Disusun Oleh :
KELOMPOK : 2 (DUA)
ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDERALAYA
2013
1
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Konsep
Stress dan Adaptasi ini. Sholawat teriring salam seyogyanya kita haturkan kepada Nabi
Muhammad SAW., beserta pengikutnya hingga akhir zaman.
Adapun maksud dari penyusunan makalah ini adalah sebagai tugas mata kuliah
Konsep Dasar Keperawatan. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
mata kuliah Etika Keperawatan dan pihak lainnya yang telah memberikan semangat dan
saran yang membangun demi tersusunnya makalah ini.
Kami menyadari akan kekurangan dari makalah ini, maka dari itu kami menerima
kritik dan saran demi kesempurnaan penulisan dan perbaikan dimasa yang akan datang.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
1.4 Manfaat..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3
2.1 Pengertian Stress dan Stresor.............................................................................3
2.2 Jenis Stress.........................................................................................................3
2.3 Model Stress.......................................................................................................4
2.4 Tahap-tahap stress..............................................................................................5
2.5 Adaptasi stress....................................................................................................5
2.6 Manajemen stress...............................................................................................8
BAB III PENUTUP....................................................................................................11
3.1 Kesimpulan...................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13
3
BAB I
PENDAHULUAN
Kata stres telah sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, stress merupakan
salah satu gejala psikologis yang dapat menyerang setiap orang. Stres dapat timbul karena
adanya konflik dan frustrasi. Sebagian besar orang beranggapan bahwa yang dimaksud
stres adalah sesuatu yang tidak menyenangkan dan membuat orang tersebut merasa tidak
nyaman, bingung,mudah marah, tekanan darah meningkat, detak jantung lebih cepat,
gangguan pencernaan, dsb. Sebagian besar stres dapat dipicu karena pengaruh eksternal
dan ada pula yang dipengaruhi oleh faktor internal individu tersebut. Stres sebenarnya
dapat dicegah dan diatasi dengan cara-cara tertentu. Tapi melihat hal-hal
tersebut,tampaknya tidak banyak orang yang mengetahui tentang stres, bagaimana
mencegahnya, mengatasi, ataupun memanfaatkan stres tersebut sebagai salah satu bagian
dari hidup kita. Pemahaman yang baik terhadap stres akan membantu kita dalam
menghadapi stres ketika stres tersebut menyerang kita, melalui penanganan yang tepat
dengan adanya pemahaman yang baik mengenai stres, maka individu tidak akan terkena
dampak negatif dari stres tersebut.
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
1.4 MANFAAT
Hasil tulisan makalah ini di harapkan dapat memberikan informasi yang berarti
bagi dosen, teman-teman sejawat, dan pembaca.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Faktor Internal. berasal dari diri sendiri. Stresor individual dapat timbul dari
tuntutan pekerjaan atau beban yang terlalu berat, kondisi keuangan,
ketidakpuasan dengan fisik tubuh, penyakit yang dialami, masa pubertas,
karakteristik atau sifat yang dimiliki dan sebagainya.
Faktor Eksternal. Dapat berasal dari keluarga, masyarakat, dan lingkungan.
Stresor yang berasal dari keluarga disebabkan oleh adanya perselisihan da;am
keluarga, perpisahan orang tua, adanya angota keluarga yang mengalami
lecanduan narkoba, dll. Sumber stresor dari masyarakat dan lingkungan dapat
berasal dari lingkungan pekerjaan, lingkungan sosial, atau lingkungan fisik.
Sebagai contoh, adanya atasan yang tidak pernah puas ditempat kerja, iri
terhadap teman-teman yang status sosialnyalebih tinggi, adanya polusi udara dan
sampai di lingkungan tempat tinggal kita, dll.
3
5. Stres proses tumbuh kembang, merupakan stres yang disebabkan oleh proses
tumbuh kembang seperti pada masa pubertas, pernikahan, dan pertambahan
usia.
6. Stres psikologis atau emosional, merupakan stres yang disebabkan oleh
gangguan situasi psikologis atau ketidakmampuan kondisi psikologis untuk
menyesuaikan diri, misalnya dalam hubungan interpersonal, sosial-budaya,
atau keagamaan.
4
1. Tahap pertama. Tahap ini merupakan tahap stres yang paling ringan dan biasanya
ditandai dengan munculnya semangat yang berlebihan, penglihatan lebih tajam
dari biasanya, dan merasa mampu menyelesaikan menyelesaikan pekerjaan lebih
dari biasanya (namun tanpa disadari cadangan energi dihabiskan dan timbulnya
rasa gugup yang berlebihan).
2. Tahap kedua. Tahap ini, dampak stres yang semula menyenangkan mulai
menghilang dan timbul keluhan-keluhan karena habisnya cadangan energi.
Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan antara lain merasa letih sewaktu
bangun pagi dalam kondisi normal, mudah lelah sesudah makan siang, cepat lelah
menjelang sore, sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman, jantung
berdebar-debar, otot punggung dan tengkuk terasa tegang, dan tidak bisa santai.
3. Tahap ketiga. Jika tahap stres sebelumnya tidak ditanggapi dengan memadai.
Maka keluhan akan semakin nyata, seperti gangguan lambung dan usus.
Ketegangan otot semakin terasa, gangguan pola tidur, dan tubuh terasa lemah dan
tidak bertenaga.
4. Tahap keempat. Akan muncul gejala seperti ketidakmampuan untuk melakukan
akyivitas rutin karena perasaan bosan, kehilangan semangat, teralalu lelah karena
gangguan pola tidur, kemampuan mengingat dan konsentrasi menurun, serta
muncul rasa rakut dan cemas yang tidak jelas penyebabnya.
5. Tahap kelima. Tahap ini ditandai dengan kelelahan fisik yang sangat tidak
mampu menyelesaikan pekerjaan ringan dan sederhana, gangguan pada sistem
pencernaan semakin berat, serta semakin meningkatanya rasa takut dan cemas.
6. Tahap keenam. Tahap ini merupakan tahap puncak, biasanya ditandai dengan
timbulnya rasa panik dan takut mati yang menyebabkan jantung berdetak semakin
cepat, kesulitan untuk bernapas, tubuh gemetar dan berkeringat, dan adanya
kemungkinan terjadi kolaps atau pingsan.
Ketika mengalami stres, orang menggunakan energi fisiologi,psikologi, sosial budaya, dan
spiritual untuk beradaptasi. Jumlah energi yang dibutuhkan dan efektivitas upaya adaptasi tersebut
bergantung pada intensitas, lingkup, dang jangka waktu stresor, serta jumlah stresor lainnya.
Adaptasi Fisiologi
Riset klasik yang dilakukan selye, 1976 (dalam potter dan perry,1997) membagi adaptasi
fisiologi menjadi sindrom adaptasi lokal (local adaptation syndrome -- LAS) dan sindrom adaptasi
umum (general adaptation syndrome -- GAS).
LAS
5
LAS merupakan proses adaptasi yang bersifat lokal, misalnya ketika daerah tubuh atau
kulit terkena infeksi, maka daerah sekitar kulit tersebut akan menjadi kemerahan, bengkak, terasa
nyeri, panas, dan kram. Ciri-ciri LAS adalah sebagai berikut:
4 Bersifat restoratif, yaitu membantu memperbaiki hemeostatis daerah atau bagian tubuh.
GAS
GAS merupakan proses adaptasi yang bersifat umum atau sistemik. Misalnya, apabila
reaksi lokal tidak dapat diatasi, maka timbul gangguan sistem atau seluruh tubuh lainya berupa
panas diseluruh tubuh, berkeringat, dan lain-lain. GAS terdiri atas tiga tahap, yaitu:
1. Tahap reaksi alarm, merupakan tahap awal dari proses adaptasi, yaitu tahap dimana individu
siap menghadapi stresor yang akan masuk kedalam tubuh. Tahap ini dapat diawali dengan
kesiagaan yang ditandai dengan perubahan fissiologi pengeluaran hormon oleh hipotalamus,
yang dapat menyebabkan kelenjar adrenal mengeluarkan adrenalin, yang selanjutnya memacu
denyut jantung dan menyebabkan pernpasan menjadi cepat da dangkal. Kemudian, hipotalamus
melepaskan hormon ACTH (hormon adienokortikotropik) yang dapat merangsang adrenal
untuk mengeluarkan kortikoid yang akan memengaruhi berbagai fungsi tubuh. Aktivitas
hormon yang ekstensif tersebut mempersiapkan untuk fight-of-flight
2. Tahap resistensi, pada tahap ini tubuh sudah mulai stabil, tingkat ormon, dan output jantung
kembali ke normal. Individu berupaya beradaptasi dengan stresor. Jika stres dapat diselesaikan,
tubuh akan memperbaiki kerusakan yang mungkin telah terjadi. Namun jika stresor tidak
hilang, maka ia akan memasuki tahap ketiga.
3. Tahap kelelahan, tahap ini ditandai dengan terjadinya kelelahan karena tubuh tidak mampu lagi
menanggung stres dan habisnya energi yang diperlukan untuk beradaptasi. Dan jika stres
berkelanjut akan menyebabkan kematian.
Adaptasi Psikologis
6
destruktif tidak membantu individu mengatasi stresor. Bagi sebagian orang, penggunaan alkohol
dan obat-obatan mungkin tampak seperti perilaku adaptif, namun kenyataanya, justru menambah
dan bukan menanggulangi stres.
Perilaku adaptif psikologis juga mengacu pada mekanisme koping (coping mechanism)
yang berorientasi pada tugas (task orientation) dan pertahanan diri (ego orientation).
1. Reaksi yang berorientasi pada tugas, melibatkan penggunaan kemampuan kognitif untuk
mengurangi stres dan memecahkan masalah.
c. berkompromi, yaitu mengubah metode yang biasa digunakan, mengganti tujuan, dan sebagainya.
2. reaksi yang berorientasi pada ego , reaksi ini dikenal sebagai mekanisme pertahanan diri secara
psikologis untuk mencegah gangguan psikologis yang lebih dalam. Mekanisme pertahanan diri
tersebut adalah:
7
Merupakan cara untuk mengadakan perubahan dengan melakukan proses penyesuaian
perilaku yang sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat, misalnya seseorang yang tinggal
dalam lingkungan masyarakat dengan budaya gotong-royong akan berupaya beradaaptasi dengan
lingkungannya tersebut.
Adaptasi Spiritual
Proses penyesuaian diri dengan melakukan perubahan perilaku yang didasarkan pada
keyakinan atau kepercayaan yang dimiliki sesuai dengan agama yang dianutnya. Misalnya, apabila
mengalami stres, seseorang akan giat melakukan ibadah, seperti rajin sembahyang, berpuasa, dan
sebagainya.
Manajemen stres merupakan upaya mengelola stres dengan baik, bertujuan mencegah dan
mengatasi stres agar tidak sampai ke tahap yang paling berat. Beberapa manajemen stres yang
dapat dilakukan adalah:
1. Mengatur diet dan nutrisi. Pengaturan diet dan nutrisi merupakan cara yang efektif dalam
mengurangi atau mengatasi stres. Ini dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan yang
bergizi sesuai porsi dan jadual yang teratur. Menu juga sebaiknya bervariasi agar tidak timbul
kebosanan.
2. Istirahat dan tidur. Istirahat dan tidur merupakan obat yang baik dalam mengatasi stres karena
istirahat dan tidur yang cukup akan memulihkan fisik dan kebugaran tubuh. Tidur yang cukup
juga dapat memperbaiki sel-sel yang rusak
3. Olahraga teratur. Olahraga yang teratur adalah salah satu cara meningkatkan daya tahan dan
kekebalan fisik maupun mental. Olahraga yang dilakukan tidak harus sulit.
4. Berhenti merokok. Berhenti merokok adalah bagian dari cara menanggulangi stres karena
dapat meningkatkan status kesehatan serta menjaga ketahanan kekebalan tubuh.
5. Menghindari minuman keras. Minuman keras merupakan faktor pencetus yang dapat
mengakibatkan terjadinya stres. Dengan menghindari minuman keras, individu dapat terhindar
dari banyak penyakit yang disebabkan oleh pengaruh minuman keras yang mengandung
alkohol.
6. Mengatur berat badan. Berat badan yang tidak seimbang (terlalu gemuk atau terlalu kurus )
merupakan faktor yang dapat menyebabkan timbulnya stres. Keadaan tubuh yang tidak
seimbang akan menurunkan ketahanan dn kekebalan tubuh terhadap stres.
8
7. Mengatur waktu. Pengaturan waktu merupakan cara yang tepat dalam mengurangi dan
menanggulangi stres. Dengan mengatur waktu yang sebaik-baiknya, pekerjaan yang dapat
menimbulkan kelelahan fisik dapat dihindari.
8. Terapi psikofarmatik. Terapi ini menggunakan obat-obatan dalam mengatasi stres yang dialami
melalui pemutusan jaringan antara psiko, neuro, dan imunologi sehingga stresor psikososial
yang dialami tidak memengaruhi fungsi kognitif efektif atau psikomotor yang dapat
mengganggu organ tubuh yang lain. Obat yang biasanya digunakan adalah obat anticemas dan
antidepresi.
9. Terapi somatik. Terapi ini hanya dilakukan pada gejala yang ditimbulkan akibat stres yang
dialami sehingga diharapkan tidak mengganggu sistem tubuh yang lain. Contohnya, jika
seseorang mengalami diare akibat stres, maka terapinya adalah dengan mengobati diare.
10.Psikoterapi. Meliputi psikoterapi suportif, memberikan motivasi dan dukungan agar pasien
memiliki rasa percaya diri, sedangkan psikoterapi reeduktif dilakukan dengan memberikan
pendidikan secara berulang.
Manajemen stres yang lain adalah dengan cara meningkatkan strategi koping yang berfokus
emosi, dilakukan dengan cara mengatur respons emosional stres melalui periilaku individu,
misalnya dengan meniadakan fakta yang tidak menyenangkan. dan strategi koping yang berfokus
pada masalah, dilakukan dengan mempelajari cara atau keterampilan yang dapat menyelesaikan
masalah, seperti ketrampilan menetapkan prioritas pekerjaan .
9
4. Kebutuhan Harga Diri ( Self Esteem Needs)
BAB III
PENUTUP
10
3.1 KESIMPULAN
a. Stres adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi, maupun mental. Bentuk
ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang.
b. Stresor adalah faktor yang dapat menyebabkan seseorang mendaptkan stres
c. Model stres ada 4 yaitu, Model berdasarkan respons, Model berdasarkan adaptasi,
Model berdasarkan stimulus dan model berdasarkan transaksi.
d. Jenis Stres
Faktor Internal. berasal dari diri sendiri. Stresor individual dapat timbul dari
tuntutan pekerjaan atau beban yang terlalu berat, kondisi keuangan,
ketidakpuasan dengan fisik tubuh, penyakit yang dialami, masa pubertas,
karakteristik atau sifat yang dimiliki dan sebagainya.
Faktor Eksternal. Dapat berasal dari keluarga, masyarakat, dan lingkungan.
e. Tahapan Stres
1. Tahap I ( Stress paling ringan )
Ciri-ciri : semangat meningkat, penglihatan tajam, energi meningkat namun
cadangan energinya menurun, kemampuan menyelesaikan pelajaran meningkat.
2. Tahap II ( Mulai timbul keluhan )
Ciri-ciri : sering merasa letih tanpa sebab, kadang-kadang terdapat gangguan sistem
seperti pencernaan, otot, perasaan tdk santai
3. Tahap III ( Keluhan dengan gejala-gejala )
Ciri-ciri : sakit perut, mules, otot-otot terasa tegang, perasaan tegang, gangguan
tidur, badan terasa ringan.
4.Tahap IV ( Keadaan lebih buruk )
Ciri-ciri : sulit beraktivitas, gamgguan hubungan sosial, sulit tidur, negativistik,
penurunan konsentrasi, takut tdk jelas.
5.Tahap V ( Semakin buruk )
Ciri-ciri : Keletihan meningkat, tidak mampu melakukan pekerjaan sederhana,
gangguan sistem meningkat, perasaan takut meningkat.
11
9. Terapi somatik.
10.Psikoterapi.
11.Terapi psikoloreligius.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, alimul a.aziz. 2008. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta
http://www.ekatiantanaiyo.files.wordpress.com/2011/04/stress-dan-adaption.html. diakses
17 Februari 2013
12
13