Anda di halaman 1dari 14

BIODIVERSITAS DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

DISUSUN DALAM RANGKA PEMENUHAN TUGAS MATA KULIAH


LINGKUNGAN DAN KESEHATAN GLOBAL

OLEH KELOMPOK 1 :

APRILIYA PRIHAYATI (1806253766)


CHAMELIA ANGGRAENI PROBO S. ( 1806253860)
DIA MELISA RAFDI (1806253923)
FADLIL KAAFI (1806254030)
FEBRINA YOLANDA (1806254062)
FIRAMITA YUSTICIA (1806254081)
FITRI AFRIANTI (1806254094)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS INDONESIA
2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah2
C. Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3

A. Pengertian dan Tingkat Keanekaragaman Hayati3


1. Pengertian Keanekaragaman Hayati 3
2. Tingkat Keanekaragaman Hayati 4
B. Pengertian Kesehatan 4
C. Tipe Interaksi antara Keanekaragaman Hayati dengan Kesehatan 5
D. Layanan Ekosistem 6
E. Faktor-faktor Penggerak yang Mempengaruhi Keanekaragaman Hayati7
1. Perubahan habitat 7
2. Eksploitasi berlebihan dan cara Panen yang merusak7
3. Polusi 7
4. Invasif spesies asing (Invasion Alien Species) 8
5. Perubahan Iklim 8
6. Faktor Demografi, Termasuk Migrasi 9
7.Urbanisasi sebagai tantangan dan kesempatan untuk mengelola layanan ekosistem
9
F. Pendekatan dan Kerangka Kerja Integrasi Keanekaragaman Hayati dan Kesehatan
Manusia 10

i
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................12

A. Integrasi Keanekaragaman Hayati dan Kesehatan Manusia 12


B. Kesimpulan 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia memiliki letak geografis yang diapit oleh dua biogeografis yang kaya,

yakni terletak di antara dua benua, Asia dan Australia dan di antara dua samudera, Hindia

dan Pasifik. Secara geologi, Indonesia dilalui oleh dua jalur pegunungan muda dunia,

yaitu Pegunungan Mediterania dan Sirkum Pasifik. Indonesia juga berada di daerah

khatulistiwa yang beriklim tropis sehingga mendapat curah hujan yang tinggi sepanjang

tahun.

Indonesia merupakan negara dengan tingkat keanekaragaman hayati yang sangat

tinggi atau disebut sebagai Negara Mega Biodiversity. Keanekaragaman Hayati ialah

suatu istilah yang mencakup semua bentuk kehidupan antara lain gen, spesies tumbuhan,

hewan, dan proses-proses ekologi. Indonesia memiliki beragam habitat dan beragam jenis

tumbuhan, hewan dan mikroba yang berpotensi sebagai penghasil bahan pangan, bahan

obat dan bahan baku industri.

Keanekaragaman hayati sangat berperan terhadap pemenuhan kebutuhan

kesehatan, peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup manusia di masa depan.

Keanekaragaman hayati juga berkontribusi untuk meningkatkan kesehatan manusia

melalui konservasi keanekaragaman hayati dan layanan yang diberikannya kepada

masyarakat.

Namun demikian, Indonesia juga merupakan negara dengan tingkat keterancaman

lingkungan yang tinggi, maka dari itu Indonesia merupakan salah satu wilayah prioritas

1
konservasi keanekaragaman hayati dunia. Hal ini disebabkan karena proses

pembangunan, dimana jumlah penduduk yang besar dan terus bertambah menyebabkan

kebutuhan dasar pun semakin besar, sehingga sering terjadi perubahan fungsi areal hutan,

sawah dan kebun rakyat baik oleh pemerintah maupun swasta. Keadaan demikian

menyebabkan menyusutnya keanekaragaman hayati dalam tingkat jenis.

Selain itu, penyebab utama hilangnya biodiversitas adalah kerusakan habitat,

perubahan iklim (pemanasan global), eksploitasi yang berlebihan, pencemaran

lingkungan, ketidaksengajaan/kecelakaan dan datangnya spesies asing (WWF 2012).

Faktor-faktor penyebab, pemacu, dan tekanan langsung berkontribusi terhadap degradasi

keanekaragaman hayati global dan jasa ekosistem.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperlukan pembahasan mengenai

biodiversitas dan kerusakan lingkungan, serta pengaruhnya terhadap kesehatan

masyarakat.

B. Rumusan Masalah

Keanekaragaman hayati (biological-diversity atau biodiversity) adalah semua mahluk


hidup di bumi (tumbuhan, hewan dan mikroorganisme) termasuk keanekaragaman genetik
yang dikandungnya dan keanekaragaman ekosistem yang dibentuknya. Berdasarkan latar
belakang tersebut di atas, bagaimana agar keanekaragaman hayati yang sangat berperan
terhadap kesehatan dapat menghasilkan hubungan simbiosis mutualisma atau saling
menguntungkan bagi kedua belah pihak, alam semesta dan manusia.

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan makalah yang berjudul Biodiversity is Meaningful for Human Health
ini adalah sebagai berikut:

2
1. Mendeskripsikan definisi dan tingkatan keanekaragaman hayati dan kaitannya dengan
kesehatan manusia.
2. Mendeskripsikan tingkatan keanekaragaman hayati dan kaitannya dengan kesehatan
manusia.
3. Mendeskripsikan peranan lingkungan dalam menimbulkan penyakit yang memengaruhi
keanekaragaman hayati dan kesehatan manusia.
4. Mendeskripsikan faktor-faktor penggerak yang memengaruhi keanekaragaman hayati dan
kesehatan manusia.
5. Mendeskripsikan pendekatan dan kerangka kerja integrasi keanekaragaman hayati dan
kesehatan manusia.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Boodiversitas

1. Pengertian Keanekaragaman Hayati


Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia
Nomor 03 Tahun 2012 tentang Taman Keanekaragaman Hayati, keanekaragaman hayati
adalah keanekaragaman makhluk hidup di muka bumi dan peranan-peranan ekologisnya,
yang meliputi keanekaragaman ekosistem, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman
genetik
Keanekaragaman hayati (biological-diversity atau biodiversity) adalah semua
mahluk hidup di bumi (tumbuhan, hewan dan mikroorganisme) termasuk
keanekaragaman genetik yang dikandungnya dan keanekaragaman ekosistem yang
dibentuknya ( DITR 2007). Pengertian keanekaragaman hayati menurut sudarsono dkk
(2005:6) adalah ketersediaan keanekaragaman sumber daya hayati. Sumber daya hayati
itu berupa jenis maupun kekayaan plasma nuftah (keanekaragaman genetik),
keanekargaman antar jenis dan keanekaragaman ekosistem.
Dalam ilmu biologi keanekaragaman hayati sama dengan keragaman spesies dan
juga kekayaan spesies. Ahli ilmu biologi mendefinisikan keanekaragaman hayati sebagai
semua ekosistem, gen, dan sepises yang ada di suatu daerah. Keanekaragaman mahluk
hidup atau keanekaragaman hayati memiliki arti yang penting untuk menjaga kestabilan
ekosistem (Syamsuri. 1997). Ekosistem merupakan tempat semua mahluk hidup
bergantung. Semakin beranekaragam jenis yang hidup di dalam suatu ekosistem, semakin
beraneka pula kondisi lingkungan yang ada dan semakin banyak relung kehidupan yang
tersedia. Keanekaragaman hayati memberikan nilai konsumsi dalam bentuk pangan,
sandang maupun papan. (KMNLH. 1997)
Dengan demikian dari berbagai pengertian diatas dapat kita simpulkan pengertian
biodiversitas atau yang kita kenal dengan keanekaragaman hayati adalah

4
keanekaragaman makhluk hidup dan hal-hal yang berhubungan dengan ekologinya,
dimana makhluk hidup tersebut terdapat. Keanekaragaman hayati mencakup tiga
tingkatan yaitu:
a. Keanekaragaman spesies mencakup seluruh spesies yang ditemukan di bumi,
termasuk bakteri dan protista serta spesies dari kingdom bersel banyak
(tumbuhan, jamur, hewan, yang bersel banyak atau multiseluler). Spesies dapat
diartikan sebagai sekelompok individu yang menunjukkan beberapa karakteristik
penting berbeda dari kelompok-kelompok lain baik secara morfologi, fisiologi
atau biokimia. Definisi spesies secara morfologis ini yang paling banyak
digunakan oleh pada taksonom yang mengkhususkan diri untuk
mengklasifikasikan spesies dan mengidentifikasi spesimen yang belum diketahui
(Mochamad Indrawan, 2007).
b. Keanekaragaman genetik merupakan variasi genetik dalam satu spesies baik di
antara populasi-populasi yang terpisah secara geografik maupun di antara
individu-individu dalam satu populasi. Individu dalam satu populasi memiliki
perbedaan genetik antara satu dengan lainnya. Variasi genetik timbul karena setiap
individu mempunyai bentuk-bentuk gen yang khas. Variasi genetik bertambah
ketika keturunan menerima kombinasi unik gen dan kromosom dari induknya
melalui rekombinasi gen yang terjadi melalui reproduksi seksual. Proses inilah
yang meningkatkan potensi variasi genetik dengan mengatur ulang alela secara
acak sehingga timbul kombinasi yang berbeda-beda. (Mochamad Indrawan,
2007).
c. Keanekaragaman ekosistem merupakan komunitas biologi yang berbeda serta
asosiasinya dengan lingkungan fisik (ekosistem) masing-masing (Mochamad
Indrawan, 2007).

4. Pengaruh Kerusakan Lingkungan terhadap Kesehatan Masyarakat


Keseimbangan ekosistem yang stabil namum dinamis dapat rusak apabila terjadi
pencemaran lingkungan yang berlebihan (baik oleh aktivitas manusia maupun peristiwa
alam) yang melewati daya lenting ekosistem tersebut.

5
Terjadi kerusakan lingkungan karena adanya tindakan yang menimbulkan perubahan
langsung atau tidak langsung sifat dan/atau hayati sehingga lingkungan hidup tidak
berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan (KMNLH, 1998).
Kerusakan lingkungan hidupp dapat diartikan sebagai proses deteriorasi atau
penurunan mutu (kemunduran) lingkungan. Deteriorasi lingkungan ini ditandai dengan
hilangnya sumber daya tanah,air, udara, punahnya flora dan fauna liar, dan kerusakan
ekosistem.
Faktor penyebab kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Kerusakan lingkungan hidup faktor alam
b. Kerusakan lingkungan faktor manusia
Menurut Blum ada empat peranan lingkungan dalam menimbulkan penyakit :
a. Reservoir
Peran lingkungan sebagai reservoir dapat dijelaskan dengan adanya manusia, hewan dan
benda sebagai tempat berkembang biaknya bibit penyakit. Contoh : air kotor, sampah
dan sebagainya.
b. Sebagai Agent (penyebab penyakit)
Contoh peran lingkungan sebagai penyebab penyakit : adanya beberapa mikroba
penyebab penyakit baik dari golongan bakteri, jamur, virus maupun protozoa, adanya
zat-zat kimia di lingkungan, adanya radiasi, tekanan udara, aliran listrik dan sebagainya.
c. Medium trasmisi
Peran lingkungan sebagai medium transmisi dikarenakan lingkungan dapat berperan
sebagai benda perantara agent. Contoh: udara, air, makanan dan sebagainya.
d. Vector
Peran lingkungan sebagai penular atau penyebar penyakit dikarenakan di lingkungan
terdapat beberapa hewan yang berperan sebagai vektor penular atau pemindah bibit
penyakit sehingga terjadi penularan. Contoh: lalat, kecoa, nyamuk dan sebagainya.
Salah satu masalah lingkungan yang selalu menjadi topik hangat dibicarakan
adalah pemanasan global. Ada berbagai dampak yang muncul akibat gejala alam tersebut.
Terakhir dikabarkan bahwa pemanasan global merupakan salah satu faktor yang
mengakibatkan ketidaklaziman habitat serangga. Mewabahnya demam berdarah di
Indonesia bukan hanya disebabkan oleh sikap dan pola hidup yang tidak higienis.

6
Pemanasan global juga turut memicu pertumbuhan nyamuk sebagai pembawa penyakit
tersebut, dalam hal ini nyamuk dapat bertahan hidup dan berkembang di daerah yang
sebelumnya tidak mungkin. Pemanasan global membuat nyamuk yang selama ini hidup
di daerah panas dan dengan ketinggian kurang 1.000 meter diatas permukaan laut,
mampu berkembang biak dan bertahan hidup di luar daerah-daerah tersebut.
Selain pemanasan global, perubahan iklim juga mempengaruhi kesehatan
masyarakat. Perubahan iklim dapat disebabkan oleh proses perubahan alamiah internal
(misalnya badai El Nino) maupun eksternal (seperti perubahan persisten yang diinduksi
oleh aktivitas manusia, berupa perubahan komposisi udara dan perubahan peruntukan
tanah). Kondisi iklim yang tidak stabil dapat menyebabkan peningkatan kejadian bencana
alam, seperti badai, angin siklon putting beliung, kekeringan dan kebakaran hutan, yang
berdampak terhadap kesehatan fisik dan mental masyarakat yang terserang.
Pola iklim yang terganggu juga menyebabkan efek tidak langsung terhadap
kesehatan manusia. Efek tehadap pola hujan yang meningkatkan bencana banjir dapat
menyebabkan peningkatan kejadian penyakit perut karena efeknya pada sumber air dan
penyediaan air bersih, penyakit malaria, demam berdarah dengue, chikungunya, dan
penyakit lainnya yang ditularkan melalui rodent seperti leptospirosis.
Faktor utama penyebab jenis wabah-wabah penyakit adalah kesalahan manusia
dalam mengelola lingkungan. Hutan sebagai habitat dan menyimpan berbagai spesies
satwa dan tumbuhan yang tadinya tertutup, kini terbuka dan kini habis ditebangi untuk
berbagai konsumsi modern, terutama bagi masyarakat perkotaan. Karena hutan sebagai
habitat satwa sudah rusak, maka spesies-spesies satwa bermigrasi ke segala tempat,
termasuk ke pemukiman manusia. Satwa-satwa yang mengandung virus mematikan bagi
manusia berinteraksi dengan manusia dengan menjadi hewan-hewan peliharaan dan
akhirnya virus ini berpindah ke tubuh manusia. Misalnya virus Sungai Nil Barat berhasil
menyeberang dari Afrika ke Amerika danAsia melalui migrasi burung.

BAB III

PENUTUP

7
A. Kesimpulan

Keanekaragaman hayati dan lingkungan hidup merupakan bagian yang mutlak bagi kehidupan
manusia. Seperti yang tercantum dalam Undang Undang No. 5 Tahun 1994 mengenai
Keanekaragaman hayati, pelestarian lingkungan hidup merupakan bagian penting dari ekosistem
yang berfungsi sebagai penyangga kehidupan seluruh makhluk yang hidup di muka bumi.
Memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup dapat mengembangkan daya dukung dan daya
tampung lingkungan yang memadai untuk kepentingan masyarakat, baik generasi masa kini
maupun di generasi yang akan datang.

Hal ini juga dipertegas dalam Undang Undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah
suatu kesatuan dalam ekosistem atau tatanan yang berperan penting dalam kehidupan makhluk
hidup, tidak hanya manusia. Jika lingkungan yang seharusnya menjadi habitat makhluk hidup
terancam oleh kerusakan oleh ulah manusia, maka lingkungan tersebut tidak layak untuk dihuni
atau ditempati oleh makhluk hidup itu sendiri.

Semakin maraknya kerusakan hutan akibat ulah dari tangan manusia, rusaknya ekosistem di laut,
maraknya pencemaran udara terutama di kota-kota besar, perubahan iklim yang tidak menentu,
pencemaran lingkungan dengan kebiasaan membuang sampah yang tidak pada tempatnya
membuat bumi yang kita semakin huni semakin tua. Akan semakin banyak timbulnya penyakit-
penyakit baru yang disebabkan oleh ketidakseimbangan ekosistem di alam.

Hal ini akan berdampak bagi menurunnya tingkat kualitas kesehatan makhluk hidup, terutama
manusia.

B. Saran

Manusia sebagai makhluk individu, sosial, khalifah di bumi sebaiknya dapat memelihara dan
melestarikan lingkungan dan keanekaragaman hayati demi seimbangnya kehidupan di alam.
Harus ada tindakan hukum yang tegas bagi masyarakat yang sewenang-wenang terhadap
kerusakan lingkungan dan keanekaragaman hayati serta kerjasama dengan pihak terkait untuk
menanggulanginya.

8
Adapun beberapa cara untuk menjaga dan melestarikannya adalah :

- Reboisasi
- Rehabilitasi lahan
- Pengaturan tata guna lahan
- Tidak membuang sampah dan limbah ke sungai
- Membuat sistem pengelolaan limbah yang baik
- Sistem tebang pilih
- Konservasi kawasan hutan termasuk fauna di dalamnya
- Penghijauan di area/kawasan yang tercemar oleh polusi udara
- Penghematan bahan bakar dan penggunaan kendaraan ramah lingkungan
- Undang-undang hukum yang tegas bagi pelaku perusakan biota laut

DAFTAR PUSTAKA

Department of Industry Tourism and Resources of Australian Government. 2007.


Biodiversity Management. Ministry of Industry Tourism and Resources,
Australia.

Sudarsono,dkk.2005. taksonomi tumbuhan tinggi. UM Press. Malang

Syamsuri, I.W.R. 1997. Lingkungan Hidup Kita. PKPKLH IKIP Malang. Malang.

9
Kementerian Lingkungan Hidup. 1997. Keanekaragaman Hayati. Jakarta

Anies, 2006. Manajemen BerbasisLingkungan-Solusi Mencegah dan Menanggulangi


Penyakit Menular. PT. Alex Media Komputindo. Jakarta

Yani K. 1997. Perlindungan Keanekaragaman Hayati dan Permasalahan, Jurnal


Kesehatan Lingkungan. Jakarta

Mochmmad Indrawan. 2007. Biologi Konservasi, Yayasan Obor Indonesia. Jakarta

Soedjajadi Keman. 2007. Perubahan Iklim Global, Kesehatan Manusia dan


Pembangunan Berkelanjutan. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Jakarta.

N.H.T Siahaan. 2004. Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan. Erlangga.


Jakarta.

Suhartini. 2009. Peran Konservasi Keanekaragaman Hayatidalam Menunjang


Pembangunan Yang Berkelanjutan. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan
Dan Penerapan Mipa, Yogyakarta.
.
Elizabeth A. Widjaja, Rahayuningsih Y, Rahajoe JS, Ubaidillah R, Maryanto I, Walujo,
Semiadi G. 2014. Kekinian Keanekar agaman Hayati Indonesia 2014. Lipi Press. Jakarta.

Sutarno, Setyawan AH. 2015. Biodiversitas Indonesia: Penurunan Dan Upaya


Pengelolaan Untuk Menjamin Kemandirian Bangsa. Indonesia's Biodiversity: The Loss
And Management Efforts To Ensure The Sovereignty Of The Nation. Pros Sem Nas
Masy Biodiv Indon. Surakarta.

10
11

Anda mungkin juga menyukai