Anda di halaman 1dari 68

Makalah Aborsi Lengkap

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aborsi adalah kematian dan pengeluaran janin dari uterus baik secara spontan atau
disengaja sebelum usia kehamilan 22 minggu. Jumlah minggu kehamilan yang spesifik dapat
bervariasi antar Negara, begantung pada perundangan setempat.
Menurut Potter&Perry (2010), setengah dari kehamilan di Amerika Serikat adalah tidak
direncanakan; sebagian besar kehamilan yang tidak direncanakan terjadi pada remaja, wanita
berusia di atas 40 tahun, dan wanita Afrika-Amerika yang berpenghasilan rendah. Hampir
setengah dari kehamilan yang tidak diharapkan berakhir dengan aborsi.
Sementara itu, kendati dilarang, baik oleh KUHP, UU, maupun fatwa MUI atau majelis
tarjih Muhammadiyah, praktik aborsi (pengguguran kandungan) di Indonesia tetap tinggi dan
mencapai 2,5 juta kasus setiap tahunnya dan sebagian besar dilakukan oleh para remaja. Hal ini
disebabkan oleh kurangnya pendidikan tentang sex dan pergaulan bebas serta dampaknya, baik
dari segi kesehatan maupun social kepada masyarakat khususnya remaja. Selain itu, pengawasan
orang tua juga memiliki peran yang sangat penting dalam menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan seperti kehamilan yang tidak diinginkan yang merupakan akibat dari pergaulan bebas
tersebut yang tidak sedikit berakhir dengan tindakan aborsi.
Aborsi atau pengguguran kandungan seringkali identik dengan hal-hal negatif bagi orang-
orang awam. Bagi mereka, aborsi adalah tindakan dosa, melanggar hukum dan sebagainya.
Namun, sebenarnya tidak semua aborsi merupakan tindakan yang negatif karena ada kalanya
aborsi dianjurkan oleh dokter demi kondisi kesehatan ibu hamil yang lebih baik.
Dalam kasus aborsi yang dianjurkan dokter, perawat tak hanya sebagai conselor atau
peran dan fungsi perawat yang lain, tetapi juga dapat menjalankan prinsip dan asas etik
keperawatan yang ada untuk membantu pasien menghadapi pilihan yang telah dipilih (aborsi).
Selanjutnya, dalam makalah ini kami akan membahas tentang aborsi beserta dampaknya
sekaligus peran orang tua untuk menghindari hal-hal tersebut.
B. Tujuan Umum
1. Mengetahui definisi aborsi
2. Mengetahui faktor yang mendorong terjadinya aborsi
3. Mengetahui dampak aborsi
4. Mengetahui contoh kasus aborsi yang terjadi di Indonesia
5. Mengetahui menanggapi kasus yang ada berdasarkan prinsip dan asas etik keperawatan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Aborsi adalah kematian dan pengeluaran janin dari uterus baik secara spontan atau
disengaja sebelum usia kehamilan 22 minggu. Jumlah minggu kehamilan yang spesifik dapat
bervariasi antar Negara, begantung pada perundangan setempat.
B. Jenis Aborsi
Klasifikasi abortus atau aborsi berdasarkan dunia kedokteran, yaitu:

1. Abortus spontanea
Abortus spontanea merupakan abortus yang berlangsung tanpa tindakan/pengeluaran
janin secara spontan sebelum janin dianggap mampu bertahan hidup. Aborsi ini dibedakan
menjadi 3 yaitu :
a) Abortus imminens, pada kehamilan kurang dari 20 minggu terjadi perdarahan dari uterus atau
rahim, dimana janin masih didalam rahim, serta leher rahim belum melebar (tanpa dilatasi
serviks).
b) Abortus insipiens, berarti bahwa kehamilan mustahil untuk dilanjutkan. Seringkali terdapat
pendarahan per vagina hebat karena area plasenta yang luas terlepas dari dinding uterus
c) Abortus inkompletus, keluarnya sebagian organ janin yang berusia sebelum 20 minggu, namun
organ janin masih tertinggal didalam rahim
d) Abortus kompletus, semua hasil konsepsi(pembuahan) sudah di keluarkan. Hal ini cenderung
terjadi pada usia delapan minggu pertama kehamilan.

2. Aborsi buatan/ sengaja/ Abortus Provocatus Criminalis adalah pengakhiran kehamilan


sebelum usia kandungan 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram sebagai suatu
akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi
(dalam hal ini dokter, bidan atau dukun beranak).

3. Aborsi terapeutik / Abortus Provocatus therapeuticum adalah pengguguran kandungan


buatan yang dilakukan atas indikasi medik. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil
tetapi mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah yang
dapat membahayakan baik calon ibu maupun janin yang dikandungnya. Tetapi ini semua
atas pertimbangan medis yang matang dan tidak tergesa-gesa.

C. Penyebab Tindakan Aborsi


Setiap tindakan pasti ada yang menyebabkannya. Berikut beberapa penyebab aborsi
dilakukan :
1. Umur
2. Incest (hubungan seks sedarah) seperti tindak pemerkosaan yang dilakukan oleh ayah kepada
anaknya.
3. Kehamilan tak diinginkan (KTD) seperti hamil diluar nikah
4. Paritas ibu
5. Adanya penyakit kronis atau indikasi medis
6. Aktivitas seksual di usia muda
7. Kurangnya pengetahuan tentang dampak aborsi
8. Perspektif sosiokultural dan agama
9. Tingkat pendidikan tentang seksual dan kesehatan reproduksi rendah
10. Kurangnya kesadaran masyarakat akan dampak dari aborsi yang tidak aman

D. Resiko Aborsi
Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang
wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia “tidak merasakan
apa-apa dan langsung boleh pulang”. Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap
wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang
sudah terjadi.
Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi:
1. Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik
Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan
dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku “Facts of Life” yang ditulis oleh
Brian Clowes, Phd yaitu:
a. Kematian mendadak karena pendarahan hebat
b. Infeksi serius disekitar kandungan
c. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak
berikutnya.
d. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)
e. Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
f. Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
g. Kanker hati (Liver Cancer)
h. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak
berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.
i. Beresiko menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)
j. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
k. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

2. Resiko gangguan psikologis


Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan
keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat
terhadap keadaan mental seorang wanita.
Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome” (Sindrom
Pasca-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam “Psychological Reactions Reported
After Abortion” di dalam penerbitan The Post-Abortion Review (1994).
Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti
berikut ini:
a. Kehilangan harga diri
b. Merasa diasing di masyarakat
c. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi
d. Ingin melakukan bunuh diri
e. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang
f. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual

Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan dipenuhi perasaan
bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya. Rasa bersalah tersebut dapat
menyebabkan stres psikis atau emosional, yaitu stres yang disebabkan karena gangguan situasi
psikologis (Hidayat, 2007).

E. Undang – undang yang mengatur mengenai aborsi


Mengenai aborsi, dalam KUHP Bab XIX Pasal 346 s/d 350 dinyatakan sebagai berikut :
1. Pasal 346 : “Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau
menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun”.
2. Pasal 347 : (1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang
wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.(2)
Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam dengan pidana penjara
paling lama lima belas tahun.
3. Pasal 348 : (1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang
wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam
bulan. (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam dengan pidana
penjara paling lama tujuh tahun.
4. Pasal 349 : “Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan
berdasarkan pasal 346, ataupun membantu melakukan salah satu kejahatan dalam pasal 347 dan
348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat
dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan”.

F. Legalitas Aborsi dalam Kondisi Khusus menurut Undang-Undang


Abortus buatan, jika ditinjau dari aspek hukum dapat digolongkan ke dalam dua
golongan yakni :
1. Abortus buatan legal (Abortus provocatus therapcutius)
Yaitu pengguguran kandungan yang dilakukan menurut syarat dan cara-cara yang
dibenarkan oleh undang-undang, karena alasan yang sangat mendasar untuk melakukannya,
seperti menyelamatkan nyawa/menyembuhkan si ibu.
2. Abortus buatan ilegal
Yaitu pengguguran kandungan yang tujuannya selain untuk menyelamatkan/
menyembuhkan si ibu, dilakukan oleh tenaga yang tidak kompeten serta tidak memenuhi syarat
dan cara-cara yang dibenarkan oleh undang-undang.

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tindakan pengguguran kandungan


yang disengaja digolongkan ke dalam kejahatan terhadap nyawa (Bab XIX pasal 346 s/d 249).
Namun dalam undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang kesehatan pada pasal 15 ayat (1)
dinyatakan bahwa dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil
atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu. Kemudian pada ayat (2) menyebutkan
tindakan medis tertentu dapat dilakukan :
1) Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan tersebut
2) Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kemampuan untuk itu dan dilakukan
sesuai dengan tanggung jawab profesi serta pertimbangan tim ahli
3) Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan serta suami dan keluarga.

G. Hal-Hal Yang Dapat Dilakukan Untuk Menghindari Kejadian Aborsi Tidak aman (Ilegal)
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisir serta mencegah terjadinya
tindakan aborsi yang tidak aman/illegal, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Memberikan pendidikan kepada masyarakat khususnya dikalangan remaja tentang kesehatan
seksual dan reproduksi yang komprehensif yang memberikan informasi tentang seksualitas,
kontrasepsi dan hubungan gender.
2. Memotivasi kepada orang tua untuk ikut mengambil peran dalam mengawasi anak-anaknya
dalam bergaul
3. Menyediakan layanan konseling yang berkualitas tinggi yang dapat memberikan informasi yang
akurat tentang aborsi dan bahayanya bagi kesehatan
4. Bekerja sama dengan semua pihak yang terkait seperti sekolah-sekolah, puskesmas dan lain-lain
dalam menurunkan angka aborsi yang ada.
5. Menyediakan sarana atau tempat pelayanan kesehatan yang bermutu dan memenuhi syarat

Selain hal-hal tersebut di atas, ada beberapa hal penting yang dapat dilakukan oleh orang
tua, yaitu sebagai berikut :
1. Memberikan pendidikan sex dini yang sesuai kepada anak-anaknya
2. Melakukan pengawasan terhadap pergaulan anak-anaknya
3. Menanamkan moral dan etika yang baik untuk menghindari hal-hal yang melanggar
aturan/hukum, baik di masyarakat bahkan di dalam Negara.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Aborsi adalah kematian dan pengeluaran janin dari uterus baik secara spontan atau
disengaja sebelum usia kehamilan 22 minggu atu sebelum janin diberi kesempatan untuk hidup.
Aborsi merupakan tindakan yang melanggar hukum dan tidak dibenarkan dalam kondisi
apapun kecuali untuk kemaslahatan si ibu. Hal ini sudah di atur dalam hokum Negara.
Aborsi memiliki dampak yang sangat berbahaya bagi seorang yang melakukanya, baik
dari segi kesehatan maupun sosial. Selain itu aborsi yang tidak memenuhi syarat dan tidak
dilakukan oleh ahlinya dapat mengakibatkan komplikasi-komplikasi yang sangat berbahaya
bahkan dapat menyebabkan kematian.

B. Saran
Seorang tenaga medis harus lebih sering memberikan pendidikan kesehatan khususnya
tentang aborsi dan dampaknya terhadap kesehatan sehingga masyarakat dapat pengetahuan dan
memiliki persepsi yang benar akan hal tersebut dan diharapkan dapat menurunkan angka
kejadian aborsi baik secara legal maupun illegal

DAFTAR PUSTAKA

Msruroh dan Mudzakkir, 2009. Panduan Lengkap Kebidanan dan Keperawatan.Merkid Press.
Yogyakarta

Syafrudin dan Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Tiar, Estu dkk. 2011. Manajemen Aborsi Inkomplet. Modul Kebidanan/WHO, Edisi 2. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta

Sumber online
Aborsi.org. 2004. Resiko Aborsi. Alamat : http://www.aborsi.org/resiko.htm.
Kompas.com.2012. Mahasiswa Aborsi Pakai Pil Sakit Kepala. Alamat :
http://megapolitan.kompas.com/read/2012/05/03/15561555/Mahasiswi.Aborsi.Pakai.Pil.Sakit.Ke
pala.
SUMBER : http://ronifansyuri.blogspot.co.id/2014/04/makalah-aborsi-lengkap.html
Makalah Aborsi 1

BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Dunia tidak hanya telah diporak - porandakan oleh peperangan politis,
keberingasan kriminal ataupun ketergantungan akan obat bius, tetapi juga datang
dari jutaan ibu yang mengakhiri hidup janinnya. Aborsi telah menjadi penghancur
kehidupan umat manusia terbesar sepanjang sejarah dunia.
Hasil riset Allan Guttmacher Institute ( 1989 ) melaporkan bahwa setiap tahun
sekitar 55 juta bayi digugurkan. Angka ini memberikan bukti bahwa setiap hari
150.658 bayi dibunuh, atau setiap menit 105 nyawa bayi direnggut sewaktu masih
dalam kandungan.
Janin : ( Manusia dalam Rahim ) Pengguguran kandungan alias aborsi ( abortus,
bahasa Latin ) secara umum dapat dipilah dalam dua kategori, yakni aborsi
alami ( abortus natural ) dan aborsi buatan ( abortus provocatus ), yang
termasuk didalamnya abortus provocatus criminalis, yang merupakan tindak
kejahatan dan dilarang di Indonesia ( diatur dalam pasal 15 ayat 2 Undang -
undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 ).A.Aborsi tidak hanya dilakukan
oleh para wanita
berstatus istri yang bermaksud menghentikan kelangsungan kandungannya, tetapi
juga banyak penyandang hamil pra-nikah melakukannya.
Kecenderungan melakukan aborsi ini tak lepas dari pandangan terhadap hakikat
kapan kehidupan anak manusia dimulai.
Aborsi merupakan masalah yang kompleks, mencakup nilai-nilai religius, etika,
moral dan ilmiah serta secara spesifik sebagai masalah biologi.
B.TUJUAN
1.Tujuan Umum
a.Agar mahasiswa dapat menjelaskan tentang Aborsi
b.Ager mahasiswa dapat mengantisipasi hal tersebut agar tidak melanggar Etika
Keperawatan
2.Tujuan Khusus
a.Agar mahasiswa dapat mampu memahami Aborsi
b.Agar mahasiswa mampu dan mengetahui hal - hal yang mengakibatkan Aborsi
c.Agar mahasiswa dapat menjelaskan tentang Aborsi
d.Agar Mahasiswa mengetahui bagaimana Islam memandang Aborsi
BAB II
PEMBAHASAN

A.DEFINISI ABORSI
Secara sederhana kata aborsi adalah mati ( gugurnya ) hasil konsepsi. Artinya
aborsi itu dapat dimulai dari sejak benih wanita (ovum ) dengan benih pria (
sperma
) mengadakan konsepsi. Kehidupan yang utuh dimulai dari dua benih menjadi satu (
TWO IS ONE ).
PEMBAGIAN ABORSI
1.Pembagian Aborsi
a.Aborsi spontan
b.Aborsi Provocatus
2.Kejadain aborsi
a.Aborsi dalam pernikahan
b.Aborsi dalam pra nikah
Ada 3 hal yang terjadi sebelum aborsi :
1.Adanya hubungan seks pria dan wanita
2.Hubungan seks dengan komitmen ( seks dalam pernikahan
) 3.Hubungan seks tanpa komitmen ( seks di luar pernikahan
)
Aborsi adalah dampak dari hubungan seks, artinya aborsi baru terjadi apabila ada
hubungan seks ( termasuk perkosaan / kekerasan seks ) dan konsepsi kedua benih.
Konsepsi dapat terjadi pada wanita yang sudah menstruasi dengan laki - laki yang
spermanya telah dewasa : dimulai dari kelompok remaja sampai tua, kecuali pada
wanita sampai menopause.
A.ABORSI
Aborsi adalah : Berakhirnya suatu kehamilan ( oleh akibat – akibat tertentu )
sebelum buah kehamilan tersebut mampu untuk hidup di luar kandungan /
kehamilan yang tidak dikehendaki atau diinginkan. Aborsi itu sendiri dibagi menjadi
dua, yaitu aborsi spontan dan aborsi buatan. Aborsi spontan adalah aborsi yang
terjadi secara alami tanpa adanya upaya - upaya dari luar ( buatan ) untuk
mengakhiri kehamilan tersebut. Sedangkan aborsi buatan adalah aborsi yang
terjadi akibat adanya upaya - upaya tertentu untuk mengakhiri proses kehamilan.
Aborsi tetap saja menjadi masalah kontroversial, tidak saja dari sudut pandang
kesehatan, tetapi juga dari sudut pandang hukum dan agama. Aborsi biasanya
dilakukan atas indikasi medis yang berkaitan dengan ancaman keselamatan jiwa
atau adanya gangguan kesehatan yang berat pada diri si ibu, misalnya tuberkulosis
paru berat, asma, diabetes, gagal ginjal, hipertensi, bahkan biasanya terdapat
dikalangan pecandu ( ibu yang terinfeksi virus ).
Aborsi dikalangan remaja masih merupakan hal yang tabu, jangankan untuk
dibicarakan apalagi untuk dilakukan. Aborsi itu sendiri ada 3 macam :
1.ME ( Menstrual Extraction ) : Dilakukan 6 minggu dari menstruasi terakhir dengan
penyedotan. Tindakan aborsi ini sangat sederhana dan secara psikologis juga tidak
terlalu " berat " karena masih dalam bentuk gumpalan darah, belum berbentuk
janin.
2.Diatas 12 minggu, masih dianggap normal dan termasuk tindakan
aborsi yang sederhana.
3.Aborsi diatas 18 minggu, tidak dilakukan di klinik tetapi di rumah sakit besar.
Tetapi bagi kalangan pecandu atau pekerja seks aborsi seringkali terjadi saat usia
kehamilan sudah diatas 18 minggu. Biasanya mereka akan mendatangi klinik -
klinik yang mereka ketahui dan mereka seringkali tidak memikirkan efek samping
bagi tubuh mereka sendiri. Mereka melakukan aborsi ini karena mereka tidak
menginginkan kehamilan tersebut dan terkadang mereka melakukan ini karena
tidak ingin menularkan virus pada bayi mereka, dikarenakan sebagian dari mereka
mengetahui bahwa mereka telah terinfeksi virus, tetapi bagaimana jika mereka
tidak mengetahui jika mereka terinfeksi virus dan menginginkan bayi tersebut
lahir ? Ada juga dari mereka yang memilih cara - cara alternatif, seperti
melakukannya sendiri dengan meminum jamu peluntur, loncat - loncat, mengurut
perut, sampai memasukan benda - benda tertentu kedalam rahim dan ada juga
meminta bantuan orang yang mampu mengatasi hal tersebut seperti mendatangi
dukun dan sebagainya.
Di Indonesia sendiri pengguguran kandungan tidak asing lagi. Semakin banyaknya
pecandu yang ada dan banyaknya juga pekerja seks maka tingkat pengguguran
kandungan pun semakin meningkat. Dan ini yang harus kita waspadai dan
perhatikan. Sebaiknya jika ingin melakukan aborsi diperhatikan dahulu apa memang
perlu adanya tindakan aborsi tersebut.
Remaja hamil, baik yang menempuh a borsi maupun yang meneruskan
kehamilannya, membutuhkan banyak biaya untuk pelaksaan aborsi atau untuk
perawatan kehamilan dan melahirkan. Biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
aborsi bekisar antara Rp 300.000 sampai Rp 1.100.000, dengan rata - rata biaya
aborsi Rp. 415.000. Jumlah biaya terkecil dipakai oleh responden dari bidan di
Puskesmas atau Dokter.
Remaja yang meneruskan kehamilan membutuhkan biaya perawatan kehamilan
dan kelahiran anaknya. Berbeda dengan remaja yang melakukan aborsi, remaja
yang melahirkan anak umumnya mendapatkan bantuan dari orang tua . Dari
responden yang melahirkan, sekitar 15% biaya ditanggung bersama dengan
pasangan dan 11% ditanggung oleh pasangan.
Sebagian besar mereka tidak memeriksa kandungannya secara rutin karena merasa
malu keluar rumah dengan perut besar tidak lama setelah menikah atau tanpa
menikah. Mereka rata - rata baru memeriksa kandungannya setelah berusia lebih
dari 4 bulan. Empat bulan pertama kehamilan adalah periode yang berusaha
disembunyikan dan bahkan digugurkan.

