.

2.Tujuan khusus

a.Mahasiswa mampu mengenali dan menyebutkan berbagai tanda dan


macam-macam klasifikasi dalam issue dan trens keperawatan
maternitas.

b.Mahasiswa dapat mengetahui dan mendapatkan gambaran mengenai


issue dan trens keperawatan maternitas.

c.Turut berpartisipasi dalam penanggulangan issue dan trens


keperawatan maternitas.

 
BAB II
PEMBAHASAN

A . Pengertian

Keperawatan Maternitas merupakan persiapan persalinan serta kwalitas


pelayanan kesehatan yang dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan
bio-fisik dan psikososial dari klien, keluarga , dan bayi baru lahir.
(May & Mahlmeister, 1990)

Keperawatan Maternitas merupakan sub system dari pelayanan


kesehatan dimana perawat berkolaborasi dengan keluarga dan lainnya
untuk membantu beradaptasi pada masa prenatal, intranatal, postnatal,
dan masa interpartal.
(Auvenshine & Enriquez, 1990)

Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan yang sangat luas, dimulai


dari konsepsi sampai dengan enam minggu setelah melahirkan.
(Shane,et.al.,1990)

Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan professional berkwalitas


yang difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan psikososial ibu
selama proses konsepsi / kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, dan
bayi baru lahir dengan menekankan pada pendekatan keluarga sebagai
sentra pelayanan.
(Reede, 1997)
B. Tujuan (Klegman ME:Annual summary of vital.statistick,1992)

Tujuan keperawatan maternitas adalah:

1. Membantu wanita usia subur & keluarga dalam masalah produksi


& menghadapi kehamilan
2. Membantu PUS untuk memahami kehamilan, persalinan, & nifas
adalah normal.
3. Member dukungan agar ibu memandang kehamilan, persalinan, &
nifas adalah pengalaman positif & menyenamgkan.
4. Membantu mendeteksi penyimpangan secara dini.
5. Member informasi tentang kebutuhan calon orang tua.
6. Memahami keadaan social & ekonomi ibu.

C. Peran Perawat

 Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Reeder


(1997):

1. Pelaksana
2. Pendidik
3. Konselor
4. Role model bagi para ibu
5. Role model bagi teman sejawat
6. Perumus masalah
7. Ahli keperawatan

 Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Old(1988),


Bobak & Jensen (1993):

1. Member pelayanan
2. Advocate
3. Pendidik
4. Change Agent
5. Political Activist
6. Peneliti

D. Paradigma Keperawatan
Paradigma keperawatan merupakan suatu cara pandang dari profesi
keperawatan untuk melihat suatu kondisi dan fenomena yang terkait
secara langsung dengan aktifitas yang terjadi dalam profesi tersebut.
Paradigma keperawatan pada keperawatan maternitas meliputi
manusia, lingkungan, sehat dan keperawatan.(Konfensi sedunia IV
tentang wanita,beijing 1995).

a. Manusia
Terdiri dari wanita usia subur wanita pada masa usia subur (WUS)
berkaitan dengan system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas,
antara dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari,
beserta keluarganya adalah anggota keluarga yang unik dan utuh,
merupakan mahluk bio-psikososial dan spiritual yang memiliki sifat
berbeda secara individual dan dipengaruhi oleh usia dan tumbuh
kembangnya. Salah satu tugas perkembangan wanita adalah
pengalaman melahirkan danak yang dapat merupakan krisis situasi
dalam keluarga tersebut apabila tidak mampu beradaptasi dengan
baik.

b. Lingkungan
Sikap, nilai dan prerilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan
budaya dan social disamping pengaruh fisik Proses kehamilan
danpersalinan serta nifas akan melibatkan semua anggota keluarga dan
masyarakat. Proses kelahiran merupakan permulaan suatu bentuk
hubungan baru dalam keluarga yang sangat penting, sehingga pelayanan
maternitas akan mendorong interaksi yang positif dari orang tua, bayi
dan angota keluarga lainnya dengan menggunakan sumber-sumber
dalam keluarga.

C. Sehat
Sehat adalah suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan dasar, bersifat
dinamis dimana perubahan-perubahan fisik dan psikososial
mempengaruhi kesehatan seseorang.setiap indivisu memeiliki hak untuk
lahir sehat sehingga WUS dan ibu memiliki hak untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang berkualitas.
d.Keperawatan ibu
Keperawatan ibu merupakan pelayanan keperawatan professional yang
ditujukan kepada wanita usia subur wanita pada masa usia subur (WUS)
berkaitan dengan system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas,
antara dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari, beserta
keluarganya yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam
melakukan adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan. Keperawatan ibu memberikan asuhan
keperawatan holistik dengan selalu menghargai klien dan keluarganya
serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan
perawatan yang sesuai untuk dirinya.

