Anda di halaman 1dari 15

CORAL

CORAL
BLEACHING
Kelompok 8
BLEACHING
MONIKA MAKDANIAH (2013521004)
KEVIN WANANG JULIANO (2013521006)
AMETA BR PERANGIN – ANGIN (2013521019)
NICO MULIA SUBEKTI (2013521021)
YESI SETIANI BR KABAN (2013521042)
HARLY DEWE SITOMPUL (2013521049)
PENDAHULUAN

PENGERTIAN CORAL
PENGERTIAN KARANG BLEACHING
• Coral atau Karang merupakan • Coral Bleaching adalah peristiwa
kelompok hewan yang termasuk terganggungnya hubungan
kedalam filum coelenterate tubuhnya simbiosis antara karang dan algae
disebut polip yang berupa tabung kecil, endosimbion karang.
dengan hasil sekresi berupa Kalsium
Karbonat (CaCO3). (Suharsono, 2010).
EKOSISTEM TERUMBU KARANG
Terumbu Karang adalah Komunitas biota yang hidup di dasar perairan dangkal dan berupa bentukan batuan kapur (CaCO3) yang
cukup kuat menahan gaya gelombang laut.Tumbuh di perairan tropik agak dangkal seperti pada paparan benua atau gugusan Luasnya
mencapai km2 di Ind khususnya bagian timur yang jernih. Biota-biota yang dominan adalah hewan-hewan karang kapur dan jenis-jenis
algae yang mengandung kapur.

Ekologi Terumbu Karang :


Tumbuh pada kedalaman 30 m, dengan suhu diatas 20 oC, oksigen cukup, bebas dari endapan dan aliran air tawar yang
berlebihan. Menjadi habitat biota laut sognursery ground, feeding ground dan protected area. Keanekaragaman jenis tinggi : Interaksi :
kompetisi ruang, dll

Manfaat Ekosistem Terumbu Karang :


- Sumber Makanan
Nilai ekspor tinggi seperti Ikan napoleon, udang lobster, teripang, rumput laut dll
- Bahan obat-obatan
Agar-agar sebagai bahan stabilizer, media kultur, bahan dasar ceram lotion, sabun,dan bahan aduitive
- Objek wisata
Sumber devisa, Mempunyai nilai keindahan yang tinggi, dan Selalu berada di wilayah taman nasional
- Bahan bangunan
Sebagai bahan produksi kapur, pengganti batu bata, konstruksi, produksi CaCO 3
-Penahan gelombang
PROSES TERJADINYA
CORAL BLEACHING
Meningkatnya suhu air laut secara derastis atau perlahan namun berkepanjangan
Polip karang yang tadinya sehat mengalami setres
Zooxanthellae yang hidup di dalam jaringan karang perlahan akan meninggalkan polip karang.
Jika terjadi secara terus menerus maka akan terjadi pemutihan, tetapi karang masih hidup
Jika terjadi secara berkepanjangan maka polip karang akan mati dan rangka kapur karang akan ditumbuhi
algae

Jika suhu yang mempengaruhi cepat stabil makan pemutihan karang bias kembali pulih, dimana
zooxanthellae kembali kedalam jaringan hidup polip karang.
DAMPAK DARI CORAL BLEACHING
1. Mengakibatkan kematian karang secara luas.
2. Berkurangnya tingkat keanekaragaman sumberdaya alam.
3. Kekayaan species ikan konsumsi yang ditangkap mengalami penurunan.
4. Menyebabkan tutupan karang mengalami penurunan namun tidak signifikan.
5. Rata-rata kelimpahan ikan terumbu mengalami penurunan signifikan.
6. Rata-rata biomassa ikan terumbu mengalami penurunan tetapi tidak signifikan.
7. Pada kelompok tipe pemakan menunjukan penurunan keseluruh kelompok trophic.
Kelompok Omnivore dan planktivore yang ditemukan cukup dominan juga
mengalami penurunan yang signifikan, sementara kelompok benthic invertivora,
carnivore, coralivora, herbivore dan omnivore ditemukan kelimpahan yang rendah.
KATOGORI PEMUTIHAN KARANG (SUMBER MUTTAQIN ET AL.,
2011)
STUDI KASUS
STUDI KASUS
DAMPAK PEMUTIHAN KARANG TAHUN 2016 TERHADAP EKOSISTEM TERUMBU
KARANG:
STUDI KASUS DI TWP GILI MATRA (GILI AIR, GILI MENO DAN GILI TRAWANGAN)
PROVINSI NTB

Masalahnya :
Perubahan suhu ini menyebabkan adanya pemutihan karang di TWP Gili Matra, mengalami
penurunan tutupan karang, penurunan kelimpahan ikan karang, dan penurunan biomassa ikan
karang dibeberapa TWP Gili Matra.

Pembahasan :
Dampak pemutihan karang terhadap ekosistem terumbu karang sangat besar, selain
mengakibatkan kematian karang secara luas, pemutihan juga berdampak pada berkurangnya
tingkat keanekaragaman sumberdaya alam (Muttaqin et al., 2014).Dampak kejadian pemutihan
karang menyebabkan 65% karang di wakatobi tahun 2010-2011 mengalami bleaching meski
yang dilaporkan sebanyak kurang dari 5% yang mati (Wilson et al., 2012). Dampak bleaching
menyebabkan kekayaan species ikan konsumi yang ditangkap di perairan kota sabang, Pulau
Weh mengalami penurunan sekitar 50% pasca coral bleaching tahun 2010 (Rudi et al.,
2012).Dampak jangka lama dari pemutihan terjadi jika susunan struktur terumbu karang secara
fisik hancur akan berakibat pada penurunan keanekaragaman spesies ikan karang (Garpe et al.,
2006; Glynn 2006; Graham et al., 2006 in Graham et al., 2007).
"PEMUTIHAN KARANG AKIBAT PEMANASAN GLOBAL TAHUN 2016 TERHADAP
EKOSISTEM TERUMBU KARANG : STUDI KASUS DI TWP GILI MATRA (GILI AIR,
GILI MENO DAN GILI TRAWANGAN) PROVINSI NTB".

Masalahnya :
Bleaching menyebabkan kelimpahan ikan yang turun signifikan, hal ini mengindikasikan yang
tersedia hanya ikan-ikan ukuran besar (dewasa) dan sedikitnya ikan-ikan kecil termasuk juvenile
yang ditemukan.
Pembahasan :
Kejadian pemutihan karang tahun 1998 menyebabkan kehilangan 16% terumbu karang dunia.
Sekitar 90 % karang mati akibat pemutihan tahun 1998 di Sumatra Barat dan Gili Matra,
Lombok. Dampak kejadian pemutihan karang menyebabkan 65% karang di wakatobi tahun 2010-
2011 mengalami bleaching meski yang dilaporkan sebanyak kurang dari 5% yang mati. Dampak
bleaching menyebabkan kekayaan species ikan konsumi yang ditangkap di perairan kota sabang,
Pulau Weh mengalami penurunan sekitar 50% pasca coral bleaching tahun 2010. Indikasi yang
menunjukkan karang-karang mati terjadi setelah 40 minggu pasca tanda-tanda awal bleaching.
CORAL BLEACHING : MEKANISME PERTAHANAN KARANG
TERHADAP STRES

• Masalah :
Menurut Westmacott et al., (2000) pemutiban karang adalah memutihnya atau pudarnya
karang akibat berbagai macam tekanan, baik itu secara alami maupun karena antropogenik.
Keadaan tersebut menyebabkan terjadinya degenerasi atau hilangnya zooxanthella pewarna dari
jaringan karang.
Pembahasan :
Selama peristiwa pemutihan, karang akan kehiJangan 60-90% dari jumlah zooxanthellaenya
dan zooxanthellae yang masih tersisa dapat kehilangan 50- 80% dari pigmen fotosintesinya.
Ketika penyebab masalah itu disingkirkan, karang yang terinfeksi dapat pulih kembali, dan
jumlah zooxanthella dapat kembali normal, tetapi hal ini tergantung dari durasi dan tingkat
gangguan lingkungan. Gangguan yang berkepanjangan akan menyebabkan kematian sebagian
atau keseluruhan tidak hanya kepada individu koloni tetapi juga terumbu karang secara luas.
STATUS TERUMBU KARANG DAN IKAN KARANG DI GILI MATRA,
NUSA TENGGARA BARAT

Masalahnya :
Hal ini diperkuat dengan tingkat penutupan substrat oleh karang mati beralga (death coral with algae,
karang mati (death coral) dan pecahan karang (rubble) yang tinggi.

Pembahasan :
Berdasarkan hasil pengamatan persentase karang hidup diketahui bahwa kondisi terumbu karang di
Gili Matra tidak ada yang dalam kategori baik. Selain itu, di lokasi ini juga terdapat tutupan koral mati
beralga sebesar 11.2%, karang mati sebesar 7.2%, pecahan karang sebesar 34.9%, turf algae sebesar 3%,
dan pasir sebesar 35.4%. Menurut English et. al. (1997) kondisi terumbu karang dikatakan memiliki rasio
kematian yang tinggi jika nilai IMK mendekati 1.
Namun, kondisi terumbu karang di Gili Matra mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Kondisi baik
sampai sangat baik di tahun 1998, dan mengalami penurunan pada dekade 2000 hingga periode sebelum
2017. Tahun 2017-2018, kondisi membaik namun tidak terlalu signifikan, yaitu dari jelek/buruk ke
cukup/sedang.
PENDUGAAN PEMUTIHAN KARANG DI PERAIRAN BALI
BERDASARKAN ANALISIS SPL ( SUHU PERMUKAAN LAUT )
TAHUN 2015-2016
• Masalah :
Perairan Bali memiliki terumbu karang yang luas dan tersebar hampir diseluruh
perairan Bali, luasnya terumbu karang di Bali menyebabkan perlunya pemantauan yang
cepat dan efisien. Tahun 2015-2016 merupakan tahun terpanas sepanjang sejarah yang
mengakibatkan naiknya SPL
Pembahasan :
Kondisi lingkungan perairan sangat dipengaruhi oleh iklim global, kenaikan SPL
diatas kondisi normal dapat menghambat bahkan merusak proses fotosintesis mikroalga
simbiotik (zooxanthellae) yang hidup di jaringan karang sehingga menyebabkan
berkurangnya kepadatan sel yang menyebabkan karang kehilangan pigmen warna
sehingga meninggalkan warna putih pada kerangka karang.
KESIMPULAN
• Coral bleaching atau dapat disebut juga sebagai pemutihan karang adalah
suatu fenomena yang terjadi secara alamiah ataupun secara antropogenik
yang menyebabkan terjadinya degradasi pada karang atau
terpisahnya/hilangnya/adanya pengurangan konsentrasi zooxanthellae dari
jaringan karang karena adanya gangguan dalam proses fotosintesis
zooxanthellae. Terdapat dua hal yang mungkin terjadi setelah proses coral
bleaching yaitu pola reproduksi dan perubahan komposisi jenis serta
struktur komunitas.
• Coral bleching di beberapa tempat lokasi yang terjadi karena perubahan
suhu, fenomena global warming, hilangnya zooxanthella pewarna dari
jaringan karang, dll
DAFTAR PUSTAKA
T. P. Hughes, D. R. Bellwood, C. S.Folke, L. J. McCook and J. M.Pandolfi. “No-take areas, herbivoryand coral reef
resilience.” TRENDSEcol. Evol., 22: 1-3, 2006.

A. E. Douglas. “Coral Bleaching –How and Why?” Mar. Pollut. Bull. 46: 385 – 392, 2003

Fakhrizal Setiawan, A. M, dkk. (2017). Pemutihan Karang Akibat Pemanasan Global Tahun 2016 Terhadap Ekosistem
Terumbu Karang: Studi Kasus di TWP Gili Matra (Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan) Provinsi NTB. Journal of
Fisheries and Marine Research, Vol 1, No 2.

Siringoringo, R.M. 2007. Pemutihan Karang dan Beberapa penyakit karang. Oseana.

Suharsono. 2010. Jenis-Jenis Karang diIndonesia. Edisi 2. LIPI Press. PusatPenelitian Oseanografi
LIP!.COREMAPProgram. Iv +344 hal.

E. Muttaqin, R. L. ArdiwijayaS. T.Pardede, F. Setiawan, A. M. Siregar,M. Aris, Indra. Technical Report :Coral
Bleaching Survey in NorthernAceh Seascape 2010 – 2011. Wildl.Conserv. Soc. Indones. Program.Bogor.Indonesia, 2011.

Muttaqin. E, M.M Kamal, S. Haryadi, S. Pardede, S. Tarigan, S.J. Campbell. (2014). Dampak pemutihan karang terhadap
ekosistem terumbu karang pada tahun 2010 di Perairan Aceh Utara. Jurnal Teknologi Perikanan dan Keluatan,
5(1), 15 – 21.

Anda mungkin juga menyukai