B.KASUS - KASUS ABORSI


Seorang pecandu yang sudah clean memiliki pengalaman pernah melakukan aborsi
karena ia dulu memakai narkoba. Karena untuk mendapatkan drugs ia memerlukan
uang banyak untuk memenuhi kebutuhannya itu dan ia pun rela sampai
menjual dirinya agar mendapatkan drugs. Karena pekerjaan yang menurutnya
sangat menyiksa dirinya itu ia pun tidak menggunakan kondom dan ia sampai
ke tahap hamil, tanpa mengetahui siapa ayah dari bayinya tersebut. Ia terus
berusaha mencari uang lebih untuk kebutuhan drugsnya dan juga untuk
membiayai pengguguran kandungan yang tidak ia kehendaki tersebut. Sampai
pada usia kandungannya mencapai 3 bulan ia harus penggugurkan
kandungannya dan itu memerlukan uang yang sangat banyak, karena usia
kandungannya sudah cukup besar. Dan ini pun bukan pertama kalinya ia
melakukan aborsi tersebut.

BAB III
ABORSI DALAM PANDANGAN ISLAM

A.ABORSI DALAM PANDANGAN ISLAM


Bagaimana Islam memandang Aborsi ?
Soal :
Bagaimana hukum dalam pandangan Islam ?
Jawab :
Sebelum membahas hukum aborsi, ada dua fakta yang dibedakan oleh para fuqaha
dalam masalah ini. Pertama : apa yang disebut imlash ( aborsi, pengguguran
kandungan ). Kedua, isqâth ( penghentian kehamilan ). Imlash adalah
menggugurkan janin dalam rahim wanita hamil yang dilakukan dengan sengaja
untuk menyerang atau membunuhnya.
Dalam hal ini, tindakan imlash ( aborsi ) tersebut jelas termasuk kategori dosa
besar; merupakan tindak kriminal. Pelakunya dikenai diyat ghurrah budak pria atau
wanita, yang nilainya sama dengan 10 diyat manusia sempurna. Dalam kitab Ash -
Shahîhayn, telah diriwayatkan bahwa Umar telah meminta masukan para sahabat
tentang aktivitas imlâsh yang dilakukan oleh seorang wanita, dengan cara
memukuli perutnya, lalu janinnya pun gugur. Al-Mughirah bin Syu’bah berkata: ''
Rasulullah saw. telah memutuskan dalam kasus seperti itu dengan diyat ghurrah 1
budak pria atau wanita ''.
Pernyataan tersebut dibenarkan oleh Muhammad bin Maslamah, yang pernah
menjadi wakil Nabi saw. di Madinah. Karena itu, pada dasarnya hukum aborsi
tersebut haram.
Ini berbeda dengan isqâth al - haml ( penghentian kehamilan ), atau upaya
menghentikan kehamilan yang dilakukan secara sadar, bukan karena keterpaksaan,
baik dengan cara mengkonsumsi obat, melalui gerakan, atau aktivitas medis
tertentu. Penghentian kehamilan dalam pengertian ini tidak identik dengan
penyerangan atau pembunuhan, tetapi bisa juga diartikan dengan mengeluarkan
kandungan baik setelah berbentuk janin ataupun belum dengan paksa.
Dalam hal ini, penghentian kehamilan ( al - ijhâdh ) tersebut kadang dilakukan
sebelum ditiupkannya ruh di dalam janin, atau setelahnya. Tentang status hukum
penghentian kehamilan terhadap janin, setelah ruh ditiupkan kepadanya, maka para
ulama sepakat bahwa hukumnya haram, baik dilakukan oleh si ibu, bapak, atau
dokter. Sebab, tindakan tersebut merupakan bentuk penyerangan terhadap jiwa
manusia, yang darahnya wajib dipertahankan. Tindakan ini juga merupakan dosa
besar.

B.HUKUM ABORSI MENURUT UUD


Menurut hukum - hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin
termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah “ Abortus Provocatus Criminalis ”
Yang menerima hukuman adalah:
1.Ibu yang melakukan aborsi
2.Dokter atau bidan atau dukun yang membantu melakukan
aborsi 3.Orang - orang yang mendukung terlaksananya aborsi
Beberapa pasal yang terkait adalah:
Pasal 229
1.Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruhnya
supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa
karenapengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana
penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak tiga ribu rupiah.
2.Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan
perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia seorang tabib,
bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga.
3.Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani pencarian
maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.
Pasal 314
Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat anak
dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya,
diancam, karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama tujuh
tahun.
Pasal 342
Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan
ketahuan bahwa akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama
kemudian merampas nyawa anaknya, diancam, karena melakukan pembunuhan
anak sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.
Pasal 343
Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang, bagi orang lain
yang turut serta melakukan, sebagai pembunuhan atau pembunuhan dengan
rencana.
Pasal 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau
menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama
empat tahun.

Pasal 347
1.Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang
wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua
belas tahun.
2.Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana
penjara paling lama lima belas tahun.
Pasal 348
1.Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang
wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima
tahun enam bulan.
2.Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana
penjara paling lama tujuh tahun.
Pasal 349
Jika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang
tersebut pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu
kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang
ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut
hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan.

BAB IV
PENUTUP

Mengenai penghentian kehamilan sebelum ditiupkannya ruh, para fuqaha telah


berbeda pendapat. Ada yang membolehkan dan ada juga yang mengharamkan.
Menurut kami, jika penghentian kehamilan itu dilakukan setelah empat puluh hari
usia kehamilan, saat telah terbentuknya janin ( ada bentuknya sebagai manusia ),
maka hukumnya haram. Karenanya, berlaku hukum penghentian kehamilan
setelah ruhnya ditiupkan, dan padanya berlaku diyat ghurrah tersebut.
Karena itu, tema pembahasan penghentian kehamilan dalam konteks ini meliputi
beberapa hal:
A.KESIMPULAN
1.Jika seorang wanita yang tengah mengandung mengalami kesulitan saat
melahirkan, ketika janinnya telah berusia enam bulan lebih, lalu wanita tersebut
melakukan operasi sesar. Penghentian kehamilan seperti ini hukumnya boleh,
karena operasi tersebut merupakan proses kelahiran secara tidak alami. Tujuannya
untuk menyelamatkan nyawa ibu dan janinnya sekaligus. Hanya saja, minimal usia
kandungannya enam bulan. Aktivitas medis seperti ini tidak masuk dalam kategori
aborsi; lebih tepat disebut proses pengeluaran janin ( melahirkan ) yang tidak alami.

2.Jika janinnya belum berusia enam bulan, tetapi kalau janin tersebut tetap
dipertahankan dalam rahim ibunya, maka kesehatan ibunya bisa terganggu. Dalam
kondisi seperti ini, kehamilannya tidak boleh dihentikan, dengan cara
menggugurkan kandungannya. Sebab, sama dengan membunuh jiwa. Alasannya,
karena hadis - hadis yang ada telah melarang dilakukannya pengguguran, serta
ditetapkannya diyat untuk tindakan seperti ini.
3.Jika janin tersebut meninggal didalam kandungan. Dalam kondisi seperti ini, boleh
dilakukan penghentian kehamilan. Sebab, dengan dilakukannya tindakan tersebut
akan bisa menyelamatkan nyawa ibu, dan memberikan solusi bagi masalah yang
dihadapinya; sementara janin tersebut berstatus mayit, yang karenanya harus
dikeluarkan.
Janin yang di bunuh dan wajib atasnya ghurrah adalah bayi yang suadh berbentuk
ciptaan ( janin ), misalnya mempunyai jantung, tangan, kaki, kuku, mata, atau
lainnya.
Mengenai peghentian kehamilan sebelum ditiupkannya ruh, para fuqojia telah
berbeda pendapat. Ada yang membolehkan dan ada juga yang mengharamkan.
Menurut kami, jika penghentian kehamilan itij dilakukan setelah empat puluh hari
usia kehamilan, saat telah terbentuknya janin ( ada bentuknya sebagai manusia ),
maka hukumnya haram. Karenanya, berlaku hukum penghentian kehamilan
setelah ruhnya ditiupkan, dan padanya berlaku diyat ghurrah tertentu.
4.Jika janin tersebut belum berusia enam bulan, tetapi kalau janin tersebut tetap
dipertahankan dalam rahim ibunya, maka nyawa ibunya akan terancam. Dokter pun
sepakat, kalau janin tersebut tetap dipertahankan menurut dugaan kuat atau
hampir bisa dipastikan nyawa ibunya tidak akan selamat, atau mati. Dalam kondisi
seperti ini, kehamilannya boleh dihentikan, dengan cara menggugurkan
kandungannya, yang dilakukan untuk menyembuhkan dan menyelamatkan nyawa
ibunya. Alasannya, karena Rasulullah saw. memerintahkan berobat dan mencari
kesembuhan. Di samping itu, jika janin tersebut tidak digugurkan, ibunya akan
meninggal, janinnya pun sama, padahal dengan janin tersebut digugurkan, nyawa
ibunya akan tertolong, sementara menyelamatkan nyawa ( kehidupan ) tersebut
diperintahkan oleh Islam.
B.SARAN
Dengan demikian, dalil - dalil tentang kebolehan menghentikan kehamilan,
khususnya untuk menyelamatkan nyawa ibu, juga dalil - dalil berobat dan mencari
kesembuhan, pada dasarnya merupakan dalil mukhashshish bagi hadis - hadis
yang mengharamkan tindakan pengguguran janin. Secara umum dalil haramnya
pengguguran kandungan tersebut dinyatakan dalam konteks pembunuhan, atau
penyerangan terhadap janin. Karena itu, penghentian kehamilan dengan tujuan
untuk menyelamatkan nyawa ibu tidak termasuk dalam kategori penyerangan,
dan karenanya diperbolehkan. Wallâhu a‘lam bi ash - shawâb
DAFTAR PUSTAKA

http://azmikoe.multiplay.co
id. Answer.yahoo.com/questioan/indeks http://forum.kotasantri.com/viewtopic.php?
t=1267 http://118.98.213.22/aridata_web/how/k/kesehatan/18_ABORSI.pdf

http://semua-makalah.blogspot.co.id/p/bruno-mars-just-way-you-are-tablature.html
Makalah Aborsi Dalam Berbagai Aspek Pandangan

Aborsi Dalam Berbagai Aspek Pandangan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dari hasil browsing, Dra. Clara Istiwidarum Kriswanto, MA, CPBC, psikolog
dari Jagadnita Consulting, menyebutkan beberapa survei yang bisa
membuat banyak orang tercengang, terutama orang tua (05/09/2011). Dari survei
yang dilakukan di Jakarta diperoleh hasil bahwa sekitar 6-20 persen anak SMU dan
mahasiswa di Jakarta pernah melakukan hubungan seks pranikah. Sebanyak 35
persen dari mahasiswa kedokteran di sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta
sepakat tentang seks pranikah. Dari 405 kehamilan yang tidak direncanakan, 95
persennya dilakukan oleh remaja usia 15-25 tahun. Angka kejadian aborsi di
Indonesia mencapai 2,5 juta kasus, 1,5 juta diantaranya dilakukan oleh remaja.

Lalu, polling yang dilakukan di Bandung menunjukkan, 20 persen dari 1.000


remaja yang masuk dalam polling pernah melakukan, seks bebas. Diperkirakan 5-7
persennya adalah remaja di pedesaan. Sebagai catatan, jumlah remaja di
Kabupaten Bandung sekitar 765.762. Berarti, bisa diperkirakan jumlah remaja yang
melakukan seks bebas sekitar 38-53 ribu. Kemudian, sebanyak 200 remaja putri
melakukan seks bebas, setengahnya kedapatan hamil dan 90 persen dari jumlah itu
melakukan aborsi.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan aborsi jenis-jenisnya ?
2. Apakah faktor yang menyebabkan remaja melakukan aborsi ?
3. Apa akibat dari aborsi untuk tubuh ?
4. Bagaimana pandangan aborsi dalam berbagai aspek ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian aborsi dan macam-macamnya.
2. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan remaja melakukan aborsi.
3. Mengetahui akibat apa saja yang dapat timbul setelah aborsi.
4. Mengetahui pandangan aborsi dari berbagai aspek.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN DAN JENISNYA


Dalam dunia kedokteran, dikenal istilah abortus, yaitu menggugurkan
kandungan, yang berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel
sperma) sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. World Health Organization
(WHO) memberikan definisi bahwa aborsi adalah terhentinya kehidupan buah
kehamilan di bawah 28 minggu atau berat janin kurang dari 1000 gram. Aborsi
juga diartikan mengeluarkaan atau membuang baik embrio atau fetus secara
prematur (sebelum waktunya). Istilah Aborsi disebut juga Abortus Provokatus.
Sebuah
tindakan abortus yang dilakukan secara sengaja.
Aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah berhentinya kehamilan sebelum usia
kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin. Abortus / keguguran
sendiri artinya suatu ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup di luar kandungan, dan sebagai batasan digunakan kehamilan kurang
dari 20 minggu atau berat anak kurang dari 500 gram.

Jenis-jenis Aborsi :

 Abortus spontan :
o Abortus imminens
Terjadi pendarahan bercak yangg menunjukan ancaman terhadap
kelangsungan suatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini, kehamila masih mungkin
berlanjut atau dipertahankan.
o Abortus Insipiens
Pendarahan ringan hingga sedang pada kehamilan muda dimana hasil
konsepsi masih berada dalam kavum uteri. Kondisi ini menunjukan proses abortus
sedang berlangsung dan akan berlanjut menjadi abortus inkomplit atau komplit.
o Abortus Inkomplit
Pendarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil konsepsi telah
keluar dari kavum uteri melalui kanalis servikalis.
o Abortus Komplit
Pendarahan pada kehamilan muda dimana seluruh hasil konsepsi telah
dikeluarkan dari kavum uteri.

 Abortus Buatan

Adalah abortus yang terjadi akibat intervensi tertentu yg bertujuan untuk


mengakhiri proses kehamilan. Terminologi untuk keadaan ini adalah pengguguran,
aborsi atau abortus provokatus.

 Abortus tidak aman (Unsafe abortion)

Upaya untuk terminasi kahamilan muda dimana pelaksana tindakan


tersebut tidak mempunyai cukup keahlian dan prosedur standart yang aman
sehingga dapat membahayakan keselamatan jiwa pasien.

 Abortus Infeksiosa

Adalah abortus yang disertai komplikasi infeksi. Adanya penyebaran virus


kuman atau toksin kedalam sirkulasi dan kavum peritoneum dapat menimbulkan
septikemia, sepsis atau peritonitis.

 Retensi janin mati (missed abortion)

Pendarahan pada kehamilan muda disertai dengan retensi hasil konsepsi


yang telah mati hingga 8 minggu atau lebih. Biasanya diagnosis tidak dapat
ditentukan hanya dalam satu kali pemeriksaan, melainkan memerlukan waktu
pengamatan dan pemeriksaan ulang.

2.2 PENYEBAB ABORSI


Banyak faktor yang mendorong para remaja melakukan tindakan aborsi
terhadap kandungannya. Namun, hal yang paling banyak adalah dikarenakan
pergaulan bebas yang dimulai dengan aktivitas “pacaran”. Pada awalnya, perilaku
pacaran di kalangan remaja ini masih dianggap “normal” dan sudah wajar, apalagi
jika dipandang dari sisi psikologis bahwa kebutuhan akan diperhatikan dan
memperhatikan lawan jenis ini mulai nampak sejak menginjak akil baligh. Namun
dengan melihat fenomena yang terjadi pada saat ini, banyak norma-norma yang
telah dilanggar dan seakan-akan para pasangan muda-mudi tersebut telah
menganggap dirinya sebagai pasangan yang abadi. Mulai dari memberikan
perhatian yang berlebihan, seringnya berduaan, saling berkontak secara fisik
(sentuhan, ciuman, maupun berpelukan) hingga berlanjut kepada tindakan asusila,
yakni melakukan hubungan seksual pra nikah. Hal ini bukanlah sesuatu bentuk
kekhawatiran saja, melainkan memang sebuah kenyataan yang terjadi pada
masyarakat kita. Buktinya dapat kita lihat dengan adanya pemaparan hasil survei
dari Jagatnita Consulting tersebut di atas.
Jika lebih jauh lagi kita telusuri, sebenarnya pacaran bukanlah satu-satunya
variable atas mencuatnya kasus Aborsi di kalangan remaja. Tapi kontrol keluarga
(orang tua) dan kontrol sosial masyarakat yang pada era modern ini semakin
melemah dan berkurang. Masing-masing menganggap bahwa itu adalah urusan
masing-masing pribadi yang tak boleh dicampurtangani oleh siapapun. Hal ini
cukup memprihatinkan karena memperlihatkan pemikiran warga masyarakat yang
mulai mengerucut pada “individualistis” dan “liberal”. Padahal norma agama telah
jelas memerintahkan untuk mengantisipasi mengenai pergaulan yang bebas di
kalangan manusia, “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman agar mereka
menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu lebih
suci bagi mereka. Sungguh Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat“ (Q.S
An Nur 30) dan juga dilanjutkan “Dan katakanlah kepada para perempuan yang
beriman agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya . . . .
“ (Q.S An Nur 31)

2.3 AKIBAT
Tindakan-tindakan Aborsi dapat mengakibatkan hal-hal yang negatif pada
tubuh kita, yang meliputi dimensi jasmani dan psikologis. Akibat-akibatnya yakni:
1. Segi Jasmani

 Tindakan kuret pada Aborsi bisa menimbulkan efek-efek pendarahan atau infeksi,
dan apabila dikerjakan bukan oleh dokter ahlinya maka alat-alat kuret yang dipakai
mungkin tembus sampai ke perut dan dapat mendatangkan kematian.

