Anda di halaman 1dari 17

CINDRA FAUZIAH HASAN

431412050
 Keanekaragam hayati (biological-diversity
atau biodiversity) adalah semua makhluk
hidup di bumi (tumbuhan, hewan, dan
mikroorganisme) termasuk keanekaragaman
genetik yang dikandungnya dan
keanekaragaman ekosistem yang dibentuknya
(DITR 2007).
Keanekaragaman hayati atau biodiversitas
adalah semua kehidupan di atas bumi ini baik
tumbuhan, hewan, jamur dan
mikroorganisme serta berbagai materi
genetik yang dikandungnya dan
keanekaragaman sistem ekologi di mana
mereka hidup.
Termasuk didalamnya kelimpahan dan
keanekaragaman genetik relatif dari
organisme-organisme yang berasal dari
semua habitat baik yang ada di darat, laut
maupun sistem-sistem perairan lainnya
(Global Village Translations, 2007:4).
A. Keanekaragaman spesies
Spesies dapat diartikan sebagai
sekelompok individu yang menunjukkan
beberapa karakteristik penting berbeda dari
kelompok-kelompok lain baik secara
morfologi.
Keanekaragaman spesies mencakup
seluruh spesies yang ditemukan di bumi,
termasuk bakteri dan protista serta spesies
dari kingdom bersel banyak (tumbuhan,
jamur, hewan, yang bersel banyak atau
multiseluler).
B. Keanekaragaman genetik
Keanekaragaman genetik merupakan
variasi genetik dalam satu spesies baik di
antara populasi-populasi yang terpisah secara
geografik maupun di antara individu-individu
dalam satu populasi.
C. Keanekaragaman ekosistem
Keanekaragaman ekosistem merupakan
komunitas biologi yang berbeda serta
asosiasinya dengan lingkungan fisik
(ekosistem) masing-masing (Mochamad
Indrawan, 2007: 15).
Biodiversitas memiliki beragam manfaat
berkaitan dengan faktor hak hidup
biodiversitas, faktor etika dan agama, serta
faktor estetika bagi manusiaa
Konservasi dan pemanfaatan
berkelanjutan biodiversitas tidak hanya
penting untuk melindungi spesies dan
habitat, menghindari kepunahan dan
melestarikan warisan global bersama dengan
nilai intrinsik, juga dapat menawarkan
berbagai keuntungan lain.
Biodiversitas juga penting dalam mitigasi
bencana terkait iklim. Misalnya terumbu
karang, dapat mengurangi badai besar
pesisir, menyelamatkan nyawa dan mencegah
kerugian ekonomi. Hutan menstabilkan
tanah, mencegah tanah longsor dan banjir,
dan membantu mengatur limpasan hujan,
mengurangi peluang kekeringan dan banjir.
5. Pusat Mediteran
1. Pusat Cina 6. Pusat Ethiopia
2. Pusat India 7. Pusat Meksiko Selatan dan Amerika
Tengah
2A. Pusat Indo-Malaya
8. Pusat Amerika Selatan
3. Pusat Asia Tengah
8A. Pusat Chili
4. Pusat Asia Timur Dekat
8B. Pusat Brasilia-Paraguay
1. Pusat Cina: kedelai, kara, gandum, jeruk, sorghum
2. Pusat India: padi, sorgum, mangga
3. Pusat Indo-Malaya: pisang, kelapa, tebu
4. Pusat Asia Tengah: gandum, bawang merah,
bawang putih
5. Pusat Asia Timur Dekat: melon, barley, alfalfa
6. Pusat Mediteran: asparagus, seledri, kobis
7. Pusat Ethiopia: gandum, sorghum, kopi
8. Pusat Meksiko Selatan dan Amerika Tengah:
jagung, kapas, kakao
9. Pusat Amerika Selatan: tembakau, tomat, kentang
10. Pusat Chili: kentang
11. Pusat Brasilia-Paraguay: kakao, nanas, karet
Permasalahan keamanan pangan semakin hari
semakin dinamis dan terus berubah; antara lain
disebabkan karena faktor-faktor sebagai berikut
(i) perubahan praktek pertanian (termasuk
peternakan dan perikanan),
(ii) (ii) meningkatnya perdagangan internasional,
(iii) (iii) perubahan teknologi pengolahan,
(iv) (iv) perubahan proporsi populasi (perubahan
proporsi populasi yang rentan),
(v) (v) meningkatnya perjalanan (baik nasional
maupun internasional),
(vi) (vi) perubahan gaya hidup, dan
(vii) (vii) munculnya ancaman bioterrorisme.
Perkembangan ilmu dan teknologi pangan
selalu membawa berbagai konsekuensi baru;
termasuk dalam hal keamanan pangan.
Berbagai perkembangan baru di bidang ilmu
dan teknologi pangan yang perlu
diperhatikan antara lain adalah
(i) bioteknologi,
(ii) teknologi pengolahan non-thermal,
(iii) teknologi nano,
(iv) nutrigenomik dan
(v) culinologi (Hariyadi, 2006)
Beban pertama ini biasanya berkaitan dengan Industri
pangan skala kecil dan rumah tangga yang produknya
didistribusikan pada pasar domestik. Data kasus
keracunan yang mengindikasikan bahwa pengolahan
makanan di industri pangan masih belum memenuhi
standar keamanan pangan. Disamping itu, masih
ditemukannya cemaran bahan kimiawi, yang
terutama berasal dari BTP yang tidak memenuhi
syarat menunjukkan.
Beban kedua umumnya berkaitan dengan industri skala
menengah dan besar yang memasarkan produknya
pada pasar internasional. Data kinerja keamanan
pangan produk pangan ekspor; terlihat bahwa selain
permasalahan mengenai penerapan GMP yang masih
tetap harus ditingkatkan; pemahaman dan
pemenuhan standar keamanan pangan internasional
perlu selalu diikuti.
 Dampakpembangunan waduk terhadap
keanekaragaman hayati

Waduk sebagai penampung air, dengan


adanya pencemaran didaerah aliran
sungainya akan menumpuk kedalam perairan
waduk, sehingga kualitas lingkungan waduk
tersebut menjadi jelek.
Secara langsung maupun tidak langung
pencemaran perairan akan mempengaruhi
keanekaragaman hayati perairan. Sebagai
contoh adalah kegiatan perikanan yang
dilakukan di perairan waduk (keramba jarring
apung), kegiatan tersebut dapat mengurangi
produktivitas perairan, menimbulkan
perusakan habitat, dan menurunkan kualitas
lingkungan perairan sebagai media hidup
ikan.
Mootalo Lirahmawaty, Duengo Sriwulandari,
Bagu Ismail, Paune Hajra, Hogi
Juinten. 2018. Biodiversitas. UNG:
Gorontalo

Anda mungkin juga menyukai