Papila sirkumvalata. Ada delapan hingga dua belas buah jenis ini yang
terletak pada bagian dasar lidah. Papial sirkumvalata adalah jenis papila
terbesar, dan masing-masing sikeliligi semacam lekukan seperti parit. Papila ini
tersususn berjajar membentuk huruf V pada bagian belakang lidah.
Papila fungiformis menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah, dan
berbentuk jamur.
Papila filiformis adadlah yang terbanyak dan menyebar pada seluruh
permukaan lidah. Organ ujung untuk pengecapan adalah puting-puting
pengecap yang sangat banyak terdapat dalam dinding papila sirkum valata dan
fungiformis.
Ada empat macam rasa kecapan: manis, pahit, asam, dan asin.
Kebanyakan makanan memiliki ciri harum dan citi rasa, tetapi ciri-ciri itu
merangsang ujung saraf penciuman, dan bukan ujung saraf pengecapan.
Supaya dapat dirasakan, semua makanan harus menjadi cairan, serta harus
sungguh-sungguh bersentuhan dengan ujung saraf yang mampu menerima
rangsangan berbeda-beda. Puting pengecap yang berbeda-beda menimbulkan
kesan rasa yang berbeda-beda juga. Lidah memiliki pelayanan penyarafan yang
majemuk. Otot-otot lidah mendapat penyarafan dari urat saraf hipoglosus (saraf
otak kedua belas). Daya perasaannya di bagi menjadi “perasaan umum”, yang
menyangkut taktil perasa, seperti membedakan ukuran, bentuk, susunan,
kepadatan, suhu dan sebaginya.
Implus perasaan umum bergerak mulai dari bagian anterior lidah dalam
serabut saraf lingual, yang merupakan sebuah cabang urat saraf kranial kelima,
sementara implus indra pengecap bergerak dalam korda timpani bersama saraf
lingual, lantas bersatu dengan saraf kranial ketujuh, yaitu nervus saraf fasialis.
Saraf kranial kesembilan, saraf glosofaringeal, mambawa baik implus
perasaan umum maupun implus perasaan khusus dari sepertiga posterior lidah.
Dengan demikian indra pengecapan lidah dilayani saraf kranial kelima,
ketujuh, kesembilan, sementara gerakan-gerakannya disarafi saraf kranial
kedua belas.
Bola mata
Umumnya mata di lukiskan sebagai bola, tetapi sebetulnya lonjong dan
bukan bulat seperti bola. Bola mata mempunyai garis menengah kira-kira
2,5cm. Bagian depanya bening serta terdiri atas 3 lapisan :
a. Lapisan luar, fibrus, yang merupakan lapisan penyangga.
b. Lapisan tengah, vaskuler.
c. Lapisan dalam, lapisan saraf.
Ada enam otot penggerak mata, empat di antaranya lurus, sementara
dua yang lain agak serong. Otot-otot ini terletak di sebelah dalam orbita, dan
bergerak dari dinding tulang orbita untuk di kaitkan pada pembungkus sklerotik
mata sebelah belakang kornea. Otot-otot lurus terdiri atas otot rektus mata
superior, inferior, medial, dan lateral. Otot-otot ini menggerakan mata ke atas,
ke bawah, ke dalam, dan ke sisi luar bergantian.
Otot-otot oblik adalah otot inferior dan superior. Otot oblik superior
menggerakan mata ke bawah dan ke sisi luar, sementara otot oblik inferior
menggerakan mata ke atas dan juga ke sisi luar. Serabut-serabut saraf yang
melayani otot-otot ini adalah nervi motores okuli, yaitu saraf cranial ketiga,
keempat, dan keenam.
Biasanya sumbuh kedua mata mengarah secara serentak pada satu titik
yang sama, tetapi akibat adanya paralisa pada sebuah atau beberapa otot, mata
tidak dapat mengarah secara serentak lagi, maka timbulah apa yang di
namakan matajuling atau strabismus.
Sklera adalah pembungkus yang kuat dan fibrus. Sklera
membentuk putih mata dan bersambung pada bagian depan dengan sebuah
jendela membrane yang bening, yaitu kornea. Sklera melindungi struktur mata
yang sangat halus, serta membantu mempertahankan bentuk biji mata.
Koroid atau lapisan tengah berisi pembuluh darah, yang merupakan
ranting-ranting arteria oftalmika, cabang dari arteria karotis interna. Lapisan
vaskuler ini membentuk iris yang berlubang di tengahnya, atau yang di sebut
pupil (manic) mata. Selaput berpigmen adalah belakang iris memancarkan
warnanya, dan dengan demikian menentukan apakah sebuah mata itu berwarna
biru, coklat, kelabu, dan seterusnya. Koroid bersambung pada bagian depanya
dengan iris, dan tepat di belakang iris, selaput ini menebal guna membentuk
korpus siliare, sehingga korpus siliare terletak antara koroid dan iris. Korpus
siliare itu berisi serabut otot sirkular dan serabut-serabut yang letaknya seperti
jari-jari sebuah lingkaran. Kontraksi otot sirkular menyebabkan pupil mata juga
berkontraksi. Semuanya ini bersama-sama membentuk traktus uvea, yang
terdiri atas iris, korpus siliare, dan selaput koroid.
Retina adalah lapisan saraf pada mata, yang terdiri atas sejumlah
lapisan serabut, yaitu sel-sel saraf, batang-batang, dan kerucut semuanya
termasuk konstruksi retina, yang merupakan jaringan saraf halus yang
menghantarkan impuls saraf dari luar menuju diskus optik, yang merupakan titik
tempat saraf optik meninggalkan biji mata. Titik ini di sebut bintik buta karea
tidak mempunyai retina adalah makula, yang terletak persis berhadapan dengan
pusat pupil. Jika kita teliti biji mata mulai dari depan hingga ke belakang, akan
terlihat bagian-bagian berikut:
a. Kornea, merupakan bagian depan yang transparan dan bersambung dengan
sklera yang putih dan tidak tembus cahaya. Kornea terdiri atsa beberapa
lapiasan. Lapisan tepi adalah epitelium berlapis yang bersambung dengan
konjungtiva.
b. Bilik anterior (kamera okuli anterior), yang terletak antara kornea dan iris.
c. Iris adalah tirai berwarna di depan lensa yang bersambung dengan selaput
koroid. Iris berisi dua kelompok serabut otot tak sadar atau otot polos kelompok
yang satu mengecilkan ukuran pupil itu.
d. Pupil, Bintik tengah yang berwarna hitam, yang merupakan celah dalam iris,
tempat cahaya masuk guna mencapai retina.
e. Bilik posterior (kamera okuli posterior) terletak di antara iris dan lensa. Baik
bilik anterior maupun bilik posterior diisi dengan akueus humor.
f. Akueus humor, Cairan ini berasal dari korpus siliare dan diserap kembali ke
dalam aliran darah pada sudut antara iris dan kornea melalui vena halus yang
dikenal sebagai saluran schlem.
g. Lensa adalah sebuah benda transparan bikonveks (cembung depan
belakang) yang terdiri atas beberapa lapisan. Lensa terletak persis di belakang
iris. Membran yang dikenal sebagai ligamentum suspensorium terdapat di depan
maupun di belakang lensa itu, yang berfungsi mengaitkan lensa itu pada korpus
siliare. Bila ligamentum suspensorium mengendur, lensa mengerut dan menebal
sebaliknya bila ligamen menegang, lensa menjadi gepeng.
h.Viterus humor. Darah sebelah belakang biji mata, mulai dari lensa hingga
retina, diisi cairan penuh albumen berwarna keputih-putihan seperti agar-agar,
yaitu vitreus humor. Vitrous humor berfungsi memberi bentuk dan kekokohan
pada mata, serta mempertahankan hubungan antara retina dan selaput koroid
dan sklerotik.
Fungsi mata
Mata adalah indra penglihatan. Mata dibentuk untuk menerima
rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina, lantas dengan perantaraan
serabut-serabut nerfus optikus mengalihkan rangsangan ini ke pusat penglihatan
pada otak untuk di tafsirkan.
a. Kornea bekerja sebagai jendela bening yang melindungi struktur halus yang
berada di belakangnya, serta membantu memfokuskan bayangan pada retina.
Kornea tidak mengandung pembuluh darah.
b. Iris, yang memiliki celah di tengahnya, yaitu pupil,adalah sebuah cakram
yang dapat bergerak, dan berfungsi sebagai tirai yang melindungi retina, serta
mengendalikan jumlah cahaya yang memasuki mata.
c. Lensa,adalah organ focus utama, yang membiaskan berkas-berkas cahaya
yang terpantul dari benda-benda yang dilihat menjadi bayangan yang jelas pada
retina. Lensa berada sebuah kapsul elastis yang di kaitkan pada korpus siliare
koroid oleh ligamentum suspensorium. Dengan mempergunakan otot siliare,
permukaan anterior lensa dapat lebih atau agak kurang di cembungkan, guna
memfokuskan benda-benda dekat atau jauh hal ini disebut akomodasi visual
d. Lapisan koroid yang berpigmen mengelapkan bilik tengah mata, kira-kira
dapat dibandingkan dengan bagian dalam kamera yang diberi warna gelap.
e. Retina adalah mekanisme penyarafan untuk penglihatan. Retina memuat
ujung-ujung nervus optikus, serta dapat disamakan dengan lempeng film dalam
fotografi.
Bila sebuah bayangan tertangkap (tertangkap mata), berkas-berkas
cahaya benda yang dilihat menembus kornea, akueus humor, lensa, dan badan
vitreus guna merangsang ujung-ujung saraf dalam retina. Rangsangan yang
diterima retina bergerak melalui traktus optikus menuju daerah fisual dalam
otak, untuk ditafsirkan. Kedua daerah visual menerima berita dari kedua mata,
sehingga menimbulkan lukisan dan bentuk.
Sebelah dalam tepi retina tedapat lapisan-lapisan batang-batang dan
kerucut-kerucut yang merupakan sel-sel penglihat khusus yang peka terhadap
cahaya. Sela-sela berupa lingkaran yang terdapat di antaranya disebut granula.
Ujung proksimal batang-batang dan kerucut-kerucut itu membentuk sinapsi
(penghubung) ppertama dengan lapisan sel bipolar dalam retina. Proses kedua
yang di lakukan sel-sel itu adalah membentuk sinapsi kedua dengan sel-sel
ganglion besar, juga dalam retina. Akson-akson sel-sel ini merupakan serabut-
serabut dalam nervus optikus. Serabut-serabut saraf ini bergerak ke belakang,
mula-mula mencapai pusat yang lebih rendah dalam badan-badan khusus
thalamus, lantas akhirnya mencapai pusat visual khusus dalam lobus oksipitalis
otak, tempat penglihatan di tafsirkan.
Telinga Luar
Telinga luar terdiri atas aurikal atau pina, yang bidangnya rendah berukuran
besar serta dapat bergerak dan membantu mengumpulkan gelombang suara;
dan meatus auditorius eksternal yang menjorok ke dalam menjauhi pinah serta
menghantarkan getaran suara menuju membran timpani.
Liang ini berukuran panjang sekitar 2,5 cm, 1/3 luarnya adalah tulang rawan
sementara 2/3 dalamnya berupa tulang. Ada tiga kelompok otot yang terletak
pada bagian depan, atas, dan belakang telinga. Kendati demikian, manusia
hanya sanggup menggerakan telinganya sedikit sekali, sehingga hampir-hampir
tidak kelihatan.
2. Telinga Tengah.
Telinga tengah atau rongga timpani adalah bilik kecil yang mengandung
udara. Rongga itu terletak sebelah dalam membran timpani atau gendang
telinga, yang memisahkan rongga itu yaitu dari meatus auditorius eksternal.
Rongga itu sempit serta memiliki dinding tulang dan dinding membranosa,
sementara pada bagian belakangnya bersambung dengan antrum mastoid dalam
prosesus mastoideus pada tulang temporalis, melalui sebuah cela yang di sebut
aditus.
Tuba eustakhius bergerak kedepan dari rongga telinga tengah menuju
naso faring, lantas terbuka. Degan demikian tekanan udara pada kedua sisi
gendang telinga dapat diatur seimbang melalui meatus auditorius eksternal,
serta melalui tuba eustakhius(faringo tipani). Cela tuba eustkhius akan tertutup
jika dalam keadaan biasa, dan akan terbuka setiap kali kita menelan. Dengan
demikian tekanan udara dalam ruang timpani di pertahankan tetap seimbang
dengan tekanan udara dalam atmosfer, sehingga cedera atau ketulian akibat
tidak seimbangnya tekanan udara dapat di hindarkan. Adanya hubungan dengan
naso faring ini memungkinkan infeksi pada hidung atau tenggorokan dapat
menjalar masuk ke dalam rongga telinga tengah.
Tulang-tulang pendengaran adalah tiga tulang kecil yang tersusun pada
rongga telinga tengah seperti rantai yang bersambung dari membran timpani
menuju rongga telinga dalam. Tulang sebelah luar adalah malleus, berbentuk
seperti martir dengan gagang yang terkait pada membran timpani, sementara
kepalanya menjulur kedalam ruang timpani. Tulang yang berada di tengah
adalah incus atau landasan, sisi luarnya bersendi dengan meleus, sementara sisi
dalamnya bersendi dengan sisi dalam sebuah tulang kecil, yaitu stapes.
Stapes atau tulang sanggurdi dikaitkan pada inkus dengan ujungnya
yang lebih kecil, sementara dasarnya yang bulat panjangterkait pada membrane
yang menutupfenestra vestibule, atau tingkap joring. Rangkaian tulang-tulang
ini berfungsi mengalirkan getran suara dari gendang telinga menuju rongga
telinga dalam. Prosesus mastoideus adalah bagian tulang temporalis yang
terletak di belakang telinga. Sementara ruang udara yang berada pada bagian
atasnya adalah antrum mastoideus yang berhubungan dengan rongga telinga
tengah.
3. Telinga Dalam.
Telinga dalam berada dalam bagian os petrosum tulang temporalis.
Rongga telinga dalam itu terdiri atas berbagai rongga yang menyerupai saluran-
saluran dalam tulang temporalis. Rongga-rongga itu disebut labirin tulangdan
dilapisi membran sehingga membentuk labirin membranosa. Saluran-saluran
bermembran ini mengandung cairan dan ujung-ujung akhir saraf pendengaran
dan keseimbangan. Labirin tulang terdiri atas tiga bagian:
a. Vestibula yang merupakan bagian tengah, dan tempat bersambungnya
bagian-bagian yang lain, ibarat sebuah pintu yang menuju ruang tengah
(Vestibula) pada sebuah rumah.
b. Saluran setengah lingkaran bersambung dengan vestibula. Ada tiga jenis
saluran-saluran itu, yaitu saluran superior, posterior, dan lateral. Pada salah
satu ujung setiap saluran terdapat penebalan yang disebut anpula (Gerakan
cairan yang merangsang ujung-ujung akhir saraf khusus dalam ampula inilah
yang menyebabkan kita sadar akan kedudukan kita. Bagian teling dalam ini
berfungsi membantu serebelum dala mengendalikan keseimbangan, serta
kesadaran akan kedudukan tubuh kita).
c. Koklea adalah sebuah tabung berbentuk spiral yang membelit dirinya laksana
sebuah rumah siput. Belitan-belitan itu melingkari sebuah sumbuh berbentuk
kerucut yang memiliki bagian tengah dari tulang, yang disebutmodiulus.
Dalam setiap belitan ini, terdapat saluran membranosa yang mengandung
ujung-ujung akhir saraf pendengaran. Cairan dalam labirin membranosa disebut
endolimfa, Sementara cairan diluar labirin membranosa dan dalam labirin tulang
disebut perilimfa. Ada dua tingkap dalam ruang melingkar ini
1) Fenestra Vestibule (yang juga di sebut Fenestra ovalis, lantaran
betuknua yang bulat panjang) di tutup lubang stapes.
2) Fenestra Koklea (yang juga di sebut Fenestra Rotunda, lantan
bentuknya budar) di tutup sebuah membran.
Kedua-duanya menghadap ke telinga dalam. Adanya tingkap – tingkap
dalam ini dalam labirin tulang bertujuan agar getaran dapat di alihkan dari
rongga telingga tengah, guna dilangsungkan dalam perlinfa. Getaran dalam
perilinfa di alihkan menuju endolinfa, dan dengan demikian merangsang ujung –
ujung akhir saraf pendengaran.
6. Keseimbangan
Nervus vestibularis yang tersebar hingga kanalis semisirkularis
menghantarkan impuls-impuls menuju otak. Impuls-impuls itu dibangkitkan
dalam kanal-kanal tadi, karena adanya perubahan kedudukan cairan dalam
kanal atau saluran-saluran itu. Perubahan kedudukan cairan dalam saluran
semisirkularis inilah yang merangsang impuls, yang segera dijawab badan
berupa gerak reflex, guna memindahkan berat badan serta
mempertahankan keseimbangan.