 Infeksi di rahim dapat menutup saluran tuba dan menyebabkan kemandulan.

 Penyumbatan pembuluh darah yang terbuka oleh gelembung udara, karena


banyak pembuluh darah yang terbuka pada luka selaput lendir rahim dan
gelembung udara bisa masuk ikut beredar bersama aliran darah dan apabila tiba
pada pembuluh darah yang lebih kecil, yaitu pada jantung, paru-paru, otak atau
ginjal, maka bisa mengakibatkan kematian.

 Perobekan dinding rahim oleh alat-alat yang dimasukkan ke dalamnya akan


mengakibatkan penumpukan darah dalam rongga perut yang makin lama makin
banyak yang menyebabkan kematian.

 Penanganan Aborsi yang tidak steril bisa mengakibatkan keracunan yang


membawa kepada kematian.

 Menstruasi menjadi tidak teratur.

 Tubuh menjadi lemah dan sering keguguran

2. Segi Psikologis
 Pihak wanita: Setelah seorang wanita melakukan tindakan Aborsi ini, maka ia
akan tertindih perasaan bersalah yang dapat membahayakan jiwanya. Kalau tidak
secepatnya ditolong, maka ia akan mengalami depresi berat, frustrasi dan
kekosongan jiwa.
 Pihak pria: Rasa tanggung jawab dari si pria yang menganjurkan Aborsi akan
berkurang, pandangannya tentang nilai hidup sangat rendah, penghargaannya
terhadap anugerah Allah menjadi merosot.

3. Segi Hukum
KUHP di Indonesia yang diberlakukan sejak 1918 tidak membenarkan
tindakan Aborsi dengan dalih apapun. Aborsi dianggap tindak pidana yang dapat
dikenakan
hukuman, yang diatur dalam pasal 283, 299, 346 hingga 349 dan 535).
Selain hal yang disebutkan di atas, ada akibat yang lebih buruk dan biasa
disebut dengan PAS (Post Abortion Syndrome). Post Abortion Syndrome adalah
istilah yang dipakai untuk menggambarkan sekumpulan gejala fisik dan psikis
yang terjadi paska terjadinya aborsi. PAS merupakan gangguan stress dan
traumatik yang biasanya terjadi ketika seorang perempuan yang post-abortive
tidak dapat menghadapi respon emosional yang dihasilkan akibat trauma aborsi.
PAS terjadi berbeda-beda pada setiap orang tergantung berat atau tidaknya gejala
yang terjadi, PAS dianggap telah berat ketika kondisi seorang perempuan post-
abortive sudah mengarah pada gejala yang dapat mengganggu kelangsungan
hidupnya ataupun
keselamatan dirinya.
PAS dapat terjadi tidak lama setelah aborsi atau bisa saja baru muncul ke
permukaan beberapa bulan hingga bertahun-tahun kemudian. Banyak perempuan
yang takut untuk membicarakannya karena merasa malu telah melakukan aborsi.
Hal inilah yang kemudian membuat trauma tersebut terpendam di bawah alam
sadar mereka hingga mereka tidak menyadari bahwa hal tersebut dapat
mempengaruhi mereka dalam berpikir, berperilaku dan bahkan mempengaruhi
kesehatan reproduksi mereka di kemudian hari.
Post Abortion Syndrome tidak hanya terjadi pada perempuan post-abortive,
namun juga pada laki-laki post-abortive, dalam arti pasangan perempuan post-
abortive yang juga berperan penting dalam membuat pilihan aborsi. Namun pada
lelaki post-abortive biasanya gejalanya ringan berupa gangguan emosi ringan
seperti rasa malu, perasaan bersalah, bersedih dan menyesal. Perempuan post-
abortive bisa mengalami gejala lebih berat karena mereka secara langsung baik itu
fisik ataupun emosi langsung berhubungan dengan trauma aborsi.
Dr. Anne Speckhard, Ph.D. Pada studinya mengenai Post Abortion Syndrome
menemukan beberapa fakta seputar efek aborsi terhadap perempuan:
Kejadian yang berhubungan dengan Aborsi:
o 23% berhalusinansi yang berhubungan dengan aborsi
o 35% merasa di datangi/melihat bayi yang telah di aborsi
o 54% bermimpi buruk yang berhubungan dengan aborsi
o 69% merasakan “kegilaan”
o 73% mengalami flash back memori ketika terjadi aborsi
o 81% mengalami perasaan seakan bayi tersebut masih ada
Masalah perilaku yang sering terjadi pasca Aborsi:
o 61% meningkatkan penggunaan alcohol
o 65% memiliki dorongan untuk bunuh diri
o 69% mengalami gangguan seksual
o 73% mengalami flash back memori ketika terjadi aborsi
o 77% mengalami kesulitan untuk berkomunikasi
o 81% sering menangis
Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal
seperti berikut ini:
- Kehilangan harga diri (82%)
- Berteriak-teriak histeris (51%)
- Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
- Ingin melakukan bunuh diri (28%)
- Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)
- Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)

2.4 ABORSI DILIHAT DARI BERBAGAI SUDUT PANDANG

Aborsi tetap menjadi masalah kontroversial, tidak saja dari sudut pandang
kesehatan, tetapi juga sudut pandang hukum dan agama. Berikut ini bertujuan
untuk mengupas masalah aborsi ditinjau dari semua sudut pandang tersebut.

1. Sudut pandang Kesehatan


Dari sudut pandang kesehatan aborsi:
a. Dilegalkan
Dinegara yang melegalkan tindakan aborsi, negara tersebut beralasan karena
sudah mempunyai tenaga kesehatan dan teknologi kesehatan yang sudah lebih
baik. Sehingga resiko untuk terkena komplikasi lebih kecil., sekaligus mereka dapat
memanfaatkan kemajuan teknologi kedokteran.
Selain itu tidakan aborsi ini akan dilakukan karena telah melalui syarat-syarat,
seperti tindakan ini memang harus dilakukan untuk menyelamatkan nyawa ibu yang
kritis. Tapi tetap saja tenaga kesehatan tetap harus meminimalkan intervensi untuk
melakukan tidakan aborsi, selagi hal yang menjadi penyebab aborsi dapat dicegah
dan diatasi.
b. Ilegal
Di negara yang pengakhiran kehamilnya belum legal, karena mereka masih
menggunakan tenaga penolong persalinan yang masih tradisional seperti dukun
yang memakai alat-alat yang yang sangat primitif dan tidak bersih. Sehingga
resiko komplikasi yang akan didapatkan lebih besar. Selain itu diseluruh dunia, di
negara- negara yang pengakhiran kehamilannya masih illegal, pengakhiran
kehamilan ini
merupakan penyebab utama kematian ibu.
Apabila aborsi tersebut sudah dilakukan, dari petugas kesehatan tetap harus
memberikan konseling kontrasepsi yang pada intinya memberikan informasi
kepada klien untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan berikutnya yang
pada akhirnya akan mencegah aborsi sehingga tindakan aborsi semakin menurun.

2. Sudut Pandang Hukum


Sebagai upaya untuk mengatasi masalah aborsi yang tidak aman, dalam pelayanan
kebidanan, pemerintah mengeluarkan Undang – Undang tentang aborsi yaitu:
a. Pasal 299 KUHP diatur untuk menjaring orang – orang yang “mengobati”
perempuan/melakukan sesuatu terhadap perempuan dengan memberitahukan atau
menimbulkan harapan bahwa oleh karena perbuatan itu dapat terjadi pengguguran
kandungan. Jika seseorang melakukan pengguguran kandungan dengan
mengharapkan keuntungan, dan bila melakukan kejahatan dalam jabatannya, maka
ia bisa dipecat.
b. Pasal 346 KUHP mengatur pidana 4 tahun dapat dikenakan pada perempuan yang
mencari pertolongan aborsi.
c. Pasal 347 KUHP mengatur pidana dikenakan kepada siapa saja yang dengan
sengaja menyebabkan gugur kandungan tanpa seijin perempuan tersebut. Dan
bila perempuan tersebut meninggal dunia, maka hukumnya akan lebih berat
lagi
(maksimal 12 tahun).
d. Pasal 348 KUHP, mengatur pihak – pihak yang dapat terkena sanksi pidana
maksimal 5-6 tahun bila melakukan pengguguran kandungan dengan seijin
perempuan tersebut. Tambahan hukuman dikenakan bila pengguguran kandungan
menyebabkan kematian perempuan tersebut.
e. Undang – Undang No.23/1992 pasal 15 ayat 1 sebagai berikut:
“Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan
atau janinnya dapat dilakukan tindakan medis tertentu. Tindakan medis tertentu
inipun juga disertai dengan prosedur khususnya yang diatur dalam ayat 2 pasal
ini,
seperti indikasi medis, oleh tenaga kesehatan, dengan persetujuan ibu hamil dan
sarana kesehatan tertentu.
f. Undang – undang diatas memberikan hukuman pidana yang lebih berat terhadap
pelaku aborsi ( maksimal 15 tahun penjara dan denda sebesar 500 juta rupiah).
g. Undang –undang No 36 tahun 2009
 Pasal 75
1) Setiap orang dilarang melakukan aborsi.
2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan berdasarkan:
 Indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang
mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit genetic berat
dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan
bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau
 Kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi
korban perkosaan.
3) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan setelah
melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan diakhiri dengan konseling
pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang kompeten dan berwenang.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis dan perkosaan,
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
 Pasal 76
Aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 hanya dapat dilakukan:
a. Sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari hari pertama haid
terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis;
b. Oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan kewenangan yang
memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh menteri;
c. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan;
d. Dengan izin suami, kecuali korban perkosaan; dan
e. Penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh
menteri.
 Pasal 77
Pemerintah wajib melindungi dan mencegah perempuan dari aborsi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dan ayat (3) yang tidak bermutu,
tidak aman, dan tidak bertanggung jawab serta bertentangan dengan norma
agama
dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Namun dalam keadaan darurat sebagi upaya menyelamatkan jiwa ibu dan
janinnya dapat diambil tidakan medis tertentu . Dengan demikian dapat diambil
kesimpulan bahwa dasar hukum tindakan aborsi yang cacat hukum dan tidak jelas
itu menjadikan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan aborsi rentan
dimata hukum.
3. Sudut Pandang Agama
 Agama Islam

Umat Islam percaya bahwa Al-Quran adalah Undang-Undang paling utama bagi
kehidupan manusia. Allah berfirman : ³Kami menurunkan Al-Quran kepadamu
untuk menjelaskan segala sesuatu (QS 16:89). Berikut ini adalah pandangan Al-
Quran terhadap masalah Aborsi.

1. Manusia berapapun kecilnya adalah ciptaan Allah yang mulia.


Agama Islam sangat menjunjung tinggi kesucian kehidupan. Banyak sekali ayat-
ayat dalam Al-Quran yang bersaksi akan hal ini. Salah satunya, Allah
berfirman: ‘Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan umat manusia.´(QS 17:70)
2. Aborsi adalah membunuh. Membunuh berarti melawan terhadap perintah Allah.
Membunuh berarti melakukan tindakan kriminal. Jenis aborsi yang dilakukan dengan
tujuan menghentikan kehidupan bayi dalamkandungan tanpa alasan medis dikenal
dengan istilah ³abortus provokatuskriminalis´ yang merupakan tindakan kriminal ±
tindakan yang melawan Allah (QS 5:36).
3. Sejak kitamasih berupa janin, Allah sudah mengenal kita. Sejak kita masih sangat
kecild alam kandungan ibu, Allah sudah mengenal kita. Al Quran menyatakan:´Dia
lebih mengetahui keadaanmu, sejak mulai diciptakaNya unsur tanah dan sejak
kamu masih dalam kandungan ibumu.´(QS: 53:32).
4. Tidak ada kehamilan yang merupakan ‘kecelakaan´ atau kebetulan. Setiap janin
yang terbentuk adalah merupakan rencana Allah. Allah menciptakan manusia dari
tanah, k emudian menjadi segumpal darah dan menjadi janin. Semua ini tidak
terjadi secara kebetulan. Al-Quran mencatat firman Allah: ‘Selanjutnya Kami
dudukan janin itu dalam rahim menurut kehendak Kami selama umur kandungan.
Kemudian kami keluarkan kamu dari rahim ibumu sebagai bayi.´ (QS 22:5).
5. Nabi Muhammad SAW tidak pernah menganjurkan aborsi. Bahkan dalam kasus
hamil diluar nikah sekalipun, Nabi sangat menjunjung tinggi kehidupan. Hamil diluar
nikah berarti hasil perbuatan zinah. Hukum Islam sangat tegas terhadap para
pelaku zinah. Akan tetapi Nabi Muhammad SAW, seperti dikisahkan dalam Kitab Al-
Hudud tidak memerintahkan seorang wanita yang hamil diluar nikah untuk
menggugurkan kandungannya.
Menurut pandangan islam, apabila abortus dilakukan setelah janin
berumur 4 bulan,maka telah ada kesepakatan ulama tentang keharaman abortus
tersebut, karena diaanggap sebagai pembunuhan terhadap manusia. Tetapi
apabila
pembunuhan dilakukan sebelum usia kehamilan 4 bulan ada beberapa pendapat,
yaitu :
a. Muhammad Ramli dalam kitab An-Nihayah, membolahkan abortus dengan alasan
belum bernyawa. “setiap oranng yang belum diberi nyawa tidak akan
dibengkitkan Allah dihari kiamat. Setiap Sesautu yang tidak dibangkitkan berarti
keberadaannya tidak diperhitungkan dengan demikian tidak ada larangan untuk
menggugurkannya.
(Muhammad Ramli dalam kitabnya Al-Nihayah)”.
b. Adapula ulama yang mengatakan makruh karena janin masih mengalami
pertumbuhan.
c. Ibnu Hajar dalam kitabnya At-Tuhfah dan Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya
‘ulumuddin mengharamkan abortus dalam tahap ini.
d. Mahmud Syaltut mengatakan behwa sejak bertemunya ovum dan sperma maka
pengguguran adalah suatu kejahatan dan haram hukumnya, sekalipun si janin
belum diberi nyawa, sebab sudah ada kehidupan pada kandungan yang sedang
mengalami pertumbuhan dan pdersiapan untuk menjadi manusia. Tetapi apabila
abortus dilakukan benar-benar terpaksa demi menyelamatkan nyawa ibu maka
islam membolehkan, karena islam mempunyai prinsip “menempuh salah satu
tindakan yang lebih riongan dari 2 hal yang berbahaya, iru wajib hukumnya”.

Menurut Fatwa MUI

Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 4 Tahun 2005, tentang Aborsi menetapkan
ketentuan hukum Aborsi sebagai berikut :

1. Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada dinding rahim
ibu (nidasi).
2. Aborsi dibolehkan karena adanya uzur, baik yang bersifat darurat ataupun
hajat. Darurat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan
sesuatu yang diharamkan maka ia akan mati atau hampir mati. Sedangkan Hajat
adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu
yang
diharamkan maka ia akan mengalami kesulitan besar.
a. Keadaan darurat yang berkaitan dengan kehamilan yang membolehkan aborsi
adalah Perempuan hamil menderita sakit fisik berat seperti kanker stadium lanjut,
TBC dengan caverna dan penyakit-penyakit fisik berat lainnya yang harus
ditetapkan oleh Tim Dokter.Dalam keadaan di mana kehamilan mengancam nyawa
si ibu.
b. Keadaan hajat yang berkaitan dengan kehamilan yang dapat membolehkan aborsi
adalah:
o Janin yang dikandung dideteksi menderita cacat genetik yang kalau lahir kelak sulit
disembuhkan.
o Kehamilan akibat perkosaan yang ditetapkan oleh Tim yang berwenang yang di
dalamnya terdapat antara lain keluarga korban, dokter, dan ulama.
Kebolehan aborsi sebagaimana dimaksud huruf b harus dilakukan sebelum janin
berusia 40 hari.
3. Aborsi haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi akibat zina.

