Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

NILAI – NILAI POKOK DALAM GUILDING PRINCIPLE CB

“KETULUSAN HATI” DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

Disusun Oleh :

Angelia Sekar Ayu Panjawi (202223056)


Marchelina Herlian Eva S (202223080)
Sabina Marlindayanti (202223093)
Sherly Belia Rahmawati (202223094)
Thesalonica Kayla Putri A (202223097)
Veronika Adelia Triwidyasari(202223101)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH

2022 / 2023

1
MAKALAH

NILAI – NILAI POKOK DALAM GUILDING PRINCIPLE CB

“KETULUSAN HATI” DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

Disusun Oleh :

Kelompok 5

Dosen Pengampu :

Sr. Lucilla Suparmi CB

Makalah ini disusun untuk memenuhi penugasan mata kuliah Spritualitas Karya

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH

2022 / 2023

2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih
sayang dan limpahan nikmat yang diberikan kepada kami, sehingga kami dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah mengenai “Nilai-nilai Pokok dalam
Guilding Principle CB” ini dengan baik dan tepat waktu. Ucapan terima kasih juga
kami sampaikan kepada dosen pengampu, yaitu Sr. Lucilla Suparmi CB yang telah
memberikan materi serta tugas dan membimbing pengerjaan makalah ini. Tidak
lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut
serta memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini disusun
oleh kelompok 5 untuk memenuhi tugas kuliah pada mata kuliah spritualitas karya,
tentunya laporan ini tidak bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari
berbagai pihak.

Kami sebagai penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini


banyak kekurangan. Dengan demikian, kritik dan saran sangat berguna bagi penulis
dalam penyusunan makalah selanjutnya, kami juga memohon maaf dan diharapkan
kepada pembaca sekalian untuk dapat mengambil wawasan yang bermanfaat dari
makalah ini.

Yogyakarta,06 Desember 2023

Kelompok 5

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 3


DAFTAR ISI ....................................................................................................... 4
BAB I .................................................................................................................. 5
PENDAHULUAN ............................................................................................... 5
1.1. Latar belakang ....................................................................................... 5
1.2. Rumusan masalah .................................................................................. 6
1.3. Tujuan ................................................................................................... 6
BAB II ................................................................................................................. 7
PEMBAHASAN .................................................................................................. 7
2.1. Pengertian Guilding Principle CB.............................................................. 7
2.2. Pengertian Ketulusan Hati ......................................................................... 7
2.3. Penerapan Ketulusan Hati dari GPCB ........................................................ 8
2.4. Dampak Penerapan Ketulusan Hati pada Praktik Keperawatan .................. 9
2.5. Upaya Pokok Menghayati Ketulusan Hati .................................................. 9
2.6. Landasan Dokumenter 8 Unsur Pokok Spritualitas CB ............................ 10
BAB III.............................................................................................................. 11
PENUTUP ......................................................................................................... 11
3.1. Kesimpulan ............................................................................................. 11
3.2. Saran ....................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 12

4
BAB I

PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
GPCB adalah nilai-nilai terpenting yang diambil dari spiritualitas
bunda Elizabeth. GPCB adalah dasar kerja layanan kesehatan dan
pendidikan perawatan kesehatan di bawah naungan CB. GPCB menjadi
inspirasi, bimbingan, arahan dan motivasi bagi semua yang terlibat
dalam mengabdi bersama suster CB.
Kompetensi inti/core competencies pelayanan kesehatan adalah:
Iman yang dalam. Cinta kasih tanpa syarat dan berbelarasa, enghormati
kehidupan manusia dan martabat manusia,berpihak pada masyarakat
miskin, tersingkirkan, menderita dan berkesesakan,ketulusan
hati,kerelaan berkorban demi sesama yang dilayani, ketangguhan dan
ketegaran dalam menghadapi tantangan dan makna penderitaan.
Elemen dasar yang dirumuskan dalam dokumen ini dimaksudkan
memberikan prinsip-prinsip panduan bagi para profesional kesehatan
yang penuh dengan spiritualitas CB atau dikenal dengan GPCB.
Sumber GPCB dari spiritualitas Bunda Elizabeth dengan semangatnya
disatukan dengan St. Carolus Borromeus dan dirumusakan dalam the
caring brand.
Semangat Bunda Elizabeth untuk bekerja di Rumah Sakit
Calvarieberg menjadi contoh bagi para pengikutnya. Cinta kasih sayang
dan menghormati martabat manusia terhadap penderitanya menjadi
jiwa yang harus dihidupi dalam pelayanan bersama Suster CB.
Bagaimana memandang pasien sebagai tubuh kristus yang menderita
misalnya bunda Elizabeth yang simpati kepada para penderita dilayani
dengan tulus. Pengabdian Bunda Elizabeth berasal dari pengalaman
kasih kristus yang tersalib yang membakar hati bunda Elizabeth untuk
membalas kasih Tuhan dengan hatinya sendiri yang membara dan
mewujudkan sebagai pengabdian yang tulus kepada sesama.