E. Model Konsep

 FCMC (Family Centered Maternity Care):

1. Melaksanakan kelas untuk pendidikan prenatal orang tua.


2. Mengikut serta keluarga dalam perawatan kehamilan, persalinan,
dan nifas.
3. Mengikut sertakan keluarga dalam operasi.
4. Mengatur kamar bersalin sepeti suasana rumah.
5. Menetapkan peraturan yang flexibel.
6. Menjalankan system kunjungan tidak ketat.
7. Mengadakan kontrak dini bayi dan orang tua.
8. Menjalankan rooming-in (Ruang rawat gabung untuk ibu hamil).
9. Mengikut sertakan anak-anak dalam proses perawatan.
10.Melibatkan keluarga dalam perawatan NICU.
11. Pemulangan secepat mungkin dengan diikuti Follow-up.

 Tradisional Care:

1. Memisahkan ibu dari keluarga selama proses persalinan.


2. Memindahkan klien: dari ruang penerimaan ke ruang persalinan.
3. Melarang ibu beraktifitas selama proses persalinan.
4. Melakukan tindakan rutin: episitomi, obat-obatan.
5. Tidak ada keluarga ikut dalam proses persalinan & operasi.
6. Kontak orang tua & anak kurang.
7. Pemberian susu bayi dibatasi.
8. Waktu berkunjung dibatasi.
9. Rooming-in dibatasi.
10. Tidak ada Follow-up ke rumah.
11. Kontrol postpartum rutin pada hari minggu ke enam.

 Model Konsep “Self Care Orem” :

 Penekanan pada aktifitas mandiri kemudian mencapai


kesejahteraan ibu & bayi.
• Pada Maternal: mampu mandiri dalam perawatan diri.
• Melihat dari kemampuan.
• Berdasarkan kondisi.
 Model Konsep “Adaptasi” :

 Mempunyai kemampuan adaptasi dalam rangka mencapai


kebutuhan.
• Manusia selalu konstan berinteraksi dengan lingkungan (selalu
berubah).
• Maternal sepanjang proses konsepsi sampai postpartum terjadi
perubahan fisik, psikologis, dan social.

 Model Konsep “I King” :

 Personal.
• Interpersonal.
• Social (Dinamik, interaksi mudah diberikan informasi & memberikan
informasi).
Selasa, 12 Februari 2008

(Delissavay G,Feustle JA: Advanced hame healt care,1991)

F. Pendekatan Pelayanan Keperawatan


Pendekatan pelayanan dalam keperawatan maternitas yaitu:
1. Holistik
2. Penghargaan terhadap pasien
3. Peningkatan kemampuan pasien Kemandirian
4. Pemanfaatan & peningkatan sumber daya yang diperlukan
5. Proses keperawatan
6. Berpusat pada keluarga= FCMC (Family Centered Maternity Care)
7. Caring: Siap dengan klien; Menghargai system nilai; Memenuhi
kebutuhan dasar klien; Penyuluhan/konseling kesehatan.

G.Issue trend pelayanan / asuhan keperawatan maternitas :

ASUHAN KEPERAWATAN PADA MASA


POST PARTUM / NIFAS

Pengertian

 Nifas / puerperium: periode waktu / masa dimana organ-organ


reproduksi kembali ke keadaan sebelum hamil.
• Dimulai setelah kelahiran placenta, berakhir saat alat kandungan
kembali ke keadaan sebelum hamil. Sekitar 6 minggu
• Involusi: proses perubahan organ repro.
• Masa nifas normal: involusi uterus, pengeluaran lokia, pengeluaran
ASI dan perubahan sistem tubuh termasuk keadaan psikologis normal.

Periode nifas, dibagi 3:


1. Immediate puerperium (Segera setelah persalinan sampai 24 jam
setelah persalinan.)
2. Early puerperium (1 hari – 7 hari setelah melahirkan.)
3. Later puerperium (Waktu 1 minggu – 6 minggu setelah melahirkan.)