 Agama Katolik
Agama katolik menentang adanya aborsi, hal ini didasarklan bahwa kehidupan
manusia merupakan suatu hal yang sangat berharga dan perlu dihormati serta
merupakan hak asasi setiap orang. Aborsi dianggap sebagai pembunuhan janin.
Gereja katholik, tak henti-hentinya mengutuk aborsi yang secara langsung
dan terencana mencabut nyawa bayi yang belum dilahirkan. Pada prinsipnya,
umat kristen katholik percaya bahwa semua kehidupan adalah kudus sejak dari
masa pembuahan hingga kematian yang wajar, dan karenanya mengakhiri
kehidupan manusia yang tidak bersalah, baik sesudah maupun sebelum ia
dilahirkan, merupakan kejahatan moral. Gereja mengajarkan, “ kehidupan
manusia adalah kudus karena sejak awal ia membutuhkan kekuasaan Allah
pencipata dan untuk selama-lamanya tinggal dalam hubungan khusus dengan
penciptanya, tujuan satu- satunya. Hanya Allah sajalah tuhan kehidupan sejak
awal sampai akhir : tidak ada ada seorangpun boeh berpretensi mempunyai hak,
dalam keadaan manapun, untuk mengakhiri secara langsung kehidupan manusia
yang tidak bersalah. (Donum
vitae,2005).
Gereja Katholik memfatwa bahwa aborsi adalah tindakan pembunuhan. Tak
urung dua orang Paus melarang tindakan aborsi tersebut, yaitu Paus Pius IX dan
Paus Paulus Johanes yang secara tersurat melarang tindakan aborsi. (Marike Helena
Blofied, 2006)

 Agama Kristen
Agama Kristen menentang adanya aborsi, hal ini didasarkan bahwa
kehidupan manusia merupakan suatu hal yang sangat berharga dan perlu
dihormati serta
merupakan hak asasi setiap orang. Aborsi di anggap sebagai pembunuhan janin.
Alkitab tidak pernah secara khusus berbicara mengenai soal aborsi. Namun
demikian, ada banyak ajaran Alkitab yang membuat jelas apa pandangan Allah
mengenai aborsi. Berikut ini adalah pandangan Allah terhadap Aborsi :
1. Jangan pernah berpikir bahwa janin dalam kandungan itu belum memiliki
nyawa Yer 1:5 ‘Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah
mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah
menguduskan
engkau, Aku telah menetapkanengkau menjadi nabi bagi bangsa bangsa.´
2. Aborsi karena alasan janin yang cacat tidak dibenarkan Tuhan.
3. Yes 45 : 9-12 ‘Celakalah orang yang berbantah dengan Pembentuknya; dia tidak
lain dari beling periuk saja! Adakah tanah liat berkata kepada pembentuknya:
‘Apakah yang kau buat?´ atau yang telah dibuatnya: ‘Engkau tidak punya tangan!´
Celakalah orang yang berkata kepada ayahnya: ‘Apakah yang kau peranakkan?´
dan kepada ibunya: ‘Apakah yang kau lahirkan?´ Beginilah firman Tuhan, Yang Maha
kudus, Allah dan Pembentuk Israel; ‘Kamukah yang mengajukan pertanyaan
kepadaKu mengenai anak-anakKu, atau memberi perintah kepadaKu mengenai
yang dibuat tanganKu? Akulah yang menjadikan bumi dan yang menciptakan
manusia di atasnya; tanganKulah yang membentangkanlangit, dan Akulah yang
memberi perintah kepada seluruh tentaranya´.
4. Tuhan tidak pernah memperkenankan anak manusia dikorbankan. Apapun
alasannya. Yeh 16:20-21 ‘Bahkan, engkau mengambil anak-anakmu lelaki dan
perempuan yang engkau lahirkan bagiKu dan mempersembahkannya kepada
mereka menjadi makanan mereka. Apakah persundalanmu ini masih perkara
enteng bahwa engkau menyembelih anak-anakKu dan menyerahkannya kepada
mereka dengan mempersembahkannya sebagai korban dalam api?‘.
5. Anak-anak adalah pemberian Tuhan. Jagalah sebaik -baiknya.
6. Mzm 127:3-5 ‘Sesungguhnya, anak laki-laki adalah milik pusaka dari pada Tuhan,
dan buah kandungan adalah suatu upah. Seperti anak-anak panah di tangan
pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda. Berbahagialah orang yang
telah membuat penuh tabung panahnya dengan semuanya itu. Ia tidak akan
mendapat malu, apabila ia berbicara dengan musuh-musuh di pintu gerbang´.

 Agama Hindu
Agama hindu juga menentang adanya pengguguran janin karena di anggap
tidak menghormati hak hidup janin. Aborsi dengan alasan apapun tidak direstui
karena pelakunya akan terkena dosa pembunuhan. Hal ini ditegaskan dalam Lontar
Yama Purana Tattwa, bahwa mereka yang membunuh janin dalam kandungan
dikutuk oleh Bhatara Yama. Dalam ephos Mahabharata, Aswatama dikutuk oleh
Bhatara Kresna karena membunuh janin-janin keturunan Pendawa yang masih
dalam kandungan. Jadi dalam kasus Aborsi yang terkena dosa adalah : Ayah-Ibu
bayi, Dokter atau Balian yang membantu aborsi.

Aborsi dalam Theology Hinduisme tergolong pada perbuatan yang disebut


‘Himsa karma´ yakni salah satu perbuatan dosa yang disejajarkan dengan
membunuh, meyakiti, dan menyiksa. Membunuh dalam pengertian yang lebih
dalam sebagai ‘menghilangkan nyawa´ mendasari falsafah ‘atma´ atau roh yang
sudah berada dan melekat pada jabang bayi sekalipun masih berbentuk gumpalan
yang belum sempurna seperti tubuh manusia. Segera setelah terjadi pembuahan
di sel telur maka atma sudah ada atas kuasa Hyang Widhi. Oleh karena itulah
perbuatan aborsi disetara kan dengan menghilangkan nyawa. Kitab-kitab suci
Hindu antara lain Rgveda 1.114 .7 menyatakan: ‘Ma no mahantam uta ma no
arbhakam´ artinya : Janganlah mengganggu dan mencelakakan bayi.
Atharvaveda X.1.29 :
³Anagohatya vai bhima ´ artinya : Jangan membunuh bayi yang tiada berdosa.

 Agama Budha
Dalam agama Buddha aborsi adalah suatu tindakan pengguguran
kandungan atau membunuh makhluk hidup yang sudah ada dalam rahim seorang
ibu. Agama Buddha menentang dan tidak menyetujui adanya tindakan aborsi
karena telah melanggar pancasila Buddhis, menyangkut sila pertama yaitu
panatipata (pembunuhan). Dalam Majjhima Nikaya 135 Buddha bersabda "Seorang
pria dan wanita yang membunuh makhluk hidup, kejam dan gemar memukul serta
membunuh tanpa belas kasihan kepada makhluk hidup, akibat perbuatan yang
telah dilakukannya itu ia akan dilahirkan kembali sebagai manusia di mana saja ia
akan bertumimbal lahir,umurnya tidaklah akan panjang". Olehkarena itu, menurut
agama buddha tindakan aborsi itu berhubungan jelas dengan karma dan akan
berakibat buruk yang berat atau ringannya tergantung pada kekuatan yang
mendorongnya dan sasaran pembunuhan itu, serta akan mendapatkan akibat
dikemudian hari, baik dalam kehidupan sekarang maupun yang akan datang.
Suatu pembunuhan telah terjadi bila terdapat 5 faktor sebagai berikut :
 Ada makhluk hidup (pano)
 Mangetahui atau menyadari ada makhlukhidup (panasanita)
 Ada kehendak (cetana) untuk membunuh (vadhabacittam)
 Melakukan pembunuhan (upakkamo)

4. Sudut Pandang HAM


Kesepakatan – kesepakatan di Konferensi Internasional Kependudukan dan
pembangunan (ICPD) 1994 dan Konferensi Perempuan Sedunia (Beijing
Conference 1995 dan Beijing Plus Five, 2000)
a. Hak perempuan atas kehidupan dan keamanan pribadi;hak reproduksi individu
yang tercantum dalam pasal 1 dan 3 Deklarasi Umum HAM PBB dan pasal 6.1 dan
9.1 dari Konvensi International Hak-hak Sipil dan Politik. Hak atas kehidupan ini
menyuarakan bahwa pelayanan aborsi harus disediakan bagi perempuan yang
hidup dalam keadaan bahaya oleh karena kehamilannya. Sebuah negara dapat
dianggap melanggar hak ini bila menolak untuk melindungi perempuan dengan
resiko kematian atau kekacauan sebagai akibat dari aborsi tidak aman. Sedangkan
hak keamanan pribadi dapat diinterpretasikan sebagai perempuan tidak harus
dibatasi apakah ia melanjutkan kehamilannya atau mengakhirinya, dan ia
mempunyai hak untuk memutuskan bagi dirinya mengenai pengakhian kehamilan
yang tidak dikehendakinya.
b. Hak perempuan untuk memperoleh standar kesehatan yang tertinggi;hak asasi
yang tercantum dalam paal 25 DUHAM. Untuk mencapai standar kesehatan
tertinngi bagi perempuan, perempuan harus dapat akses atas pelayanan aborsi
yang aman diantara layanan – layanan reproduksi lainnya, untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan minimum.
c. Hak perempuan untuk memperoleh manfaat dari kemajuan ilmiah dan hak untuk
memperoleh informasi:diakui dalam pasal 27.1 dan 19 DUKHAM. Hak ini untuk
menjangkau akses pada teknologi terbaru (seperti aborsi secara medis, menstrual
regulation), memprioritaskan penelitian pada kesehatan reproduksi serta akses
yang penuh dan bebas atas informasi mengenai kesehatan reproduksi
b. Dengan perkembangan hak asasi manusia, bila ditinjau dari kesepakatan dan
komitmen internasional dan hukum nasional, Indonesia termasuk diantara negara-
negara yang memperbolehkan aborsi hanya untuk menyelamatkan ibu.

5. Pandangan Tim Feminis


Perempuan selalu menjadi korban, tersubordinasi dalam hukum, budaya
bahkan dalam hak-hak reproduksinya sendiri. Rahim, dimana janin tumbuh berada
di bawah kendali perempuan sebagai pemilik alat reproduksi. Itu sebabnya aborsi
selalu dikaitkan sebagai masalah perempuan, kesalahan perempuan. Lelaki seakan
menjadi bagian yang terpisahkan dalam permasalahan ini. Kehamilan Tidak
Diinginkan (KTD) terjadi karena adanya hubungan seksual antara lelaki dan
perempuan. Dalam hal ini lelaki turut berperan serta mengakibatkan terjadinya KTD
yang berbuntut pada aborsi. Lelaki dan perempuan memiliki peran dan tanggung
jawab yang sama dalam hal aborsi.
Perempuan muda, tidak menikah, berpenghasilan rendah, berpendidikan
rendah dan berada di daerah pedesaan adalah mereka yang paling terkena
dampak paling parah ketika menghadapi pilihan aborsi. Pada kelompok ini,
aborsi tidak
aman adalah pilihan yang tersedia dengan mudah dan murah.
Selain itu, layanan aborsi ilegal dan tidak aman menjadi lahan yang sangat
subur bagi para penyedia layanan aborsi yang tidak bertanggung jawab dan hanya
mencari untung dari kesulitan bertumpuk yang dialami perempuan. Penjualan
obat aborsi yang meminta transfer uang banyak berakhir dengan penipuan. Dalam
posisi
ini, perempuan tidak memiliki perlindungan hukum untuk menuntut hak mereka.
Pengakuan hak perempuan untuk membuat keputusan tentang tubuh mereka
sendiri, termasuk hak atas integritas fisik, hak untuk memutuskan secara bebas dan
bertanggung jawab jumlah dan jarak antar kehamilan (ditemukan dalam dokumen
internasional). Maka menjadi kewajiban pemerintah untuk menghormati, melindungi
dan memenuhi hak tersebut. Sebagai upaya memenuhi hak tersebut, sudah
seharusnya pemerintah memberikan akses yang terbuka dalam pendidikan,
informasi dan layanan konseling yang berhubungan dengan seksualitas dan
kesehatan reproduksi. Ketika layanan kontrasepsi dan pendidikan tersebut
terpenuhi, maka angka Kehamilan Tidak Dinginkan yang memicu terjadinya aborsi
bisa ditekan. Layanan aborsi aman hanya menjadi pilihan terakhir.
Hak perempuan untuk mengakhiri kehamilan diimplikasikan dan didukung
dalam berbagai perjanjian dan instrumen internasional. Akses terhadap layanan
aborsi yang aman adalah bagian penting untuk melindungi hak perempuan
terhadap kesehatan dan hak mereka untuk hidup. Termasuk di dalamnya adalah hak
perempuan untuk menikmati hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan aplikasinya
yang tercantum dalam Kovenan ekonomi, sosial dan budaya dimana perempuan
tidak hanya mendapat akses terhadap aborsi yang aman, namun juga terhadap
metode-metode aborsi terbaru yang dianggap aman dan efektif . Oleh karena itu,
pembatasan atau pelarangan terhadap layanan aborsi yang aman merupakan
diskriminasi terhadap perempuan .

6. Sudut Pandang Masyarakat


Aborsi dipandang sebagai tindakan yang tidak sesuai dengan norma dan etika
budaya ketimuran, karena budaya timur masih memegang kuat agamanya. Saat
ini, masalah aborsi, dan, karenanya, masalah anti-aborsi menjadi sangat
penting
terutama untuk berkembang dengan baik, masyarakat pasca-industri. Jelas
bahwa ini bukan masalah individu lagi tapi benar-benar masalah sosial karena tidak
hanya menyangkut kesehatan perempuan tetapi juga menghasilkan dampak serius
terhadap situasi demografis di seluruh negeri dan pada suasana psikologis dalam
masyarakat pada umumnya dan dalam keluarga pada khususnya. Tradisional, aborsi
adalah titik argumen serius bagi dan melawan fenomena ini di sebagian besar
masyarakat. Sebagai aturan, sebagian besar dari masyarakat adalah melawan
aborsi tapi pada kondisi tertentu bahkan konservatif setuju bahwa aborsi mungkin
diperlukan atau bahkan tak terelakkan. Lagi pula, masyarakat harus sangat berhati-
hati mengatasi masalah cuaca untuk mendukung atau menolak sepenuhnya ide-ide
aborsi tapi pada saat yang sama perempuan harus memiliki pilihan dan kesempatan
untuk aborsi.
Pertama-tama, akan sangat penting untuk merujuk kepada beberapa data
statistik yang membuktikan bahwa aborsi tidak dapat dilarang pointblank,
khususnya di negara berkembang dengan baik. Tapi perlu untuk menggaris bawahi
bahwa aborsi bukanlah masalah perempuan hanya itu masalah seluruh masyarakat.
Untuk membuktikan pernyataan ini akan cukup untuk menyebutkan bahwa lebih
dari 1000 serangan kekerasan terhadap klinik aborsi dan dokter berkomitmen 1977-
1991 dan banyak serangan tetap tidak dilaporkan (Grimes, 1991). Jadi, itu berarti
bahwa kelompok-kelompok sosial yang pasti sudah siap untuk mempertahankan
kepercayaan mereka antiaborsi bahkan oleh pelanggaran hukum.
Pada saat yang sama, aborsi dapat menyebabkan masalah dalam keluarga
yang merupakan bagian dari masyarakat. Faktanya adalah bahwa sangat penting
bagi seorang wanita untuk memiliki suasana yang mendukung dari bagian dari
kerabat terdekat, yakni suami dan orangtua. Spesialis sangat merekomendasikan
mengambil keputusan aborsi oleh kedua pasangan yang dapat membuat keluarga
kuat sedangkan perselisihan dapat mengakibatkan perceraian. Tetapi juga
penting bahwa perempuan tidak dapat dipaksa untuk aborsi juga. Jadi peran
keluarga dalam mengambil keputusan tidak kurang penting dibandingkan
pengaruh masyarakat
atau keyakinan pribadi.
Dengan mempertimbangkan semua tersebut di atas, perlu untuk mengatakan
bahwa aborsi, menjadi fenomena sosial, memiliki banyak lawan serta pendukung
tetapi hanya sebagian kecil yang cukup radikal dan siap untuk menyangkal titik
pandang yang berlawanan. Sebagian besar siap untuk menerima aborsi walaupun
dalam kondisi tertentu. Ini berarti bahwa aborsi harus disahkan tetapi pada saat
yang sama harus diatur secara ketat agar tidak membahayakan kesehatan wanita
atau anak-anak mereka dalam kasus-kasus ketika aborsi mungkin yang dpt
dihindari.

2.5 UPAYA PENANGANAN DAN PELAYANAN


Membendung perilaku aborsi tidaklah semudah membalikkan kedua
telapak tangan. Hal ini diperlukan kerjasama lintas sektoral secara komprehensif
dan berkelanjutan. Tentu saja dimulai dari hal terkecil yang bersifat pencegahan
hingga pertolongan pasca aborsi. Upaya-upaya dan pelayanan tersebut dapat kita
rangkum dalam penjelasan berikut ini:
1. Memberikan edukasi seks di kalangan remaja. Hal ini dikarenakan masih
banyaknya para remaja kita yang mempelajari fungsi reproduksi para sudut
“kenikmatan” nya saja tanpa memandang efek-efek negatif di kemudian hari.
Maka harapannya dengan pemahaman yang tepat dan lengkap, maka remaja akan
dapat
membuat keputusan yang tepat untuk menjaga kesucian dirinya masing-masing.
2. Menanamkan kembali nilai-nilai moral sosial dan juga keagamaan akan penting
dan mulianya untuk menjaga kehormatan diri. Kebanyakan, para remaja ini
karena memang semenjak kecil sudah dijauhkan oleh norma-norma yang
mengatur hubungan antar laki-laki dan perempuan sedangkan media gencar
mempromosikan tayangan-tayangan yang berbau seksualitas dengan
mengedepankan nafsu semata. Ditambah lagi akses pornografi yang dapat
dengan mudah didapatkan
melalui internet via komputer maupun handphone.
3. Menguatkan kembali kontrol sosial di masyarakat. Tidak dipungkiri yang
menjadikan remaja bebas melakukan apa saja adalah karena semakin melemahnya
kontrol sosial dari lingkungan keluarga maupun masyarakat. Misalkan saja ada
sepasang pelaku “pacaran” yang diperbolehkan orang tuanya berdua-duaan di
dalam kamar. Meskipun tidak terjadi perzinahan di sana, namun itu dapat memicu
untuk melakukan tindakan-tindakan yang “lebih” untuk dilakukan pada lain
kesempatan dan lain tempat. Begitu juga kontrol dari masyarakat itu penting ketika
melihat ada pasangan muda-mudi yang menginap di kamar kostan dan bahkan
terjadi berhari-hari. Hal ini sudah barang tentu dapat semakin mendorong
terjadinya penyimpangan perilaku dalam artian melakukan tindakan-tindakan yang
seharusnya baru boleh dilakukan oleh pasangan suami isteri yang resmi.
4. Para pelaku yang telah melakukan aborsi juga tak dapat dipandang sebelah
mata. Mereka mempunyai hak untuk dapat kita tolong karena bisa saja hal telah
mereka lakukan tersebut adalah suatu kekhilafan yang tak ingin diulanginya lagi.
Maka, bagi para penyandang PAS, dapat kita tolong dengan memberikan
pelayanan konseling serta dukungan sosial untuk dapat bangkit kembali menjalani
kehidupan secara normal dengan diiringi taubat yang sebenar-benarnya (taubat
nasukha).

