Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN HASIL OBSERVASI KESEHATAN KERJA SEKTOR

INFORMAL DI PABRIK TAHUN NS SEMARANG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kesehatan Kerja Sektor


Informal

Pengampu:
Drs. Herry Koesyantyo., MS.

Oleh :
Isna Aulia Safitri (6411416006)
Gita Megantari (6411416012)
Nadila Mutiah (6411416014)
Mifta Handina Pamuji (6411416022)
Indah Fauzi Lestari (6411416024)

JURUSAN ILMU KESEHATAN


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan hidayah-

Nya sehingga dapat terselesaikan laporan ini dengan judul “Laporan Hasil

Observasi Peran K3 Sektor Informal di Pabrik Tahu NS Semarang”. Laporan ini

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Kerja Sektor Informal.

Disadari bahwa terselesaikannya laporan ini tak terlepas dari bantuan

berbagai pihak. Oleh karena itu, tak lupa ucapan terima kasih kepada:

1. Dosen pengampu Kesehatan Kerja Sektor Informal, Drs. Herry Koesyanto,


MS

atas bekal pengetahuan yang diberikan.

2. Orang tua yang selalu memberikan


doanya.

Laporan ini disusun berdasarkan hasil observasi dan wawancara peran K3

Sektor Informal pada Pabrik Tahu NS Semarang. Berbagai upaya telah dilakukan

untuk dapat hasil terbaik dalam laporan ini. Disadari bahwa laporan ini tak lepas

dari kesalahan dan kekurangan dikarenakan keterbatasan kemampuan dan

pengalaman. Oleh karena itu diharapkan kritik dan saran yang membangun dari

pembaca. Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk pembaca.

Semarang, 20 Mei 2019

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ................................................................................................. 3
1.4.1 Bagi Perusahaan ............................................................................. 3
1.4.2 Bagi Penulis.................................................................................... 3
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ...............................................
4
2.1 Sejarah Perusahaan ................................................................................ 4
2.2 Lokasi Perusahaan ................................................................................. 4
2.3 Struktur Organisasi ................................................................................ 4
2.3.1 Pimpinan ........................................................................................ 5
2.3.2 Bagian Produksi.............................................................................. 5
2.3.3 Bagian Pemasaran........................................................................... 5
2.4 Jumlah Karyawan dan Waktu Kerja ....................................................... 5
2.5 Mesin dan Peralatan............................................................................... 6
2.6 Bahan Baku ........................................................................................... 6
2.7 Proses Produksi ..................................................................................... 6
BAB III METODOLOGI OBSERVASI ........................................................ 10
3.1 Anggota Observasi............................................................................... 10
3.2 Tempat Penelitian ................................................................................ 10
3.3 Waktu Penelitian.................................................................................. 10
3.4 Metode Penelitian ................................................................................ 10
3.5 Objek Penelitian .................................................................................. 11
3.6 Instrumen Penelitian ............................................................................ 11
3.7 Teknik Pengambilan Data .................................................................... 11

iii
3.7.1 Observasi...................................................................................... 11
3.7.2 Wawancara ................................................................................... 11
3.8 Prosedur Observasi .............................................................................. 12
3.8.1 Tahap Pra Observasi ..................................................................... 12
3.8.2 Tahap Pelaksanaan Observasi ....................................................... 12
3.8.3 Tahap Paska Observasi ................................................................. 13
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................. 14
4.1 Karakteristik Responden .......................................................................... 14
4.2 Peran K3 di Sektor Informal .................................................................. 16
4.3 Alat-alat yang Digunakan ...................................................................... 16
4.4 Aspek Pengetahuan K3.......................................................................... 18
4.5 Aspek Ergonomi.................................................................................... 18
4.6 Riwayat Kesehatan ................................................................................ 19
4.7 Skill Karyawan...................................................................................... 20
4.8 Sosial Ekonomi ..................................................................................... 20
4.9 Pembinaan Keterampilan....................................................................... 21
4.10 Pencahayaan dan Ventilasi .................................................................... 21
4.11 Pencegahan Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja ..................... 21
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 22
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 22
5.2 Saran........................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 24
LAMPIRAN ..................................................................................................... 25

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam dunia kerja di kenal sektor informal dan sektor formal. Sektor

Informal dan formal dibedakan karena ketidakberadaannya hubungan kerja atau

kontrak kerja yang jelas. Pada umumnya sifat pekerjaan informal hanya

berdasarkan perintah dan perolehan upah. Hubungan yang ada hanya sebatas

majikan dan buruh. Sektor informal di kota dipandang sebagai unit-unit berskala

kecil yang terlihat dalam produksi dan distribusi barang-barang yang masih

dalam suatu proses. Terdapat banyak resiko kecelakaan kerja dalam industri

informal, kegiatan dan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

terhadap tenaga kerja belum berjalan dengan baik. Kegiatan pekerjaan sektor

informal sangat banyak dan belum diklasifikasikan atas jenis usaha, jenis

pekerjaan, dan tempat kerja jika ditinjau dari ketiganya, tidak jauh berbeda.

K3 sangat berperan dalam menjamin adanya perlindungan terhadap pekerja.

Perlindungan terhadap tenaga kerja meliputi aspek-aspek yang cukup luas, yaitu

perlindungan atas keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moral kerja, serta

perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama.

Upaya peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja pada setiap

industri merupakan cara untuk menghindari kecelakaan kerja tersebut. Kesadaran

pekerja dan pimpinan perusahaan akan pentingnya pencegahan kecelakaan secara

dini untuk mengantisipasi terjadinya kasus-kasus kecelakaan masih kurang.

Penerapan

keselamatan dan kesehatan kerja juga masih rendah, dapat dikatakan juga kurang

1
2

maksimal. Menyadari akan pentingnya penerapan K3 di perusahaan maka harus

didukung oleh manajemen dan karyawan di perusahaan supaya para pekerja

dalam melakukan pekerjaannya berada pada kondisi kesehatan yang baik

sehingga dapat meningkatkan produksi dan produktivitas kerja. Tenaga kerja

memiliki hak untuk memperoleh perlindungan keselamatan dan kesehatan dari

berbagai resiko atau kemungkinan yang dapat menimpa dan menggangu tenaga

kerja serta pelaksanaan pekerjaannya.

Berdasarkan uraian latar belakang maka kami tertarik untuk mengamati

kegiatan peran K3 di sektor informal dengan mengamati kondisi tempat kerja,

penggunaan alat pelindung diri, pengetahuan K3, dan faslitas kesehatan di

kegiatan sektor informal pada pabrik tahu NS Kota Semarang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka

dapat di rumuskan masalah sebagai berikut, yaitu:

1. Bagaimana gambaran umum Pabrik Tahu NS


Semarang?

2. Bagaimana hasil observasi pada peran K3 di Pabrik Tahu Merk NS


Semarang?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui gambaran umum Pabrik Tahu NS


Semarang.
2. Untuk mengetahui hasil observasi pada peran K3 di Pabrik Tahu NS
Semarang.

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Perusahaan

Diharapkan dapat memberikan saran dan masukan terhadap peran K3

di Pabrik Tahu NS Semarang dan memotivasi agar menerapkan K3 secara berkala

dan meningkatkan kualitas inspeksi tersebut.

1.4.2 Bagi Penulis

Diharapkan mendapatkan pengalaman yang nyata terkait dengan

aplikasi ilmu kesehatan masyarakat di lapangan tentang K3 dan tindak lanjut

temuannya di perusahaan sektor informal.


BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

Perusahaan tahu merk NS Semarang merupakan usaha industri sektor

informal yang didirikan oleh Bapak Nasikin pada 30 tahun silam, dimana modal

yang digunakan adalah modal sendiri dan sebagian modalnya dari orang tua.

Dalam menjalankan operasi perusahaannya Bapak Nasikin sendiri yang berperan

sebagai pemilik serta merangkap sebagai pimpinan. Namun, pada saat ini pemilik

atau pimpinan perusahaan pabrik tahu NS diambil alih oleh anaknya sendiri yaitu

bapak Widi. Pada awal perusahaan ini berproduksi dengan skala kecil pada

tahun-tahun berikutnya mulai melebar kedaerah-daerah sekitar semarang.

2.2 Lokasi Perusahaan

Industri rumahan tahu ini beroperasi di Jl. Selorejo Raya, Bendan Duwur,

Semarang Barat., Kota Semarang, Jawa Tengah. Lokasinya terdapat pada

pemukiman penduduk, dan di pinggir sungai yang disebut sungai Jembatan besi.

2.3 Struktur Organisasi

Struktur organiasasi pada perusahaan ini sangat sederhana yang berbentuk

garis sehingga kesatuan komando akan terjalin dengan baik. Wewenang dari atas

kebawah, sedang tanggung jawab bergerak dari bawah keatas. Adapun tugas

dari

masing masing bagian adalah sebagai berikut

4
5

2.3.1 Pimpinan

Pimpinan disini bertugas untuk mengawasi jalannya produksi, mengelola

keuangan serta melakukan kegiatan pembelian bahan.

2.3.2 Bagian Produksi

Pada bagian produksi terdapat tukang yang bertugas menyiapkan bahan

dan mengawasi jalannya proses produksi. Sedangkan pekerja bertugas

mengangkut bahan dari satu tempat ketempat lain.

2.3.3 Bagian Pemasaran

Pada bagian pemasaran bertugas untuk mengantarkan barang jadi

/tahu, ketempat penjualan dan melakukan penagihan kepada para pedagang

pengecer.

2.4 Jumlah Karyawan dan Waktu Kerja

Jumlah keseluruhan dari karyawan dan tenaga kerja perusahaan adalah 30-40

orang dengan rentan umur pekerja 17 – 57 tahun, jumlah pekerja yang masuk

bekerja tidak menentu di setiap harinya. Mengenai waktu dan jam kerja yang

berlaku di perusahaan ini, layaknya pabrik-pabrik lainnya. Hari kerja yaitu

mulai dari senin s.d. Minggu mulai pukul 08.00 s.d. 18.00 WIB. Sebenarnya

waktu kerja tidak selalu seperti itu tergantung kondisi di lapangan, pengecualian

untuk penjaga api untuk pembuatan uap panas, harus datang lebih pagi yaitu

pukul 06.00 WIB. Perusahaan memberi jatah libur yaitu setiap bulannya

maksimal 6 kali absen dan hari-hari khusus seperti libur hari raya, hari

kemerdekaan dan tanggal merah lainnya.


2.5 Mesin dan Peralatan

Mesin dan peralatan yang digunakan oleh perusahaan dalam

melakukan kegiatan proses produksi antara lain adalah sebagai berikut:

a. Bak untuk perendaman kacang

b. Mesin giling

c. Mesin ketel

d. Tempat perebusan

e. Mesin molen

f. Kain saring

g. Kain bungkus

h. Alat cetak

i. Bahan bakar kayu

j. Tempat bak untuk menampung hasil rebusan

2.6 Bahan Baku

Bahan baku merupakan kebutuhan pokok dalam melaksanakan kegiatan

proses produksi. Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Kacang kedelai

b. Air

c. Garam

d. Cuka

2.7 Proses Produksi

Proses produksi yang digunakan perusahaan adalah kontinyu, dimana

bahan mentah yang masuk proses produksi akan langsung dibuat menjadi produk

jadi dan
tidak menunggu mengerjakan yang lain. Jadi mulai pabrik berdiri selalu

mengerjakan barang yang sama (tidak pernah berganti macam barang yang

dikerjakan) sehingga prosesnya tidak pernah terputus dengan mengerjakan

barang yang lain. Setup atau persiapan fasilitas produksi dilakukan sekali pada

saat pabrik mulai bekerja. Sesudah itu, proses produksi berjalan secara rutin.

Urutan proses produksi selalu sama sehingga letak mesin dan peralatan produksi

yang lain disesuaikan dengan urutan proses produksinya agar produksi berjalan

lancar dan efisien.

Adapun proses produksi untuk membuat tahu adalah sebagai berikut :

a. Penyiapan bahan

Kedelai ditampi untuk dipilih biji yang baik, untuk menghasilkan

kualitas hasil yang baik.

b. Perendaman

Kedelai dicuci, lalu direndam dalam air besar selama dua jam, hal ini

supaya kedelai mudah untuk digiling.

c. Pencucian

Setelah proses perendaman kedelai dicuci lagi sampai bersih

untuk menghilangkan kotoran yang masih tersisa.

d. Penggilingan

Kedelai digiling sampai halus, dan butir kedele mengalir ke dalam

tong penampung.

e. Perebusan
Bubur kedelai langsung direbus selama 15-20 menit di dalam

panci/tungku berukuran besar. Jarak waktu antara selesai penggilingan dan

pemasakan tidak lebih dari 5-10 menit untuk menjaga kualitas tahu yang

dihasilkan.

f. Penyaringan

Bubur kedelai lalu dipindahkan dari tungku ke bak atau tong untuk

disaring dengan alat penyaring yang telah diletakkan pada sebuah wadah.

Agar semua sari dalam bubur kedelai tersaring semua, pada alat saringnya

diletakkan sebuah papan kayu dan seseorang naik di atasnya dan

menggoyang-goyangnya. Limbah penyaringan, yang disebut ampas tahu,

diperas lagi dengan menyiram air panas, sampai tidak mengandung sari lagi.

Penyaringan dilakukan berkali- kali hingga bubur kedelai habis.

g. Pemisahan ampas dan sari kedelai

Bubur kedelai dipisahkan dengan sari kedelai dan ditempatkan dalam

wadah yang lain.

h. Penambahan cuka

Air saringan yang tertampung dalam tong warna kuning atau putih

dicampur dengan asam cuka agar menggumpal. Selain asam cuka, dapat juga

ditambahkan air kelapa, atau cairan whey (air sari tahu bila tahu telah

menggumpal) yang telah dieramkan, atau bubuk batu tahu (sulfat kapur).

i. Penggumpalan

Setelah pemberian cuka, sari kedelai akan menggumpal Air asam

dipisahkan dari gumpalan atau jonjot putih dan disimpan, sebab masih dapat

digunakan lagi.
j. Pencetakan

Gumpalan atau jonjot tahu yang mulai mengendap dituangkan dalam

kotak berukuran misalnya 50 x 60 cm2 dan dialasi kain belacu. Adonan tahu

kotak dikempa selama satu menit, sehingga air yang masih tercampur dalam

adonan tahu itu terperas habis.

k. Pemotongan

Adonan tahu berbentuk kotak yang sudah padat kemudian ditaruh dalam

bak dan dipotong-potong.


BAB III

METODOLOGI OBSERVASI

3.1 Anggota Observasi

1. Isna Aulia Safitri 6411416006

2. Gita Megantari 6411416012

3. Nadila Mutiah 6411416014

4. Mifta Handina Pamuji 6411416022

5. Indah Fauzi Lestari 6411416024

3.2 Tempat Penelitian

1. Lokasi Penelitian : Pabrik Tahu Merk NS

2. Alamat : Jl. Selorejo Raya, Bendan Duwur, Semarang Barat., Kota

Semarang, Jawa Tengah.

3. Telepon :-

3.3 Waktu Penelitian

1. Hari/Tanggal : Minggu, 12 Mei 2019

2. Waktu : 09.00 WIB – 11.00 WIB

3.4 Metode Penelitian

Metode penelitian yang kami gunakan adalah observasi dan wawancara

tentang pelaksanaan inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja di Pabrik Tahu

Merk NS Semarang

10
11

3.5 Objek Penelitian

Objek penelitian pada laporan ini adalah pelaksanaan inspeksi keselamatan

dan kesehatan kerja di Pabrik Tahu Merk NS Semarang.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun variabel yang diamati. Secara spesifik semua fenomena

ini disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2016) .

Instrumen yang digunakan untuk observasi di Pabrik Tahu Merk NS yaitu

menggunakan instrumen lembar observasi atau pengamatan serta dokumentasi.

Lembar observasi ini berisi checklist inspeksi yang menyesuaikan keadaan

ligkungan kerja di Pabrik Tahu Merk NS Semarang.

3.7 Teknik Pengambilan Data

Dalam kegiatan observasi ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data,

antara lain:

3.7.1 Observasi

Tujuan utama peneliti melakukan observasi adalah untuk memperoleh

gambaran utuh subjek. Hasil observasi juga dapat dijadikan sebagai umpan balik

dari jawaban yang diberikan subjek. Observasi yang dilakukan adalah

pelaksanaan inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja di Pabrik Tahu Merk NS

Semarang.

3.7.2 Wawancara

Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan

data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan

dari
seorang sasaran penelitian (Notoatmodjo, 2012). Dalam pelaksanaan wawancara,

urutan pertanyaan dapat diberikan secara fleksibel, melihat situasi dan kondisi di

lapangan. Wawancara diperkirakan berlangsung antara 1-2 jam dan dapat

berlangsung lebih dari sekali. Wawancara dilakukan di tempat dan pada waktu

yang memungkinkan pada subjek atau narasumber yang terkait untuk

memperoleh data tentang pelaksanaan inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja

di Pabrik Tahu Merk NS Semarang.

3.8 Prosedur Observasi

Prosedur observasi yang dilakukan terdiri dari tahap pra

observasi, observasi, dan paska observasi diuraikan sebagai berikut:

3.8.1 Tahap Pra Observasi

Tahap pra observasi dijelaskan sebagai berikut:

1. Menetapkan lokasi observasi.

2. Mengurus perizinan observasi.

3. Mengidentifikasikan
permasalahan.

4. Menyusun dan menyiapkan pedoman lembar observasi checklist

inspeksi yang akan digunakan sebagai panduan pengambilan data di

lapangan. Lembar observasi disusun berdasarkan pelaksanaan inspeksi

keselamatan dan kesehatan kerja di Pabrik Tahu Merk NS Semarang.

5. Menyiapkan perlengkapan
observasi.

3.8.2 Tahap Pelaksanaan Observasi

Tahap pelaksanaan observasi dijelaskan sebagai berikut:

1. Koordinasi dengan narasumber.


2. Melakukan wawancara dengan narasumber.

3. Pelaksanaan inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja di Pabrik Tahu Merk

NS Semarang.

3.8.3 Tahap Paska Observasi

Tahap paska observasi dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengumpulan data hasil observasi.

2. Melakukan pengolahan dan analisis data.

3. Membuat laporan hasil observasi.


BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Responden

Usia Pendidikan Massa Riwayat


No Nama JK TB (cm) BB (kg) Bagian
(tahun) Terakhir Kerja Penyakit
1. Suparman L 48 170 68 SD Pemasakan 10 tahun -
2. Ngaderi L 40 175 60 SMP Pemasakan 15 Tahun -
3. Yanti P 38 148 75 SMP Pemotongan 15 tahun -
Tidak
4. Asmanah P 45 145 63 Pemotongan 3 tahun -
Sekolah
5 Saroji P 47 155 50 SD Pemotongan 4 tahun -
6. Hardi L 45 175 68 D1 Ketel Uap 6 bulan -
7. Ngatinem P 44 165 63 SD Pemotongan 4 tahun -
Tidak Asam
8. Sarmini P 57 154 75 Pemotongan 4 tahun
Sekolah urat

14
15

Iritasi
9. Saifudin L 45 160 50 SMP Pemasakan 4 tahun
kulit
Asam
10. Partinah P 48 148 48 SLTA Pemotongan 20 tahun lambung,
Vertigo
11. Hanafi L 24 165 50 SLTA Penggilingan 6 bulan Sakit gigi
12. Sudarsono L 35 170 50 SD Pemasakan 9 tahun Rangen
Gatal-
13. Sutrisno L 33 167 56 SMP Membalik 3 tahun
gatal
14. Yanto L 25 165 50 SMP Penggilingan 2 bulan Rangen
Menyaring
15. Fajar L 21 169 50 SD 6 bulan -
ampas
16

Pekerja dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 9 responden dan 6

responden berjenis kelamin perempuan. Rentang usia responden yaitu 21-57

tahun. Rentang tinggi badan responden yaitu 145-175 cm dan rentang berat badan

responden yaitu

48-75 kg. sebanyak 5 responden memiliki pendidikan terakhir SD, 5 responden

memiliki pendidikan terakhir SMP, 2 responden memiliki pendidikan

terakhir SLTA, 1 responden memiliki pendidikan terakhir D1, dan 2 responden

tidak pernah bersekolah. Sebanyak 4 responden bekerja di bagian pemasakan, 6

responden bekerja di bagian pemotongan, 1 responden bekerja di bagian boiler

atau ketel uap,

2 responden bekerja di bagian penggilinagn, 1 responden bekerja di bagian

menyaring ampas tahu dan 1 responden bekerja di bagian membalik tahu. Rata-

rata masa kerja responden yaitu diatas 5 tahun. Rata-rata riwayat penyakit yang

dimiliki responden yaitu mengalami iritasi kulit.

4.2 Peran K3 di Sektor Informal

Di Pabrik Tahu NS program K3 belum diterapkan sehingga K3 tidak

berperan di tempat kerja tersebut. Hal ini terbukti dengan tidak diterapkannya

peraturan tentang K3, tidak adanya penyuluhan tentang K3 kepada pekerja di

Pabrik Tahu NS, dan sebagian besar pekerja tidak terdaftar sebagai peserta BPJS.

Selain itu, pekerja merasa belum mendapatkan haknya untuk terlindung dari

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

4.3 Alat-alat yang Digunakan

4.3.1 Proses Penggilingan

Alat yang digunakan dalam proses penggilingan kedelai

tidak ergonomis karena pekerja harus menuang kedelai ke mulut

penggilingan yang
letaknya cukup tinggi sehingga pekerja membutuhkan tenaga lebih

untuk menuangkan kedelai serta harus berdiri selama bekerja.

4.3.2 Proses Pemasakan

Pada proses pemasakan, alat yang digunakan dapat menimbulkan

bahaya, seperti terciprat adonan tahu yang masih panas, suhu ruangan yang

tinggi, dan permukaan wadah perebusan yang panas yang dapat mengenai

bagian tubuh pekerja. Sehingga alat yang digunakan tidak memenuhi syarat

safety.

4.3.3 Boiler/Ketel

Mesin boiler atau ketel yang digunakan di Pabrik Tahu NS

dapat menimbulkan bahaya berupa tabung boiler dapat meledak

dan bisa mengalami kebocoran. Saat ini mesin boiler di Pabrik Tahu NS

memerlukan perawatan agar meminimalisir bahaya yang ditimbulkan.

Selain itu, pekerja yang bertanggung jawab menjalankan boiler tidak sesuai

dengan kompetensinya. Sehingga mesin boiler yang digunakan tidak

memenuhi syarat safety.

4.3.4 Proses Penyaringan Ampas

Alat yang digunakan dalam proses penyaringan ampas tahu tidak

ergonomis, karena pekerja dalam posisi membungkuk dalam melakukan

pekerjaannya. Alat penyaringan ampas tahu dapat menimbulkan bahaya,

seperti dapat menimpa kaki pekerja saat menuangkan hasil rebusan kedelai

ke alat penyaring, suhu alat yang panas mungkin dapat mengenai badan

pekerja, serta pekerja dapat terciprat rebusan kedelai.


4.3.5 Proses Pemotongan Tahu

Alat yang digunakan pada proses pemotongan tahu tidak ergonomis

karena pekerja harus berdiri sambil membungkuk terus-menerus saat

bekerja serta dapat menimbulkan bahaya berupa risiko tergores pisau.

4.4 Aspek Pengetahuan K3

Pekerja pada Pabrik Tahu NS kurang memiliki pengetahuan tentang

Kesehatan dan Keselamatan Kerja karena tidak pernah mendapatkan penyuluhan

maupun pelatihan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja baik yang diberikan

oleh pemilik usaha maupun dari Pos UKK setempat yang telah bekerjasama.

4.5 Aspek Ergonomi

4.5.1 Proses Penggilingan

Saat pekerja melakukan pekerjaan penggilingan, posisi pekerja

membungkuk berlebihan, melakukan gerakan berulang-ulang selama

bekerja, menggunakan tenaga berlebbih (terlalu fokus) saat bekerja dan

melakukan kegiatan secara mendetail saat bekerja sehingga alat yang

digunakan dalam proses penggilingan tidak memenuhi aspek ergonomic.

4.5.2 Proses Pemasakan

Pekerja pada proses pemasakan dalam posisi membungkuk yang

berlebihan selama 15-20 menit dan melakukan gerakan secara

berulang-ulang sehingga tidak memenuhi aspek ergonomic.

4.5.3 Boiler/Ketel

Pekerja di bagian mesin boiler melakukan gerakan berulang saat

bekerja, pekerja bekerja menggunakan tenaga berlebih (sangat fokus)

saat
bekerja, dan perkerja melakukan kegiatan yang sangat mendetail.

Sehingga aspek ergonomi di bagian mesin boiler kurang sesuai.

4.5.4 Proses Penyaringan Ampas

Pekerja yang bekerja pada proses penyaringan ampas kedelai

melakukan gerakan berulang dan dalam posisi membungkuk saat bekerja.

Sehingga tidak memenuhi aspek ergonomi.

4.5.5 Proses Pemotongan Tahu

Pekerja pada proses penyaringan tahu melakukan kegiatan dengan

membungkuk berlebih selama 15-20 menit, posisi statis selama <10 menit,

melakukan gerakan berulang, menggunakan tenaga kerja berlebih (sangat

fokus), dan melakukan pekerjaan sangat mendetail. Sehingga tidak

memenuhi aspek ergonomi.

4.6 Riwayat Kesehatan

4.6.1 Pekerja Penggilingan

Riwayat penyakit yang diderita oleh pekerja di proses penggilingan

yang disebabkan karena pekerjaan adalah iritasi tangan. Sedangkan

keluhan lain yang dirasakan pekerja di proses penggilingan adalah sakit

gigi.

4.6.2 Pekerja Pemasakan

Riwayat penyakit yang dialami pekerja di proses pemasakan adalah

iritasi tangan. Sedangkan keluhan lain yang dirasakan pekerja adalah nyeri

sendi karena pekerjaan yang dilakukan memerlukan gerakan yang

berulang- ulang.
4.6.3 Pekerja Boiler/Ketel

Pekerja yang bekerja di bagian mesin boiler atau ketel memiliki

riwayat penyakit abses dan Demam Berdarah Dengue. Keluah lain yang

dirasakan pekerja dibagian mesin boiler adalah sering terpercik api dan

sesak napas karena suhu di tempat kerja sangat tinggi.

4.6.4 Pekerja Penyaringan Ampas

Riwayat penyakit pada pekerja di proses penyaringan ampas kedelai

adalah iritasi tangan serta keluhan lain yaitu nyeri sendi karena pekerjaan

yang dilakukan memerlukan gerakan yang berulang dan posisi yang

membungkuk saat bekerja..

4.6.5 Pekerja Pemotongan Tahu

Riwayat penyakit yang diderita oleh pekerja-pekerja pada proses

pemotongan tahu diantaranya asam urat, asam lambung dan vertigo serta

keluhan lain yang dirasakan akibat pekerjaan yang dilakukan berupa iritasi

kulit dan nyeri otot.

4.7 Skill Karyawan

Sebagian besar pekerja di Pabri Tahu NS pernah bekerja di pabri tahu lain

sehingga sudah menguasai pekerjaan yang mereka lakukan. Sedangkan pekerja

baru yang belum berpengalaman tidak mendapatkan pembinaan dan bekerja

secara autodidak.

4.8 Sosial Ekonomi

Pemilik Pabrik Tahu NS memberikan gaji kepada pekerjanya dengan

sistem harian sesuai jumlah tahu yang diproduksi pada hari itu dengan

ketentuan 1 tong
digaji Rp7.500,-. Rata-rata pekerja dalam sehari dapat memproduksi 25 tong

tahu sehingga mereka digaji sebesar Rp187.500,- per hari.

Gaji tambahan didapatkan apabila pekerja dapat memproduksi lebih dari 25

tong per hari dengan tambahan gaji sebesar Rp20.000,-

4.9 Pembinaan Keterampilan

Pekerja di Pabrik Tahu NS tidak pernah mendapatkan pembinaan

keterampilan kerja dan beberapa pekerja bekerja tidak sesuai dengan bidang atau

kompetensinya.

4.10 Pencahayaan dan Ventilasi

Pencahayaan di tempat produksi tahu sudah cukup, tetapi ventilasi kurang

karena jika ventilasi diperlebar maka saat musim penghujan kemungkinan air

hujan dapat masuk ke ruang produksi tahu NS. Suhu ruangan di tempat kerja

sangat tinggi sehingga pekerja lebih memilih bekerja dengan tidak memakai baju

dan menyebabkan ketidaknyamanan saat bekerja.

4.11 Pencegahan Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja

Tidak terdapat upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat

kerja di Pabrik Tahu NS. Walaupun telah bekerjasama dengan Pos UKK

Puskesmas setempat tetapi hanya dalam bentuk pemeriksaan dan tidak pernah

memberikan penyuluhan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja sehingga

pekerja tidak memiliki pengetahuan dan perilaku untuk mencegah kecelakaan

kerja dan penyakit akibat kerja.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Perusahaan tahu merk NS Semarang merupakan usaha industri
sektor informal yang didirikan oleh Bapak Nasikin pada 30 tahun silam.
Lokasina di Jl. Selorejo Raya, Bendan Duwur, Semarang Barat., Kota Semarang,
Jawa Tengah. Jumlah keseluruhan dari karyawan dan tenaga kerja perusahaan
adalah 30-40 orang dengan rentan umur pekerja 17 – 57 tahun, Hari kerja yaitu
mulai dari senin s.d. Minggu mulai pukul 08.00 s.d. 18.00 WIB.
Berdasarkan hasil dan pembahasan, secara umum program K3 di Pabrik
Tahu NS Semarang belum maksimal sehingga K3 tidak berperan di tempat kerja
tersebut. Hal ini terbukti dengan tidak diterapkannya peraturan tentang K3, tidak
adanya penyuluhan tentang K3 kepada pekerja di Pabrik Tahu NS, dan sebagian
besar pekerja tidak terdaftar sebagai peserta BPJS. Selain itu, pekerja merasa
belum mendapatkan haknya untuk terlindung dari kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja.
5.2 Saran
Setelah melakukan observasi dan wawancara pada pihak responden dan
berdasarkan permasalahan serta identifikasi risiko yang telah dilakukan kami
dapat memberikan rekomendasi sebagai berikut:
1. Perbaikan dan pengecekan alat-alat seperti mesin ketel, mesin boiler,
mesin penggilingan secara rutin dan berkala.
2. Perlu adanya standar operasional (SOP) dan petunjuk penggunaan alat-
alat produksi.
3. Pemilik perlu memberikan penyuluhan tentang pentingnya keselamatan
dan kesehatan kerja terkait kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
4. Pemilik usaha pabrik tahu NS Semarang bekerjasama dengan pos UKK
puskesmas terdekat perlu melakukan sosialisasi tentang keselamatan
dan kesehatan kerja terkait kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja

22
23

5. Pemilik perlu menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti sepatu


boot, celemek dalam jumlah yang memadai dan dalam kondisi yang layak
pakai.
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, S. (2012). Metode Penilitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.


Ramdan, I. M. (2012). MEMPERBAIKI KONDISI KESEHATAN
DAN
KESELAMATAN KERJA SEKTOR INFORMAL MELALUI
PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
PERUSAHAAN. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, 15, 2 - 6.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D.
Bandung: ALFABETA.
Sumekar, P. P., & dkk. (2017). ASSESSMENT PERILAKU TIDAK AMAN
PADA SEKTOR INFORMALPENGRAJIN BATU AKIK DI PASAR
DARGO BARU, SEMARANG. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 05.

24
LAMPIRAN

Gambar 1 Bahan Baku Tahu (Kedelai)

Gambar 2 Mesin Penggilingan

25
Gambar 3 Mesin Boiler / Ketel Uap

Gambar 4 Tempat penampungan limbah tahu

26
Gambar 5 Proses Kerja di pabrik tahu NS Semarang

Gambar 6 Hasil produksi

27
Gambar 7 Wawancara dengan pekerja

Gambar 8 Dokumentasi dengan pekerja

28

Anda mungkin juga menyukai