Anda di halaman 1dari 19

Mata Kuliah : Akuntansi Lingkungan & Sosial

Nama Dosen : Dr. Andi Kusumawati, SE.,Ak.,M.Si.,CA

ETIKA BISNIS DAN LINGKUNGAN

DISUSUN OLEH:

AMBARWATI AKIB (A062202035)


DIANITA VERAWATI (A062202030)

MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini.
Salawat dan salam kita hadiahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, seorang pemimpin
sejati, suri tauladan yang baik bagi semua umat, yang telah membawa kita ke zaman modern yang penuh
dengan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti sekarang ini.
Penulis berharap makalah ini bisa bermanfaat serta memberikan sumbangan pengetahuan bagi
semua pihak yang tertarik dan ingin mengetahui tentang Konsep Modal dan Laba. Makalah ini juga
diharapkan bisa menjadi penambah daftar bacaan khususnya bagi mahasiswa Magister Akuntansi yang
mengambil mata kuliah Akuntansi Lingkungan dan Sosial.
Ucapan terima kasih tak lupa penulis haturkan kepada seluruh pihak yang telah membantu
penyelesaian makalah ini. Penulis sepenuhnya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
perbaikan di masa yang akan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Aamiin.

Makassar, 08 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika Bisnis dan Lingkungan.................................................... 3


B. Pentingnya Etika Bisnis dan Tingkatannya................................................ 4
C. Prinsip-Prinsip Etika Bisnis......................................................................... 5
D. Mitos tentang Etika Bisnis.......................................................................... 6
E. Keuntungan dan Etika................................................................................ 6
F. Risiko dan Perusakan Lingkungan............................................................. 7
G. Dasar Etika Terhadap Lingkungan Hidup................................................... 10
H. Prinsip – Prinsip Etika di Lingkungan Hidup............................................... 12
I. Contoh Kasus............................................................................................. 13
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Industri modern memberikan kemakmuran material yang tak tertandingi sepanjang sejarah, namun
juga menciptakan ancaman-ancaman lingkungan yang menakutkan baik bagi kita dan juga generasi-
generasi berikutnya. Teknologi yang memungkinkan kita memanipulasi dan mengendalikan alam ternyata
juga mencemari lingkungan dengan cepat menghabiskan persediaan sumber daya. Diantaranya:
meningkatkan populasi, kenaikan suhu, penurunan tabel air, berkurangnya lahan pertanian perindividu,
berkurangnya wilayah perikanan, penyusutan hutan, dan punahnya sejumlah spesies hewan dan
tanaman. Jumlah manusia terus bertambah sementara sistem alam tetap sama.
Satu kenaikan suhu kecil yang terjadi beberapa tahun belakangan ini mampu melelehkan paisan es
dan glester. Satu kecenderungan lain yang tidak begitu kentara adalah penurunan tingkat tabel air. Dalam
istilah konsumsi, ini berarti persediaan pangan sebesar 480 juta ton untuk 6 miliar penduduk dunia
dihasilkan dari pengguna air yang tidak bisa dipertahankan.
Hal ini yang semakin mempersulit penyediaan pangan bagi populasi dunia yang diperkirakan terus
bertambah dalam beberapa dekade mendatang adalah penyusutan jumlah lahan pertanian perindividu.
Ketiga kecendurungan ini-penurunan tabel air, penyusutan lahan pertanian, dan hasil laut yang tidak
bertambah-semuanya mengarah pada kesimpulan bahwa akan jauh lebih sulit bagi manusia untuk
memenuhi kebutuhan pangan selama setengah abad ke depan.
Setiap aktivitas yang kita lakukan pasti diikuti oleh norma dan etika yang harus dipenuhi supaya tidak
mengganggu dan merugikan orang lain. Namun semakin banyaknya bisnis yang dijalankan, akan semakin
menambah banyak resiko termasuk kerusakan lingkungan jika bisnis tersebut dilakukan tidak sesuai
dengan etika yang ada. Bisnis yang etis adalah bisnis yang dapat memberi manfaat maksimal pada
lingkungan, bukan sebaliknya, menggerogoti keserasian lingkungan. Kerusakan lingkungan pada
dasarnya berasal dari dua sumber yaitu polusi dan penyusutan sumber daya.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan yaitu, sebagai berikut:
1. Apa Pengertian Etika Bisnis dan Lingkungan?
2. Bagimana Pentingnya Etika Bisnis dan Tingkatannya?
3. Apa Prinsip-Prinsip Etika Bisnis?
4. Apa Mitos tentang Etika Bisnis?
5. Bagaimana Keuntungan dan Etika?
6. Apa Risiko dan Perusakan Lingkungan?