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Aborsi sangat ditentang oleh agama. Tetapi dalam bidang medis hal itu dapat
dilakukan apabila menyangkut jiwa dan kesehatan sang bayi.
2. Abortus hanya dipraktikkan dalam klinik atau fasilitas kesehatan yang ditunjuk
oleh pemerintah dan organisasi-organisasi profesi medis.
3. Aborsi hanya dilakukan oleh tenaga profesional yang terdaftar dan memperoleh
izin untuk itu, yaitu dokter spesialis kebidanan dan genekologi atau dokter umum
yang mempunyai kualifikasi untuk itu.
4. Aborsi hanya boleh dilakukan pada usia kehamilan kurang dari 12 minggu (untuk
usia diatas 12 minggu bila terdapat indikasi medis).
5. Harus disediakan konseling bagi perempuan sebelum dan sesudah abortus.
6. Harus ditetapkan tarif baku yang terjangkau oleh segala lapisan masyarakat

Pada akhirnya, dapat kita katakan bahwa perilaku aborsi di kalangan


remaja ini senantiasa terus meningkat dan bervariasi untuk persebaran usianya.
Hal ini tentu menjadi suatu keprihatinan bagi kita semua yang ujung-ujungnya
menjadi sebuah momok yang “mengerikan” bagi rupa generasi muda penerus
bangsa Indonesia di kemudian hari. Mau dibawa kemana masa depan bangsa
Indonesia jika kondisi para pemuda-pemudinya saat ini adalah mereka yang
hidupnya bebas tanpa kontrol yang signifikan dari berbagai pihak dan selanjutnya
adalah penjajahan yang terus menerus “abadi” di bumi Indonesia dalam bentuk
bukan penjajahan fisik
melainkan penjajahan di bidang “mode”, “ekonomi”, “pendidikan”, “keilmuan”,
hingga “akhlak dan moralitas”.

3.2 SARAN

Abortus hendaknya dilakukan jika benar-benar terpaksa karena


bagaimanapun didalam kehamilan berlaku kewajiban untuk menghormati
kehidupan manusia dan abortus hendaknya dilakukan oleh tenaga profesional yang
terdaftar.

http://artiasofftiyani.blogspot.co.id/2013/12/makalah-aborsi-dalam-berbagai-
aspek.html
Aborsi dalam Pandangan Beberapa Agama (Islam, Kristen, dan
Hindu)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena pertolongan-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Aborsi dalam Pandangan Beberapa Agama
(Islam, Kristen, dan Hindu)” ini dengan lancar. Penyusunan makalah ini didasarkan pada
berbagai sumber tertulis yang diambil dari media masa, buku dan internet. Mengingat banyak
kekurangan yang kami miliki, tentunya makalah ini memiliki banyak kekurangan pula. Untuk itu
kami akan berterimakasih apabila ada pendapat dan masukan berupa kritik ataupun saran demi
perbaikan ini. Selain itu kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Sebagai
bahan pengetahuan dan pembelajaran.

Palangkaraya, September 2012

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………....... i
DAFTAR ISI…........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Balakang………………………………………………........ 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………..
1
1.3 Tujuan……………………….…………………………………...
BAB II PEMBAHASAN 2
2.1 Tindak Aborsi Dipandang dari Segi Umum……………..………..
2.1.1 Pengertian Aborsi …………….……………….…………… 3
2.1.2
Istilah Aborsi dalam
2.1.3 Alasan-Alasan Ilmu Kedokteran.……………………..
untuk Melakukan Aborsi………….…..…… 3
2.1.4 Metode aborsi ……………………………………………… 4
2.2
Tindak
2.2.1 Aborsi
Aborsi di Pandang
di Pandang daridari
SegiSegi Agama……………………...
Agama Islam………………… 5
2.2.2 Aborsi di Pandang dari Segi Agama Kristen………………. 6
Aborsi di Pandang dari Segi Agama Hindu (Theology Hinduisme)
2.2.3
…………………………………………………. 11
2.3 Bahaya Aborsi……………………………………………………. 11
2.3.1
2.3.2 Resiko Aborsi……………………………………………….
Efek Samping Aborsi………………………………………. 19
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan……………………………………………………...….
3.2 Saran………………………………………………………….…. 29
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................31
31
32

33
34
35
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di zaman sekarang ini banyak tindakan-tindakan yang tidak manusiawi. Salah satunya adalah
aborsi. Kasus aborsi sekarang ini bukan lagi hal yang awam didengar, justru malah menjadi hal
yang biasa didengar. Padahal tindakan ini sangat tidak manusiawi dipandang dari segi moral,
agama, dan budaya.
Kita tidak jarang lagi melihat tindak aborsi dilakukan. Sering kali kita melihat berita-berita di
televisi yang memberitakan tindak aborsi. Janin-janin yang umurnya baru beberapa bulan,
bahkan beberapa minggu ditemukan di tong sampah, di got, bahkan didalam kantong plastik.
Kemana hati nurani ibu dan ayah mereka? Dengan mudahnya mereka membunuh anak-anak
mereka sendiri, darah daging mereka sendiri, yang seharusnya mereka jaga, mereka rawat
dengan baik tatapi yang mereka lakukan adalah memaksa melahirkan sebelum waktunya dan
membuangnya.
Marak terjadi tindak aborsi bukan hanya pada orang-orang yang telah dewasa. Tetapi justru
mereka yang masih remaja juga melakukannya. Hal itu sangat memprihatinkan. Apa itu karena
kurangnya pengetahuan tentang Agama dan Moral? Atau memang moral anak bengsa yang telah
rusak? Ataukah keduanya, tetapi pada dasarnya tindakan itu sangat bertentangan dengan moral
dan agama.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang dikemukakan di atas dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah pengertian aborsi secara umum?
2. Bagaimana pandangan agama Islam, Kristen, dan Hindu tentang tindak aborsi?
3. Apakah bahaya dari tindak aborsi?
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah pembaca dapat mengetahui pengertian
aborsi secara umum, dan dapat mengetahui pandangan-pandangan berbagai agama (Islam,
Hindu, dan Kristen) tentang tindak aborsi serta dapat mengetahui dampak buruk atau bahaya dari
tindak aborsi.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tindak Aborsi Dipandang dari Segi Umum
2.1.1 Pengertian Aborsi
Aborsi (Abortus) adalah berakhirnya suatu kehamilan (akibat factor tertentu) pada atau
sebelum kehamilan itu berusia 20 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di
luar kendungan (Lily Yulaikah, 2008: 72).
Di Indonesia, belum ada batasan resmi mengenai aborsi. Dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia (Prof. Dr. JS. Badudu dan Prof. Sutan Mohammad Zain, Pustaka Sinar Harapan,
Jakarta, 1996) abortus didefinisikan sebagai terjadi keguguran janin; melakukan abortus sebagai
melakukan pengguguran (dengan sengaja karena tak menginginkan bakal bayi yang dikandung
itu). Secara umum istilah aborsi diartikan sebagai pengguguran kandungan, yaitu dikeluarkannya
janin sebelum waktunya, baik itu secara sengaja maupun tidak. Biasanya dilakukan saat janin
masih berusia muda (sebelum bulan ke empat masa kehamilan).
Sementara dalam pasal 15 (1) UU Kesehatan Nomor 23/1992 disebutkan bahwa dalam
keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya, dapat
dilakukan tindakan medis tertentu. Sedangkan pada ayat 2 tidak disebutkan bentuk dari tindakan
medis tertentu itu, hanya disebutkan syarat untuk melakukan tindakan medis tertentu.
Dengan demikian pengertian aborsi yang didefinisikan sebagai tindakan tertentu untuk
menyelamatkan ibu dan atau bayinya (pasal 15 UU Kesehatan) adalah pengertian yang sangat
rancu dan membingungkan masyarakat dan kalangan medis.
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) melarang keras dilakukannya aborsi dengan
alasan apapun sebagaimana diatur dalam pasal 283, 299 serta pasal 346 - 349. Bahkan pasal 299
intinya mengancam hukuman pidana penjara maksimal empat tahun kepada seseorang yang
memberi harapan kepada seorang perempuan bahwa kandungannya dapat digugurkan.
Namun, aturan KUHP yang keras tersebut telah dilunakkan dengan memberikan peluang
dilakukannya aborsi. Sebagaimana ditentukan dalam pasal 15 ayat 1 UU Kesehatan tersebut di
atas.
Namun pasal 15 UU Kesehatan juga tidak menjelaskan apa yang dimaksud tindakan medis
tertentu dan kondisi bagaimana yang dikategorikan sebagai keadaan darurat.
Dalam penjelasannya bahkan dikatakan bahwa tindakan medis dalam bentuk pengguguran
kandungan dengan alasan apapun, dilarang karena bertentangan dengan norma hukum, norma
agama, norma kesusilaan, dan norma kesopanan. Namun dalam keadaan darurat sebagai upaya
menyelamatkan jiwa ibu dan atau janin yang dikandungnya dapat diambil tindakan medis
tertentu. Lalu apakah tindakan medis tertentu bisa selalu diartikan sebagai aborsi yang artinya
menggugurkan janin, sementara dalam pasal tersebut aborsi digunakan sebagai upaya
menyelamatkan jiwa ibu dan atau janin. Jelas disini bahwa UU Kesehatan telah memberikan
pengertian yang membingungkan tentang aborsi.
2.1.2 Istilah Aborsi dalam Ilmu Kedokteran
Dalam ilmu kedokteran, istilah-istilah ini digunakan untuk membedakan aborsi:
a. Spontaneous abortion: gugur kandungan yang disebabkan oleh trauma kecelakaan atau sebab-sebab
alami.
b. Induced abortion atau procured abortion: pengguguran kandungan yang disengaja. Termasuk di
dalamnya adalah:
1. Therapeutic abortion: pengguguran yang dilakukan karena kehamilan tersebut mengancam
kesehatan jasmani atau rohani sang ibu, terkadang dilakukan sesudah pemerkosaan.
2. Eugenic abortion: pengguguran yang dilakukan terhadap janin yang cacat.
3. Elective abortion: pengguguran yang dilakukan untuk alasan-alasan lain.
Dalam bahasa sehari-hari, istilah "keguguran" biasanya digunakan untuk spontaneous
abortion, sementara "aborsi" digunakan untuk induced abortion.

2.1.3 Alasan-Alasan untuk Melakukan Aborsi


Berdasarkan alasan medis, dimana hal ini terjadi jika jiwa sang ibu mengalami ancaman
bahaya jika kehamilan dilanjutkan. seperti :
a. Abortus yang mengancam (threatened abortion) disertai dengan perdarahan yang terus menerus,
atau jika janin telah meninggal (missed abortion).

b. Mola Hidatidosa atau hidramnion akut.

c. Infeksi uterus akibat tindakan abortus kriminalis.

d. Penyakit keganasan pada saluran jalan lahir, misalnya kanker serviks atau jika dengan
adanya kehamilan akan menghalangi pengobatan untuk penyakit keganasan lainnya pada
tubuh seperti kanker payudara.
e. Prolaps uterus gravid yang tidak bisa diatasi.

f. Telah berulang kali mengalami operasi caesar.

g. Penyakit-penyakit dari ibu yang sedang mengandung, misalnya penyakit jantung organik
dengan kegagalan jantung, hipertensi, nephritis, tuberkulosis paru aktif, toksemia
gravidarum yang berat.

h. Penyakit-penyakit metabolik, misalnya diabetes yang tidak terkontrol yang disertai


komplikasi vaskuler, hipertiroid, dan lain-lain.

i. Epilepsi, sklerosis yang luas dan berat.

j. Hiperemesis gravidarum yang berat, dan chorea gravidarum.

k. Gangguan jiwa, disertai dengan kecenderungan untuk bunuh diri. Pada kasus seperti ini,
sebelum melakukan tindakan abortus harus dikonsultasikan dengan psikiater.
Berdasarkan alasan kriminalitas, hal ini terjadi karena kehadiran janin tidak diharapkan dan
dikawatirkan dapat membawa rasa malu bagi sang calon oarng tua, ada beberapa alasan yang
menyebabkan hal ini terjadi:
a. Alasan kesehatan, di mana ibu tidak cukup sehat untuk hamil.

b. Alasan psikososial, di mana ibu sendiri sudah enggan/tidak mau untuk punya anak lagi.

c. Kehamilan di luar nikah.

d. Masalah ekonomi, menambah anak berarti akan menambah beban ekonomi keluarga.

e. Masalah sosial, misalnya khawatir adanya penyakit turunan, janin cacat.

f. Kehamilan yang terjadi akibat perkosaan atau akibat incest (hubungan antar keluarga).

g. Selain itu tidak bisa dilupakan juga bahwa kegagalan kontrasepsi juga termasuk tindakan
kehamilan yang tidak diinginkan.
Biasanya aborsi kriminalis dilakukan oleh :
a. Wanita bersangkutan.

b. Dokter atau tenaga medis lain (demi keuntungan atau demi rasa simpati).

c. Orang lain yang bukan tenaga medis (misalnya dukun.


2.1.4 Metode aborsi
a. Urea
Karena bahaya penggunaan saline, maka suntikan lain yang biasa dipakai adalah
hipersomolar urea, walau metode ini kurang efektif dan biasanya harus dibarengi dengan asupan
hormon oxytocin atau prostaglandin agar dapat mencapai hasil maksimal. Gagal aborsi atau tidak
tuntasnya aborsi sering terjadi dalam menggunakan metode ini, sehingga operasi pengangkatan
janin dilakukan. Seperti teknik suntikan aborsi lainnya, efek samping yang sering ditemui adalah
pusing-pusing atau muntah-muntah. Masalah umum dalam aborsi pada trimester kedua adalah
perlukaan rahim, yang berkisar dari perlukaan kecil hingga perobekan rahim. Antara 1-2% dari
pasien pengguna metode ini terkena endometriosis/peradangan dinding rahim.
b. Prostaglandin
Prostaglandin merupakan hormon yang diproduksi secara alami oleh tubuh dalam proses
melahirkan. Injeksi dari konsentrasi buatan hormon ini ke dalam air ketuban memaksa proses
kelahiran berlangsung, mengakibatkan janin keluar sebelum waktunya dan tidak mempunyai
kemungkinan untuk hidup sama sekali. Sering juga garam atau racun lainnya diinjeksi terlebih
dahulu ke cairan ketuban untuk memastikan bahwa janin akan lahir dalam keadaan mati, karena
tak jarang terjadi janin lolos dari trauma melahirkan secara paksa ini dan keluar dalam keadaan
hidup. Efek samping penggunaan prostaglandin tiruan ini adalah bagian dari ari-ari yang
tertinggal karena tidak luruh dengan sempurna, trauma rahim karena dipaksa melahirkan, infeksi,
pendarahan, gagal pernafasan, gagal jantung, perobekan rahim.
c. Partial Birth Abortion
Metode ini sama seperti melahirkan secara normal, karena janin dikeluarkan lewat jalan
lahir. Aborsi ini dilakukan pada wanita dengan usia kehamilan 20-32 minggu, mungkin juga
lebih tua dari itu. Dengan bantuan alat USG, forsep (tang penjepit) dimasukkan ke dalam rahim,
lalu janin ditangkap dengan forsep itu. Tubuh janin ditarik keluar dari jalan lahir (kecuali
kepalanya). Pada saat ini, janin masih dalam keadaan hidup. Lalu, gunting dimasukkan ke dalam
jalan lahir untuk menusuk kepala bayi itu agar terjadi lubang yang cukup besar. Setelah itu,
kateter penyedot dimasukkan untuk menyedot keluar otak bayi. Kepala yang hancur lalu
dikeluarkan dari dalam rahim bersamaan dengan tubuh janin yang lebih dahulu ditarik keluar.
d. Histerotomy
Sejenis dengan metode operasi caesar, metode ini digunakan jika cairan kimia yang
digunakan/disuntikkan tidak memberikan hasil memuaskan. Sayatan dibuat di perut dan rahim.
Bayi beserta ari-ari serta cairan ketuban dikeluarkan. Terkadang, bayi dikeluarkan dalam
keadaan hidup, yang membuat satu pertanyaan bergulir: bagaimana, kapan dan siapa yang
membunuh bayi ini? Metode ini memiliki resiko tertinggi untuk kesehatan wanita, karena ada
kemungkinan terjadi perobekan rahim.
e. Metode Penyedotan (Suction Curettage)
Pada 1-3 bulan pertama dalam kehidupan janin, aborsi dilakukan dengan metode
penyedotan. Teknik inilah yang paling banyak dilakukan untuk kehamilan usia dini. Mesin
penyedot bertenaga kuat dengan ujung tajam dimasukkan ke dalam rahim lewat mulut rahim
yang sengaja dimekarkan. Penyedotan ini mengakibatkan tubuh bayi berantakan dan menarik ari-
ari (plasenta) dari dinding rahim. Hasil penyedotan berupa darah, cairan ketuban, bagian-bagian
plasenta dan tubuh janin terkumpul dalam botol yang dihubungkan dengan alat penyedot ini.
Ketelitian dan kehati-hatian dalam menjalani metode ini sangat perlu dijaga guna menghindari
robeknya rahim akibat salah sedot yang dapat mengakibatkan pendarahan hebat yang terkadang
berakhir pada operasi pengangkatan rahim. Peradangan dapat terjadi dengan mudahnya jika
masih ada sisa-sisa plasenta atau bagian dari janin yang tertinggal di dalam rahim. Hal inilah
yang paling sering terjadi yang dikenal dengan komplikasi paska-aborsi.
f. Metode D&C (Dilatasi dan Kerokan)
Dalam teknik ini, mulut rahim dibuka atau dimekarkan dengan paksa untuk memasukkan
pisau baja yang tajam. Bagian tubuh janin dipotong berkeping-keping dan diangkat, sedangkan
plasenta dikerok dari dinding rahim. Darah yang hilang selama dilakukannya metode ini lebih
banyak dibandingkan dengan metode penyedotan. Begitu juga dengan perobekan rahim dan
radang paling sering terjadi. Metode ini tidak sama dengan metode D&C yang dilakukan pada
wanita-wanita dengan keluhan penyakit rahim (seperti pendarahan rahim, tidak terjadinya
menstruasi, dsb). Komplikasi yang sering terjadi antara lain robeknya dinding rahim yang dapat
menjurus hingga ke kandung kencing.
g. Pil RU 486
Masyarakat menamakannya “Pil Aborsi Perancis”. Teknik ini menggunakan 2 hormon
sintetik yaitu mifepristone dan misoprostol untuk secara kimiawi menginduksi kehamilan usia 5-
9 minggu. Di Amerika Serikat, prosedur ini dijalani dengan pengawasan ketat dari klinik aborsi
yang mengharuskan kunjungan sedikitnya 3 kali ke klinik tersebut. Pada kunjungan pertama,
wanita hamil tersebut diperiksa dengan seksama. Jika tidak ditemukan kontra-indikasi (seperti
perokok berat, penyakit asma, darah tinggi, kegemukan, dll) yang malah dapat mengakibatkan
kematian pada wanita hamil itu, maka ia diberikan pil RU 486.
Kerja RU 486 adalah untuk memblokir hormon progesteron yang berfungsi vital untuk
menjaga jalur nutrisi ke plasenta tetap lancar. Karena pemblokiran ini, maka janin tidak
mendapatkan makanannya lagi dan menjadi kelaparan. Pada kunjungan kedua, yaitu 36-48 jam
setelah kunjungan pertama, wanita hamil ini diberikan suntikan hormon prostaglandin, biasanya
misoprostol, yang mengakibatkan terjadinya kontraksi rahim dan membuat janin terlepas dari
rahim. Kebanyakan wanita mengeluarkan isi rahimnya itu dalam 4 jam saat menunggu di klinik,
tetapi 30% dari mereka mengalami hal ini di rumah, di tempat kerja, di kendaraan umum, atau di
tempat-tempat lainnya, ada juga yang perlu menunggu hingga 5 hari kemudian. Kunjungan
ketiga dilakukan kira-kira 2 minggu setelah pengguguran kandungan, untuk mengetahui apakah
aborsi telah berlangsung. Jika belum, maka operasi perlu dilakukan (5-10 persen dari seluruh
kasus). Ada beberapa kasus serius dari penggunaan RU 486, seperti aborsi yang tidak terjadi
hingga 44 hari kemudian, pendarahan hebat, pusing-pusing, muntah-muntah, rasa sakit hingga
kematian. Sedikitnya seorang wanita Perancis meninggal sedangkan beberapa lainnya
mengalami serangan jantung.
h. Suntikan Methotrexate (MTX)
Prosedur dengan MTX sama dengan RU 486, hanya saja obat ini disuntikkan ke dalam
badan. MTX pada mulanya digunakan untuk menekan pertumbuhan pesat sel-sel, seperti pada
kasus kanker, dengan menetralisir asam folat yang berguna untuk pemecahan sel. MTX ternyata
juga menekan pertumbuhan pesat trophoblastoid – selaput yang menyelubungi embrio yang juga
merupakan cikal bakal plasenta. Trophoblastoid tidak saja berfungsi sebagai ’sistim penyanggah
hidup’ untuk janin yang sedang berkembang, mengambil oksigen dan nutrisi dari darah calon ibu
serta membuang karbondioksida dan produk-produk buangan lainnya, tetapi juga memproduksi
hormon hCG (human chorionic gonadotropin), yang memberikan tanda pada corpus luteum
untuk terus memproduksi hormon progesteron yang berguna untuk mencegah gagal rahim dan
keguguran.
MTX menghancurkan integrasi dari lingkungan yang menopang, melindungi dan
menyuburkan pertumbuhan janin, dan karena kekurangan nutrisi, maka janin menjadi mati. 3-7
hari kemudian, tablet misoprostol dimasukkan ke dalam kelamin wanita hamil itu untuk memicu
terlepasnya janin dari rahim. Terkadang, hal ini terjadi beberapa jam setelah masuknya
misoprostol, tetapi sering juga terjadi perlunya penambahan dosis misoprostol. Hal ini membuat
cara aborsi dengan menggunakan suntikan MTX dapat berlangsung berminggu-minggu. Si
wanita hamil itu akan mendapatkan pendarahan selama berminggu-minggu (42 hari dalam
sebuah studi kasus), bahkan terjadi pendarahan hebat. Sedangkan janin dapat gugur kapan saja –
di rumah, di dalam bis umum, di tempat kerja, di supermarket, dsb. Wanita yang kedapatan
masih mengandung pada kunjungan ke klinik aborsi selanjutnya, mau tak mau harus menjalani
operasi untuk mengeluarkan janin itu. Bahkan dokter-dokter yang bekerja di klinik aborsi
seringkali enggan untuk memberikan suntikan MTX karena MTX sebenarnya adalah racun dan
efek samping yang terjadi terkadang tak dapat diprediksi.
Efek samping yang tercatat dalam studi kasus adalah sakit kepala, rasa sakit, diare, penglihatan
yang menjadi kabur, dan yang lebih serius adalah depresi sumsum tulang belakang, kekuragan
darah, kerusakan fungsi hati, dan sakit paru-paru. Dalam bungkus MTX, pabrik pembuat
menuliskan peringatan keras bahwa MTX memang berguna untuk pengobatan kanker, beberapa
kasus artritis dan psoriasis, “kematian pernah dilaporkan pada orang yang menggunakan MTX”,
dan pabrik itu menyarankan agar hanya para dokter yang berpengalaman dan memiliki
pengetahuan tentang terapi antimetabolik saja yang boleh menggunakan MTX. Meski para
dokter aborsi yang menggunakan MTX menepis efek-efek samping MTX dan mengatakan MTX
dosis rendah baik untuk digunakan dalam proses aborsi, dokter-dokter aborsi lainnya tidak
setuju, karena pada paket injeksi yang digunakan untuk aborsi juga tertera peringatan bahaya
racun walau MTX digunakan dalam dosis rendah.
2.2 Tindak Aborsi di Pandang dari Segi Agama
2.2.1 Aborsi di Pandang dari Segi Agama Islam
a. Pengertian Aborsi Menurut Syariat
Dalam istilah syari’at, aborsi adalah kematian janin atau keguguran sebelum
sempurna, walaupun janin belum mencapai usia enam bulan. Dapat disimpulkan bahwa aborsi
secara syari’at tidak melihat kepada usia kandungan, namun melihat kepada kesempurnaan
bentuk janin tersebut.
b. Klasifikasi Abortus
Keguguran atau abortus (al-Ijhaadh) dapat diklasifikasikan dalam tiga jenis:
1. Al-Ijhaadh at-Tilqaa’i atau al-’Afwi (Abortus spontanea)
Yaitu proses alami yang dilakukan rahim untuk mengeluarkan janin yang tidak mungkin
sempurna unsur-unsur kehidupan padanya. Bisa jadi ini terjadi dengan sebab kecacatan besar
yang terkena penyakit beragam seperti diabetes atau lainnya.
2. Al-Ijhaadh al-’Ilaaji
(Abortus Provokatus Medisinalis/Artificialis/Therapeuticus) adalah abortus (keguguran) yang
sengaja dilakukan para medis (dokter) demi menyelamatkan nyawa ibu; yang dalam keadaan
sangat jarang bahwa kehamilannya dapat berlanjut dengan selamat.
3. Al-Ijhaadh al-Ijtimaa-i dinamakan juga al-Ijhaadh al-Jinaa-i atau al-Ijraami (Abortus
Provokatus Kriminalis) adalah aborsi yang sengaja dilakukan tanpa adanya indikasi medik
(ilegal). Tujuannya hanya untuk tidak melahirkan bayi atau untuk menjaga penampilan atau
menutup aib dan sejenisnya. Biasanya pengguguran dilakukan dengan menggunakan berbagai
cara termasuk dengan alat-alat atau obat-obat tertentu.

c. Syari’at Islam Memandang Aborsi


Melihat klasifikasi yang ada di atas, dapat dilihat bahwa jenis pertama tidak masuk dalam
kemampuan dan kehendak manusia, sehingga tentunya masuk dalam firman Allah Ta’ala:

¹‫ع هه‬:‫ إولل ووو سسه‬¹‫ف سس‬: ‫كلل وف ا لول هنس‬:‫هل ويه‬
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” [QS. al-
Baqarah/2:286]
Dan sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam:
‫ت أو‬:‫ي هو هطوأ هخ ال سي لمو‬:‫نسه‬:‫الل‬¹ ‫هم هو ون‬¹ ‫ت ا‬:‫ي سوا وه ور سك سسو‬:‫وه هعهلس‬

‫“ سن هع هع وض وو‬Dimaafkan dari umatku kesalahan (tanpa sengaja), lupa, dan keterpaksaan.”


[HR. al-Baihaqi dalam Sunannya dan di-shahih-kan Syail al-Albani dalam Shahihul-Jami' no.
13066]
Sedangkan jenis kedua tidaklah dilakukan kecuali dalam keadaan darurat yang menimpa
sang ibu, sehingga kehamilan dan upaya mempertahankannya dapat membahayakan kehidupan
sang ibu. Sehingga aborsi menjadi satu-satunya cara mempertahankan jiwa sang ibu; dalam
keadaan tidak mungkin bisa mengupayakan kehidupan sang ibu. Sehingga aborsi menjadi satu-
satunya cara mempertahankan nyawa sang ibu; dalam keadaan tidak mungkin bisa
mengupayakan kehidupan sang ibu dan janinnya bersama-sama. Dalam keadaan seperti inilah
mengharuskan para medis spesialis kebidanan mengedepankan nyawa ibu daripada janinnya.
Memang nyawa janin sama dengan nyawa sang ibu dalam kesucian dan penjagaannya, namun
bila tidak mungkin menjaga keduanya kecuali dengan kematian salah satunya, maka hal ini
masuk dalam kaedah “Melanggar yang lebih ringan dari dua madharat untuk menolak yang
lebih berat lagi.” [Irtikabul Akhaffi ad-Dhararain Lidaf'i A'lahuma]
Di sini jelaslah kemaslahatan mempertahankan nyawa sang ibu didahulukan daripada
kehidupan sang janin, karena ibu adalah induk dan tiang keluarga. Dengan takdir Allah Ta’ala, ia
bisa melahirkan berulang kali, sehingga didahulukan nasib sang ibu dari janinnya.
Syaikh Ahmad al-Ghazali seorang Ulama Indonesia menyatakan: “Adapun ulama
Indonesia berpendapat keharaman aborsi kecuali apabila ada sebab terpaksa yang harus
dilakukan dan menyebabkan kematian sang ibu. Hal ini karena syari’at Islam dalam keadaan
seperti itu memerintahkan untuk melanggar salah satu madharat yang teringan. Apabila tidak ada
di sana solusi lain kecuali menggugurkan janin untuk menjaga hidup sang ibu.” [Al-Ijhadh wa
Nazharatul-Islam Ilaihi -makalah yang disusun Ahmad al-Ghazali dan diajukan kepada
muktamar ar-Ribath yang diadakan dari tanggal 24-29/11/1972 M] Wallahu a’lam.
Permasalahan yang penting dalam pembahasan ini adalah hukum aborsi jenis ketiga, yaitu
Al-Ijhadh al-Ijtima-i yang dinamakan juga al-Ijhadh al-Jina-i atau al-Ijrami (Abortus
Provokatus Kriminalis). Hukum aborsi jenis ini telah dimaklumi bahwa janin mengalami fase-
fase pembentukan sebelum menjadi janin yang sempurna dan lahir menjadi bayi. Di antara
pembeda yang banyak dilihat para ahli fikih yang berbicara dalam hal ini adalah adanya ruh
dalam janin tersebut. Dengan dasar ini maka hukum aborsi dapat diklasifikasikan secara umum
menjadi dua:
1. Aborsi sebelum ditiupkan ruh
Melihat pendapat para Ulama fikih dari berbagai madzhab, dapat disimpulkan bahwa
pendapat mereka dalam masalah ini menjadi 3 kelompok:
a. Kelompok yang membolehkan aborsi sebelum ditiup ruh pada janin. Ini pendapat minoritas
Ulama madzhab Syafi’iyah, Hambaliyah, dan Hanafiyah.
b. Kelompok yang membolehkan aborsi sebelum dimulai pembentukan bentuk janin yaitu sebelum
empat puluh hari pertama. Ini pendapat mayoritas mazhab Hanafiyah, Syafi’iyah, dan
Hambaliyah. Pendapat ini dirajihkan Syaikh Ali Thanthawi rahimahullah.
c. Kelompok yang mengharamkan aborsi sejak terjadinya pembuahan dalam rahim. Ini pendapat
yang rajih dalam madzhab Malikiyah, pendapat Imam al-Ghazali, Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah, Ibnu Rajab al-Hambali dan Ibnu al-Jauzi. Juga pendapat madzhab Zhahiriyah.
Pendapat inilah yang dirajihkan mayoritas Ulama kontemporer dewasa ini, karena adanya
pelanggaran terhadap hak janin untuk hidup dan juga hak masyarakat. DR. Wahbah az-Zuhaili
menjelaskan hal ini dengan menyatakan: “Para Ulama sepakat mengharamkan aborsi tanpa
udzur setelah bulan keempat, yaitu setelah berlalu seratus dua puluh hari dari permulaan
kehamilan. Mereka juga sepakat menganggap ini sebagai kejahatan yang menyebabkan adanya
diyat, karena ada upaya menghilangkan jiwa dan pembunuhan. Kami juga merajihkan larangan
aborsi sejak awal kehamilan, karena adanya kehidupan dan permulaan pembentukan janin;
kecuali karena keadaan darurat seperti terkena penyakit akut/parah contohnya kelumpuhan atau
kanker. Kami condong sepakat dengan pendapat Imam al-Ghazali rahimahullah yang
menganggap aborsi, walaupun dilakukan di hari pertama kehamilan adalah seperti mengubur
janin hidup-hidup (al-Wa’du) yang merupakan kejahatan terhadap sesuatu yang ada.” [Al-
Fikhul- Islami wa Adilatuhu 3/556-557]
Sedangkan Syaikh Ahmad Sahnun seorang Ulama dari Maroko menyatakan: “Aborsi
adalah perbuatan tercela dan kejahatan besar yang dilarang dalam Islam. Juga diingkari jiwa
kemanusiaan dan jiwa-jiwa yang mulia menolaknya. Sebab hal itu adalah pembunuhan jiwa yang
Allah Ta’ala haramkan, perubahan ciptaan Allah Ta’ala dan menentang takdir/kehendak Allah
Ta’aka.” Islam telah melarang membunuh jiwa seperti dalam firman Allah Ta’ala:

‫ل هح‬:‫س‬¹‫م ا لول إولل وب‬:‫ت ى هح لره‬:‫لو‬:‫ف هس ال‬: ‫نس‬:‫تولو االل‬:‫قو‬: ‫هو هل هتس‬
‫لق‬
“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan
dengan suatu (alasan) yang benar.” [QS. al-Isra'/17:33] sebagaimana juga melarang sikap
merubah ciptaan Allah Ta’ala dalam firman-Nya:
‫ل هق ا لول‬:‫ي ور لن هخس‬:‫غل‬:‫يه‬:‫م هفهلو‬: ‫ن وهس‬:‫هو هل هء وم هرل‬
“Dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka
merubahnya.” [QS. an-Nisaa'/4:119]
Aborsi mirip dengan al-Wa’du (mengubur anak hidup-hidup) yang dahulu pernah
dilakukan di zaman Jahiliyah, bahkan tidak lebih kecil kejahatannya. Islam sangat mengingkari
hal ini sebagaimana firman-Nya:
‫ هد وة وس وءهل ست‬, ‫ل هم سو وء‬:‫ذا اس‬:‫ووإه‬
‫ه‬
“Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya.” [QS. at-Takwir/81: 8]

Baik aborsi itu dilakukan di fase awal janin atau setelah ditiupkan ruh padanya. Sebab
semua fase pembentukan janin berisi kehidupan yang harus dihormati, yaitu kehidupan
pertumbuhan dan pembentukannya. Setelah dipastikan secara ilmiyah bahwa aborsi memiliki
bahaya bagi kesehatan dan kehidupan wanita, sehingga aborsi diharamkan untuk dilakukan,
karena menghilangkan madharat lebih didahulukan dari mengambil kemaslahatan.” [Al-
Ijhadhul-Amd, makalah disampaikan dalam muktamar ar-Ribath hal. 309-346]
Sedangkan DR. Ibrahim Haqqi menyatakan: “Diharamkan aborsi karena merupakan
pembunuhan jiwa yang tidak berdosa dan menjerumuskan jiwa lainnya yaitu sang ibu kepada
bahaya yang banyak hingga bahaya kematian. Ini adalah perkara yang terlarang.” [Mauqifud-
Dinil-islam minal-Ijhadh, makalah yang disampaikan dalam muktamar ar-Ribath, lihat Islam wa
tanzhim al-Walidiyah hal. 418]
Inilah pendapat yang dirajihkan Umar bin Ibrahim Ghanim dalam kitabnya Ahkamul-
Janin: “Sudah pasti pendapat kelompok yang melarang aborsi sejak pembuahan adalah yang
lebih dekat kepada kebenaran dan sesuai dengan ruh Islam. Ruh Islam yang memerintahkan
untuk melindungi dan mnjaga keturunan; juga menghalangi kesempatan pengekor hawa dan
nafsu syahwat yang ingin mengambil kesempatan untuk merealisasikan tujuan dan keinginan
mereka untuk melemahkan keturunan kaum Muslimin. Demikian juga fatwa larangan ini
termasuk saddu adz-Dzari’at yang sangat bersesuaian dengan ruh syari’at Islam yang mulia.”
2. Aborsi setelah ditiupkan ruh pada janin (setelah empat bulan)
Telah dijelaskan bahwa ada perbedaan pendapat di antara para ulama dalam hukum
aborsi sebelum peniupan ruh pada janin. Sedangkan setelah peniupan ruh, para ahli fikih sepakat
bahwa janin telah menjadi manusia dan kemuliaan, sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah
Ta’ala:

‫م‬: ‫ن وهس‬:‫له‬: ‫ف لضس‬:‫ب وت هوه‬:‫يه‬:‫ن وهم لم هن ال لطل‬:‫قه‬: ‫ح ور هو هر هزس‬:‫ب س‬:‫له‬: ‫ب لر هواس‬:‫له‬: ‫م وف ى اس‬: ‫ن وهس‬:‫له‬:‫م هو هح همس‬:‫ده‬:‫ن ى هءاه‬:‫ هبو‬¹‫ن‬:‫د هك لر سمه‬:‫قس‬:‫وهله‬
‫ه‬
‫ف وضي سل‬: ‫ هتس‬¹‫ن‬:‫قه‬: ‫ثي رر لم لم سن هخهلس‬:‫هعهل ى هكو‬
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan
dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan
kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” [QS. al-Isra'/18:
70] dan firman Allah Ta’ala:

¹‫ف رس أه سو هف هس‬: ‫ي ور هنس‬:‫غس‬:‫ وبه‬¹‫ف هس‬: ‫ت هل هنس‬:‫هم سن هقه‬


“Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang
lain atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah
membunuh manusia seluruhnya.” [QS. al-Maidah/5: 32]
Di antara Ulama yang menukil kesepakatan ini adalah Ibnu Jizzi’ [Al-Qawaninul-Fiqhiyah hal.
141], DR. Wahbah az-Zuhaili [Al-Fiqhul-Islami wa Adillatuhu 3/556] dan DR. Muhammad Ali
al-Bar [Siyasah wa Wasail tahdidin-nasl hal. 167].
Demikianlah, menjadi jelas bagi kita bahwa aborsi setelah ditiupkan ruh pada janin
adalah kejahatan yang tidak boleh dilakukan kecuali dalam keadaan sangat darurat yang
dipastikan. Caranya dengan mengambil keputusan para medis yang terpercaya dan ahli di bidang
tersebut; yaitu bahwa adanya janin itu membahayakan kehidupan sang ibu. Perlu diketahui
dengan adanya kemajuan sarana kedokteran modern dan kemampuan ilmu serta tersedianya
semua keperluan tentang hal itu, maka aborsi untuk penyelamatan nyawa Ibu adalah peristiwa
yang sangat jarang terjadi. Wallahu a’lam.
d. Mengapa Aborsi di Haramkan dalam Hukum Al-Quran?
Umat Islam percaya bahwa Al-Quran adalah Undang-Undang paling utama bagi kehidupan
manusia. Allah berfirman: “Kami menurunkan Al-Quran kepadamu untuk menjelaskan segala
sesuatu.” (QS 16:89) Jadi, jelaslah bahwa ayat-ayat yang terkandung didalam Al-Quran
mengajarkan semua umat tentang hukum yang mengendalikan perbuatan manusia.
Tidak ada satupun ayat didalam Al-Quran yang menyatakan bahwa aborsi boleh dilakukan
oleh umat Islam. Sebaliknya, banyak sekali ayat-ayat yang menyatakan bahwa janin dalam
kandungan sangat mulia. Dan banyak ayat-ayat yang menyatakan bahwa hukuman bagi orang-
orang yang membunuh sesama manusia adalah sangat mengerikan. Berikut ini merupakan
alasan dalam Al-Quran yang mengharamkan tindakan aborsi.

1. Manusia berapapun kecilnya adalah ciptaan Allah yang mulia.


Agama Islam sangat menjunjung tinggi kesucian kehidupan. Banyak sekali ayat-ayat dalam
Al-Quran yang bersaksi akan hal ini. Salah satunya, Allah berfirman: “Dan sesungguhnya Kami
telah memuliakan umat manusia.”(QS 17:70)
2. Membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh semua orang. Menyelamatkan
satu nyawa sama artinya dengan menyelamatkan semua orang.
Didalam agama Islam, setiap tingkah laku kita terhadap nyawa orang lain, memiliki
dampak yang sangat besar. Firman Allah: “Barang siapa yang membunuh seorang manusia,
bukan karena sebab-sebab yang mewajibkan hukum qishash, atau bukan karena kerusuhan di
muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang
memelihara keselamatan nyawa seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara
keselamatan nyawa manusia semuanya.” (QS 5:32)
3. Umat Islam dilarang melakukan aborsi dengan alasan tidak memiliki uang yang cukup
atau takut akan kekurangan uang.
Banyak calon ibu yang masih muda beralasan bahwa karena penghasilannya masih belum
stabil atau tabungannya belum memadai, kemudian ia merencanakan untuk menggugurkan
kandungannya. Alangkah salah pemikirannya. Ayat Al-Quran mengingatkan akan firman Allah
yang bunyinya: “Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut melarat. Kamilah
yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu juga. Sesungguhnya membunuh mereka
adalah dosa yang besar.” (QS 17:31)
4. Aborsi adalah membunuh. Membunuh berarti melawan terhadap perintah Allah.
Membunuh berarti melakukan tindakan kriminal. Jenis aborsi yang dilakukan dengan
tujuan menghentikan kehidupan bayi dalam kandungan tanpa alasan medis dikenal dengan istilah
“abortus provokatus kriminalis” yang merupakan tindakan kriminal – tindakan yang melawan
Allah. Al-Quran menyatakan: “Adapun hukuman terhadap orang-orang yang berbuat keonaran
terhadap Allah dan RasulNya dan membuat bencana kerusuhan di muka bumi ialah: dihukum
mati, atau disalib, atau dipotong tangan dan kakinya secara bersilang, atau diasingkan dari
masyarakatnya. Hukuman yang demikian itu sebagai suatu penghinaan untuk mereka di dunia
dan di akhirat mereka mendapat siksaan yang pedih.” (QS 5:36)
5. Sejak kita masih berupa janin, Allah sudah mengenal kita.
Sejak kita masih sangat kecil dalam kandungan ibu, Allah sudah mengenal kita. Al-
Quran menyatakan:”Dia lebih mengetahui keadaanmu, sejak mulai diciptakaNya unsur tanah dan
sejak kamu masih dalam kandungan ibumu.”(QS: 53:32) Jadi, setiap janin telah dikenal
Allah, dan
janin yang dikenal Allah itulah yang dibunuh dalam proses aborsi.
6. Tidak ada kehamilan yang merupakan “kecelakaan” atau kebetulan. Setiap janin yang
terbentuk adalah merupakan rencana Allah.
Allah menciptakan manusia dari tanah, kemudian menjadi segumpal darah dan menjadi
janin. Semua ini tidak terjadi secara kebetulan. Al-Quran mencatat firman Allah: “Selanjutnya
Kami dudukan janin itu dalam rahim menurut kehendak Kami selama umur kandungan.
Kemudian kami keluarkan kamu dari rahim ibumu sebagai bayi.” (QS 22:5) Dalam ayat ini
malah ditekankan akan pentingnya janin dibiarkan hidup “selama umur kandungan”. Tidak ada
ayat yang mengatakan untuk mengeluarkan janin sebelum umur kandungan apalagi membunuh
janin secara paksa!
7. Nabi Muhammad SAW tidak pernah menganjurkan aborsi. Bahkan dalam kasus hamil
diluar nikah sekalipun, Nabi sangat menjunjung tinggi kehidupan.
Hamil diluar nikah berarti hasil perbuatan zinah. Hukum Islam sangat tegas terhadap para
pelaku zinah. Akan tetapi Nabi Muhammad SAW – seperti dikisahkan dalam Kitab Al-Hudud –
tidak memerintahkan seorang wanita yang hamil diluar nikah untuk menggugurkan
kandungannya: Datanglah kepadanya (Nabi yang suci) seorang wanita dari Ghamid dan
berkata,”Utusan Allah, aku telah berzina, sucikanlah aku.”. Dia (Nabi yang suci) menampiknya.
Esok harinya dia berkata,”Utusan Allah, mengapa engkau menampikku? Mungkin engkau
menampikku seperti engkau menampik Ma’is. Demi Allah, aku telah hamil.” Nabi
berkata,”Baiklah jika kamu bersikeras, maka pergilah sampai anak itu lahir.” Ketika wanita itu
melahirkan datang bersama anaknya (terbungkus) kain buruk dan berkata,”Inilah anak yang
kulahirkan.” Jadi, hadis ini menceritakan bahwa walaupun kehamilan itu terjadi karena zina
(diluar nikah) tetap janin itu harus dipertahankan sampai waktunya tiba. Bukan dibunuh secara
keji.
2.2.2 Aborsi di Pandang dari Segi Agama Kristen
Semua umat Kristiani bisa membaca kembali Kitab Sucinya untuk mengerti dengan jelas,
betapa Tuhan sangat tidak berkenan atas pembunuhan seperti yang dilakukan dalam tindakan
aborsi.
1. Jangan pernah berpikir bahwa janin dalam kandungan itu belum memiliki nyawa.
Kej 16:11 dan Kej 25:21-26 ~ Selanjutnya kata Malaikat Tuhan itu kepadanya: “Engkau
mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab
Tuhan telah mendengar tentang penindasan atasmu itu. ~ Berdoalah Ishak kepada Tuhan untuk
isterinya, sebab isterinya itu mandul; Tuhan mengabulkan doanya, sehingga Ribka, isterinya itu,
mengandung. Tetapi anak-anaknya bertolak-tolakan di dalam rahimnya dan ia berkata: “Jika
demikian halnya, mengapa aku hidup?” Dan ia pergi meminta petunjuk kepada Tuhan. Firman
Tuhan kepadanya: “Dua bangsa ada dalam kandunganmu, dan dua suku bangsa akan berpencar
dari dalam rahimmu; suku bangsa yang satu akan lebih kuat dari yang lain, dan anak yang tua
akan menjadi hamba kepada anak yang muda.” Setelah genap harinya untuk bersalin, memang
anak kembar yang di dalam kandungannya. Keluarlah yang pertama, warnanya merah, seluruh
tubuhnya seperti jubah berbulu; sebab itu ia dinamai Esau. Sesudah itu keluarlah adiknya;
tangannya memegang tumit Esau, sebab itu ia dinamai Yakub. Ishak berumur enam puluh tahun
pada waktu mereka lahir.
Hos 12:2-3 dan Rom 9:10-13~ Efraim menjaga angin, dan mengejar angin timur sehari
suntuk, memperbanyak dusta dan pemusnahan; mereka mengadakan perjanjian dengan Asyur,
dan membawa minyak kepada Mesir. Tuhan mempunyai perbantahan dengan Yehuda, Ia akan
menghukum Yakub sesuai dengan tingkah lakunya, dan akan memberi balasan kepadanya sesuai
dengan perbuatan-perbuatannya. ~ Tetapi bukan hanya itu saja. Lebih terang lagi ialah Ribka
yang mengandung dari satu orang, yaitu dari Ishak, bapa leluhur kita. Sebab waktu anak-anak
itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, - supaya rencana Allah
tentang pemilihanNya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan
panggilanNya – dikatakan kepada Ribka: “Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang
muda.” Seperti ada tertulis: “Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau.”
Kel 21-22 ~ pada Bab 21 dan 22 dibahas Tentang hak budak Ibrani (Kel 21:1-11);
Peraturan tentang jaminan nyawa sesama manusia (Kel 21: 12-36) ; Peraturan tentang jaminan
harta sesama manusia (Kel 22:1-17); Peraturan tentang dosa yang keji (Kel 22:18-20); Peraturan
tentang orang-orang yang tidak mampu (Kel 22:21-27); dan Berbagai-bagai peraturan (Kel
22:28-31).
Yer 1:5 ~ “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal
engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah
menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.”
Yes 7:14 ~ Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda:
Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-
laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.
Yes 44:2,24 ~ Beginilah firman Tuhan yang menjadikan engkau, yang membentuk
engkau sejak dari kandungan dan yang menolong engkau: Janganlah takut, hai hambaKu Yakub,
dan hai Yesyurun, yang telah Kupilih! Beginilah firman Tuhan, Penebusmu, yang membentuk
engkau sejak dari kandungan; “Akulah Tuhan, yang menjadikan segala sesuatu, yang seorang
diri membentangkan langit, yang menghamparkan bumi – siapakah yang mendampingi Aku?