5
1.2.Rumusan masalah
1.2.1. Apa yang dimaksud dengan GPCB?
1.2.2. Apa yang dimaksud ketulusan hati dalam GPCB?
1.2.3. Apa saja contoh penerapan Ketulusan Hati dari GPCB?
1.2.4. Bagaimana dampak dari penerapan ketulusan hati pada praktek
keperawatan?
1.2.5. Apa upaya pokok demi perwujudan Spritualitas CB dalam Praktik
Keperawatan?
1.2.6. Landasan dokumenter delapan unsur pokok Spritualitas CB?

1.3.Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan GPCB
1.3.2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan ketulusan hati dalam GPCB
1.3.3. Untuk mengetahui apa saja contoh penerapan dari ketulusan hati dari GPCB
1.3.4. Untuk mengetahui dampak dari penerapan ketulusan hati pada praktik
keperawatan
1.3.5. Untuk mengetahui upaya pokok demi perwujudan Spritualitas CB dalam
Praktik Keperawatan
1.3.6. Untuk mengetahui landasan dokumenter delapan unsur pokok Spritualitas
CB

6
BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Guilding Principle CB
GPCB merupakan sumber dari spiritualitas bunda Elisabeth yang disatukan
dengan semangat Santo Carolus Borromeus yang menjiwai roh pelayanan dan juga
merupakan prinsip dari panduan dalam karya kesehatan yang dikelola oleh para
suster-suster Kongregasi Cinta Kasih Carolus Borromeus (suster CB). Oleh karena
itu, GPCB telah menjadi inspirasi, panduan, menjadi penentu arah gerak dan
motivator bagi siapapun yang telah terlibat di dalam pelayanan bersama suster CB.
Dalam guiding principles spiritualitas CB pelayanan kesehatan (GPCB) memiliki
beberapa unsur-unsur di antaranya : Iman yang dalam; Cinta kasih tanpa syarat dan
berbelarasa; hormat terhadap hidup dan martabat manusia; keberpihakan pada yang
miskin, tersisih, berkeseseakan hidup dan menderita karena ketidakadilan;
ketulusan hati; kerelaan berkorban demi sesama yang dilayani; ketangguhan dan
ketegaran dalam menanggapi tantangan jaman; dan makna penderitaan.

GPCB merupakan pelayanan kesehatan yang memiliki nilai-nilai institusi,


dari nilai-nilai itulah yang akan menjadi arah dan dasar di dalam penentuan
kebijakan, atau kegiatan operasional serta menjadi pengembangan karya kesehatan,
sehingga nilai yang terkandung didalamnya bisa dihidupi dan dapat diwujudkan
dalam pelayanan yang sangat penting. Tujuan dari pelayanan kesehatan ini untuk
keselamatan sesama yang menderita. GPCB juga memiliki nilai-nilai ICARE antara
lain : Integrity, Compassion, Assurance, Respect, Embrace Innovation. Dengan
adanya nilai dari ICARE ini kita di harapkan untuk ikut serta merasakan segala
yang diderita oleh orang lain dan seolah-olah kita ini sedang berada di posisi orang
tersebut. Selain itu, kisah dari Bunda Elizabeth juga menjadi pengabdian dan
pengobaran hati untuk membalas kasih Tuhan dengan hati yang bernyala nyala
dalam mewujudkan ketulusan kepada sesama.

2.2. Pengertian Ketulusan Hati


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahwa kata “Tulus” memiliki arti:
“ikhlas dan sungguh sungguh, bersih hatinya (terbit dari hatinya yang jujur), tidak

7
berpura pura dan tidak serong. Dengan kata lain bahwa ketulusan memiliki makna
tentang kesungguhan, tentang kebersihan hati dan kejujuran. Ketulusan hati adalah
sikap terpuji yang peduli tanpa pamrih terhadap orang lain. Dengan kata lain,
ketulusan adalah sikap tidak pernah mengharapkan imbalan apa pun dari orang lain
atas perbuatan baik yang telah kita lakukan. Ketulusan biasanya muncul dari lubuk
hati sebagai wujud nyata kebaikan hati. Orang yang tulus akan selalu menerima
balasan dari orang lain sepahit apapun. Suatu perbuatan tulus yang dilakukan oleh
seseorang terhadap orang lain apabila dilakukan dengan tulus makan akan
menerima kebaikan akan merasa bahagia karena yakin bahwa dirinya tidak akan
tertipu atau dibohongi karena perbuatan baik orang lain. Orang yang tulus hatinya
selalu membantu orang lain dengan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan apa
pun.(Widodo, 2023)

Ketulusan hati menurut GPCB adalah mengabdi tuhan secara tulus ikhlas dan
sempurna yang memiliki prinsip didasari oleh keyakinan akan cinta kasih tuhan tak
bersyarat dan belarasa. Sikap tulus hati dapat melayani dan menolong tanpa
membeda bedakan suku, agama, golongan, status sosial dan ekonomi. dengan
adanya ketulusan hati kita mengutamakan pengabdian dan pelayanan Tuhan
dimuliakan dan sesama diselamatkan.( Tujuan Kongregesi.Konstitusi,hlm 7).

2.3. Penerapan Ketulusan Hati dari GPCB


2.3.1. Menerapkan konsep, teori serta prinsip dalam keilmuan yang terkait
dengan asuhan medik dan asuhan keperawatan dengan menggunakn
pedoman pada alkitab dan hadist.
2.3.2. Mempertanggung jawabkan segala tindakan berdasarkan bukti (I-
Care).
2.3.3. Berperilaku jujur, ikhlas serta tanggung jawab dalam memberikan
pertolongan secara individu, keluarga, kelompok maupun
Masyarakat.(ABADIE et al., 2018)
2.3.4. Ketulusan hati saat melayani dapat dilihat dari mimik wajah, maka
dari itu ketika kita memberikan pelayanan tunjukan wajah yang
tulus, ramah, dan rileks.

8
2.3.5. Mampu bekerja sama dengan tenaga medis lainnya dalam
melakukan penyelesaian masalah kesehatan pada asuhan medik dan
asuhan keperawatan.
2.3.6. Merawat klien tanpa membedakan latar belakang klien berdasarkan
suku,agama,ras Pendidikan dan kekayaan.
2.3.7. Sikap terbuka dan ramah terhadap klien dimanapun perawat berada
2.3.8. Berani menanggung resiko demi keselamatan pasien

2.4. Dampak Penerapan Ketulusan Hati pada Praktik Keperawatan


2.4.1. Dapat membuahkan sikap terbuka, gembira, ramah dan sederhana
serta berani menanggung resiko demi keselamatan yang kita layani
2.4.2. Dapat melayani tanpa membeda-bedakan kan suku agama,
golongan, agama, warna kulit, latar belakang, pendidikan, status
ekonomi, sosial
2.4.3. Dapat melakukan pengabdian dan pelayanan dimana Tuhan dapat
dimuliakan dan diselamatkan
2.4.4. Dapat membuat pasien lebih percaya dengan adanya perawat selain
itu dapat membuat pasien lebih tenang
2.4.5. Dapat meningkatkan rasa percaya perawat dengan pasien(Astarini et
al., 2020)

2.5. Upaya Pokok Menghayati Ketulusan Hati


2.5.1. Melaksanakan pelayanan dengan semangat kegembiraan,
kesederhanaan, keramahan, serta keterbukaan.
2.5.2. Menciptakan kebersamaan dan suasana persaudaraan kristiani yang
bersifat tulus, saling mendungung, dan saling mempercayai.
2.5.3. Mengupayakan agar bisa meningkatkan bertumbuhnya semangat
pengabdian dalam pelayanan (melayani dalam kesetiaan dan penuh
tanggung jawab).

9
2.6. Landasan Dokumenter 8 Unsur Pokok Spritualitas CB
2.6.1. “…jika sekiranya berkenan kepaa Tuhan, aku mohon agar tetap
disini, dikota Maastricht ini, didirikan sebuah biara, dimana Tuhan
akan diabdikan secara tulus hati, … aku tidak usah mengambil
bagian didalamnya, asal ada orang yang mau mengabdi Tuhan
secara Ikhlas dan sempurna” (EG.5)
2.6.2. “Hanya Tuhan yang tahu betapa seringnya aku berdoa untuk jiwa
yang malang ini dan betapa seringnya aku menyerahkan dia kepada
Bapa Surgawi, di dalam luka-luka suci yang sudah diderita Yesus”
(EG.28)
2.6.3. “… dan demi cinta dari Yesus aku rela diomong-omongkan serta
dikoyak-koyak oleh kebencian, igiling laksana gandum asalkan aku
dapat menghibur dan dapat menolong para penderita yang malang
itu,…” (EG.117)
2.6.4. “… Menurut pendapatku… memikul penderitaan itu dan diam, serta
menyerahkan semuanya di tangan Tuhan yang Maha baik, berdoa
memohon kesabaran, sering memandang salib,…” (EG.156)
2.6.5. “Tidak ada seorang pun yang memikirkan aku, apalagi ingat akan
maksudku… semuanya demi cinta Allah…” (EG.115)
2.6.6. “… memang jika Allah berbicara dalam hati, maka yang terdengar
pasti bahasa cinta…” (EG.91)

10
BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan
GPCB merupakan prinsip panduan dalam karya kesehatan yang dikelola
oleh Suster Kongregasi Cinta Kasih Carolus Borromeus (Suster CB). Didalam
guiding principle CB Pelayanan Kesehatan (GPCB) ini memiliki beberapa unsur-
unsur diantaranya : Iman yang dalam, Cinta kasih tanpa syarat dan berbelarasa,
Hormat terhadap hidup dan martabat manusia, Keberpihakan pada yang miskin
tersisi berkesesakan hidup dan menderita karena ketidakadilan, Ketulusan hati,
Kerelaan berkorban demi sesama yang dilayani, Ketangguhan dan ketegaran dalam
menanggapi tantangan zaman, dan Makna penderitaan.

Ketulusan hati Pada GPCB merupakan cinta Tuhan yang memampukan kita
untuk diutus dan bersedia melayani dengan tulus hati. Prinsip tersebut didasari oleh
keyakinan akan cinta kasih Tuhan tak bersyarat dan berbelarasa. Prinsip dasar yang
sama juga menjiwai hidup dan karya kita. Ketulusan hati ini membuahkan sikap
terbuka, gembira, ramah, dan sederhana serta berani menaggung resiko demi
keselamatan yang kita layani. Sikap ketulusan hati tersebut juga tercermin dalam
melayani tanpa membeda-bedakan suku, agama, golongan, warna kulit, latar
belakang, pendidikan, status ekonomi dan social. Dengan semangat ketulusan hati,
kita lebih mengutamakan pengabdian dan pelayanan di mana Tuhan dimuliakan dan
sesama di selamatkan. Dari hal tersebut kita dapat memberikan pelayanan
kesehatan kepada pasien dengan mendasari nilai “ketulusan hati” dengan
menerapkan konsep, teori, dan prinsip.

3.2. Saran
Makalah ini diharapkan untuk para pembaca dapat menambah pengetahuan
tentang pemahaman nilai “Ketulusan Hati” pada GPCB dalam memberikan praktik
keperawatan, serta dapat diterapkan dalam pelayanan kesehatan atau keperawatan.
Dengan dibuatnya makalah ini, diharapkan untuk para pembaca dapat memahami
konsep, teori, dan prinsip yang mendasari nilai “Ketulusan Hati” pada GPCB.

11
DAFTAR PUSTAKA
Elisabeth, G. (1987). Elisabeth Gruyters, Pendiri Tarekat Suster-Suster Cinta kasih
Santo Carolus Borromeus : Kisah yang Ditulisnya Sendiri. Yogyakarta : Kanisius.

Michel, Thomas. (2001). Pokok-Pokok Iman Kristiani. Yogyakarta: Universitas


Sanata Dharma

ABADIE, A., ANGRIST, J., & IMBENS, G. (2018). Pelayanan Kesehatan dengan
Spritualitas.

Astarini, M. I. A., Lilyana, M. . A., & Prabasari, N. A. (2020). Nurse’s Perspective


on Caring in Caring for Cancer Patients Undergoing Chemotherapy. Jkep,
5(2), 171–184.

Widodo, A. (2023). Makna Keadilan Tuhan Bagi Orang Yang Tulus Hati :
Berdasarkan Kitab Mazmur 41. Kaluteros Jurnal Teologi Dan Pendidikan
Agama Kristen, 5(1), 1–6. https://doi.org/10.60146/kaluteros.v5i1.57

12

Anda mungkin juga menyukai