Perubahan / adaptasi masa nifas :


 Involusi uterus dan pengeluaran lochea.
• Perubahan fisik
• Lactasi
• Perubahan sistem tubuh
• Perubahan psikologis

Perubahan fisik dan fisiologis :

• Uterus
• Lochea
• Serviks
• Vulva dan vagina
• Perineum
• Kembalinya ovulasi dan menstruasi
• Dinding perut dan peritonium
• Laktasi
• Sistem gastrointestinal
• Traktus urinarius
• Sistem kardiovaskuler
• Tanda vital
• Darah
• Berat badan
• Menggigil
• Post partum
• Diaphoresis
• Afterpains

Involusi disebabkan oleh :


• Iskemia : Kontraksi dan retraksi serabut otot uterus yang terjadi terus-
menerus → kompresi pembuluh darah dan anemia setempat.
• Otolisis : Sitoplasma sel yang berlebih akan tercerna sendiri.
• Atrofi : Jaringan yang berproliferasi dengan adanya estrogen jumlah
besar → atrofi karena penghentian estrogen.
Bekas luka plasenta → sembuh dalam 6 minggu

 Perlambatan – disebut sub involusio – gejala :

 Lochea menetap / merah segar


• Penurunan fundus uteri lambat
• Tonus uteri lembek
• Tidak ada perasaan mules.

 Segera setelah persalinan – perlu pengawasan

 Jam I : tiap 15 menit


• Jam II : tiap 30 menit
• Jam III – IV : 2x
• Selanjutnya : tiap 8 jam
Pengeluaran Lokia (Lochea)
Lochea : sekret yang berasal dari kavum uteru dan vagina dalam masa
nifas
Jenis :
• Lochea rubra / lochea kruenta :
Keluar pada hari 1-3
Warna merah, hitam
T.a : darah bercampur sisa-sisa selaput ketuban, sel desidua, sisa verniks
c, lanugo dan mekonium.
• Lochea sanguinolenta :
Keluar hari 3-7
Darah bercampur lendir
• Lochea serosa :
Keluar hari 7-14
Warna kekuningan
• Loceha alba :
Keluar setelah hari 14
Warna putih
Bau lokia agak amis → bau busuk : infeksi
Lokiostasis (lokia tidak lancar keluar)

Perubahan Fisik
Serviks : menutup
• Segera setelah lahir – tangan pemeriksa masih dapat masuk kavum
uteri.
• 2 jam setelah bayi lahir : dapat dimasukkan 2-3 jari
• 1 minggu : masuk 1 jari
• Setelah 1 minggu : serviks menutup.
Vulva dan vagina :
Mula-mula kendor, setelah 3 minggu kembali ke kondisi sebelum hamil
dan rugae vagina mulai muncul, labia lebih menonjol.
Himen – ruptur → karunkulae mirtiformis
Perineum :
Mula-mula kendor karena teregang oleh tekanan kepala bayi yang
bergerak maju saat persalinan. Setelah 5 hari tonus mulai kembali tetapi
tidak sekencang sebelum hamil.
Kembalinya ovulasi dan menstruasi :
• Pada ibu yang menyusui : menstruasi akan terjadi sekitar minggu ke 6-
8 pp.
• Ibu menyusui : 45% menstruasi setelah 12 mg dan akan terjadi
menstruasi anovulatory 1 x atau lebih (80% ibu menyusui) → terjadi
infertilitas.
Dinding perut dan peritonium
Karena regangan menjadi kendor, termasuk ligamen-ligamen – ligamen
rotundum – sehingga kadang-kadang menyebabkan uterus jatuh
kebelakang → perlu latihan untuk mengembalikan tonus, dapat
dilakukan setelah hari II PP.
Payudara – lactasi
Mencapai maturitas penuh selama masa nifas kecuali jika lactasi
disupresi. Payudara → lebih besar, lebih kencang dan mula-mula nyeri
tekan sebagai reaksi terhadap eprubahan status hormonal dan dimulainya
lactasi.
Perubahan-perubahan payudara → lactasi : → hamil
• Proliferasi jaringan – untuk kelenjar-kelenjar dan alveolus mamma,
lemak.
• Pada ductus lactiferus terdapat cairan yang kadang-kadang dapat
dikeluarkan berwarna kuning (colostrum)
• Hipervaskularisasi – terdapat pada permukaan dan bagian dalam
mamma.

Perubahan Sistem Tubuh


Sistem Gastrointestinal :
• Pada awal klien merasa lapar
• Kadang diperlukan waktu 3-4 hari – faat usus N
• Rangsang BAB secara normal terjadi 2-3 hari → karena kemampuan
asupan makanan menurunkan gerakan tubuh berkurang, pengosongan
usus sebelum melahirkan (lavemen), rasa sakit di daerah perineum.
Traktus Urinarius :
Pada 24 jam setelah lahir kadang terjadi kesulitan BAK karena spasme
sfinkter dan edema pada VU karena kompresi antara kepala janin dan os
pubis selama persalinan
Urin dalam jumlah besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam PP →
pengaruh hormon estrogen menurunkan diuresis

Sistem Kardiovaskuler :

 Volume darah kembali ke keadaan tidak hamil


• Jumlah sel darah merah dan kadar Hb kembali normal pada hari ke-5.
• Terjadi penurunan cardiac output dan akan kembali normal dalam 2-
3 minggu.

Perubahan Lain

Tanda Vital :
Suhu :
• Suhu ♀ inpartu tidak lebih 37,2ºC
• PP tidak naik ± 0,5ºC dari keadaan normal tapi tidak lebih dari 38,0ºC
→ infeksi (>).
• Normal setelah 12 jam PP
Nadi :
• Berkisar 60-80 x/mnt. Setera setelah melahirkan dapat terjadi
bradikardi. Masa nifas umumnya nadi lebih dari suhu
• Kadang terjadi hipertensi post partum → hilang setelah 2 bulan.

Berat badan
 Segera setelah melahirkan BB turun 5-6 kg karena pengeluaran
bayi, plasenta, air ketuban.
• Masa nifas dini BB menurun ± 2,5 kg, karena puerpera diuresis.
• 6-8 mg PP BB akan normal
Afterpains (mules setelah persalinan)
• terjadi selama 2-3 hari PP
• karena kontraksi uterus, nyeri bertambah pada saat menyusui.
• Nyeri timbul bila masih terdapat sisa-sisa selaput ketuban, sisa
plasenta atau gumpalan darah dalam kavum uteri.

Perubahan Psikologis

 Karena adanya perubahan hormonal, terkurasnya cadangan fisik


untuk hamil dan melahirkan, keadaan kurang tidur, lingkungan yang
asing, kecemasan akan bayi, suami atau anak yang lain.
• Setelah bayi lahir → masa transisi bayi + orangtua untuk membin
hubungan.
Masa transisi yang harus diperhatikan pada masa PP :
• Phase honeymoon
Phase setelah anak lahir, terjadi intimasi dan kontak yang lama antara
ibu – ayah – anak → “psikis honeymoon” masing-masing saling
memperhatikan anaknya dan menciptakan hubungan yang baru.
• Bonding and Attachment (ikatan kasih)
Terjadi pada kala IV, diadakan kontak antara ibu – ayah – anak dan
tetap dalam ikatan kasih.
Partisipasi suami dalam proses persalinan merupakan salah satu upaya
untuk proses ikatan kasih.
• Phase pada masa nifas
Rubin (1963), mengidentifikasi 3 tahap perilaku ♀ ketika beradaptasi
dengan perannya:
o Phase “Taking In”
o Phase “Taking Hold”
o Phase “Letting Go”

o Phase “Taking In”


Perhatikan ibu tempat terhadap kebutuhan dirinya – minta diperhatikan
–ü pasif dan ketergantungan, tidak ingin kontak dengan bayi tapi
bukan berarti tidak memperhatikan. Menginginkan informasi tentang
bayi, mengenang pengalaman melahirkan.
Berlangsung 1-2 hariü
Bufas perlu istirahat, makan, minum adekuat.ü
o Phase “Taking Hold”
Ibu berusaha mandiri berinisiatif, penyesuaian fungsi tubuh, mulaiü
duduk, jalan, belajar tentang perawatan dirinya dan bayi, timbul rasa
kurang PD.
Berlangsung ± 10 hari.ü
oPhase “Letting Go”
Ibu merasakan bahwa bayinya terpisah dari dirinya, mempunyai peran
danü tanggung jawab baru, terjadi peningkatan dalam perawatan diri
dan bayinya, penyesuaian dalam hubungan keluarga.

