Pengampu:
Drs. Herry Koesyantyo., MS.
Oleh :
Isna Aulia Safitri (6411416006)
Gita Megantari (6411416012)
Nadila Mutiah (6411416014)
Mifta Handina Pamuji (6411416022)
Indah Fauzi Lestari (6411416024)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan hidayah-
Nya sehingga dapat terselesaikan laporan ini dengan judul “Laporan Hasil
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Kerja Sektor Informal.
berbagai pihak. Oleh karena itu, tak lupa ucapan terima kasih kepada:
Sektor Informal pada Pabrik Tahu NS Semarang. Berbagai upaya telah dilakukan
untuk dapat hasil terbaik dalam laporan ini. Disadari bahwa laporan ini tak lepas
pengalaman. Oleh karena itu diharapkan kritik dan saran yang membangun dari
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ................................................................................................. 3
1.4.1 Bagi Perusahaan ............................................................................. 3
1.4.2 Bagi Penulis.................................................................................... 3
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ...............................................
4
2.1 Sejarah Perusahaan ................................................................................ 4
2.2 Lokasi Perusahaan ................................................................................. 4
2.3 Struktur Organisasi ................................................................................ 4
2.3.1 Pimpinan ........................................................................................ 5
2.3.2 Bagian Produksi.............................................................................. 5
2.3.3 Bagian Pemasaran........................................................................... 5
2.4 Jumlah Karyawan dan Waktu Kerja ....................................................... 5
2.5 Mesin dan Peralatan............................................................................... 6
2.6 Bahan Baku ........................................................................................... 6
2.7 Proses Produksi ..................................................................................... 6
BAB III METODOLOGI OBSERVASI ........................................................ 10
3.1 Anggota Observasi............................................................................... 10
3.2 Tempat Penelitian ................................................................................ 10
3.3 Waktu Penelitian.................................................................................. 10
3.4 Metode Penelitian ................................................................................ 10
3.5 Objek Penelitian .................................................................................. 11
3.6 Instrumen Penelitian ............................................................................ 11
3.7 Teknik Pengambilan Data .................................................................... 11
iii
3.7.1 Observasi...................................................................................... 11
3.7.2 Wawancara ................................................................................... 11
3.8 Prosedur Observasi .............................................................................. 12
3.8.1 Tahap Pra Observasi ..................................................................... 12
3.8.2 Tahap Pelaksanaan Observasi ....................................................... 12
3.8.3 Tahap Paska Observasi ................................................................. 13
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................. 14
4.1 Karakteristik Responden .......................................................................... 14
4.2 Peran K3 di Sektor Informal .................................................................. 16
4.3 Alat-alat yang Digunakan ...................................................................... 16
4.4 Aspek Pengetahuan K3.......................................................................... 18
4.5 Aspek Ergonomi.................................................................................... 18
4.6 Riwayat Kesehatan ................................................................................ 19
4.7 Skill Karyawan...................................................................................... 20
4.8 Sosial Ekonomi ..................................................................................... 20
4.9 Pembinaan Keterampilan....................................................................... 21
4.10 Pencahayaan dan Ventilasi .................................................................... 21
4.11 Pencegahan Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja ..................... 21
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 22
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 22
5.2 Saran........................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 24
LAMPIRAN ..................................................................................................... 25
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam dunia kerja di kenal sektor informal dan sektor formal. Sektor
kontrak kerja yang jelas. Pada umumnya sifat pekerjaan informal hanya
berdasarkan perintah dan perolehan upah. Hubungan yang ada hanya sebatas
majikan dan buruh. Sektor informal di kota dipandang sebagai unit-unit berskala
kecil yang terlihat dalam produksi dan distribusi barang-barang yang masih
dalam suatu proses. Terdapat banyak resiko kecelakaan kerja dalam industri
terhadap tenaga kerja belum berjalan dengan baik. Kegiatan pekerjaan sektor
informal sangat banyak dan belum diklasifikasikan atas jenis usaha, jenis
pekerjaan, dan tempat kerja jika ditinjau dari ketiganya, tidak jauh berbeda.
Perlindungan terhadap tenaga kerja meliputi aspek-aspek yang cukup luas, yaitu
Penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja juga masih rendah, dapat dikatakan juga kurang
1
2
berbagai resiko atau kemungkinan yang dapat menimpa dan menggangu tenaga
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
informal yang didirikan oleh Bapak Nasikin pada 30 tahun silam, dimana modal
yang digunakan adalah modal sendiri dan sebagian modalnya dari orang tua.
sebagai pemilik serta merangkap sebagai pimpinan. Namun, pada saat ini pemilik
atau pimpinan perusahaan pabrik tahu NS diambil alih oleh anaknya sendiri yaitu
bapak Widi. Pada awal perusahaan ini berproduksi dengan skala kecil pada
Industri rumahan tahu ini beroperasi di Jl. Selorejo Raya, Bendan Duwur,
pemukiman penduduk, dan di pinggir sungai yang disebut sungai Jembatan besi.
garis sehingga kesatuan komando akan terjalin dengan baik. Wewenang dari atas
kebawah, sedang tanggung jawab bergerak dari bawah keatas. Adapun tugas
dari
4
5
2.3.1 Pimpinan
pengecer.
Jumlah keseluruhan dari karyawan dan tenaga kerja perusahaan adalah 30-40
orang dengan rentan umur pekerja 17 – 57 tahun, jumlah pekerja yang masuk
bekerja tidak menentu di setiap harinya. Mengenai waktu dan jam kerja yang
mulai dari senin s.d. Minggu mulai pukul 08.00 s.d. 18.00 WIB. Sebenarnya
waktu kerja tidak selalu seperti itu tergantung kondisi di lapangan, pengecualian
untuk penjaga api untuk pembuatan uap panas, harus datang lebih pagi yaitu
pukul 06.00 WIB. Perusahaan memberi jatah libur yaitu setiap bulannya
maksimal 6 kali absen dan hari-hari khusus seperti libur hari raya, hari
b. Mesin giling
c. Mesin ketel
d. Tempat perebusan
e. Mesin molen
f. Kain saring
g. Kain bungkus
h. Alat cetak
a. Kacang kedelai
b. Air
c. Garam
d. Cuka
bahan mentah yang masuk proses produksi akan langsung dibuat menjadi produk
jadi dan
tidak menunggu mengerjakan yang lain. Jadi mulai pabrik berdiri selalu
mengerjakan barang yang sama (tidak pernah berganti macam barang yang
barang yang lain. Setup atau persiapan fasilitas produksi dilakukan sekali pada
saat pabrik mulai bekerja. Sesudah itu, proses produksi berjalan secara rutin.
Urutan proses produksi selalu sama sehingga letak mesin dan peralatan produksi
yang lain disesuaikan dengan urutan proses produksinya agar produksi berjalan
a. Penyiapan bahan
b. Perendaman
Kedelai dicuci, lalu direndam dalam air besar selama dua jam, hal ini
c. Pencucian
d. Penggilingan
tong penampung.
e. Perebusan
Bubur kedelai langsung direbus selama 15-20 menit di dalam
pemasakan tidak lebih dari 5-10 menit untuk menjaga kualitas tahu yang
dihasilkan.
f. Penyaringan
Bubur kedelai lalu dipindahkan dari tungku ke bak atau tong untuk
disaring dengan alat penyaring yang telah diletakkan pada sebuah wadah.
Agar semua sari dalam bubur kedelai tersaring semua, pada alat saringnya
diperas lagi dengan menyiram air panas, sampai tidak mengandung sari lagi.
h. Penambahan cuka
Air saringan yang tertampung dalam tong warna kuning atau putih
dicampur dengan asam cuka agar menggumpal. Selain asam cuka, dapat juga
ditambahkan air kelapa, atau cairan whey (air sari tahu bila tahu telah
menggumpal) yang telah dieramkan, atau bubuk batu tahu (sulfat kapur).
i. Penggumpalan
dipisahkan dari gumpalan atau jonjot putih dan disimpan, sebab masih dapat
digunakan lagi.
j. Pencetakan
kotak berukuran misalnya 50 x 60 cm2 dan dialasi kain belacu. Adonan tahu
kotak dikempa selama satu menit, sehingga air yang masih tercampur dalam
k. Pemotongan
Adonan tahu berbentuk kotak yang sudah padat kemudian ditaruh dalam
METODOLOGI OBSERVASI
3. Telepon :-
Merk NS Semarang
10
11
fenomena alam maupun variabel yang diamati. Secara spesifik semua fenomena
antara lain:
3.7.1 Observasi
gambaran utuh subjek. Hasil observasi juga dapat dijadikan sebagai umpan balik
Semarang.
3.7.2 Wawancara
dari
seorang sasaran penelitian (Notoatmodjo, 2012). Dalam pelaksanaan wawancara,
urutan pertanyaan dapat diberikan secara fleksibel, melihat situasi dan kondisi di
berlangsung lebih dari sekali. Wawancara dilakukan di tempat dan pada waktu
3. Mengidentifikasikan
permasalahan.
5. Menyiapkan perlengkapan
observasi.
NS Semarang.
PEMBAHASAN
14
15
Iritasi
9. Saifudin L 45 160 50 SMP Pemasakan 4 tahun
kulit
Asam
10. Partinah P 48 148 48 SLTA Pemotongan 20 tahun lambung,
Vertigo
11. Hanafi L 24 165 50 SLTA Penggilingan 6 bulan Sakit gigi
12. Sudarsono L 35 170 50 SD Pemasakan 9 tahun Rangen
Gatal-
13. Sutrisno L 33 167 56 SMP Membalik 3 tahun
gatal
14. Yanto L 25 165 50 SMP Penggilingan 2 bulan Rangen
Menyaring
15. Fajar L 21 169 50 SD 6 bulan -
ampas
16
tahun. Rentang tinggi badan responden yaitu 145-175 cm dan rentang berat badan
responden yaitu
menyaring ampas tahu dan 1 responden bekerja di bagian membalik tahu. Rata-
rata masa kerja responden yaitu diatas 5 tahun. Rata-rata riwayat penyakit yang
berperan di tempat kerja tersebut. Hal ini terbukti dengan tidak diterapkannya
Pabrik Tahu NS, dan sebagian besar pekerja tidak terdaftar sebagai peserta BPJS.
Selain itu, pekerja merasa belum mendapatkan haknya untuk terlindung dari
penggilingan yang
letaknya cukup tinggi sehingga pekerja membutuhkan tenaga lebih
bahaya, seperti terciprat adonan tahu yang masih panas, suhu ruangan yang
tinggi, dan permukaan wadah perebusan yang panas yang dapat mengenai
bagian tubuh pekerja. Sehingga alat yang digunakan tidak memenuhi syarat
safety.
4.3.3 Boiler/Ketel
dan bisa mengalami kebocoran. Saat ini mesin boiler di Pabrik Tahu NS
Selain itu, pekerja yang bertanggung jawab menjalankan boiler tidak sesuai
seperti dapat menimpa kaki pekerja saat menuangkan hasil rebusan kedelai
ke alat penyaring, suhu alat yang panas mungkin dapat mengenai badan
maupun pelatihan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja baik yang diberikan
oleh pemilik usaha maupun dari Pos UKK setempat yang telah bekerjasama.
4.5.3 Boiler/Ketel
saat
bekerja, dan perkerja melakukan kegiatan yang sangat mendetail.
membungkuk berlebih selama 15-20 menit, posisi statis selama <10 menit,
gigi.
iritasi tangan. Sedangkan keluhan lain yang dirasakan pekerja adalah nyeri
berulang- ulang.
4.6.3 Pekerja Boiler/Ketel
riwayat penyakit abses dan Demam Berdarah Dengue. Keluah lain yang
dirasakan pekerja dibagian mesin boiler adalah sering terpercik api dan
adalah iritasi tangan serta keluhan lain yaitu nyeri sendi karena pekerjaan
pemotongan tahu diantaranya asam urat, asam lambung dan vertigo serta
keluhan lain yang dirasakan akibat pekerjaan yang dilakukan berupa iritasi
Sebagian besar pekerja di Pabri Tahu NS pernah bekerja di pabri tahu lain
secara autodidak.
sistem harian sesuai jumlah tahu yang diproduksi pada hari itu dengan
ketentuan 1 tong
digaji Rp7.500,-. Rata-rata pekerja dalam sehari dapat memproduksi 25 tong
keterampilan kerja dan beberapa pekerja bekerja tidak sesuai dengan bidang atau
kompetensinya.
karena jika ventilasi diperlebar maka saat musim penghujan kemungkinan air
hujan dapat masuk ke ruang produksi tahu NS. Suhu ruangan di tempat kerja
sangat tinggi sehingga pekerja lebih memilih bekerja dengan tidak memakai baju
kerja di Pabrik Tahu NS. Walaupun telah bekerjasama dengan Pos UKK
Puskesmas setempat tetapi hanya dalam bentuk pemeriksaan dan tidak pernah
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Perusahaan tahu merk NS Semarang merupakan usaha industri
sektor informal yang didirikan oleh Bapak Nasikin pada 30 tahun silam.
Lokasina di Jl. Selorejo Raya, Bendan Duwur, Semarang Barat., Kota Semarang,
Jawa Tengah. Jumlah keseluruhan dari karyawan dan tenaga kerja perusahaan
adalah 30-40 orang dengan rentan umur pekerja 17 – 57 tahun, Hari kerja yaitu
mulai dari senin s.d. Minggu mulai pukul 08.00 s.d. 18.00 WIB.
Berdasarkan hasil dan pembahasan, secara umum program K3 di Pabrik
Tahu NS Semarang belum maksimal sehingga K3 tidak berperan di tempat kerja
tersebut. Hal ini terbukti dengan tidak diterapkannya peraturan tentang K3, tidak
adanya penyuluhan tentang K3 kepada pekerja di Pabrik Tahu NS, dan sebagian
besar pekerja tidak terdaftar sebagai peserta BPJS. Selain itu, pekerja merasa
belum mendapatkan haknya untuk terlindung dari kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja.
5.2 Saran
Setelah melakukan observasi dan wawancara pada pihak responden dan
berdasarkan permasalahan serta identifikasi risiko yang telah dilakukan kami
dapat memberikan rekomendasi sebagai berikut:
1. Perbaikan dan pengecekan alat-alat seperti mesin ketel, mesin boiler,
mesin penggilingan secara rutin dan berkala.
2. Perlu adanya standar operasional (SOP) dan petunjuk penggunaan alat-
alat produksi.
3. Pemilik perlu memberikan penyuluhan tentang pentingnya keselamatan
dan kesehatan kerja terkait kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
4. Pemilik usaha pabrik tahu NS Semarang bekerjasama dengan pos UKK
puskesmas terdekat perlu melakukan sosialisasi tentang keselamatan
dan kesehatan kerja terkait kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
22
23
24
LAMPIRAN
25
Gambar 3 Mesin Boiler / Ketel Uap
26
Gambar 5 Proses Kerja di pabrik tahu NS Semarang
27
Gambar 7 Wawancara dengan pekerja
28