Anda di halaman 1dari 37

Gaya2 pada Tubuh

Pergerakan pada tubuh terjadi karena adanya gaya yang bekerja. Ada gaya
yang bekerja pada tubuh dan gaya yang bekerja di dalam tubuh.
#Gaya pada tubuh >>> dapat kita ketahui ex gaya berat tubuh.
#Gaya dalam tubuh >>> seringkali td disadari ex Gaya otot jantung, gaya otot paru-paru

Gaya pada tubuh ada 2 tipe :


1. Gaya pada tubuh dlm keadaan statis.
2. Gaya pada tubuh dalam keadaan dinamis.

Berikut ini adalah beberapa aspek gaya pada tubuh dalam keadaan statis:
Gaya Berat dan Gaya Otot sebagai Sistem Pengumpil

Tubuh dalam keadaan Statis berarti tubuh dlm keadaan setimbang, jumlah gaya dan momen gaya
yang ada sama dengan nol. Tulang dan otot tubuh manusia berfungsi sebagai sistem pengumpil.

Ada 3 kelas sistem pengumpil :

a. Klas pertama
Titik tumpuan terletak diantara gaya berat dan otot
Contoh: kepala & leher
b. Klas Kedua
Gaya berat diantara titik tumpu dan gaya otot.
contoh: tumit menjinjit
c. Klas Ketiga
Gaya otot terletak diantara titik tumpuan dan gaya berat
Contoh: otot lengan

Gaya paling sering diterapkan untuk menstabilkan ekstremitas yang cedera leher, punggung, atau
area pelvik. Traksi terapeutik didapat dengan memberikan tarikan pada kepala, tubuh atau
anggota gerak menuju sedikitnya dua arah, mis: tarikan traksi dan tarikan traksi lawannya. Gaya
traksi – lawan atau gaya keduanya biasanya berasal dari: >> berat tubuh pasien pada saat
bertumpu atau berat lain

Penerapan Analisa Gaya dalam Terapan Kesehatan

1. Gaya Berat Tubuh & Posisi Duduk yang menyehatkan Tulang Belakang?

Punggung adalah salah satu organ tubuh yang bekerja nonstop selama 24 jam. Dalam keadaan
tidur pun, punggung tetap menjalankan fungsinya untuk menjaga postur tubuh. Punggung
tersusun dari 24 buah tulang belakang (vertebrae), dimana masing-masing vertebrae dipisahkan
satu sama lain oleh bantalan tulang rawan atau diskus. Seluruh rangkaian tulang belakang ini
membentuk tiga buah lengkung alamiah, yang menyerupai huruf S.

Lengkung paling atas adalah segmen servikal (leher), yang dilanjutkan dengan segmen toraks
(punggung tengah), dan segmen paling bawah yaitu lumbar (punggung bawah). Lengkung
lumbar inilah yang bertugas untuk menopang berat seluruh tubuh dan pergerakan.

Berdasarkan data British Chiropractic Association, sekitar 32% populasi dunia menghabiskan
waktu lebih dari 10 jam sehari untuk duduk di depan meja kerja. Separuh dari populasi tenrsebut
tidak pernah meninggalkan meja kerja, bahkan saat makan siang. Sementara itu, dua pertiga
populasi menambah porsi duduk tegak saat berada di rumah.

”Postur tubuh yang baik akan melindungi dari cedera sewaktu melakukan gerakan karena beban
disebarkan merata keseluruh bagian tulang belakang,” ungkap Barbara Dorsch. Postur tubuh
yang baik, lanjut dia, akan dicapai jika telinga, bahu, dan pinggul berada dalam satu garis lurus
ke bawah.

Duduk dalam posisi tegak 90 derajat, kerap menyebabkan timbulnya pergerakan sendi belakang
sehingga posisi tubuh tidak seimbang. Maka itu, posisi duduk santai dengan postur miring 135
derajat adalah posisi terbaik. Dalam posisi ini, tulang belakang akan berada dalam posisi ideal, di
mana tulang belakang bagian bawah akan berbentuk seperti huruf S.
Kelebihan dari posisi ini adalah:
Posisi duduk dengan sudut kemiringan 135 derajat akan memperbaiki sirkulasi darah di bagian
bawah tubuh, sehingga dapat terhindar dari gangguan varises, selulit, dan penggumpalan darah di
kaki serta mengurangi kelelahan di kaki. “Tubuh akan terasa lebih rileks, sehingga mengurangi
terjadinya ketegangan otot,” papar Barbara.
Duduk dengan posisi kemiringan 135 derajat juga akan menghasilkan mobilitas yang lebih baik,
mudah bergerak di atas kursi, dan lebih mudah untuk naik turun kursi.

2. Traksi dalam Praktik Klinik


Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk menangani kerusakan atau
gangguan pada tulang dan otot. Tujuan dari traksi adalah untuk menangani fraktur, dislokasim
atau spasme otot dalam usaha untuk memperbaiki deformitas dan mmpercepat penyembuhan.
Ada dua tipe utama dari traksi : traksi skeletal dan traksi kulit, dimana didalamnya terdapat
sejumlah penanganan.
Prinsip Traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada bagian tubuh, tungkai, pelvis
atau tulang belakang dan menarik tahanan yang diaplikasikan pada arah yang berlawanan yang
disebut dengan countertraksi. Tahanan dalam traksi didasari pada hokum ketiga (Footner, 1992
and Dave, 1995). Traksi dapat dicapai melalui tangan sebagai traksi manual, penggunaan talim
splint, dan berat sebagaimana pada traksi kulit serta melalui pin, wire, dan tongs yang
dimasukkan kedalam tulang sebagai traksi skeletal (Taylor, 1987 and Osmond, 1999).

Traksi dapat dilakukan melalui kulit atau tulang. Kulit hanya mampu menanggung beban traksi
sekitar 5 kg pada dewasa. Jika dibutuhkan lebih dari ini maka diperlukan traksi melalui tulang.
Traksi tulang sebaiknya dihindari pada anak-anak karena growth plate dapat dengan mudah
rusak akibat pin tulang.

Indikasi traksi kulit diantaranya adalah untuk anak-anak yang memerlukan reduksi tertutup,
traksi sementara sebelum operasi, traksi yang memerlukan beban 5 kg. Akibat traksi kulit yang
kelebihan beban di antaranya adalah nekrosis kulit, obstruksi vaskuler, oedem distal, serta
peroneal nerve palsy pada traksi tungkai.
Traksi tulang dilakukan pada dewasa yang memerlukan beban > 5 kg, terdapat kerusakan kulit,
atau untuk penggunaan jangka waktu lama. Kontratraksi diperlukan untuk melawan gaya traksi,
yaitu misalnya dengan memposisikan tungkai lebih tinggi pada traksi yang dilakukan di tungkai.

http://alifis.wordpress.com/2009/10/28/seri-fisika-kesehatan__biomekanika_02/

GAYA PADA TUBUH DAN DI DALAM TUBUH

Gaya merupakan suatu konsep umum yang dapat dirasakan secara intuisi
bagi fisikiawan atau seorang insinyur.
Ada gaya bekerja pada tubuh dan ada gaya yang berada dalam tubuh kita sendiri.
Gaya yang bekerja pada tubuh ini dapat diketahui apabila kita menabrak suatu
objek. Sedangkan gaya yang berada dalam tubuh, sering-sering kita tidak ketahui,
padahal gaya itu ada, misalnya gaya otot yang menyebabkan mengalirnya darah
dan paru-paru yang memperoleh udara.
Newton telah membuat hukum gravitasi secara universal yang merupakan
dasar asal mula gaya yang dikenal dengan gaya gravitasi.
Hukum ini merupakan gaya tarik antara dua benda, misalnya berat badan, ini
merupakan gaya tarik bumi terhadap aliran darah yang mengalir secara
berlawanan.
Selain gaya gravitasi ada pula gaya listrik yaitu gaya antara proton dan
elektron pada atom hydrogen. Ada pula dua gaya yang fundamental/mendasar
yaitu gaya inti kuat yang dihasilkan oleh proton dan gaya inti lemah yang
dihasilkan elektron ( beta ) dari inti atom.
Hukum Newton tentang gerak
Hubungan fundamental pada mekanika klasik tercakup dalam hukum
tentang gerak yang dikemukakan oleh Isaac Newton, seorang ilmuwan Inggris.
Newton sangat berjasa dalam mempelajari hubungan antara gaya dan gerak.

Hukum 1.
Sebuah benda terus berada pada keadaan awalnya yang diam atau bergerak
dengan kecepatan konstan kecuali benda itu dipengaruhi oleh gaya yang tak
seimbang, atau gaya luar neto.
Secara sederhana Hukum Newton I mengatakan bahwa perecepatan benda nol jika
gaya total (gaya resultan) yang bekerja pada benda sama dengan nol. Secara
matematis dapat ditulis.
F neto = 0
Tubuh yang diam akan tetap diam, dan tubuh yang bergerak akan tetap bergerak
dalam kecepatan yang konstan, kecuali dipengaruhi oleh gaya yang tidak
seimbang.
Jika seseorang berada dalam bus yang berjalan dan tiba-tiba mengerem,
mungkin orang tersebut bisa terpelanting dan berkata ”aku terlempar ke depan !”,
padahal itu adalah inersia yang menyebabkan ke depan berlanjut walau bus telah
berhanti.
Cedera benturan disebabkan kecenderungan kepala manusia untuk mematuhi
hukum tersebut. Jika ada gaya sentakan dari belakang, badan akan tersentak keras
ke depan karena ia berkontak dengan tempat duduknya. Namun kepala cenderung
tidak bergerak dan tersentak dalam posisi yang menjulur (ekstensi). Karena kepala
melekat pada badan, maka kepala akan terbentur dengan keras ke depan
menyebabkan kerusakan pada vertebra serviks. Cedera dalam tinju atau football
yang mengakibatkan kerusakan otak terjadi dalam proses serupa.

Pergerakan pada tubuh terjadi karena adanya gaya yang bekerja. Ada gaya yang
bekerja pada tubuh dan gaya yang bekerja di dalam tubuh.
1. Gaya pada tubuh >>> dapat kita ketahui ex gaya berat tubuh.
2. Gaya dalam tubuh >>> seringkali td disadari ex Gaya otot jantung, gaya otot
paru-paru
Gaya pada tubuh ada 2 tipe :
1. Gaya pada tubuh dlm keadaan statis.
2. Gaya pada tubuh dalam keadaan dinamis.
Gaya Berat dan Gaya Otot sebagai Sistem Pengumpil
Tubuh dalam keadaan Statis berarti tubuh dlm keadaan setimbang, jumlah
gaya dan momen gaya yang ada sama dengan nol. Tulang dan otot tubuh manusia
berfungsi sebagai sistem pengumpil.

Ada 3 kelas sistem pengumpil :

a. Klas pertama
Titik tumpuan terletak diantara gaya berat dan otot
Contoh: kepala & leher

b. Klas Kedua
Gaya berat diantara titik tumpu dan gaya otot.
contoh: tumit menjinjit

c. Klas Ketiga
Gaya otot terletak diantara titik tumpuan dan gaya berat
Contoh: otot lengan

Gaya paling sering diterapkan untuk menstabilkan ekstremitas yang cedera leher,
punggung, atau area pelvik. Traksi terapeutik didapat dengan memberikan tarikan
pada kepala, tubuh atau anggota gerak menuju sedikitnya dua arah, mis: tarikan
traksi dan tarikan traksi lawannya. Gaya traksi – lawan atau gaya keduanya
biasanya berasal dari: >> berat tubuh pasien pada saat bertumpu atau berat lain
Penerapan Analisa Gaya dalam Terapan Kesehata
1. Gaya Berat Tubuh & Posisi Duduk yang menyehatkan Tulang Belakang?
Punggung adalah salah satu organ tubuh yang bekerja nonstop selama 24
jam. Dalam keadaan tidur pun, punggung tetap menjalankan fungsinya untuk
menjaga postur tubuh. Punggung tersusun dari 24 buah tulang belakang
(vertebrae), dimana masing-masing vertebrae dipisahkan satu sama lain oleh
bantalan tulang rawan atau diskus. Seluruh rangkaian tulang belakang ini
membentuk tiga buah lengkung alamiah, yang menyerupai huruf S.

Lengkung paling atas adalah segmen servikal (leher), yang dilanjutkan dengan
segmen toraks (punggung tengah), dan segmen paling bawah yaitu lumbar
(punggung bawah). Lengkung lumbar inilah yang bertugas untuk menopang berat
seluruh tubuh dan pergerakan.
Berdasarkan data British Chiropractic Association, sekitar 32% populasi
dunia menghabiskan waktu lebih dari 10 jam sehari untuk duduk di depan meja
kerja. Separuh dari populasi tenrsebut tidak pernah meninggalkan meja kerja,
bahkan saat makan siang. Sementara itu, dua pertiga populasi menambah porsi
duduk tegak saat berada di rumah.
”Postur tubuh yang baik akan melindungi dari cedera sewaktu melakukan
gerakan karena beban disebarkan merata keseluruh bagian tulang belakang,”
ungkap Barbara Dorsch. Postur tubuh yang baik, lanjut dia, akan dicapai jika
telinga, bahu, dan pinggul berada dalam satu garis lurus ke bawah.
Duduk dalam posisi tegak 90 derajat, kerap menyebabkan timbulnya
pergerakan sendi belakang sehingga posisi tubuh tidak seimbang. Maka itu, posisi
duduk santai dengan postur miring 135 derajat adalah posisi terbaik. Dalam posisi
ini, tulang belakang akan berada dalam posisi ideal, di mana tulang belakang
bagian bawah akan berbentuk seperti huruf S.

Kelebihan dari posisi ini adalah :


Posisi duduk dengan sudut kemiringan 135 derajat akan memperbaiki
sirkulasi darah di bagian bawah tubuh, sehingga dapat terhindar dari gangguan
varises, selulit, dan penggumpalan darah di kaki serta mengurangi kelelahan di
kaki. “Tubuh akan terasa lebih rileks, sehingga mengurangi terjadinya ketegangan
otot,” papar Barbara.
Duduk dengan posisi kemiringan 135 derajat juga akan menghasilkan mobilitas
yang lebih baik, mudah bergerak di atas kursi, dan lebih mudah untuk naik turun
kursi.
2. Traksi Pada Praktik Klinik
Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk
menangani kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot. Tujuan dari traksi
adalah untuk menangani fraktur, dislokasim atau spasme otot dalam usaha untuk
memperbaiki deformitas dan mmpercepat penyembuhan. Ada dua tipe utama dari
traksi : traksi skeletal dan traksi kulit, dimana didalamnya terdapat sejumlah
penanganan.
Prinsip Traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada bagian
tubuh, tungkai, pelvis atau tulang belakang dan menarik tahanan yang
diaplikasikan pada arah yang berlawanan yang disebut dengan countertraksi.
Tahanan dalam traksi didasari pada hokum ketiga (Footner, 1992 and Dave, 1995).
Traksi dapat dicapai melalui tangan sebagai traksi manual, penggunaan talim
splint, dan berat sebagaimana pada traksi kulit serta melalui pin, wire, dan tongs
yang dimasukkan kedalam tulang sebagai traksi skeletal (Taylor, 1987 and
Osmond, 1999).
Traksi dapat dilakukan melalui kulit atau tulang. Kulit hanya mampu
menanggung beban traksi sekitar 5 kg pada dewasa. Jika dibutuhkan lebih dari ini
maka diperlukan traksi melalui tulang. Traksi tulang sebaiknya dihindari pada
anak-anak karena growth plate dapat dengan mudah rusak akibat pin tulang.
Indikasi traksi kulit diantaranya adalah untuk anak-anak yang memerlukan
reduksi tertutup, traksi sementara sebelum operasi, traksi yang memerlukan beban
5 kg. Akibat traksi kulit yang kelebihan beban di antaranya adalah nekrosis kulit,
obstruksi vaskuler, oedem distal, serta peroneal nerve palsy pada traksi tungkai.
Traksi tulang dilakukan pada dewasa yang memerlukan beban > 5 kg, terdapat
kerusakan kulit, atau untuk penggunaan jangka waktu lama. Kontratraksi
diperlukan untuk melawan gaya traksi, yaitu misalnya dengan memposisikan
tungkai lebih tinggi pada traksi yang dilakukan di tungkai.
Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan
tubuh ketika di tempatkan di berbagai posisi.

Definisi menurut O’Sullivan, keseimbangan adalah kemampuan untuk


mempertahankan pusat gravitasi pada bidang tumpu terutama ketika saat posisi
tegak. Selain itu menurut Ann Thomson, keseimbangan adalah kemampuan untuk
mempertahankan tubuh dalam posisi kesetimbangan maupun dalam keadaan statik
atau dinamik, serta menggunakan aktivitas otot yang minimal.

Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai kemampuan relatif untuk


mengontrol pusat massa tubuh (center of mass) atau pusat gravitasi (center of
gravity) terhadap bidang tumpu (base of support).

Keseimbangan melibatkan berbagai gerakan di setiap segmen tubuh dengan


di dukung oleh sistem muskuloskleletal dan bidang tumpu. Kemampuan untuk
menyeimbangkan massa tubuh dengan bidang tumpu akan membuat manusia
mampu untuk beraktivitas secara efektif dan efisien.

Keseimbangan terbagi atas dua kelompok, yaitu keseimbangan statis :


kemampuan tubuh untuk menjaga kesetimbangan pada posisi tetap (sewaktu
berdiri dengan satu kaki, berdiri diatas papan keseimbangan); keseimbangan
dinamis adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan ketika
bergerak.

Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari integrasi/interaksi


sistem sensorik (vestibular, visual, dan somatosensorik termasuk proprioceptor)
dan muskuloskeletal (otot, sendi, dan jar lunak lain) yang dimodifikasi/diatur
dalam otak (kontrol motorik, sensorik, basal ganglia, cerebellum, area asosiasi)
sebagai respon terhadap perubahan kondisi internal dan eksternal. Dipengaruhi
juga oleh faktor lain seperti, usia, motivasi, kognisi, lingkungan, kelelahan,
pengaruh obat dan pengalaman terdahulu.

Fisiologi Keseimbangan
Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan
postur oleh aktivitas motorik tidak dapat dipisahkan dari faktor lingkungan dan
sistem regulasi yang berperan dalam pembentukan keseimbangan. Tujuan dari
tubuh mempertahankan keseimbangan adalah : menyanggah tubuh melawan
gravitasi dan faktor eksternal lain, untuk mempertahankan pusat massa tubuh agar
seimbang dengan bidang tumpu, serta menstabilisasi bagian tubuh ketika bagian
tubuh lain bergerak.

Komponen-komponen pengontrol keseimbangan adalah :


Sistem informasi sensoris
Sistem informasi sensoris meliputi visual, vestibular, dan somatosensoris.
a. Visual

Visual memegang peran penting dalam sistem sensoris. Cratty & Martin
(1969) menyatakan bahwa keseimbangan akan terus berkembang sesuai umur,
mata akan membantu agar tetap fokus pada titik utama untuk mempertahankan
keseimbangan, dan sebagai monitor tubuh selama melakukan gerak statik atau
dinamik. Penglihatan juga merupakan sumber utama informasi tentang lingkungan
dan tempat kita berada, penglihatan memegang peran penting untuk
mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan tempat kita berada.
Penglihatan muncul ketika mata menerima sinar yang berasal dari obyek sesuai
jarak pandang.

Dengan informasi visual, maka tubuh dapat menyesuaikan atau bereaksi


terhadap perubahan bidang pada lingkungan aktivitas sehingga memberikan kerja
otot yang sinergis untuk mempertahankan keseimbangan tubuh.

b. Sistem vestibular

Komponen vestibular merupakan sistem sensoris yang berfungsi penting


dalam keseimbangan, kontrol kepala, dan gerak bola mata. Reseptor sensoris
vestibular berada di dalam telinga. Reseptor pada sistem vestibular meliputi kanalis
semisirkularis, utrikulus, serta sakulus. Reseptor dari sistem sensoris ini disebut
dengan sistem labyrinthine. Sistem labyrinthine mendeteksi perubahan posisi
kepala dan percepatan perubahan sudut. Melalui refleks vestibulo-occular, mereka
mengontrol gerak mata, terutama ketika melihat obyek yang bergerak. Mereka
meneruskan pesan melalui saraf kranialis VIII ke nukleus vestibular yang berlokasi
di batang otak. Beberapa stimulus tidak menuju nukleus vestibular tetapi ke
serebelum, formatio retikularis, thalamus dan korteks serebri.
Nukleus vestibular menerima masukan (input) dari reseptor labyrinth,
retikular formasi, dan serebelum. Keluaran (output) dari nukleus vestibular menuju
ke motor neuron melalui medula spinalis, terutama ke motor neuron yang
menginervasi otot-otot proksimal, kumparan otot pada leher dan otot-otot
punggung (otot-otot postural). Sistem vestibular bereaksi sangat cepat sehingga
membantu mempertahankan keseimbangan tubuh dengan mengontrol otot-otot
postural.

c. Somatosensoris

Sistem somatosensoris terdiri dari taktil atau proprioseptif serta persepsi-


kognitif. Informasi propriosepsi disalurkan ke otak melalui kolumna dorsalis
medula spinalis. Sebagian besar masukan (input) proprioseptif menuju serebelum,
tetapi ada pula yang menuju ke korteks serebri melalui lemniskus medialis dan
talamus.

Kesadaran akan posisi berbagai bagian tubuh dalam ruang sebagian


bergantung pada impuls yang datang dari alat indra dalam dan sekitar sendi. Alat
indra tersebut adalah ujung-ujung saraf yang beradaptasi lambat di sinovia dan
ligamentum. Impuls dari alat indra ini dari reseptor raba di kulit dan jaringan lain ,
serta otot di proses di korteks menjadi kesadaran akan posisi tubuh dalam ruang.

Respon otot-otot postural yang sinergis (Postural muscles response


synergies)
Respon otot-otot postural yang sinergis mengarah pada waktu dan jarak dari
aktivitas kelompok otot yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan
dan kontrol postur. Beberapa kelompok otot baik pada ekstremitas atas maupun
bawah berfungsi mempertahankan postur saat berdiri tegak serta mengatur
keseimbangan tubuh dalam berbagai gerakan. Keseimbangan pada tubuh dalam
berbagai posisi hanya akan dimungkinkan jika respon dari otot-otot postural
bekerja secara sinergi sebagai reaksi dari perubahan posisi, titik tumpu, gaya
gravitasi, dan aligment tubuh.

Kerja otot yang sinergi berarti bahwa adanya respon yang tepat (kecepatan
dan kekuatan) suatu otot terhadap otot yang lainnya dalam melakukan fungsi gerak
tertentu.

Kekuatan otot (Muscle Strength)


Kekuatan otot umumnya diperlukan dalam melakukan aktivitas. Semua
gerakan yang dihasilkan merupakan hasil dari adanya peningkatan tegangan otot
sebagai respon motorik.

Kekuatan otot dapat digambarkan sebagai kemampuan otot menahan beban


baik berupa beban eksternal (eksternal force) maupun beban internal (internal
force). Kekuatan otot sangat berhubungan dengan sistem neuromuskuler yaitu
seberapa besar kemampuan sistem saraf mengaktifasi otot untuk melakukan
kontraksi. Sehingga semakin banyak serabut otot yang teraktifasi, maka semakin
besar pula kekuatan yang dihasilkan otot tersebut.

Kekuatan otot dari kaki, lutut serta pinggul harus adekuat untuk
mempertahankan keseimbangan tubuh saat adanya gaya dari luar. Kekuatan otot
tersebut berhubungan langsung dengan kemampuan otot untuk melawan gaya
garvitasi serta beban eksternal lainnya yang secara terus menerus mempengaruhi
posisi tubuh.

Adaptive systems
Kemampuan adaptasi akan memodifikasi input sensoris dan keluaran motorik
(output) ketika terjadi perubahan tempat sesuai dengan karakteristik lingkungan.

Lingkup gerak sendi (Joint range of motion)


Kemampuan sendi untuk membantu gerak tubuh dan mengarahkan gerakan
terutama saat gerakan yang memerlukan keseimbangan yang tinggi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan

1) Pusat gravitasi (Center of Gravity-COG)

Pusat gravitasi terdapat pada semua obyek, pada benda, pusat gravitasi
terletak tepat di tengah benda tersebut. Pusat gravitasi adalah titik utama pada
tubuh yang akan mendistribusikan massa tubuh secara merata. Bila tubuh selalu
ditopang oleh titik ini, maka tubuh dalam keadaan seimbang. Pada manusia, pusat
gravitasi berpindah sesuai dengan arah atau perubahan berat. Pusat gravitasi
manusia ketika berdiri tegak adalah tepat di atas pinggang diantara depan dan
belakang vertebra sakrum ke dua.

Derajat stabilitas tubuh dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu : ketinggian


dari titik pusat gravitasi dengan bidang tumpu, ukuran bidang tumpu, lokasi garis
gravitasi dengan bidang tumpu, serta berat badan.

2) Garis gravitasi (Line of Gravity-LOG)


Garis gravitasi merupakan garis imajiner yang berada vertikal melalui pusat
gravitasi dengan pusat bumi. Hubungan antara garis gravitasi, pusat gravitasi
dengan bidang tumpu adalah menentukan derajat stabilitas tubuh.

3) Bidang tumpu (Base of Support-BOS)

Bidang tumpu merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan dengan


permukaan tumpuan. Ketika garis gravitasi tepat berada di bidang tumpu, tubuh
dalam keadaan seimbang. Stabilitas yang baik terbentuk dari luasnya area bidang
tumpu. Semakin besar bidang tumpu, semakin tinggi stabilitas. Misalnya berdiri
dengan kedua kaki akan lebih stabil dibanding berdiri dengan satu kaki. Semakin
dekat bidang tumpu dengan pusat gravitasi, maka stabilitas tubuh makin tinggi.

Keseimbangan Berdiri
Pada posisi berdiri seimbang, susunan saraf pusat berfungsi untuk menjaga
pusat massa tubuh (center of body mass) dalam keadaan stabil dengan batas bidang
tumpu tidak berubah kecuali tubuh membentuk batas bidang tumpu lain (misalnya
: melangkah). Pengontrol keseimbangan pada tubuh manusia terdiri dari tiga
komponen penting, yaitu sistem informasi sensorik (visual, vestibular dan
somatosensoris), central processing dan efektor.

Pada sistem informasi, visual berperan dalam contras sensitifity


(membedakan pola dan bayangan) dan membedakan jarak. Selain itu masukan
(input) visual berfungsi sebagai kontrol keseimbangan, pemberi informasi, serta
memprediksi datangnya gangguan. Bagian vestibular berfungsi sebagai pemberi
informasi gerakan dan posisi kepala ke susunan saraf pusat untuk respon sikap dan
memberi keputusan tentang perbedaan gambaran visual dan gerak yang
sebenarnya. Masukan (input) proprioseptor pada sendi, tendon dan otot dari kulit
di telapak kaki juga merupakan hal penting untuk mengatur keseimbangan saat
berdiri static maupun dinamik

Central processing berfungsi untuk memetakan lokasi titik gravitasi, menata


respon sikap, serta mengorganisasikan respon dengan sensorimotor. Selain itu,
efektor berfungsi sebagai perangkat biomekanik untuk merealisasikan renspon
yang telah terprogram si pusat, yang terdiri dari unsur lingkup gerak sendi,
kekuatan otot, alignment sikap, serta stamina.

Postur adalah posisi atau sikap tubuh. Tubuh dapat membentuk banyak
postur yang memungkinkan tubuh dalam posisi yang nyaman selama mungkin.
Pada saat berdiri tegak, hanya terdapat gerakan kecil yang muncul dari tubuh, yang
biasa di sebut dengan ayunan tubuh. Luas dan arah ayunan diukur dari permukaan
tumpuan dengan menghitung gerakan yang menekan di bawah telapak kaki, yang
di sebut pusat tekanan (center of pressure-COP). Jumlah ayunan tubuh ketika
berdiri tegak di pengaruhi oleh faktor posisi kaki dan lebar dari bidang tumpu.

Posisi tubuh ketika berdiri dapat dilihat kesimetrisannya dengan : kaki selebar
sendi pinggul, lengan di sisi tubuh, dan mata menatap ke depan. Walaupun posisi
ini dapat dikatakan sebagai posisi yang paling nyaman, tetapi tidak dapat bertahan
lama, karena seseorang akan segera berganti posisi untuk mencegah kelelahan.
http://setetesgoresanku.blogspot.com/2012/04/gaya-pada-tubuh-dan-di-dalam-tubuh.html

Analisa Gaya dan Kegunaan Klinik


1. Gaya Berat Tubuh & Posisi Duduk yang menyehatkan Tulang Belakang
Punggung adalah salah satu organ tubuh yang bekerja nonstop selama 24 jam. Dalam keadaan
tidur pun, punggung tetap menjalankan fungsinya untuk menjaga postur tubuh. Punggung
tersusun dari 24 buah tulang belakang (vertebrae), dimana masing-masing vertebrae dipisahkan
satu sama lain oleh bantalan tulang rawan atau diskus. Seluruh rangkaian tulang belakang ini
membentuk tiga buah lengkung alamiah, yang menyerupai huruf S.

Lengkung paling atas adalah segmen servikal (leher), yang dilanjutkan dengan segmen toraks
(punggung tengah), dan segmen paling bawah yaitu lumbar (punggung bawah). Lengkung
lumbar inilah yang bertugas untuk menopang berat seluruh tubuh dan pergerakan.
Berdasarkan data British Chiropractic Association, sekitar 32% populasi dunia menghabiskan
waktu lebih dari 10 jam sehari untuk duduk di depan meja kerja. Separuh dari populasi tenrsebut
tidak pernah meninggalkan meja kerja, bahkan saat makan siang. Sementara itu, dua pertiga
populasi menambah porsi duduk tegak saat berada di rumah.
”Postur tubuh yang baik akan melindungi dari cedera sewaktu melakukan gerakan karena beban
disebarkan merata keseluruh bagian tulang belakang,” ungkap Barbara Dorsch. Postur tubuh
yang baik, lanjut dia, akan dicapai jika telinga, bahu, dan pinggul berada dalam satu garis lurus
ke bawah.
Duduk dalam posisi tegak 90 derajat, kerap menyebabkan timbulnya pergerakan sendi belakang
sehingga posisi tubuh tidak seimbang. Maka itu, posisi duduk santai dengan postur miring 135
derajat adalah posisi terbaik. Dalam posisi ini, tulang belakang akan berada dalam posisi ideal, di
mana tulang belakang bagian bawah akan berbentuk seperti huruf S.

Kelebihan dari posisi ini adalah:


Posisi duduk dengan sudut kemiringan 135 derajat akan memperbaiki sirkulasi darah di bagian
bawah tubuh, sehingga dapat terhindar dari gangguan varises, selulit, dan penggumpalan darah di
kaki serta mengurangi kelelahan di kaki. “Tubuh akan terasa lebih rileks, sehingga mengurangi
terjadinya ketegangan otot,” papar Barbara.
Duduk dengan posisi kemiringan 135 derajat juga akan menghasilkan mobilitas yang lebih baik,
mudah bergerak di atas kursi, dan lebih mudah untuk naik turun kursi.
2. Traksi dalam Praktik Klinik
Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk menangani kerusakan atau
gangguan pada tulang dan otot. Tujuan dari traksi adalah untuk menangani fraktur, dislokasim
atau spasme otot dalam usaha untuk memperbaiki deformitas dan mmpercepat penyembuhan.
Ada dua tipe utama dari traksi : traksi skeletal dan traksi kulit, dimana didalamnya terdapat
sejumlah penanganan.
Prinsip Traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada bagian tubuh, tungkai, pelvis
atau tulang belakang dan menarik tahanan yang diaplikasikan pada arah yang berlawanan yang
disebut dengan countertraksi. Tahanan dalam traksi didasari pada hokum ketiga (Footner, 1992
and Dave, 1995). Traksi dapat dicapai melalui tangan sebagai traksi manual, penggunaan talim
splint, dan berat sebagaimana pada traksi kulit serta melalui pin, wire, dan tongs yang
dimasukkan kedalam tulang sebagai traksi skeletal (Taylor, 1987 and Osmond, 1999).
Traksi dapat dilakukan melalui kulit atau tulang. Kulit hanya mampu menanggung beban traksi
sekitar 5 kg pada dewasa. Jika dibutuhkan lebih dari ini maka diperlukan traksi melalui tulang.
Traksi tulang sebaiknya dihindari pada anak-anak karena growth plate dapat dengan mudah
rusak akibat pin tulang.
Indikasi traksi kulit diantaranya adalah untuk anak-anak yang memerlukan reduksi tertutup,
traksi sementara sebelum operasi, traksi yang memerlukan beban 5 kg. Akibat traksi kulit yang
kelebihan beban di antaranya adalah nekrosis kulit, obstruksi vaskuler, oedem distal, serta
peroneal nerve palsy pada traksi tungkai.
Traksi tulang dilakukan pada dewasa yang memerlukan beban > 5 kg, terdapat kerusakan kulit,
atau untuk penggunaan jangka waktu lama. Kontratraksi diperlukan untuk melawan gaya traksi,
yaitu misalnya dengan memposisikan tungkai lebih tinggi pada traksi yang dilakukan di tungkai.

3. Keuntungan Mekanika
( perbandingan antar gaya otot ( M ) dan gaya berat ( w).
Gaya memiliki besar dan arah
Analisis gaya dan perhitungan pada katrol
∑ F = ∑ m.a
W2 – T – T = ( m1 + m2 ) a
m2.g = ( m1 + m2 ) a
a = m2/(m1 + m2 ) g
Macam aplikasi katrol pada klinis
• Traksi Leher
• Traksi Kepala
• Traksi Tulang
• Traksi Kulit

http://ekapurwati.blogspot.com/p/fisika_07.html

Keseimbangan Pada Tubuh Manusia


Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan tubuh ketika di tempatkan di
berbagai posisi.
Definisi menurut O’Sullivan, keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan pusat gravitasi pada bidang
tumpu terutama ketika saat posisi tegak. Selain itu menurut Ann Thomson, keseimbangan adalah kemampuan untuk
mempertahankan tubuh dalam posisi kesetimbangan maupun dalam keadaan statik atau dinamik, serta menggunakan
aktivitas otot yang minimal.
Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai kemampuan relatif untuk mengontrol pusat massa tubuh (center of mass)
atau
pusat gravitasi (center of gravity) terhadap bidang tumpu (base of support).
Keseimbangan melibatkan berbagai gerakan di setiap segmen tubuh dengan di dukung oleh sistem muskuloskleletal
dan
bidang tumpu. Kemampuan untuk menyeimbangkan massa tubuh dengan bidang tumpu akan membuat manusia
mampu
untuk beraktivitas secara efektif dan efisien.

Keseimbangan terbagi atas dua kelompok, yaitu keseimbangan statis : kemampuan tubuh untuk menjaga
kesetimbangan
pada posisi tetap (sewaktu berdiri dengan satu kaki, berdiri diatas papan keseimbangan); keseimbangan dinamis
adalah
kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan ketika bergerak.
Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari integrasi/interaksi sistem sensorik (vestibular, visual, dan
somatosensorik termasuk proprioceptor) dan muskuloskeletal (otot, sendi, dan jar lunak lain) yang
dimodifikasi/diatur
dalam otak (kontrol motorik, sensorik, basal ganglia, cerebellum, area asosiasi) sebagai respon terhadap perubahan
kondisi internal dan eksternal. Dipengaruhi juga oleh faktor lain seperti, usia, motivasi, kognisi, lingkungan,
kelelahan,
pengaruh obat dan pengalaman terdahulu.
Fisiologi Keseimbangan

Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat
dipisahkan dari faktor lingkungan dan sistem regulasi yang berperan dalam pembentukan keseimbangan. Tujuan
dari tubuh mempertahankan keseimbangan adalah : menyanggah tubuh melawan gravitasi dan faktor eksternal lain,
untuk mempertahankan pusat massa tubuh agar seimbang dengan bidang tumpu, serta menstabilisasi bagian tubuh
ketika bagian tubuh lain bergerak.

Komponen-komponen pengontrol keseimbangan adalah :


1) Sistem informasi sensoris

Sistem informasi sensoris meliputi visual, vestibular, dan somatosensoris.

a. Visual
Visual memegang peran penting dalam sistem sensoris. Cratty & Martin (1969) menyatakan
bahwa keseimbangan akan terus berkembang sesuai umur, mata akan membantu agar tetap fokus pada
titik utama untuk mempertahankan keseimbangan, dan sebagai monitor tubuh selama melakukan gerak
statik atau dinamik. Penglihatan juga merupakan sumber utama informasi tentang lingkungan dan
tempat kita berada, penglihatan memegang peran penting untuk mengidentifikasi dan mengatur jarak
gerak sesuai lingkungan tempat kita berada. Penglihatan muncul ketika mata menerima sinar yang
berasal dari obyek sesuai jarak pandang.
Dengan informasi visual, maka tubuh dapat menyesuaikan atau bereaksi terhadap perubahan
bidang pada lingkungan aktivitas sehingga memberikan kerja otot yang sinergis untuk
mempertahankan keseimbangan tubuh.
b. Sistem vestibular
Komponen vestibular merupakan sistem sensoris yang berfungsi penting dalam keseimbangan,
kontrol kepala, dan gerak bola mata. Reseptor sensoris vestibular berada di dalam telinga. Reseptor
pada sistem vestibular meliputi kanalis semisirkularis, utrikulus, serta sakulus. Reseptor dari sistem
sensoris ini disebut dengan sistem labyrinthine. Sistem labyrinthine mendeteksi perubahan posisi
kepala dan percepatan perubahan sudut. Melalui refleks vestibulo-occular, mereka mengontrol gerak
mata, terutama ketika melihat obyek yang bergerak. Mereka meneruskan pesan melalui saraf kranialis
VIII ke nukleus vestibular yang berlokasi di batang otak. Beberapa stimulus tidak menuju nukleus
vestibular tetapi ke serebelum, formatio retikularis, thalamus dan korteks serebri.
Nukleus vestibular menerima masukan (input) dari reseptor labyrinth, retikular formasi, dan
serebelum. Keluaran (output) dari nukleus vestibular menuju ke motor neuron melalui medula spinalis,
terutama ke motor neuron yang menginervasi otot-otot proksimal, kumparan otot pada leher dan otot-
otot punggung (otot-otot postural). Sistem vestibular bereaksi sangat cepat sehingga membantu
mempertahankan keseimbangan tubuh dengan mengontrol otot-otot postural.
c. Somatosensoris
Sistem somatosensoris terdiri dari taktil atau proprioseptif serta persepsi-kognitif. Informasi
propriosepsi disalurkan ke otak melalui kolumna dorsalis medula spinalis. Sebagian besar masukan
(input) proprioseptif menuju serebelum, tetapi ada pula yang menuju ke korteks serebri melalui
lemniskus medialis dan talamus.
Kesadaran akan posisi berbagai bagian tubuh dalam ruang sebagian bergantung pada impuls
yang datang dari alat indra dalam dan sekitar sendi. Alat indra tersebut adalah ujung-ujung saraf yang
beradaptasi lambat di sinovia dan ligamentum. Impuls dari alat indra ini dari reseptor raba di kulit dan
jaringan lain , serta otot di proses di korteks menjadi kesadaran akan posisi tubuh dalam ruang.

2) Respon otot-otot postural yang sinergis (Postural muscles response synergies)


Respon otot-otot postural yang sinergis mengarah pada waktu dan jarak dari aktivitas kelompok
otot yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan kontrol postur. Beberapa kelompok
otot baik pada ekstremitas atas maupun bawah berfungsi mempertahankan postur saat berdiri tegak
serta mengatur keseimbangan tubuh dalam berbagai gerakan. Keseimbangan pada tubuh dalam
berbagai posisi hanya akan dimungkinkan jika respon dari otot-otot postural bekerja secara sinergi
sebagai reaksi dari perubahan posisi, titik tumpu, gaya gravitasi, dan aligment tubuh.
Kerja otot yang sinergi berarti bahwa adanya respon yang tepat (kecepatan dan kekuatan) suatu
otot terhadap otot yang lainnya dalam melakukan fungsi gerak tertentu.

3) Kekuatan otot (Muscle Strength)


Kekuatan otot umumnya diperlukan dalam melakukan aktivitas. Semua gerakan yang dihasilkan
merupakan hasil dari adanya peningkatan tegangan otot sebagai respon motorik.
Kekuatan otot dapat digambarkan sebagai kemampuan otot menahan beban baik berupa beban
eksternal (eksternal force) maupun beban internal (internal force). Kekuatan otot sangat berhubungan
dengan sistem neuromuskuler yaitu seberapa besar kemampuan sistem saraf mengaktifasi otot untuk
melakukan kontraksi. Sehingga semakin banyak serabut otot yang teraktifasi, maka semakin besar pula
kekuatan yang dihasilkan otot tersebut.
Kekuatan otot dari kaki, lutut serta pinggul harus adekuat untuk mempertahankan keseimbangan
tubuh saat adanya gaya dari luar. Kekuatan otot tersebut berhubungan langsung dengan kemampuan
otot untuk melawan gaya garvitasi serta beban eksternal lainnya yang secara terus menerus
mempengaruhi posisi tubuh.

4) Adaptive systems
Kemampuan adaptasi akan memodifikasi input sensoris dan keluaran motorik (output) ketika
terjadi perubahan tempat sesuai dengan karakteristik lingkungan.

5) Lingkup gerak sendi (Joint range of motion)


Kemampuan sendi untuk membantu gerak tubuh dan mengarahkan gerakan terutama saat
gerakan yang memerlukan keseimbangan yang tinggi.

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan

1) Pusat gravitasi (Center of Gravity-COG)


Pusat gravitasi terdapat pada semua obyek, pada benda, pusat gravitasi terletak tepat di tengah
benda tersebut. Pusat gravitasi adalah titik utama pada tubuh yang akan mendistribusikan massa tubuh
secara merata. Bila tubuh selalu ditopang oleh titik ini, maka tubuh dalam keadaan seimbang. Pada
manusia, pusat gravitasi berpindah sesuai dengan arah atau perubahan berat. Pusat gravitasi manusia
ketika berdiri tegak adalah tepat di atas pinggang diantara depan dan belakang vertebra sakrum ke dua.
Derajat stabilitas tubuh dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu : ketinggian dari titik pusat
gravitasi dengan bidang tumpu, ukuran bidang tumpu, lokasi garis gravitasi dengan bidang tumpu,
serta berat badan.

2) Garis gravitasi (Line of Gravity-LOG)


Garis gravitasi merupakan garis imajiner yang berada vertikal melalui pusat gravitasi dengan
pusat bumi. Hubungan antara garis gravitasi, pusat gravitasi dengan bidang tumpu adalah menentukan
derajat stabilitas tubuh.
3) Bidang tumpu (Base of Support-BOS)
Bidang tumpu merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan dengan permukaan tumpuan.
Ketika garis gravitasi tepat berada di bidang tumpu, tubuh dalam keadaan seimbang. Stabilitas yang
baik terbentuk dari luasnya area bidang tumpu. Semakin besar bidang tumpu, semakin tinggi stabilitas.
Misalnya berdiri dengan kedua kaki akan lebih stabil dibanding berdiri dengan satu kaki. Semakin
dekat bidang tumpu dengan pusat gravitasi, maka stabilitas tubuh makin tinggi.
b) Keseimbangan Berdiri
Pada posisi berdiri seimbang, susunan saraf pusat berfungsi untuk menjaga pusat massa tubuh
(center of body mass) dalam keadaan stabil dengan batas bidang tumpu tidak berubah kecuali tubuh
membentuk batas bidang tumpu lain (misalnya : melangkah). Pengontrol keseimbangan pada tubuh
manusia terdiri dari tiga komponen penting, yaitu sistem informasi sensorik (visual, vestibular dan
somatosensoris), central processing dan efektor.
Pada sistem informasi, visual berperan dalam contras sensitifity (membedakan pola dan
bayangan) dan membedakan jarak. Selain itu masukan (input) visual berfungsi sebagai kontrol
keseimbangan, pemberi informasi, serta memprediksi datangnya gangguan. Bagian vestibular
berfungsi sebagai pemberi informasi gerakan dan posisi kepala ke susunan saraf pusat untuk respon
sikap dan memberi keputusan tentang perbedaan gambaran visual dan gerak yang sebenarnya.
Masukan (input) proprioseptor pada sendi, tendon dan otot dari kulit di telapak kaki juga merupakan
hal penting untuk mengatur keseimbangan saat berdiri static maupun dinamik
Central processing berfungsi untuk memetakan lokasi titik gravitasi, menata respon sikap, serta
mengorganisasikan respon dengan sensorimotor. Selain itu, efektor berfungsi sebagai perangkat
biomekanik untuk merealisasikan renspon yang telah terprogram si pusat, yang terdiri dari unsur
lingkup gerak sendi, kekuatan otot, alignment sikap, serta stamina.
Postur adalah posisi atau sikap tubuh. Tubuh dapat membentuk banyak postur yang
memungkinkan tubuh dalam posisi yang nyaman selama mungkin. Pada saat berdiri tegak, hanya
terdapat gerakan kecil yang muncul dari tubuh, yang biasa di sebut dengan ayunan tubuh. Luas dan
arah ayunan diukur dari permukaan tumpuan dengan menghitung gerakan yang menekan di bawah
telapak kaki, yang di sebut pusat tekanan (center of pressure-COP). Jumlah ayunan tubuh ketika
berdiri tegak di pengaruhi oleh faktor posisi kaki dan lebar dari bidang tumpu.
Posisi tubuh ketika berdiri dapat dilihat kesimetrisannya dengan : kaki selebar sendi pinggul,
lengan di sisi tubuh, dan mata menatap ke depan. Walaupun posisi ini dapat dikatakan sebagai posisi
yang paling nyaman, tetapi tidak dapat bertahan lama, karena seseorang akan segera berganti posisi
untuk mencegah kelelahan.

http://dhaenkpedro.wordpress.com/keseimbangan-balance/

PUSAT MASSA DAN TITIK BERAT


<

PUSAT MASSA DAN TITIK BERAT

Pusat massa dan titik berat suatu benda memiliki pengertian yang sama, yaitu suatu titik tempat
berpusatnya massa/berat dari benda tersebut. Perbedaannya adalah letak pusat massa suatu
benda tidak dipengaruhi oleh medan gravitasi, sehingga letaknya tidak selalu berhimpit dengan
letak titik beratnya.

a. Titik berat benda homogen satu dimensi (garis)


Untuk benda-benda berbentuk memanjang seperti kawat , massa benda dianggap diwakili oleh
panjangnya (satu dimensi) dan titik beratnya dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:

b. Titik berat benda-benda homogen berbentuk luasan (dua dimensi)


Jika tebal diabaikan maka benda dapat dianggap berbentuk luasan (dua dimensi), dan titik berat
gabungan benda homogen berbentuk luasan dapat ditentukan dengan persamaan berikut:

Titik berat benda homogen berbentuk luasan yang bentuknya teratur terletak pada sumbu
simetrinya. Untuk bidang segi empat, titik berat diperpotongan diagonalnya, dan untuk lingkaran
terletak dipusat lingkaran. Titik berat bidang homegen di perlihatkan pada tabel berikut:
c. Titik berat benda-benda homogen berdimensi tiga
Letak titik berat dari gabungan beberapa benda pejal homogen berdimensi tiga dapat ditentukan
dengan persamaan:

Untuk beberapa benda sudah ditentukan titik beratnya sebagi berikut.


Biasanya dalam latihan dan soal soal yang berhubungan titik berat, perhitunganya menggunakan
susunan titik berat dari dua tau lebih susunan benda.

http://fisika2000.blogspot.com/2009/08/pusat-massa-dan-titik-berat.html

Torsi

Sebuah partikel yang terletak pada posisi r relatif terhadap sumbu rotasinya. Ketika ada gaya F yang
bekerja pada partikel, hanya komponen tegak lurus F⊥ yang akan menghasilkan torsi. Torsi τ = r × F ini
mempunyai besar τ = |r| |F⊥| = |r| |F| sinθ yang arahnya keluar bidang kertas.
Konsep torsi dalam fisika, juga disebut momen, diawali dari kerja Archimedes dalam lever.
Informalnya, torsi dapat dipikir sebagai gaya rotasional. Analog rotational dari gaya, masa, dan
percepatan adalah torsi, momen inertia dan percepatan angular. Gaya yang bekerja pada lever,
dikalikan dengan jarak dari titik tengah lever, adalah torsi. Contohnya, gaya dari tiga newton
bekerja sepanjang dua meter dari titik tengah mengeluarkan torsi yang sama dengan satu newton
bekerja sepanjang enam meter dari titik tengah. Ini menandakan bahwa gaya dalam sebuah sudut
pada sudut yang tepat kepada lever lurus. Lebih umumnya, seseorang dapat mendefinisikan torsi
sebagai perkalian silang:

di mana

r adalah vektor dari axis putaran ke titik di mana gaya bekerja

F adalah vektor gaya.

Torsi atau momen gaya adalah hasil kali antara gaya F dan lengan momennya. Torsi
dilambangkan dengan lambang .

Satuan dari torsi adalah Nm (Newton meter).

Momen inersia

Momen inersia adalah hasil kali partikel massa dengan kuadrat jarak tegak lurus partikel dari
titik poros.

Satuan dari momen inersia adalah kg m² (Kilogram meter kuadrat).

Besaran momen inersia dari beberapa benda.

Benda Poros Gambar Momen inersia


Batang silinder Poros melalui pusat

Batang silinder poros melalui ujung

Silinder berongga Melalui sumbu

Silinder pejal Melalui sumbu

Silinder pejal Melintang sumbu

Bola pejal Melalui diameter


Bola pejal Melalui salahsatu garis singgung

Bola berongga Melalui diameter

Hubungan antara torsi dengan momen inersia

Hukum II Newton tentang rotasi

Keterangan:

 I : momen inersia (kg m²)


 α : percepatan sudut (rad/s²)
 : torsi (Nm)

http://id.wikibooks.org/wiki/Rumus-Rumus_Fisika_Lengkap/Dinamika_rotasi

Energi Potensial
Energi potensial merupakan energi yang dihubungkan dengan gaya-gaya yang bergantung pada posisi
atau wujud benda dan lingkungannya. Banyak sekali contoh energi potensial dalam kehidupan kita.
Karet ketapel yang kita regangkan memiliki energi potensial. Karet ketapel dapat melontarkan batu
karena adanya energi potensial pada karet yang diregangkan. Demikian juga busur yang ditarik oleh
pemanah dapat menggerakan anak panah, karena terdapat energi potensial pada busur yang
diregangkan. Contoh lain adaah pegas yang ditekan atau diregangkan. Energi potensial pada tiga contoh
ini disebut senergi potensial elastik. Energi kimia pada makanan yang kita makan atau energi kimia pada
bahan bakar juga termasuk energi potensial. Ketika makanan di makan atau bahan bakar mengalami
pembakaran, baru energi kimia yang terdapat pada makanan atau bahan bakar tersebut dapat
dimanfaatkan. Energi magnet juga termasuk energi potensial. Ketika kita memegang sesuatu yang
terbuat dari besi di dekat magnet, pada benda tersebut sebenarnya bekerja energi potensial magnet.
Ketika kita melepaskan benda yang kita pegang (paku, misalnya), dalam waktu singkat paku tersebut
bergerak menuju magnet dan menempel pada magnet. Perlu dipahami bahwa paku memiliki energi
potensial magnet ketika berada jarak tertentu dari magnet; ketika menempel pada magnet, energi
potensial bernilai nol.
Energi Potensial Gravitasi

Contoh yang paling umum dari energi potensial adalah energi potensial gravitasi. Buah mangga yang
lezat dan ranum memiliki energi potensial gravitasi ketika sedang menggelayut pada tangkainya.
Demikian juga ketika anda berada pada ketinggian tertentu dari permukaan tanah (misalnya di atap
rumah ;) atau di dalam pesawat). Energi potensial gravitasi dimiliki benda karena posisi relatifnya
terhadap bumi. Setiap benda yang memiliki energi potensial gravitasi dapat melakukan kerja apabila
benda tersebut bergerak menuju permukaan bumi (misalnya buah mangga jatuh dari pohon). Untuk
memudahkan pemahamanmu, lakukan percobaan sederhana berikut ini. Pancangkan sebuah paku di
tanah. Angkatlah sebuah batu yang ukurannya agak besar dan jatuhkan batu tegak lurus pada paku
tersebut. Amati bahwa paku tersebut terpancang semakin dalam akibat usaha alias kerja yang dilakukan
oleh batu yang anda jatuhkan.

Sekarang mari kita tentukan besar energi potensial gravitasi sebuah benda di dekat permukaan bumi.
Misalnya kita mengangkat sebuah batu bermassa m. gaya angkat yang kita berikan pada batu paling
tidak sama dengan gaya berat yang bekerja pada batu tersebut, yakni mg (massa kali percepatan
gravitasi). Untuk mengangkat batu dari permukaan tanah hingga mencapai ketinggian h, maka kita harus
melakukan usaha yang besarnya sama dengan hasil kali gaya berat batu (W = mg) dengan ketinggian h.
Ingat ya, arah gaya angkat kita sejajar dengan arah perpindahan batu, yakni ke atas… FA = gaya angkat

W = FA . s = (m)(-g) (s) = – mg(h2-h1) —– persamaan 1

Tanda negatif menunjukkan bahwa arah percepatan gravitasi menuju ke bawah…

Dengan demikian, energi potensial gravitasi sebuah benda merupakan hasil kali gaya berat benda (mg)
dan ketinggiannya (h). h = h2 – h1

EP = mgh —— persamaan 2

Berdasarkan persamaan EP di atas, tampak bahwa makin tinggi (h) benda di atas permukaan tanah,
makin besar EP yang dimiliki benda tersebut. Ingat ya, EP gravitasi bergantung pada jarak vertikal alias
ketinggian benda di atas titik acuan tertentu. Biasanya kita tetapkan tanah sebagai titik acuan jika benda
mulai bergerak dari permukaan tanah atau gerakan benda menuju permukaan tanah. Apabila kita
memegang sebuah buku pada ketinggian tertentu di atas meja, kita bisa memilih meja sebagai titik
acuan atau kita juga bisa menentukan permukaan lantai sebagai titik acuan. Jika kita tetapkan
permukaan meja sebagai titik acuan maka h alias ketinggian buku kita ukur dari permukaan meja.
Apabila kita tetapkan tanah sebagai titik acuan maka ketinggian buku (h) kita ukur dari permukaan
lantai.

Jika kita gabungkan persamaan 1 dengan persamaan 2 :


Persamaan ini menyatakan bahwa usaha yang dilakukan oleh gaya yang menggerakan benda dari h1 ke
h2 (tanpa percepatan) sama dengan perubahan energi potensial benda antara h1 dan h2. Setiap bentuk
energi potensial memiliki hubungan dengan suatu gaya tertentu dan dapat dinyatakan sama dengan EP
gravitasi. Secara umum, perubahan EP yang memiliki hubungan dengan suatu gaya tertentu, sama
dengan usaha yang dilakukan gaya jika benda dipindahkan dari kedudukan pertama ke kedudukan
kedua. Dalam makna yang lebih sempit, bisa dinyatakan bahwa perubahan EP merupakan usaha yang
diperlukan oleh suatu gaya luar untuk memindahkan benda antara dua titik, tanpa percepatan.

Contoh soal 1 :

Buah mangga yang ranum dan mengundang selera menggelayut pada tangkai pohon mangga yang
berjarak 10 meter dari permukaan tanah. Jika massa buah mangga tersebut 0,2 kg, berapakah energi
potensialnya ? anggap saja percepatan gravitasi 10 m/s2.

Panduan jawaban :

EP = mgh

EP = (0,2 kg) (10 m/s2) (10 m)

EP = 20 Kg m2/s2 = 20 N.m = 20 Joule

Contoh soal 2 :

Seekor monyet bermassa 5 kg berayun dari satu dahan ke dahan lain yang lebih tinggi 2 meter.
Berapakah perubahan energi potensial monyet tersebut ? g = 10 m/s2

Panduan jawaban :

Soal ini sangat gampang… kita tetapkan dahan pertama sebagai titik acuan, di mana h = 0. Kita hanya
perlu menghitung EP monyet ketika berada pada dahan kedua…

EP = mgh = (5 kg) (10 m/s2) (2 m)

EP = 100 Joule

Dengan demikian, perubahan energi potensial monyet = 100 Joule.

Contoh soal 3 :

Seorang buruh pelabuhan yang tingginya 1,50 meter mengangkat sekarung beras yang bermassa 50 kg
dari permukaan tanah dan memberikan kepada seorang temannya yang berdiri di atas kapal. Jika orang
tersebut tersebut berada 0,5 meter tepat di atas kepala buruh pelabuhan, hitunglah energi potensial
karung berisi beras relatif terhadap :

a) permukaan tanah

b) kepala buruh pelabuhan

Panduan jawaban :

a). EP karung berisi beras relatif terhadap permukaan tanah

Ketinggian total karung beras dari permukaan tanah = 1,5 m + 0,5 m = 2 meter

Dengan demikian,

EP = mgh = (50 kg) (10 m/s2) (2 m)

EP = 1000 Joule

b). EP karung berisi beras relatif terhadap kepala buruh pelabuhan

Kedudukan karung beras diukur dari kepala buruh pelabuhan adalah 0,5 meter.

EP = mgh = (50 kg) (10 m/s2) (0,5 m)

EP = 250 Joule

Energi Potensial Elastis

Sebagaimana dijelaskan pada bagian awal tulisan ini, selain energi potensial gravitasi terdapat juga
energi potensial elastis. EP elestis berhubungan dengan benda-benda yang elastis, misalnya pegas. Mari
kita bayangkan sebuah pegas yang ditekan dengan tangan. Apabila kita melepaskan tekanan pada pegas,
maka pegas tersebut melakukan usaha pada tangan kita. Efek yang dirasakan adalah tangan kita terasa
seperti di dorong. Apabila kita menempelkan sebuah benda pada ujung pegas, kemudian pegas tersebut
kita tekan, maka setelah dilepaskan benda yang berada di ujung pegas pasti terlempar…. perhatikan
gambar di bawah. Jika dirimu mempunyai koleksi pegas, baik di rumah maupun di sekolah, silahkan
melakukan percobaan ini untuk membuktikannya….

Ketika berada dalam keadaan diam, setiap pegas memiliki panjang alami, seperti ditunjukkan gambar a
(lihat gambar di bawah). Jika pegas di tekan sejauh x dari panjang alami, diperlukan gaya sebesar FT
(gaya tekan) yang nilainya berbanding lurus dengan x, yakni :
FT = kx

k adalah konstanta pegas (ukuran kelenturan/elastisitas pegas) dan besarnya tetap. Ketika ditekan,
pegas memberikan gaya reaksi, yang besarnya sama dengan gaya tekan tetapi arahnya berlawanan.
gaya reaksi pegas tersebut dikenal sebagai gaya pemulih. Besarnya gaya pemulih adalah :

FP = -kx

Tanda minus menunjukkan bahwa arah gaya pemulih berlawanan arah dengan gaya tekan. Ini adalah
persamaan hukum Hooke. Persamaan ini berlaku apabila pegas tidak ditekan sampai melewati batas
elastisitasnya (x tidak sangat besar).

Untuk menghitung Energi Potensial pegas yang ditekan atau diregangkan, terlebih dahulu kita hitung
gaya usaha yang diperlukan untuk menekan atau meregangkan pegas. Kita tidak bisa menggunakan
persamaan W = F s = F x, karena gaya tekan atau gaya regang yang kita berikan pada pegas selalu
berubah-ubah selama pegas ditekan. Ketika menekan pegas misalnya, semakin besar x, gaya tekan kita
juga semakin besar. Beda dengan gaya angkat yang besarnya tetap ketika kita mengangkat batu. Lalu
bagaimana cara mengakalinya ?

Kita menggunakan gaya rata-rata. Gaya tekan atau gaya regang selalu berubah, dari F = 0 ketika x = 0
sampai F = kx (ketika pegas tertekan atau teregang sejauh x). Besar gaya rata-rata adalah :

x merupakan jarak total pegas yang teregang atau pegas yang tertekan (bandingkan dengan gambar di
atas).

Usaha yang dilakukan adalah :

Nah, akhirnya kita menemukan persamaan Energi Potensial elastis (EP Pegas)….

Catatan :

Tidak ada rumus umum untuk Energi Potensial. Berbeda dengan energi kinetik yang memiliki satu rumus
umum, EK = ½ mv2, bentuk persamaan EP bergantung gaya yang melakukan usaha… kalo bingung
berlanjut, silahkan pelajari kembali ya…. sampai teler :)

Sekarang, mari kita pelajari pokok bahasan Energi Kinetik….

Istirahat dulu, masa ga teller dari tadi pelototin terus ne tulisan :D pisss……

Energi Kinetik

Setiap benda yang bergerak memiliki energi. Ketapel yang ditarik lalu dilepaskan sehingga batu yang
berada di dalam ketapel meluncur dengan kecepatan tertentu. Batu yang bergerak tersebut memiliki
energi. Jika diarahkan pada ayam tetangga maka kemungkinan besar ayam tersebut lemas tak berdaya
akibat dihajar batu. Pada contoh ini batu melakukan kerja pada ayam ;) Kendaraan beroda yang
bergerak dengan laju tertentu di jalan raya juga memiliki energi kinetik. Ketika dua buah kendaraan yang
sedang bergerak saling bertabrakan, maka bisa dipastikan kendaraan akan digiring ke bengkel untuk
diperbaiki. Kerusakan akibat tabrakan terjadi karena kedua mobil yang pada mulanya bergerak
melakukan usaha / kerja satu terhadap lainnya. Ketika tukang bangunan memukul paku menggunakan
martil, martil yang digerakan tukang bangunan melakukan kerja pada paku.

Setiap benda yang bergerak memberikan gaya pada benda lain dan memindahkannya sejauh jarak
tertentu. Benda yang bergerak memiliki kemampuan untuk melakukan kerja, karenanya dapat dikatakan
memiliki energi. Energi pada benda yang bergerak disebut energi kinetik. Kata kinetik berasal dari
bahasa yunani, kinetikos, yang artinya “gerak”. ketika benda bergerak, benda pasti memiliki kecepatan.
Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa energi kinetik merupakan energi yang dimiliki benda
karena gerakannya atau kecepatannya.

Sekarang mari kita turunkan persamaan Energi Kinetik.

Untuk menurunkan persamaan energi kinetik, bayangkanlah sebuah benda bermassa m sedang
bergerak pada lintasan lurus dengan laju awal vo.

Agar benda dipercepat beraturan sampai bergerak dengan laju v maka pada benda tersebut harus
diberikan gaya total yang konstan dan searah dengan arah gerak benda sejauh s. Untuk itu dilakukan
usaha alias kerja pada benda tersebut sebesar W = F s. Besar gaya F = m a.

Karena benda memiliki laju awal vo, laju akhir vt dan bergerak sejauh s, maka untuk menghitung nilai
percepatan a, kita menggunakan persamaan vt2 = vo2 + 2as.

Kita subtitusikan nilai percepatan a ke dalam persamaan gaya F = m a, untuk menentukan besar usaha :

Persamaan ini menjelaskan usaha total yang dikerjakan pada benda. Karena W = EK maka kita dapat
menyimpulkan bahwa besar energi kinetik translasi pada benda tersebut adalah :

W = EK = ½ mv2 —– persamaan 2

Persamaan 1 di atas dapat kita tulis kembali menjadi :

Persamaan 3 menyatakan bahwa usaha total yang bekerja pada sebuah benda sama dengan perubahan
energi kinetiknya. Pernyataan ini merupakan prinsip usaha-energi. Prinsip usaha-energi berlaku jika W
adalah usaha total yang dilakukan oleh setiap gaya yang bekerja pada benda. Jika usaha positif (W)
bekerja pada suatu benda, maka energi kinetiknya bertambah sesuai dengan besar usaha positif
tersebut (W). Jika usaha (W) yang dilakukan pada benda bernilai negatif, maka energi kinetik benda
tersebut berkurang sebesar W. Dapat dikatakan bahwa gaya total yang diberikan pada benda di mana
arahnya berlawanan dengan arah gerak benda, maka gaya total tersebut mengurangi laju dan energi
kinetik benda. Jika besar usaha total yang dilakukan pada benda adalah nol, maka besar energi kinetik
benda tetap (laju benda konstan).

Contoh soal 1 :

Sebuah bola sepak bermassa 150 gram ditendang oleh Ronaldo dan bola tersebut bergerak lurus
menuju gawang dengan laju 30 m/s. Hitunglah :

a) energi kinetik bola tersebut

b) berapa usaha yang dilakukan Ronaldo pada bola untuk mencapai laju ini, jika bola mulai bergerak dari
keadaan diam ?

panduan jawaban :

a) Energi Kinetik bola

EK= ½ mv2 = ½ (0,15 kg) (30 m/s2)2 = 67,5 Joule

b) Usaha total

W = EK2 – EK1

EK2 = 67,5 Joule

EK1 = ½ mv2 = ½ m (0) = 0 — laju awal bola (vo) = 0

Dengan demikian, usaha total :

W = 67,5 Joule – 0 = 67,5 Joule

Contoh soal 2 :

Berapa usaha yang diperlukan untuk mempercepat gerak sepeda motor bermassa 200 kg dari 5 m/s
sampai 20 m/s ?

Panduan jawaban :

Pertanyaan soal di atas adalah berapa usaha total yang diperlukan untuk mempercepat gerak motor.
W = EK2 – EK1

Sekarang kita hitung terlebih dahulu EK1 dan EK2

EK1 = ½ mv12 = ½ (200 kg) (5 m/s)2 = 2500 J

EK2 = ½ mv22 = ½ (200 kg) (20 m/s)2 = 40.000 J

Energi total :

W = 40.000 J – 2.500 J

W = 37.500 J

Energi Kinetik

Setiap benda yang bergerak memiliki energi. Ketapel yang ditarik lalu dilepaskan sehingga batu
yang berada di dalam ketapel meluncur dengan kecepatan tertentu. Batu yang bergerak tersebut
memiliki energi. Jika diarahkan pada ayam tetangga maka kemungkinan besar ayam tersebut

lemas tak berdaya akibat dihajar batu. Pada contoh ini batu melakukan kerja pada ayam
Kendaraan beroda yang bergerak dengan laju tertentu di jalan raya juga memiliki energi kinetik.
Ketika dua buah kendaraan yang sedang bergerak saling bertabrakan, maka bisa dipastikan
kendaraan akan digiring ke bengkel untuk diperbaiki. Kerusakan akibat tabrakan terjadi karena
kedua mobil yang pada mulanya bergerak melakukan usaha / kerja satu terhadap lainnya. Ketika
tukang bangunan memukul paku menggunakan martil, martil yang digerakan tukang bangunan
melakukan kerja pada paku.

Setiap benda yang bergerak memberikan gaya pada benda lain dan memindahkannya sejauh
jarak tertentu. Benda yang bergerak memiliki kemampuan untuk melakukan kerja, karenanya
dapat dikatakan memiliki energi. Energi pada benda yang bergerak disebut energi kinetik. Kata
kinetik berasal dari bahasa yunani, kinetikos, yang artinya “gerak”. ketika benda bergerak, benda
pasti memiliki kecepatan. Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa energi kinetik
merupakan energi yang dimiliki benda karena gerakannya atau kecepatannya.

Sekarang mari kita turunkan persamaan Energi Kinetik.

Untuk menurunkan persamaan energi kinetik, bayangkanlah sebuah benda bermassa m sedang
bergerak pada lintasan lurus dengan laju awal vo.
Agar benda dipercepat beraturan sampai bergerak dengan laju v maka pada benda tersebut harus
diberikan gaya total yang konstan dan searah dengan arah gerak benda sejauh s. Untuk itu
dilakukan usaha alias kerja pada benda tersebut sebesar W = F s. Besar gaya F = m a.

Karena benda memiliki laju awal vo, laju akhir vt dan bergerak sejauh s, maka untuk menghitung
nilai percepatan a, kita menggunakan persamaan vt2 = vo2 + 2as.

Kita subtitusikan nilai percepatan a ke dalam persamaan gaya F = m a, untuk menentukan besar
usaha :

Persamaan ini menjelaskan usaha total yang dikerjakan pada benda. Karena W = EK maka kita
dapat menyimpulkan bahwa besar energi kinetik translasi pada benda tersebut adalah :

W = EK = ½ mv2 —– persamaan 2

Persamaan 1 di atas dapat kita tulis kembali menjadi :

Persamaan 3 menyatakan bahwa usaha total yang bekerja pada sebuah benda sama dengan
perubahan energi kinetiknya. Pernyataan ini merupakan prinsip usaha-energi. Prinsip usaha-
energi berlaku jika W adalah usaha total yang dilakukan oleh setiap gaya yang bekerja pada
benda. Jika usaha positif (W) bekerja pada suatu benda, maka energi kinetiknya bertambah
sesuai dengan besar usaha positif tersebut (W). Jika usaha (W) yang dilakukan pada benda
bernilai negatif, maka energi kinetik benda tersebut berkurang sebesar W. Dapat dikatakan
bahwa gaya total yang diberikan pada benda di mana arahnya berlawanan dengan arah gerak
benda, maka gaya total tersebut mengurangi laju dan energi kinetik benda. Jika besar usaha total
yang dilakukan pada benda adalah nol, maka besar energi kinetik benda tetap (laju benda
konstan).

http://basicsphysics.blogspot.com/2008/12/energi-kinetik.html

Anda mungkin juga menyukai