Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Guiding Principle CB (GPCB): “Menggali Keyakinan
Dan Nilai-Nilai Yang Dimiliki Untuk Memahami Makna Sakit Dan Penderitaan” ini guna
memenuhi tugas Spiritualitas Karya. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Sr. Therese Maura Hardjanti, CB., MSN selaku dosen pengampu Spiritualitas Karya
yang memberikan kesempatan untuk menulis makalah ini dan senantiasa memberikan
bimbingan kepada penulis.
Penulisan makalah ini dilakukan dalam rangka untuk mengetahui dan menambah ilmu
pengetahuan tentang nilai-nilai pokok dalam Guiding Principle CB berdasarkan kehidupan
sehari-hari dalam praktik keperawatan. Penulis masih merasakan banyak kekurangan dalam
penulisan ini. Oleh karena itu, penulis berharap adanya kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam situasi seperti ini,perawat yang memiliki nilai iman yang dalam akan
kompak
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian iman
C. Tujuan
CB” diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa untuk dapat memahami berbagai upaya
dan contoh konkret perwujudan nilai dalam kehidupan sehari-hari terutama di bidang
Kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian
Iman yang benar adalah iman yang nyata dalam melakukan hal-hal yang baik
daripada hanya sekedar perkataan tanpa tindakan. Yakobus menegaskan dalam
suratnya bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati. Kehidupan mereka yang
menyebut diri mereka orang percaya akan menunjukkan iman yang benar. Karena
perbuatan adalah hasil sampingan dari iman yang sejati, ada dua hal antara iman dan
perbuatan yang tidak dapat dipisahkan. Iman yang benar adalah iman yang nyata dalam
melakukan hal-hal yang baik daripada hanya sekedar perkataan tanpa tindakan. Yakobus
menegaskan dalam suratnya bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati. Kehidupan
mereka yang menyebut diri mereka orang percaya akan menunjukkan iman yang benar.
Karena perbuatan adalah hasil sampingan dari iman yang sejati, ada dua hal antara iman
dan perbuatan yang tidak dapat dipisahkan. Keimanan sangatlah penting dalam
kehidupan, Karena iman memberi seseorang perspektif tentang kehidupan, ia
bagaimanapun juga dituntun ke jalan sempit agama (shirat al-mustaqim).
Dalam spiritual CB, Bersama Bunda Elisabeth Gruyters, hati kita tersentuh oleh
penderitaan dan kesesakan hidup dari banyak orang. Dengan digerakkan oleh keinginan
‘Buatlah aku cakap dalam pengabaianMu’, kita mewujudkan Pengabdian kepada Allah
berlandaskan pada delapan unsur pokok yang menjadi prinsip panduan dalam pelayanan
Kesehatan. Unsur-unsur pokok tersebut adalah sebagai berikut :
Dari 8 unsur-unsur pokok tersebut, salah satu nya Iman yang dalam, kita percaya
bahwa Allah menghendaki agar semua orang mengalami kehidupan secara utuh-penuh/
holistik (bdk. Yoh 10:10a). Agar kehendak-Nya ini dapat terwujud, Allah selalu hadir dan
melibatkan diri dalam kehidupan kita. Kepercayaan yang sangat mendasar akan campur
tangan Allah dalam kehidupan manusia, merupakan ungkapan Iman yang kuat dan dalam.
Hal ini telah dihayati oleh Bunda Elizabeth yang tercermin dalam ungkapan “Kini di
dalam diriku tinggal kepercayaan kuat pada Penyelenggaraan Illahi” (EG. 23).
Ungkapan ini menyadarkan kita bahwa pada akhirnya manusia hanya dapat bersandar
pada kekuatan Allah. Iman semacam ini hendaknya menjadi dasar kekuatan dan harapan
dalam menjalankan pelayanan kesehatan.
Berdasarkan kepercayaan itu, kita memiliki daya juang dan pantang menyerah untuk
menghadapi kesulitan apapun; artinya kita senantiasa optimis dan berpengharapan dalam
melayani Kesehatan masyarakat, dan dipersatukan dengan kebijakan Gereja setempat.
Iman yang dalam juga ditunjukkan dalam kemauan dan kemampuan kita untuk menerima
realitas apa adanya. Komunitas Pelayanan Kesehatan berperan aktif dalam mengupayakan
berkembangnya iman yang kuat dan dalam sesuai dengan kekhasan pelayanan kita.