Masalah kesehatan jika yang sering dialami pada ibu PP

 Murung pasca melahirkan (post partum blues)


Sering dimanifestasikan pada hari ketiga atau ke 4, memuncak pada
hari ke 5 – 14 PP.
Gejala meliputi : episode menangis, merasa sangat lelah, insomnia,
mudah tersinggung, sulit konsentrasi.
• Depresi pasca melahirkan (post partum depression)
25% dialami ibu PP
Gejala dini pada 3 bulan pertama PP sampai bayi berusia 1 tahun.
Etiologi : belum pasti, penelitian : faktor biologis perubahan hormonal,
faktor psikolgis, faktor sosial seperti tidak mendapat dukungan suami,
hubungan perkawinan tidak harmonis.
• Psikosa pasca melahirkan (post partum psychosis)
Jarang terjadi pada ibu dengan abortus, tubuh bayi dalam kandungan /
lahir.
Gejala terlihat dalam 3-4 minggu setelah melahirkan berupa: delusi,
halusinasi dan perilaku yang tidak wajar.
Penyebab mungkin berhubungan: perubahan tingkat hormonal, stress
psikologis dan fisik, sifat pendukung tidak memadai
H.Temuan tehnologi terbaru terkait dengan keperawatan
maternitas :

1.Biaya perawatan kesehatan

Kebutuhan biaya pengeluaran perawatan terus meningkat. Kebanyakan


negara bagian mempertimbangkan pilihan untuk mengekang
pembayaran Medicaid dengan cara yang sama. Semua pembayaran
swasta menjalankan berbagai cara pembatasan biaya,termasuk
pengaturan perawatan dan insentif khusus untuk konsumen dan pemberi
pelayanan.

2.Alokasi sumber-sumber

Dampak dari sistem pembayaran prospektif KDB terhadap biaya rumah


sakit untuk ibu dan bayi risiko tinggi. Meskipun beberapa negara bagian
telah memodifikasi stuktur pembayaran untuk pelayanan resiko tinggi.

3.Tidak layak atau tidak diasuransikan.

Sistem pemberian perawatan kesehatan saat ini telah mengakibatkan


banyak masyarakat yang terdiri dari individu tidak layak dan tidak
diasuransikan.

4. Pertanggungjawaban masalah

Meningkatkan perhatian terhadap keamanan janin selama proses


persalinan telah meningkatkan penggunaan pemantauan janin invasive
tes diagsnostik bahkan melahirkan secara sesaria. Meskipun kebutuahan
terhadap pelayanan danyang menyediakan meningkat namun krisis
pertanggungjawaban asuransi telah menyebabkan kemerosotan dalam
ketersedian praktisi umum dan spesialis.

5.Kemajuan dalam tehnologi

Kemajuan tehnologi yang kompleks dan penemuan-penemuan ilmiah


telah mengubah lingkup perawatan maternitas.

6.Populasi khusus

Kecenderungan imigrasi untuk tinggal dalam daerah kota khusus dan


keinginan utuk mempertahankan identitas etnik dan budayanya telah
menciptakan banyak klien dan keluarga dengan latar belakang dan
kebutuhan yang berbeda. Masalah yang berhubungan dengan
keperawatan kesehatan pada polulasi ini meliputi hambatan
bahasa,kurangnya pengetahuan atau pemahaman,dan keunikan
keyakinan kesehatan atau pratik-praktik yang mempengaruhi perilaku
yang diambil selama periode prenatal,intranatal,dan postnatal.

7. Partisipasi konsumen

Konsumen mempunyai beberapa harapan untuk persalinan yang lebih


spesifik proses persalinan,dan pengalaman postpartum khusus,seperti
pendekatan yang berpusat pada keluarga dalam proses kelahiran anak
dan pengurangan intervensi medis.
8. Perluasan peran untuk profesional perawatan kesehatan

Kompleksitas tehnologi baru dan pendekatan baru pada perawatan


obstetrik telah menempatkan kebutuhan yang sangat besar pada
kebutuhan perawatan yang diberikan perawat. Pendidikan berkelanjutan
melalui kelas formal, workshop, seminar, dan bacaan profesional adalah
penting.

9. Masalah-masalah moral atau etis

Kemajuan teknologi mengakibatkan terjadinya banyak dilema moral dan


etis kepada perawat obstetrik. Perluasan bidang genetik yang terdiri atas
penelitian, skrining, teknik,dan konseling,menimbulkan masalah
moral,legal,dan etis terhadap individu dan masyarakat.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan
keperawatan profesional yang ditujukan kepada wanita pada masa usia
subur (WUS) berkaitan dengan system reproduksi, kehamilan,
melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai
umur 40 hari, beserta keluarganya, berfokus pada pemenuhan
kebutuhan dasar dalam beradaptasi secara fisik dan psikososial untuk
mencapai kesejahteraan keluarga dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan.

Dalam memberikan asuhan keperawatan diperlukan kebijakan umum


kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi
prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan
jaminan informasi yang diberikan. Perawat memiliki komitmen
menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan kerahasiaan
pasien sesuai kode etik keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai