Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MENGGALI KEYAKINAN DAN NILAI-NILAI GUIDING PRICIPLE CAROLUS


BOROMEUS YANG DIMILIKI UNTUK MEMAHAMI MAKNA IMAN YANG
DALAM

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Spiritualitas Karya


Dosen Koordinator Sr. Therese Maura Hardjanti, CB., MSN

Disusun oleh Kelompok 1:


Deni Awaludin Saleh ( NIM : 40120123013K )
Edwin Maulana ( NIM :
Iis Adiningsih ( NIM :
Nurlela Tambunan (NIM :
Riski Yani ( NIM :
Septin Suliyaninya ( NIM:
Sri Ratnasih ( NIM :
Syinta Pitriyani ( NIM :
Widarsih Antarini ( NIM : 40120123014K )

PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN


UNIVERSITAS SANTO BORROMEUS
PADALARANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Guiding Principle CB (GPCB): “Menggali Keyakinan
Dan Nilai-Nilai Yang Dimiliki Untuk Memahami Makna Sakit Dan Penderitaan” ini guna
memenuhi tugas Spiritualitas Karya. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Sr. Therese Maura Hardjanti, CB., MSN selaku dosen pengampu Spiritualitas Karya
yang memberikan kesempatan untuk menulis makalah ini dan senantiasa memberikan
bimbingan kepada penulis.

2. Keluarga yang senantiasa memberikan dukungan, motivasi, dan teman-teman yang


senantiasa memberikan bantuan, ide, dan saran dalam penulisan makalah ini.

Penulisan makalah ini dilakukan dalam rangka untuk mengetahui dan menambah ilmu
pengetahuan tentang nilai-nilai pokok dalam Guiding Principle CB berdasarkan kehidupan
sehari-hari dalam praktik keperawatan. Penulis masih merasakan banyak kekurangan dalam
penulisan ini. Oleh karena itu, penulis berharap adanya kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Padalarang, September 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keimanan yang mendalam merupakan salah satu dari nilai-nilai pokok

“Guiding Principle Carolus Boromeus Spirituality”.Nilai ini mencangkup beberapa

aspek penting yang menjadi landasan dalam praktik sehari-hari,terutama dalam

pelayanan kita meolong orang yang sedang lemah,sakit,dan menderita.

Dalam situasi seperti ini,perawat yang memiliki nilai iman yang dalam akan

menunjukkan beberapa perilaku dan sikap empati,memiliki keteguhan dan

keberanian,memegang etika profesi,dan mampu bekerjasama dengan tim yang

kompak

Contoh ini menunjukkan bagaimana nilai iman yang dalam,seperti yang di

inspirasi oleh prinsip Carolus Boromeus,yang dapat mempengaruhi praktek

keperawatan dalam kehidupan nyata,terutama dalam situasi – situasi yang menguji

ketrampilan,etika,dan emosi perawat.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian iman

2. Upaya Pokok Demi Perwujudan Spiritualitas Cb Dalam Pelayanan Kesehatan

3. Landasan Dokumenter Delapan Unsur Pokok Spiritualitas CB


4. Bagaimana contoh konkret perwujudan nilai pokok GPCB ke-1

C. Tujuan

1. Untuk menguraikan apa itu nilai pokok GPCB ke-1

2. Untuk mendeskripsikan upaya mewujudkan nilai pokok GPCB ke-1

3. Untuk menguraikan apa saja perwujudan nilai pokok GPCB ke-1


D. Manfaat

Pembuatan makalah Spititualitas Karya CB yang berjudul “Aktualisasi Dan

Perwujudan dari ke 8 (delapan) Nilai-Nilai-Nilai Pokok dalam Guiding Principle

CB” diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa untuk dapat memahami berbagai upaya

dan contoh konkret perwujudan nilai dalam kehidupan sehari-hari terutama di bidang

Kesehatan.
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian

Iman menurut bahasa merupakan kepercayaan, keyakinan, ketetapan, hati atau


keteguhan hati. Percaya dalam Bahasa Indonesia artinya meyakini atau yakin bahwa
sesuatu (yang di percaya) itu memang benar atau nyata adanya.

Iman yang benar adalah iman yang nyata dalam melakukan hal-hal yang baik
daripada hanya sekedar perkataan tanpa tindakan. Yakobus menegaskan dalam
suratnya bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati. Kehidupan mereka yang
menyebut diri mereka orang percaya akan menunjukkan iman yang benar. Karena
perbuatan adalah hasil sampingan dari iman yang sejati, ada dua hal antara iman dan
perbuatan yang tidak dapat dipisahkan. Iman yang benar adalah iman yang nyata dalam
melakukan hal-hal yang baik daripada hanya sekedar perkataan tanpa tindakan. Yakobus
menegaskan dalam suratnya bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati. Kehidupan
mereka yang menyebut diri mereka orang percaya akan menunjukkan iman yang benar.
Karena perbuatan adalah hasil sampingan dari iman yang sejati, ada dua hal antara iman
dan perbuatan yang tidak dapat dipisahkan. Keimanan sangatlah penting dalam
kehidupan, Karena iman memberi seseorang perspektif tentang kehidupan, ia
bagaimanapun juga dituntun ke jalan sempit agama (shirat al-mustaqim).
Dalam spiritual CB, Bersama Bunda Elisabeth Gruyters, hati kita tersentuh oleh
penderitaan dan kesesakan hidup dari banyak orang. Dengan digerakkan oleh keinginan
‘Buatlah aku cakap dalam pengabaianMu’, kita mewujudkan Pengabdian kepada Allah
berlandaskan pada delapan unsur pokok yang menjadi prinsip panduan dalam pelayanan
Kesehatan. Unsur-unsur pokok tersebut adalah sebagai berikut :

1. Iman yang dalam.


2. Cinta kasih tanpa syarat dan berbelarasa.
3. Hormat terhadap hidup dan martabat manusia.
4. Keberpihakan pada yang miskin, tersisih, berkesesakan hidup dan menderita karena
ketidak-adilan.
5. Ketulusan hati.
6. Kerelaan berkorban demi sesame yang dilayani.
7. Ketangguhan dan ketegaran dalam menanggapi tantangan zaman.
8. Makna penderitaan.

Dari 8 unsur-unsur pokok tersebut, salah satu nya Iman yang dalam, kita percaya
bahwa Allah menghendaki agar semua orang mengalami kehidupan secara utuh-penuh/
holistik (bdk. Yoh 10:10a). Agar kehendak-Nya ini dapat terwujud, Allah selalu hadir dan
melibatkan diri dalam kehidupan kita. Kepercayaan yang sangat mendasar akan campur
tangan Allah dalam kehidupan manusia, merupakan ungkapan Iman yang kuat dan dalam.
Hal ini telah dihayati oleh Bunda Elizabeth yang tercermin dalam ungkapan “Kini di
dalam diriku tinggal kepercayaan kuat pada Penyelenggaraan Illahi” (EG. 23).
Ungkapan ini menyadarkan kita bahwa pada akhirnya manusia hanya dapat bersandar
pada kekuatan Allah. Iman semacam ini hendaknya menjadi dasar kekuatan dan harapan
dalam menjalankan pelayanan kesehatan.

Berdasarkan kepercayaan itu, kita memiliki daya juang dan pantang menyerah untuk
menghadapi kesulitan apapun; artinya kita senantiasa optimis dan berpengharapan dalam
melayani Kesehatan masyarakat, dan dipersatukan dengan kebijakan Gereja setempat.
Iman yang dalam juga ditunjukkan dalam kemauan dan kemampuan kita untuk menerima
realitas apa adanya. Komunitas Pelayanan Kesehatan berperan aktif dalam mengupayakan
berkembangnya iman yang kuat dan dalam sesuai dengan kekhasan pelayanan kita.

B. Upaya Pokok Demi Perwujudan Spiritualitas Cb Dalam Pelayanan Kesehatan.

Tugas perutusan, professionalisme, Kharisma, visi dan misi saling bertemu dalam
keterpaduan pelayanan nyata. Kita wujudkan pelayanan itu sebagai peran serta aktif dalam
karya Allah yang menyelamatkan manusia. Keterlibatan karya Kesehatan dalam perspektif
karya Allah I dilaksanakan dalam kerangka memelihara, membela dan meningkatkan mutu
kehidupan. Demikianlah kita menjunjung tinggi kehidupan sebagai anugerah Allah, juga
dititik yang paling kritis pada mereka yang sakit, lemah dan menderita. Komitmen kita
untuk menghidupi delapan unsur pokok diharapkan Nampak perwujudannya sebagai
berikut :

a. Mengembangkan sikap penuh syukur dan harapan.


b. Mewujudkan sikap kerendahan hati dan menyadari kita hanyalah alat di tangan
Tuhan.
c. Mengembangkan semua talenta yang ada untuk karya pelayanan kesehatan
d. Menciptakan semangat rekonsiliasi: damai dengan diri sendiri, sesama dan Tuhan
e. Memfasilitasi pelayanan pastoral yang efektif sesuai dengan kebijakan Gereja
setempat
f. Menciptakan pelayanan yang memperhatikan keseimbangan antara kemajuan
teknologi dan kepercayaan pada penyelenggaraan Tuhan
g. Mewujudkan kemampuan untuk memaknai penderitaan sakit dan kematian.

C. Landasan Dokumenter Delapan Unsur Pokok Spiritualitas CB


1. Iman yang dalam
a. Landasan Biblis
1) “ Iman menyembuhkan orang menderita sakit” (IIRaj5;1-27;Lk.8;40-56)
2) “ Bagi Allah segala sesuatu mungkin” ( Mat 19 : 26)
3) “ Iman mendorong kita untuk mencari penyembuhan bagi orang yang sakit
“ ( Lk 5:17-25)
4) “ Berdoa dengan penuh kepercayaan “ ( Lk 11: 1-13)
5) “…. Bebahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya” ( Yoh
20:29)
6) “ Iman tanpa perbuatan adalah mati” (Yak 2: 14-26)
b. Megisterium Gereja
1) Kepada Allah yang menyampaikan wahyu, manusia wajib menyatakan
ketaatan iman ( bdk. Rm 16: 26Lih. Demikianlah manusia dengan beban
menyerahkan diri Seutuhnya kepada Allah, dengan mempersembahkan kepatuhan
akal budi serta kehendak yang sepenuhnya kepada Allah yang mewahyukan
melalui kurnia-kurnianya. “(Dei Verbum.art. 5).
2) 2) Di sepanjang sejarah banyak orang… Di siti unsur pertama dan hakiki ialah
ikatan kudus kemurnian demi kerajaan Surga” (Anjuran apostolik : Vita
Concerata.art 14, al.2)
3) “ Menghadapi misteri kematian kita tidak berdaya kepastian-kepastian manusiawi
goyah. Tetapi justru menghadapi sekritis inilah Iman Kristiani… Menjadi sumber
keheningan dan damai… apa yang nampaknya tanpa arti menjadi penuh arti dan
bernilai. Bila “saat kritis” itu berlangsung dalam hidup manusia, pada saat yang
amay menentukan bagai eksistensinya, kesaksian para -para pelayan Kesehatan
akan iman dan harapan merdeka akan kristus mempunyaicperanan yang
menentukan” (Piagam Bagi Pelayan Kesehatan, art 118)
c. Dokumen Kongregasi CB

1) “ Bagiku ini merupakan suatu tanda untuk lebih menaruhkan


pengharapanku kepada Tuhan dan percaya akan jawaban
surgawi…”(EG.9)

2) “… aku menyerahkan semuanya kepada Tuhan dan bertakwa kepada


kehendaknya-Nya yang kudus” (EG. 12)

3) “… alangkah Giliranku bahwa tidak ada uang, sebab harta kekayaan yang
aku andalkan di untuk memuji karya ini hanyalah penyelenggaraan Ilahi.
Seluruh Harapanku berdasarkan ayat pertama “Credo: …”aku percaya
akan Allah yang mahakuasa” (EG. 23).

4) ” apa yang dapat kukerjakan iyalah memerlukan karya Allajh dengan


tekuan sambal berdoa terus-menerus, dan selalu berusaha melibatkan diri
di dalamnya” (EG. 24)

5) “Dengan kepercayaan yang hidup dan cinta yang bernyala-nyala aku


berharap bahwa jiwa yang malang ini akan diselamatkan” (EG. 31)

6) “Kini di dalam diriku tinggal kepercayaan kuat pada penyelenggaraan


Ilahi” (EG. 54)

7) “Harapan ada pada Tuhan dan tidak seorang pun dapat


menggoncangkannya” (EG. 53)

8) “… sebab berkat doa yang berkanjang dan dengan kepercayaannya kepada


Allah, segala-galanya dapat diatasi” (EG. 69)

9) “Tetapi hal ini tidak dapat mengguncangkan aku malahan mungkin


meneguhukan aku dalam cinta Allah” (EG. 96)

10) “Aku memuji Tuhan dan bersyukur kepadanya karena aku menderita
sedikit demi cinta kepada Yesus Kristus” (EG. 100)

11) “Karena percaya akan cinta Allah yang Berbelas kasih… Kita akan
berdoa Bersama dengan orang yang dalam kesepian, sakit keras atau
dalam sakaratul maut” (Konst)
D. Contoh konkret dari nilai Iman yang dalam

Guiding principle Carolus Boromeus adalah tentang keimanan yang dalam dalam
praktik keperawatan. Salah satu contoh konkret dari nilai iman yang dalam dalam praktik
keperawatan adalah ketika seorang perawat menghadapi situasi yang sangat sulit, seperti
merawat pasien dengan penyakit terminal atau menghadapi kegagalan dalam upaya
menyelamatkan nyawa pasien.

Dalam situasi-situasi seperti ini, perawat yang memiliki nilai iman yang dalam
mungkin akan menunjukkan beberapa perilaku dan sikap sebagai contoh konkret dari
prinsip ini:

1. Empati dan Kehadiran: Perawat yang memiliki nilai iman yang dalam akan tetap
hadir secara emosional dan memberikan dukungan yang tak tergantikan kepada
pasien dan keluarganya. Mereka akan mendengarkan dengan sabar, mengerti rasa
takut dan kecemasan pasien, dan mencoba untuk meringankan penderitaan mereka
sebaik mungkin.

2. Etika Profesional: Nilai iman yang dalam dapat mendorong perawat untuk tetap
berpegang pada etika profesional yang tinggi, termasuk menghormati hak-hak
pasien, menjaga privasi mereka, dan memberikan perawatan yang berfokus pada
kesejahteraan pasien.

3. Keberanian dan Keteguhan: Perawat yang memiliki nilai iman yang dalam
mungkin akan menunjukkan keberanian dalam menghadapi situasi yang sulit.
Mereka akan tetap berkomitmen untuk memberikan perawatan yang terbaik
meskipun menghadapi kegagalan atau situasi yang penuh tantangan.

4. Doa dan Dukungan Spiritual: Nilai iman yang dalam dapat menginspirasi perawat
untuk menawarkan dukungan spiritual kepada pasien dan keluarganya sesuai
dengan keyakinan dan kepercayaan mereka. Ini bisa berarti berdoa bersama pasien
atau memberikan dukungan dalam ritual atau praktik spiritual mereka.

5. Kerja Sama Tim: Perawat yang memiliki nilai iman yang dalam mungkin akan
berkontribusi positif dalam tim perawatan. Mereka akan bekerja sama dengan tim
medis dan berkolaborasi dengan baik untuk mencapai hasil terbaik bagi pasien.
Contoh ini menunjukkan bagaimana nilai iman yang dalam, seperti yang
diinspirasi oleh prinsip-prinsip Carolus Boromeus, dapat memengaruhi praktek
keperawatan dalam kehidupan nyata, terutama dalam situasi-situasi yang menguji
keterampilan, etika, dan emosi perawat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Iman yang benar adalah iman yang nyata dalam melakukan hal-hal yang baik
daripada hanya sekedar perkataan tanpa tindakan. Yakobus menegaskan dalam
suratnya bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati. Kehidupan mereka yang
menyebut diri mereka orang percaya akan menunjukkan iman yang benar. Karena
perbuatan adalah hasil sampingan dari iman yang sejati, ada dua hal antara iman dan
perbuatan yang tidak dapat dipisahkan. Iman yang benar adalah iman yang nyata dalam
melakukan hal-hal yang baik daripada hanya sekedar perkataan tanpa tindakan. Yakobus
menegaskan dalam suratnya bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati. Kehidupan
mereka yang menyebut diri mereka orang percaya akan menunjukkan iman yang benar.
Karena perbuatan adalah hasil sampingan dari iman yang sejati, ada dua hal antara iman
dan perbuatan yang tidak dapat dipisahkan. Keimanan sangatlah penting dalam
kehidupan, Karena iman memberi seseorang perspektif tentang kehidupan, ia
bagaimanapun juga dituntun ke jalan sempit agama (shirat al-mustaqim).
Keimanan yang mendalam merupakan salah satu dari nilai-nilai pokok

“Guiding Principle Carolus Boromeus Spirituality”.Nilai ini mencangkup beberapa

aspek penting yang menjadi landasan dalam praktik sehari-hari,terutama dalam

pelayanan kita meolong orang yang sedang lemah,sakit,dan menderita.

Anda mungkin juga menyukai