Yes 46:3 ~ “Dengarkanlah Aku, hai kaum keturunan Yakub, hai semua orang yang masih
tinggal dari keturunan Israel, hai orang-orang yang Kudukung sejak dari kandungan, hai orang-
orang yang Kujunjung sejak dari rahim….”
Yes 49:1-2 ~ Dengarkanlah aku, hai pulau-pulau, perhatikanlah, hai bangsa-bangsa yang
jauh! Tuhan telah memanggil aku sejak dari kandungan telah menyebut namaku sejak dari perut
ibuku. Ia telah membuat mulutku sebagai pedang yang tajam dan membuat aku berlindung
dalam naungan tanganNya. Ia telah membuat aku menjadi anak panah yang runcing dan
menyembunyikan aku dalam tabung panahNya.
Yes 53:6 ~ Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya
sendiri, tetapi Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.
Ayb 3:11-16 ~ Mengapa aku tidak mati waktu aku lahir, atau binasa waktu aku keluar
dari kandungan? Mengapa pangkuan menerima aku; mengapa ada buah dada, sehingga aku
dapat menyusu? Jikalau tidak, aku sekarang berbaring dan tenang; aku tertidur dan mendapat
istirahat bersama-sama raja-raja dan penasihat-penasihat di bumi, yang mendirikan kembali
reruntuhan bagi dirinya, atau bersama-sama pembesar-pembesar yang mempunyai emas, yang
memenuhi rumahnya dengan perak. Atau mengapa aku tidak seperti anak gugur yang
disembunyikan, seperti bayi yang tidak melihat terang?
Ayb 10:8-12 ~ TanganMulah yang membentuk dan membuat aku, tetapi kemudian
Engkau berpaling dan hendak membinasakan aku? Ingatlah, bahwa Engkau yang membuat aku
dari tanah liat, tetapi Engkau hendak menjadikan aku debu kembali? Bukankah Engkau yang
mencurahkan aku seperti air susu, dan mengentalkan aku seperti keju? Engkau mengenakan
kulit dan daging kepadaku, serta menjalin aku dengan tulang dan urat. Hidup dan kasih setia
Kaukaruniakan kepadaku, dan pemeliharaanMu menjaga nyawaku.
Ayb 31:15 ~ Bukankah Ia, yang membuat aku dalam kandungan, membuat orang itu
juga? Bukankah satu juga yang membentukkami dalam rahim?
Mzm 22:9-10 ~ “Ia menyerah kepada Tuhan; biarlah Dia yang meluputkannya, biarlah
Dia yang melepaskannya! Bukankah Dia berkenan kepadanya?” Ya, Engkau yang mengeluarkan
aku dari kandungan; Engkau yang membuat aku aman pada dada ibuku.
Mzm 139:13-16 ~ Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku
dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepadaMu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib;
ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak
terlindung bagiMu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-
bagian bumi yang paling bawah; mataMu melihat selagi aku bakal anak; dan dalam kitabMu
semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.
Pkh 5:15 dan Pkh 11:5 ~ Inipun kemalangan yang menyedihkan. Sebagaimana ia
datang, demikianpun ia akan pergi. Dan apakah keuntungan orang tadi yang telah berlelah-lelah
menjaring angin? ~ Sebagaimana engkau tidak mengetahui jalan angin dan tulang-tulang dalam
rahim seorang perempuan yang mengandung, demikian juga engkau tidak mengetahui pekerjaan
Allah yang melakukan segala sesuatu.
Luk 1:13-15 ~ Tetapi malaikat itu berkata kepadanya: “Jangan takut, hai Zakharia, sebab
doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu
dan haruslah engkau menamai dia Yohanes. Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan
banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya itu. Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan dan
ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai
dari rahim ibunya;
Luk 1:39-44 ~ mengisahkan kunjungan Maria kepada Elisabet, ibu Yohanes.
Mzm 51:5 ~ Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul
dengan dosaku.
Luk 1:35-36 ~ Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan
kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu
akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang
mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia,
yang disebut mandul itu.
Mat 1:18-20 ~ Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria,
ibuNya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka
hidup sebagai suami istri. Karena Yusuf suaminya seorang yang tulus hati dan tidak mau
mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.
Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam
mimpi dan berkata: “Yusuf , anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai
istrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus….”
Hak 13:3-7 ~ Dan Malaikat Tuhan menampakkan diri kepada perempuan itu dan
berfirman kepadanya demikian: “Memang engkau mandul, tidak beranak, tetapi engkau akan
mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Oleh sebab itu, peliharalah dirimu,
janganminum anggur atau minuman yang memabukkan dan jangan makan sesuatu yang haram.
Sebab engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki; kepalanya takkan kena
pisau cukur, sebab sejak dari kandungan ibunya anak itu akan menjadi seorang nazir Allah dan
dengan dia akan mulai penyelamatan orang Israel dari tangan orang Filistin.”
Ef 1:4 ~ …yang telah menyerahkan diriNya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan
kita dari dunia jahat yang sekarang ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita.
Mat 25:34 ~ Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kananNya: Mari,
hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak
dunia dijadikan.
Why 13:8 ~ Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap
orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak
Domba, yang telah disembelih.
Why 17:8 ~ Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada, ia akan
muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang diam di bumi,
yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran,
apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi.
2. Hukuman bagi para pelaku aborsi sangat keras.
Kel 21:22-25 ~ Apabila ada orang berkelahi dan seorang dari mereka tertumbuk kepada
seorang perempuan yang sedang mengandung, sehingga keguguran kandungan, tetapi tidak
mendapat kecelakaan yang membawa maut, maka pastilah ia didenda sebanyak yang dikenakan
oleh suami perempuan itu kepadanya, dan ia harus membayarnya menurut putusan hakim.
Tetapi jika perempuan itu mendapat kecelakaan yang membawa maut, maka engkau harus
memberikan nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti
kaki, lecur ganti lecur, luka ganti luka, bengkak ganti bengkak.
3. Aborsi karena alasan janin yang cacat tidak dibenarkan Tuhan.
Yoh 9:1-3 ~ Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya.
Murid-muridNya bertanya kepadaNya: “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau
orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?"” Jawab Yesus: “Bukan dia dan bukan juga orang
tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia…”
Kis 17:25-29 ~ … dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia
kekurangan apa-apa, karena Dialah yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada
semua orang. Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk
mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-
batas kediaman mereka supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan
menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing. Sebab di dalam Dia kita
hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu:
Sebab kita ini dari keturunan Allah juga. Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak
boleh berpikir, bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan
keahlian manusia.
Mzm 94:9 ~ Dia yang menanamkan telinga, masakan tidak mendengar? Dia yang
membentuk mata, masakah tidak memandang?
Rom 8:28 ~ Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil
sesuai dengan rencana Allah.
Im 19:14 ~ Janganlah kau kutuki orang tuli dan did depan orang buta janganlah kau taruh
batu sandungan, tetapi engkau harus takut akan Allahmu; Akulah Tuhan.
Yes 45:9-12 ~ Celakalah orang yang berbantah dengan Pembentuknya; dia tidak lain dari
beling periuk saja! Adakah tanah liat berkata kepada pembentuknya: “Apakah yang kaubuat?”
atau yang telah dibuatnya: “Engkau tidak punya tangan!” Celakalah orang yang berkata kepada
ayahnya: “Apakah yang kauperanakkan?” dan kepada ibunya: “Apakah yang kaulahirkan?”
Beginilah firman Tuhan, Yang Mahakudus, Allah dan Pembentuk Israel; “Kamukah yang
mengajukan pertanyaan kepadaKu mengenai anak-anakKu, atau memberi perintah kepadaKu
mengenai yang dibuat tanganKu? Akulah yang menjadikan bumi dan yang menciptakan
manusia di atasnya; tanganKulah yang membentangkan langit, dan Akulah yang memberi
perintah kepada seluruh tentaranya.
4. Aborsi karena ingin menyembunyikan aib tidak dibenarkan Tuhan.
Kej 19:36-38 ~ Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu dari ayah mereka. Yang lebih
tua melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Moab; dialah bapa orang Moab yang
sekarang. Yang lebih mudapun melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ben-Ami;
dialah bapa bani Amon yang sekarang.
Kej 50:20 ~ Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah
telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi
sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.
Rom 8:28 ~ Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil
sesuai dengan rencana Allah.
5. Tuhan tidak pernah memperkenankan anak manusia dikorbankan. Apapun alasannya.
Yeh 16:20-21 ~ Bahkan, engkau mengambil anak-anakmu lelaki dan perempuan yang
engkau lahirkan bagiKu dan mempersembahkannya kepada mereka menjadi makanan mereka.
Apakah persundalanmu ini masih perkara enteng bahwa engkau menyembelih anak-anakKu dan
menyerahkanNya kepada mereka dengan mempersembahkannya sebagai korban dalam api?
Yer 32:35 ~ Mereka mendirikan bukit-bukit pengorbanan untuk Baaldi Lembah Ben-
Hinom, untuk mempersembahkan anak-anak lelaki dan anak-anak perempuan mereka kepada
Molokh sebagai korban dalam api, sekalipun Aku tidak pernah memerintahkannya kepada
mereka dan sekalipun hal itu tidak pernah timbul dalam hatiKu, yakni hal melakukan kejijikan
ini, sehingga Yehuda tergelincir ke dalam dosa.
Kel 1:15-17 ~ Raja Mesir juga memerintahkan kepada bidan-bidan yang menolong
perempuan Ibrani, seorang bernama Sifra dan yang lain bernama Pua, katanya: “Apabila kamu
menolong perempuan Ibrani pada waktu bersalin, kamu harus memperhatikan waktu anak itu
lahir: jika anak laki-laki, kamu harus membunuhnya, tetapi jika anak perempuan, bolehlah ia
hidup.” Tetapi bidan-bidan itu takut akan Allah dan tidak melakukan seperti yang dikatakan raja
Mesir kepada mereka, dan membiarkan bayi-bayi itu hidup.
Mzm 106:37-42 ~ Mereka mengorbankan anak-anak lelaki mereka, dan anak-anak
perempuan mereka kepada roh-roh jahat, dan menumpahkan darah orang yang tak bersalah,
darah anak-anak lelaki dan anak-anak perempuan mereka, yang mereka korbankan kepada
berhala-berhala Kanaan, sehingga negeri itu cemar oleh hutang darah. Mereka menajiskan diri
dengan apa yang mereka lakukan, dan berzinah dalam perbuatan-perbuatan mereka. Maka
menyalalah murka Tuhan terhadap umatNya, dan Ia jijik kepada milikNya sendiir.
DiserahkanNyalah mereka ke tangan bangsa-bangsa, sehingga orang-orang yang membenci
mereka berkuasa atas mereka. Mereka diimpit oleh musuhnya, sehingga takluk ke bawah
kuasanya.
II Raj 16:3; 17:17 dan 21:6 ~ .. tetapi ia hidup menurut kelakuan raja-raja Israel, bahkan
dia mempersembahkan anaknya sebagai korban dalam api, sesuai dengan perbuatan keji bangsa-
bangsa yang telah dihalau Tuhan dari depan orang Israel. ~ Tambahan pula mereka
mempersembahkan anak-anaknya sebagai korban dalam api dan melakukan tenung dan telaah
dan memperbudak diri dengan melakukan yang jahat di mata Tuhan, sehingga mereka
menimbulkan sakit hatiNya. ~ Bahkan ia mempersembahkan anaknya sebagai korban dalam api,
melakukan ramal dan telaah, dan menghubungi para pemanggil arwah dan para pemanggil roh
peramal. Ia melakukan banyak yang jahat di mata Tuhan, sehingga ia menimbulkan sakit
hatiNya.
Ul 12:31 dan 18:10-13 ~ Jangan engkau berbuat seperti itu terhadap Tuhan, Allahmu;
sebab segala yang menjadi kekejian bagi Tuhan, apa yang dibenciNya, itulah yang dilakukan
mereka bagi allah mereka; bahkan anak-anaknya lelaku dan anak-anaknya perempuan dibakar
mereka dengan api bagi allah mereka. ~ Di antaramu janganlah didapati seorangpun yang
mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api,
ataupun seorang yang menjadi petenung, seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir.
Seorang pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau
yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati. Sebab setiap orang yang melakukan hal-hal
ini adalah kekejian bagi Tuhan, dan oleh karena kekejian-kekejian inilah Tuhan, Allahmu,
menghalau mereka dari hadapanmu. Haruslah engkau hidup dengan tidak bercela di hadapan
Tuhan, Allahmu.
Im 18:21, 24 dan 30 ~ “Janganlah kauserahkan seorang dari anak-anakmu untuk
dipersembahkan kepada Molokh, supaya jangan engkau melanggar kekudusan nama Allahmu;
Akulah Tuhan. ~ Janganlah kamu menajiskan dirimu dengan semuanya itu bangsa-bangsa yang
akan Kuhalaukan dari depanmu telah menjadi najis. ~ Dengan demikian kami harus tetap
berpegang pada kewajibanmu terhadap Aku, dan jangan kamu melakukan sesuatu dari kebiasaan
yang keji itu, yang dilakukan sebelum kamu, dan janganlah kamu menajiskan dirimu dengan
semuanya itu; Akulah Tuhan, Allahmu.”
6. Anak-anak adalah pemberian Tuhan. Jagalah sebaik-baiknya.
Kej 30:1-2 ~ Ketika dilihat Rahel, bahwa ia tidak melahirkan anak bagi Yakub,
cemburulah ia kepada kakaknya itu, lalu berkata kepada Yakub: “Berikanlah kepadaku anak;
kalau tidak, aku akan mati.” Maka bangkitlah amarah Yakub terhadap Rahel dan ia berkata:”
Akukah pengganti Allah, yang telah menghalangi engkau mengandung?”
Mzm 127:3-5 ~ Sesungguhnya, anak laki-laki adalah milik pusaka dari pada Tuhan, dan
buah kandungan adalah suatu upah. Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah
anak-anak pada masa muda. Berbahagialah orang yang telah membuat penuh tabung panahnya
dengan semuanya itu. Ia tidak akan mendapat malu, apabila ia berbicara dengan musuh-musuh
di pintu gerbang.

2.2.3 Aborsi di Pandang dari Segi Agama Hindu (Theology Hinduisme)


Aborsi dalam Theology Hinduisme tergolong pada perbuatan yang disebut “Himsa
karma” yakni salah satu perbuatan dosa yang disejajarkan dengan membunuh, meyakiti, dan
menyiksa. Membunuh dalam pengertian yang lebih dalam sebagai “menghilangkan nyawa”
mendasari falsafah “atma” atau roh yang sudah berada dan melekat pada jabang bayi sekalipun
masih berbentuk gumpalan yang belum sempurna seperti tubuh manusia. Segera setelah terjadi
pembuahan di sel telur maka atma sudah ada atas kuasa Hyang Widhi. Dalam “Lontar Tutur
Panus Karma”, penciptaan manusia yang utuh kemudian dilanjutkan oleh Hyang Widhi dalam
manifestasi-Nya sebagai “Kanda-Pat” dan “Nyama Bajang”. Selanjutnya Lontar itu menuturkan
bahwa Kanda-Pat yang artinya “empat-teman” adalah: I Karen, sebagai calon ari-ari; I Bra,
sebagai calon lamas; I Angdian, sebagai calon getih; dan I Lembana, sebagai calon Yeh-nyom.
Ketika cabang bayi sudah berusia 20 hari maka Kanda-Pat berubah nama menjadi masing-
masing : I Anta, I Preta, I Kala dan I Dengen. Selanjutnya setelah berusia 40 minggu barulah
dinamakan sebagai : Ari-ari, Lamas, Getih dan Yeh-nyom. Nyama Bajang yang artinya “saudara
yang selalu membujang” adalah kekuatan-kekuatan Hyang Widhi yang tidak berwujud. Jika
Kanda-Pat bertugas memelihara dan membesarkan jabang bayi secara phisik, maka Nyama
Bajang yang jumlahnya 108 bertugas mendudukkan serta menguatkan atma atau roh dalam tubuh
bayi.
Oleh karena itulah perbuatan aborsi disetarakan dengan menghilangkan nyawa. Kitab-
kitab suci Hindu antara lain Rgveda 1.114.7 menyatakan : “Ma no mahantam uta ma no
arbhakam” artinya : Janganlah mengganggu dan mencelakakan bayi. Atharvaveda X.1.29 :
“Anagohatya vai bhima” artinya : Jangan membunuh bayi yang tiada berdosa. Dan Atharvaveda
X.1.29 : “Ma no gam asvam purusam vadhih” artinya : Jangan membunuh manusia dan
binatang. Dalam ephos Bharatayuda Sri Krisna telah mengutuk Asvatama hidup 3000 tahun
dalam penderitaan, karena Asvatama telah membunuh semua bayi yang ada dalam kandungan
istri-istri keturunan Pandawa, serta membuat istri-istri itu mandul selamanya.
Pembuahan sel telur dari hasil hubungan sex lebih jauh ditinjau dalam falsafah Hindu
sebagai sesuatu yang harusnya disakralkan dan direncanakan. Baik dalam Manava Dharmasastra
maupun dalam Kamasutra selalu dinyatakan bahwa perkawinan menurut Hindu adalah
“Dharmasampati” artinya perkawinan adalah sakral dan suci karena bertujuan memperoleh putra
yang tiada lain adalah re-inkarnasi dari roh-roh para leluhur yang harus lahir kembali menjalani
kehidupan sebagai manusia karena belum cukup suci untuk bersatu dengan Tuhan atau dalam
istilah Theology Hindu disebut sebagai “Amoring Acintya” . Oleh karena itu maka suatu
rangkaian logika dalam keyakinan Veda dapat digambarkan sebagai berikut : Perkawinan
(pawiwahan) adalah untuk syahnya suatu hubungan sex yang bertujuan memperoleh anak.
Gambaran ini dapat ditelusuri lebih jauh sebagai tidak adanya keinginan melakukan hubungan
sex hanya untuk kesenangan belaka. Prilaku manusia menurut Veda adalah yang penuh dengan
pengendalian diri, termasuk pula pengendalian diri dalam bentuk pengekangan hawa nafsu.
Pasangan suami-istri yang mempunyai banyak anak dapat dinilai sebagai kurang berhasilnya
melakukan pengendalian nafsu sex, apalagi bila kemudian ternyata bahwa kelahiran anak-anak
tidak dalam batas perencanaan yang baik. Sakralnya hubungan sex dalam Hindu banyak
dijumpai dalam Kamasutra. Antara lain disebutkan bahwa hubungan sex hendaknya
direncanakan dan dipersiapkan dengan baik, misalnya terlebih dahulu bersembahyang memuja
dua Deva yang berpasangan yaitu Deva Smara dan Devi Ratih, setelah mensucikan diri dengan
mandi dan memercikkan tirta pensucian. Hubungan sex juga harus dilakukan dalam suasana
yang tentram, damai dan penuh kasih sayang. Hubungan sex yang dilakukan dalam keadaan
sedang marah, sedih, mabuk atau tidak sadar, akan mempengaruhi prilaku anak yang lahir
kemudian.
Oleh karena hubungan sex terjadi melalui upacara pawiwahan dan dilakukan semata-mata
untuk memperoleh anak, jelaslah sudah bahwa aborsi dalam Agama Hindu tidak dikenal dan
tidak dibenarkan.

2.3 Bahaya Aborsi


2.3.1 Resiko Aborsi
Aborsi memiliki risiko penderitaan yang berkepanjangan terhadap kesehatan maupun
keselamatan hidup seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa seseorang yang melakukan
aborsi “Ia tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang “.
Resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi berisiko kesehatan dan
keselamatan secara fisik dan gangguan psikologis. Risiko kesehatan dan keselamatan fisik yang
akan dihadapi seorang wanita pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi adalah ;
a. Kematian mendadak karena pendarahan hebat.

b. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.

c. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.

d. Rahim yang sobek (Uterine Perforation).

e. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak
berikutnya.

f. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita).

g. Kanker indung telur (Ovarian Cancer).

h. Kanker leher rahim (Cervical Cancer).


i. Kanker hati (Liver Cancer).

j. Kelainan pada ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak
berikutnya dan pendarahan hebat pada kehamilan berikutnya.

k. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi ( Ectopic Pregnancy).

l. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).

m. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)


Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan
keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat
terhadap keadaan mental seorang wanita. Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-
Abortion Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam ”
Psychological Reactions Reported After Abortion ” di dalam penerbitan The Post-Abortion
Review.
Oleh sebab itu yang sangat penting untuk diperhatikan dalam hal ini adanya perhatian khusus
dari orang tua remaja tersebut untuk dapat memberikan pendidikan seks yang baik dan benar.
2.3.2 Efek Samping Aborsi
1. Efek Jangka Pendek
a. Rasa sakit yang inten
b. Terjadi kebocoran uterus
c. Pendarahan yang banyak
d. Infeksi
e. Bagian bayi yang tertinggal di dalam
f. Shock/Koma
g. Merusak organ tubuh lain
h. Kematian
2. Efek Jangka Panjang
b. Tidak dapat hamil kembali
c. Keguguran Kandungan
d. Kehamilan Tubal
e. Kelahiran Prematur
f. Gejala peradangan di bagian pelvis
g. Hysterectom
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Aborsi menurut istilah kesehatan adalah penghentian kehamilan setelah tertanamnya telur
(ovum) yang telah dibuahi dalam rahim (uterus), sebelum usia janin (fetus) mencapai 20 minggu.
Sedangkan menurut syariat islam adalah kematian janin atau keguguran sebelum sempurna,
walaupun janin belum mencapai usia enam bulan. Dapat disimpulkan bahwa aborsi secara
syari’at tidak melihat kepada usia kandungan, namun melihat kepada kesempurnaan bentuk janin
tersebut. Tidak ada satupun ayat didalam Al-Quran yang menyatakan bahwa aborsi boleh
dilakukan oleh umat Islam. Sebaliknya, banyak sekali ayat-ayat yang menyatakan bahwa janin
dalam kandungan sangat mulia. Dan banyak ayat-ayat yang menyatakan bahwa hukuman bagi
orang-orang yang membunuh sesama manusia adalah sangat mengerikan. Aborsi dalam agama
Kristen sangat dilarang, dan dikatakan bahwa betapa Tuhan sangat tidak berkenan atas
pembunuhan seperti yang dilakukan dalam tindakan aborsi.
Aborsi dalam Theology Hinduisme tergolong pada perbuatan yang disebut “Himsa
karma” yakni salah satu perbuatan dosa yang disejajarkan dengan membunuh, meyakiti, dan
menyiksa. Membunuh dalam pengertian yang lebih dalam sebagai “menghilangkan nyawa”
mendasari falsafah “atma” atau roh yang sudah berada dan melekat pada jabang bayi sekalipun
masih berbentuk gumpalan yang belum sempurna seperti tubuh manusia. Dalam undang-undang
pun pidana yang mengikatnya sangat rancu dan lebih mengarah untuk tidak melakukan
pengguguran (aborsi) terkecuali dalam keadaan darurat yang menghawatirkan keselamatan
salahsatu nya, yaitu ibu dan bayi dilakukan tindakan medis. Namun, pernyataan itu juga tidak
mengatakan untuk melakukan tindakan aborsi.
Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwasanya tindakan aborsi
sangat dilarang dalam semua agama. Tidak ada satu kitab pun yang membenarkan tindakan
aborsi dalam keadaan apapun.

3.2 Saran
Tindakan aborsi tidak dibenarkan oleh semua agama. Oleh karena itu hendaknya kita
sebagai seorang wanita berhati-hati pada hal-hal yang mengarah pada tindak aborsi. Dan sebagai
seorang bidan yang berkecimpung pada pertolongan persalinan hendaknya tidak menolong
pasien yang meminta persalinan sebelum waktunya (aborsi).

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ummah. 2010. Islam dan Aborsi-Satu Tinjauan Hukum fikih. Diunduh
10 Oktober 2012dari http;//Abangdani.wordpress.com.
Ajaran Islam Murni (AIM). 2009. Hukum Aborsi dalam Islam. Diunduh 10 Oktober
2012 dari http://ajaranislammurni.blogspot.com.
Anonim. 2012. Agama dan Aborsi. Diunduh 10 Oktober 2012 dari
http://www.aborsi.org.
Bhagawan Dwija. 2008. Mengenal Agama Hindu edisi 4 ABORSI
DALAM THEOLOGY HINDUISME. Diunduh 10 Oktober 2012
dari http://singaraja.wordpress.com.
Farid Ma’ruf. 2007. Bagaimana Islam Memandang Aborsi?. Diunduh 10
Oktober 2012 dari http;//konsultasi.wordpress.com.
Galuh Hendi. 2009. Aborsi. Diunduh 10 Oktober 2012 dari
http://javanes.kondang.blogspot.com.

Yulaikah, Lily. 2008. Kehamilan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.


Teguh Iman Prasetya. 2011. Bahaya Aborsi Menurut Hukum Islam. Diunduh
10
Oktober 2012 dari http://teguhimanprasetya.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai