Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Potensi kemanusiaan merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia.
Manusia memiliki ciri khas yang secara prinsipiil berbeda dari hewan. Ciri
khas manusia yang membedakannya dari hewan terbentuk dari kumpulan
terpadu dari apa yang di sebut sifat hakikat manusia. Disebut sifat hakikat
manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan
tidak terdapat pada hewan. Oleh karena itu, strategis jika pembahasan tentang
hakikat manusia ditempatkan pada seluruh pengkajian tentang pendidikan,
dengan harapan menjadi titik tolak bagi paparan selanjutnya. Untuk mencapai
pengetahuan hakikat manusia tersebut maka akan dikemukakan materi yang
meliputi : arti dan wujud sifat hakikat manusia, dimensi-dimensinya,
pengembangan dimensi tersebut dan sosok manusia Indonesia seutuhnya.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimanakah hakikat manusia dengan dimensi-dimensinya?
1.2.2 Bagaimanakah pandangan tentang hakikat manusia?
1.2.3 Jelaskan bagaimana pengembangan dimensi-dimensi hakikat manusia!
1.2.4 Bagaimanakah hakikat manusia menurut islam?
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan menyusun makalah ini untuk mengetahui tentang pengertian
apa itu Hakikat Manusia dan Pengembangannya dalam dimensi-dimensinya.
1.3 Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan :
1. Agar para pembaca dapat mengetahui hakikat manusia dengan dimensi-
dimensinya.
2. Agar para pembaca dapat mengetahui pandangan tentang hakikat manusia.
3. Agar para pembaca dapat mengetahui pengembangan dimensi-dimensi
hakikat manusia.
4. Agar para pembaca dapat mengetahui hakikat manusia menurut islam.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat manusia dengan dimensi-dimensinya


Pada pembahasan telah diuraikan sifat hakikat manusia. Pada bagian ini sifat
hakikat tersebut akan di bahas lagi dimensi-dimensinya atau di tilik dari sisi
lain. Ada empat macam dimensi yang akan di bahas, yaitu
1. Dimensi keindividualan
2. Dimensi kesosialan
3. Dimensi kesusilaan
4. Dimensi keberagamaan

1. Dimensi Keindividualan
Lysen mengartikan individu sebagai ”orang seorang” sesuatu yang
merupakan suatu keutuhan yang tidak dapat dibagi-bagi (in devide).
Selanjutnya individu diartikan sebagai pribadi . Karena adanya individualitas
itu setiap orang memiliki kehendak, perasaan, cita-
cita, kecendrungan, semangat dan daya tahan yang berbeda.
Kesanggupan untuk memikul tanggung jawab sendiri merupakan cirri
yang sangat esensial dari adanya individualitas pada diri manusia. Sifat sifat
sebagaimana di gambarkan di atas secara potensial telah di miliki sejak lahir
perlu ditumbuh kembangkan melalui pendidikan agar bisa menjadi kenyataan.
Sebab tanpa di bina, melalui pendidikan, benih-benih individualitas yang
sangat berharga itu yang memungkinkan terbentuknya suatu kepribadian
seseorang tidak akan terbentuk semestinya sehingga seseorang tidak memiliki
warna kepribadian yang khas sebagai milikinya. Padahal fungsi utama
pendidikan adalah membantu peserta didik untuk membentuk kepripadiannya
atau menemukan kediriannya sendiri. Pola pendidikan yang bersifat
demokratis dipandang cocok untuk mendorong bertumbuh dan
berkembangnya potensi individualitas sebagaimana dimaksud. Pola
pendidikan yang menghambat perkembangan individualitas (misalnya yang

2
bersifat otoriter) dalam hubungan ini disebut pendidikan yang patologis.
2. Dimensi kesosialan
Setiap anak dikaruniai kemungkinan untuk bergaul. Artinya, setiap
orang dapat saling berkomunikasi yang pada hakikatnya di dalamnya
terkandung untuk saling member dan menerima. Adanya dimensi kesosialan
pada diri manusia tampat lebih jelas pada dorongan untuk bergaul. Dengan
adanya dorogan untuk bergaul, setiap orang ingin bertemu dengan sesamanya.
Seseorang dapat mengembangkan kegemarannya, sikapnya, cita-citanya di
dalam interaksi dengan sesamanya. Seorang berkesempatan untuk belajar dari
orang lain, mengidentifikasi sifat-sifat yang di kagumi dari orang lain untuk
dimilikinya, serta menolak sifat yang tidak di cocokinya. Hanya di dalam
berinteraksi dengan sesamanya, dalam saling menerima dan
memberi, seseorang menyadari dan menghayati kemanusiaanya.
3. Dimensi kesusilaan
Susila berasal dari kata su dan sila yang artinya kepantasan yang lebih
tinggi. Akan tetapi di dalam kehidupan bermasyarakat orang tidak cukup
hanya berbuat yang pantas jika di dalam yang pantas atau sopan itu misalnya
terkandung kejahatan terselubung. Karena itu maka pengertian yang lebih.
Dalam bahasa ilmiah sering digunakan dua macam istilah yang mempunyai
konotasi berbeda yaitu, etiket (persoalan kepantasan dan kesopanan) dan etika
(persoalan kebaikan). Kesusilaan diartikan mencakup etika dan etiket.
Persoaalan kesusilaan selalu berhubungan erat dengan nilai-nilai. Pada
hakikatnya manusia memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan susila,
serta melaksanakannya sehingga dikatakan manusia itu adalah mahluk susila.
4. Dimensi Keberagamaan
Pada hakikatnya manusia adalah mahluk religius. Beragama
merupakan kebutuhan manusia karena manusia adalah mahluk yang lemah
sehingga memerlukan tempat bertopang.
Manusia memerlukan agama demi kesalamatan hidupnya. Dapat dikatakan
bahwa agama menjadi sandaran vertical manusia. Manusia dapat menghayati
agama melalui proses pendidikan agama. Pendidikan agama bukan semata-

3
mata pelajaran agama yang hanya memberikan pengetahuan tentang agama,
jadi segi-segi afektif harus di utamakan. Di samping itu mengembangkan
kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan penganut kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa perlu mendapat perhatian.

2.2 Pandangan Tentang Hakikat Manusia


1. Pandangan Psikoanalitik
Suatu aliran dalam ilmu jiwa yg mencoba menganalisis kejiwaan manusia
atas bagian-bagiannya
Struktur Kepribadian Manusia terdiri dari 3 komponen (Freud)
a. Id yang berfungsi untuk menggerakkan seseorang untuk memuaskan
kebutuhannya
b. Ego berfungsi untuk menjembatani antara keinginan id dg lingkungan yang
realistis
c. Super ego berfungsi untuk mengawasi dan mengontrol tingkah laku
seseorang agarsesuai dengan aturan dan nilai-nilai moral
2. Pandangan Humanistik
Melihat manusia itu secara manusiawi
Dipelopori oleh Rogers, Jeans Jacues Rousseau, Martin Buber
a. Rogers
Manusia adalah makhluk yg terus berubah dan diibaratkan dgn air
mengalir yang tanpa hentinya.
b. Jean Jacues Rousseau
Pada dasarnya manusia itu adalah baik tapi dirusak oleh masyarakat
atau lembaga.
c. Martin Buber
Manusia merupakan suatu (eksistensi) yang berpotensi, tetapi potensi
itu terbatas, sehingga sulit untuk memperkirakan bagaimana masa depan
mansia tersebut. Manusia tidak dapat dikatakan baik atau jahat tetapi
mengandung kedua kemungkinan itu
c. Pandangan Behavioristik

4
Tingkah laku manusia ditentukan oleh lingkungan dimana individu itu
berada
Dipelopori oleh Skinner, Kohler, Wetson, Thorndike
1) Tingkah laku manusia ditentukan oleh lingkungan di mana individu itu
berada
2) Tingkah laku manusia dapat dikendalikan dengan mengatur lingkungan
tempat individu itu berada

2.3 Pengembangan Dimensi-Dimensi Hakikat Manusia


Sasaran pendidikan adalah manusia sehingga dengan sendirinya
pengembangan dimensi hakikat manusia menjadi tugas pendidikan. Meskipun
pendidikan itu pada dasarnya baik tetapi dalam pelaksanaanya mungkin saja
bisa terjadi kesalahan-kesalahannya yang lazimnya di sebut salah didik.
Sehubungan dengan itu ada dua kemungkinan yang bisa terjadi, yaitu
1. Pengembangan yang utuh
Tingkat keutuhan perkembangan dimensi hakikat manusia ditentukan oleh dua
factor, yaitu kulaitas dimensi hakikat manusia itu sendiri secara potensial dan
kualitas pendidikan yang disediakan untuk memberikan pelayanan atas
perkembangannya.
Selanjutnya pengembangan yang utuh dapat dilihat dari berbagai segi yaitu,
wujud dan arahnya.
a. Dari wujud dimensinya
Keutuhan terjadi antara aspek jasmani dan rohani, antara dimensi
keindividualan, kesosialan, kesusilaan dan keberagamaan, antara aspek
kognitif, afektif dan psikomotor. Pengembangan aspek jasmaniah dan
rohaniah dikatakan utuh jika keduanya mendapat pelayanan secara seimbang.
Pengembangan dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan dan
keberagaman dikatakan utuh jika semua dimensi tersebut mendapat layanan
dengan baik, tidak terjadi pengabaian terhadap salah satunya. Pengembangan
domain kognitif, afektif dan psikomotor dikatakan utuh jika ketiga-tiganya
mendapat pelayanan yang berimbang.

5
b. Dari arah pengembangan
Keutuhan pengembangan dimensi hakikat manusia dapat diarahkan kepada
pengembangan dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan dan
keberagaman secara terpadu. Dapat disimpulkan bahwa pengembangan
dimensi hakikat manusia yang utuh diartikan sebagai pembinaan terpadu
terhadap dimensi hakikat manusia sehingga dapat tumbuh dan berkembang
secara selaras. Perkembangan di maksud mencakup yang bersifat horizontal
(yang menciptakan keseimbangan) dan yang bersifat vertical (yang
menciptakan ketinggian martabat manusia). Dengan demikian totalitas
membentuk manusia yang utuh.
2. Pengembangan yang tidak utuh
Pengembangan yang tidak utuh terhadap dimensi hakikat manusia akan terjadi
di dalam proses pengembangan jika ada unsur dimensi hakikat manusia yang
terabaikan untuk ditangani, misalnya dimensi kesosialan didominasi oleh
pengembangan dimensi keindividualan ataupun domain afektif didominasi
oleh pengembangan dimensi keindividualan ataupun domain afektif
didominasi oleh pengembangan domain kognitif. Demikian pula secara
vertical ada domain tingkah laku terabaikan penanganannya.
Pengembangan yang tidak utuh berakibat terbentuknya kepribadian yang
pincang dan tidak mantap. Pengembangan semacam ini merupakan
pengembangan yang patologis.

2.4 Hakikat Manusia Menurut Islam


a. Manusia makhluk yg paling mulia dan atau paling hina
Mulia => Konstruksi jasmani dan rohani manusia lebih lengkap
Hina => Tingkah lakunya bertentangan dgn aturan Tuhan
b. Hakikat kejadian manusia
Asal manusia
Jasmani => Tanah
Rohani => Gaib
c. Proses Terwujudnya manusia

6
Manusia yg terwujud tanpa ibu dan bapak => Adam
Manusia yg terwujud tanpa ibu => Hawa
Manusia yg terwujud tanpa bapak => Isa
Manusia yg terwujud dari laki-laki dan perempuan => manusia sekarang
Terwujudnya manusia menurut teori Darwin=> Manusia berasal dari kera

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian bab I dapat disimpulkan bahwa sifat hakikat manusia dan segenap
dimensinya hanya dimilki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan. Ciri-
ciri yang khas tersebut membedakan secara prinsipiil dunia hewan dari dunia
manusia Adanya hakikat tersebut memberikan tempat kedudukan pada
manusia sedemikian rupa sehingga derajatnya lebih tinggi dari pada hewan
dan sekaligus mengusai hewan Salah satu hakikat yang istimewa ialah adanya
kemampuan menghayati kebahagian pada manusi. Semua sifat hakikat
manusia dapat dan harus ditumbuh kembangkan melalui pendidikan. Berkat
pendidikan maka sifat hakikat manusia dapat ditumbuhkembangkan secara
selaras dan berimbang sehingga menjadi manusia yang utuh.

3.2 Saran
1. Kepada semua pihak yang berkepentingan dunia pendidikan wajib
berpegang teguh kepada nilai-nilai kependidikan dalam mengemban tugas
dan tanggung jawab kesehariannya.
2. Penerapan paradigma baru dalam pendidikan disosialisasikan lebih luas.

Anda mungkin juga menyukai