Tugas perutusan, professionalisme, Kharisma, visi dan misi saling bertemu dalam
keterpaduan pelayanan nyata. Kita wujudkan pelayanan itu sebagai peran serta aktif dalam
karya Allah yang menyelamatkan manusia. Keterlibatan karya Kesehatan dalam perspektif
karya Allah I dilaksanakan dalam kerangka memelihara, membela dan meningkatkan mutu
kehidupan. Demikianlah kita menjunjung tinggi kehidupan sebagai anugerah Allah, juga
dititik yang paling kritis pada mereka yang sakit, lemah dan menderita. Komitmen kita
untuk menghidupi delapan unsur pokok diharapkan Nampak perwujudannya sebagai
berikut :
3) “… alangkah Giliranku bahwa tidak ada uang, sebab harta kekayaan yang
aku andalkan di untuk memuji karya ini hanyalah penyelenggaraan Ilahi.
Seluruh Harapanku berdasarkan ayat pertama “Credo: …”aku percaya
akan Allah yang mahakuasa” (EG. 23).
10) “Aku memuji Tuhan dan bersyukur kepadanya karena aku menderita
sedikit demi cinta kepada Yesus Kristus” (EG. 100)
11) “Karena percaya akan cinta Allah yang Berbelas kasih… Kita akan
berdoa Bersama dengan orang yang dalam kesepian, sakit keras atau
dalam sakaratul maut” (Konst)
D. Contoh konkret dari nilai Iman yang dalam
Guiding principle Carolus Boromeus adalah tentang keimanan yang dalam dalam
praktik keperawatan. Salah satu contoh konkret dari nilai iman yang dalam dalam praktik
keperawatan adalah ketika seorang perawat menghadapi situasi yang sangat sulit, seperti
merawat pasien dengan penyakit terminal atau menghadapi kegagalan dalam upaya
menyelamatkan nyawa pasien.
Dalam situasi-situasi seperti ini, perawat yang memiliki nilai iman yang dalam
mungkin akan menunjukkan beberapa perilaku dan sikap sebagai contoh konkret dari
prinsip ini:
1. Empati dan Kehadiran: Perawat yang memiliki nilai iman yang dalam akan tetap
hadir secara emosional dan memberikan dukungan yang tak tergantikan kepada
pasien dan keluarganya. Mereka akan mendengarkan dengan sabar, mengerti rasa
takut dan kecemasan pasien, dan mencoba untuk meringankan penderitaan mereka
sebaik mungkin.
2. Etika Profesional: Nilai iman yang dalam dapat mendorong perawat untuk tetap
berpegang pada etika profesional yang tinggi, termasuk menghormati hak-hak
pasien, menjaga privasi mereka, dan memberikan perawatan yang berfokus pada
kesejahteraan pasien.
3. Keberanian dan Keteguhan: Perawat yang memiliki nilai iman yang dalam
mungkin akan menunjukkan keberanian dalam menghadapi situasi yang sulit.
Mereka akan tetap berkomitmen untuk memberikan perawatan yang terbaik
meskipun menghadapi kegagalan atau situasi yang penuh tantangan.
4. Doa dan Dukungan Spiritual: Nilai iman yang dalam dapat menginspirasi perawat
untuk menawarkan dukungan spiritual kepada pasien dan keluarganya sesuai
dengan keyakinan dan kepercayaan mereka. Ini bisa berarti berdoa bersama pasien
atau memberikan dukungan dalam ritual atau praktik spiritual mereka.
5. Kerja Sama Tim: Perawat yang memiliki nilai iman yang dalam mungkin akan
berkontribusi positif dalam tim perawatan. Mereka akan bekerja sama dengan tim
medis dan berkolaborasi dengan baik untuk mencapai hasil terbaik bagi pasien.
Contoh ini menunjukkan bagaimana nilai iman yang dalam, seperti yang
diinspirasi oleh prinsip-prinsip Carolus Boromeus, dapat memengaruhi praktek
keperawatan dalam kehidupan nyata, terutama dalam situasi-situasi yang menguji
keterampilan, etika, dan emosi perawat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Iman yang benar adalah iman yang nyata dalam melakukan hal-hal yang baik
daripada hanya sekedar perkataan tanpa tindakan. Yakobus menegaskan dalam
suratnya bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati. Kehidupan mereka yang
menyebut diri mereka orang percaya akan menunjukkan iman yang benar. Karena
perbuatan adalah hasil sampingan dari iman yang sejati, ada dua hal antara iman dan
perbuatan yang tidak dapat dipisahkan. Iman yang benar adalah iman yang nyata dalam
melakukan hal-hal yang baik daripada hanya sekedar perkataan tanpa tindakan. Yakobus
menegaskan dalam suratnya bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati. Kehidupan
mereka yang menyebut diri mereka orang percaya akan menunjukkan iman yang benar.
Karena perbuatan adalah hasil sampingan dari iman yang sejati, ada dua hal antara iman
dan perbuatan yang tidak dapat dipisahkan. Keimanan sangatlah penting dalam
kehidupan, Karena iman memberi seseorang perspektif tentang kehidupan, ia
bagaimanapun juga dituntun ke jalan sempit agama (shirat al-mustaqim).
Keimanan yang mendalam merupakan salah satu dari nilai-nilai pokok