1
7. Apa Dasar Etika Terhadap Lingkungan Hidup?
8. Apa Prinsip – Prinsip Etika di Lingkungan Hidup?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan yaitu, sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui Pengertian Etika Bisnis dan Lingkungan.
2. Untuk Mengetahui Pentingnya Etika Bisnis dan Tingkatannya.
3. Untuk Mengetahui Prinsip-Prinsip Etika Bisnis.
4. Untuk Mengetahui Mitos tentang Etika Bisnis.
5. Untuk Mengetahui Keuntungan dan Etika.
6. Untuk Mengetahui Risiko dan Perusakan Lingkungan.
7. Untuk Mengetahui Dasar Etika Terhadap Lingkungan Hidup.
8. Untuk Mengetahui Prinsip – Prinsip Etika di Lingkungan Hidup.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika Bisnis dan Lingkungan


1. Etika Bisnis
Kata “etika” dan “etis” tidak selalu dipakai dalam arti yang sama dan karena itu pula “etika bisnis”
bisa berbeda artinya. Etika sebagai praktis berarti: nilai-nilai dan norma-norma moral sejauh dipraktekkan
atau justru tidak dipraktekkan, walaupun seharusnya dipraktekkan. Dapat dikatakan juga, etika sebagai
praksis adalah apa yang dilakukan sejauh sesuai atau tidak sesuai dengan nilai dan norma moral. Etika
sebagai refleksi adalah pemikiran moral. Dalam etika sebagai refleksi kita berpikir tentang apa yang
dilakukan dan khususnya tentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
Secara sederhana pengertian etika bisnis merupakan cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis,
yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Semua keterkaitan ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil (fairness), sesuai dengan
hukum yang berlaku (legal) tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat.
Etika bisnis merupakan aturan-aturan yang menegaskan suatu bisnis boleh bertindak dan tidak
boleh bertindak, dimana aturan-aturan tersebut dapat bersumber dari aturan tertulis maupun aturan yang
tidak tertulis. Dan jika suatu bisnis melanggar aturan-aturan tersebut maka sanksi akan diterima. Dimana
sanksi tersebut dapat berbentuk langsung maupun tidak langsung. Menurut Joseph Weiss, etika bisnis
yaitu menyatakan sesuatu itu benar atau salah, baik atau buruk, keputusan dan tindakan yang berbahaya
atau menguntungkan.
Definisi etika bisnis beraneka ragam tetapi memiliki satu pengertian yang sama, yaitu pengetahuan
tentang tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas
yang berlaku secara universal dan secara ekonomi/sosial, dan penerapan norma dan morolitas ini
menunjang tujuan kegiatan bisnis.
2. Lingkungan dan Bisnis

Lingkungan adalah segala yang berada di luar organisasi dan selama ini dianggap memberi
pengaruh pada mereka yang terlibat di sekitar lingkungan tersebut. Secara umum lingkungan ada 2 (dua),
yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Kedua bentuk lingkungan tersebut bersifat saling
terkait satu sama lainnya. Lingkungan eksternal bisa mempengaruhi lingkungan internal, dan lingkungan
internal berusaha menyerap serta memfilter setiap informasi yang masuk dari lingkungan eksternal. Hasil
dari serapan tersebut akhirnya membentuk suatu model lingkungan yang bersifat mengapresiasi setiap
perubahan secara sistematis dan bertahap.

Lingkungan bisnis adalah seluruh kekuatan yang melingkupi dan mempengaruhi kehidupan dan
perkembangan perusahaan, dimana kekuatan ini ada yang bisa dikontrol dan ada yang tidak bisa

3
dikontrol oleh perusahaan. Lingkungan bisnis dapat dibagi menjadi dua yaitu, lingkungan intern dan
ekstern.

1. Lingkungan intern

Lingkungan intern adalah Segala sesuatu yang berasal dari dalam organisasi atau perusahaan
yang dapat mempengaruhi organisasi atau perusahaan tersebut. Lingkungan intern pada bisnis terdiri dari
5M:

 man (orang)
 material (bahan baku)
 mechine (mesin)
 method (peralatan produksi)
 money (modal).

2. Lingkungan ekstern

Lingkungan ekstern adalah segala sesuatu yang berasal dari luar organisasi atau perusahaan yang
dapat mempengaruhi organisasi atau perusahaan. Lingkungan ektern dapat dibagi menjadi dua yaitu
lingkungan makro dan lingkungan mikro.
Lingkungan mikro (direct environment) adalah lingkungan yang dapat mempengaruhi prosuksi
secara langsung, mereka memiliki andil besar terhadap keberlangsungan proses produksi. Lingkungan
mikro dapat disebut juga lingkungan khusus. Lingungan mikro meliputi konsumen, karyawan, investor,
supplier, government, pemilik, kreditor, Pemegang saham (shareholders), pesaing lain – lain.
Sedangkan lingkungan makro (indirect environment) adalah lingkungan yang tidak dapat
mempengaruhi prosuksi secara langsung, mereka memiliki andil tapi dengan proporsi yang sangat minim,
lingkungan makro dapat disebut juga lingkungan umum. Lingungan makro meliputi, perekonomian, etika
hukum, social, teknologi, dan lingkungan fisik.
Lingkungan fisik yang dimaksud disini adalah lingkungan hidup seperti tanah, udara, air, batuan,
serta mahluk hidup lainnya. Dengan berkembangnya zaman dan teknologi semakin canggih banyak
dampak yang mempengaruhi lingkungan sekarang, yaitu lingkungan mengalami perusakan.

B. Pentingnya Etika Bisnis dan Tingkatannya


Dalam dunia bisnis, etika sangat diperlukan untuk mengelola dan menjalankan sebuah bisnis. Dengan
etika yang baik, secara otomatis bisnis akan lebih mudah berkembang. Etika yang diterapkan di dalam
suatu perusahaan akan membantu membentuk nilai, norma serta perilaku karyawan dan pemimpinnya.
Tentunya, setiap perusahaan meyakini bahwa prinsip menjalankan bisnis yang baik adalah prinsip
beretika. Oleh karena itu, etika tersebut dapat dijadikan sebagai standar atau pedoman bagi semua

4
karyawan di dalam perusahaan untuk menjadikannya sebagai pedoman dalam bekerja. Berikut
penjelasan lengkap etika bisnis.
Joseph Weiss mengutip pendapat Caroll (1989) membahas lima tingkatan atau level etika bisnis, yaitu

1) Tingkat individual, menyangkut apakah seseorang akan berbohong mengenai rekening


pengeluaran, mengatakan rekan sejawat sedang sakit karena tidak ada di tempat kerja,
menerima suap, mengikuti saran teman sekerja sekalipun melampaui perintah atasan. Jika
masalah etis hanya terbatas pada tanggung jawab individual, maka seseorang harus
memeriksa motif dan standar etikanya sebelum mengambil keputusan.
2) Tingkat organisasional, masalah etis muncul apabila seseorang atau kelompok orang ditekan
untuk mengabaikan atau memaafkan kesalahan yang dilakukan oleh sejawat demi kepentingan
keharmonisan perusahaan atau jika seorang karyawan disuruh melakukan perbuatan yang
tidak sah demi keuntungan unit kerjanya.
3) Tingkat asosiasi, seorang akuntan, penasihat, dokter, dan konsultan manajer harus melihat
anggaran dasar atau kode etik organisasi profresinya sebagai pedoman sebelum ia
memberikan saran pada kliennya.
4) Tingkat masyarakat, hukum, norma, kebiasaan dan tradisi menentukan perbuatan yang dapat
diterima secara sah. Ketentuan ini tidak mesti berlaku sama di semua negara. Oleh karena itu,
kita perlu berkonsultasi dengan orang atau badan yang dapat dipercaya sebelum melakukan
kegiatan bisnis di negara lain.
5) Tingkat internasional, masalah-msalah etis menjadi lebih rumit untuk dipecahkan karena faktor
nilai-nilai dan budaya, politik dan agama ikut berperan. Oleh karena itu, konstitusi, hukum, dan
kebiasaan perlu dipahami dengan baik sebelum seesorang mengambil keputusan.

C. Prinsip-Prinsip Etika Bisnis


Prinsip-prinsip etika bisnis sebagai berikut:
1. Prinsip Otonomi, adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan
bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.
Atau mengandung arti bahwa perusahaan secara bebas memiliki wewenang sesuai dengan
bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan
yang diambil perusahaan harus diarahkan untuk pengembangan visi dan misi perusahaan
yang berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan komunitasnya.
2. Prinsip Kejujuran, adalah nilai yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan
perusahaan. Kejujuran harus diarahkan pada semua pihak, baik internal maupun eksternal
perusahaan. Jika prinsip kejujuran ini dapat dipegang teguh oleh perusahaan, maka akan
dapat meningkatkan kepercayaan dari lingkungan perusahaan tersebut.

5
Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis tidak akan
bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan
syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kedua, kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu
dan harga yang sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.

3. Prinsip Tidak Berniat Jahat, prinsip ini ada hubungan erat dengan prinsip kejujuran.
Penerapan prinsip kejujuran yang ketat akan mampu meredam niat jahat perusahaan itu.
4. Prinsip Keadilan. Perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait dengan
sistem bisnis. Contohnya, upah yang adil kepada karywan sesuai kontribusinya, pelayanan
yang sama kepada konsumen, dan lain-lain,menuntut agar setiap orang diperlakukan secara
sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai kriteria yang rasional obyektif, serta dapat
dipertanggung jawabkan.
5. Prinsip Hormat pada Diri Sendiri. Perlunya menjaga citra baik perusahaan tersebut melalui
prinsip kejujuran, tidak berniat jahat dan prinsip keadilan.

D. Mengenal Mitos tentang Etika Bisnis

Mitos adalah "kepercayaan yang diterima secara tidak kritis oleh anggota kelompok, terutama dalam
mendukung praktik dan lembaga tradisional yang ada atau yang tidak ada.

Ada 5 (lima) mitos yang ada dalam etika bisnis yaitu :

1) Mitos1: Etika adalah urusan pribadi, perseorangan, bukan masalah publik atau yang dapat di
perdebatkan.
2) Mitos 2: Bisnis dan etika tidak bercampur
3) Mitos 3: Etika dalam bisnis adalah relatif
4) Mitos 4: Bisnis yang baik berarti etika yang baik
5) Mitos 5: Informasi dan komputasi itu amoral.
E. Keuntungan dan Etika

Untuk memperoleh keuntungan etika sangat dibutuhkan, sangat relevan dan mempunyai tempat yang
sangat strategis dalam bisnis, yaitu:

a) Dalam bisnis modern para pelaku bisnis dituntut untuk menjadi orang-orang profesional
dibidangnya.
b) Dalam pesaingan bisnis yang ketat para pelaku bisnis modern sangat sadar bahwa
konsumen adalah benar-benar raja.

6
c) Dalam sistem pasar terbuka dengan peran pemerintah yang bersifat netral tak berpihak
tetapi efektif menjaga agar kepentingan dan hak semua pihak dijamin, para pelaku bisnis
berusaha sebisa mungkin untuk menghindari campur tangan pemerintah, yang baginya
akan sangat merugikan kelangsungan bisnisnya.
d) Perusahaan-perusahaan modern juga semakin menyadari bahwa karyawan bukanlah
tenaga yang siap untuk dieksploitas demi mengeruk keuntungan sebesar-besarnya.

F. Risiko dan Perusakan Lingkungan

Risiko lingkungan adalah risiko yang sering terjadi pada lingkungan akibat dari tindakan yang
disengaja atau tidak disengaja, dan telah menimbulkan kerusakan atau kehancuran pada lingkungan.
Dampak penghancuran lingkungan yang dilakukan disengaja terjadi akibat ekspansi suatu perusahaan.
Ekspansi tersebut dapat terjadi dalam berbagai bentuk seperti penambahan produk, penciptaan produk
baru, eksplorasi tambang, dan lain sebagainya. Dimana semua itu menimbulkan kerusakan pada
lingkungan. Kerusakan lingkungan tidak diragukan lagi mengancam kesejahteraan manusia dan juga
binatang dan tumbuhan. Ancaman lingkungan berasal berasal dari dua sumber: polusi dan penyusutan
sumber daya. Polusi mengacu pada kontaminasi yang tidak diinginkan terhadap lingkungan oleh
pembuatan atau penggunaan komoditas. Penyusutan sumber daya mengacu pada konsumsi sumber
daya yang terbatas atau langka.
Selama berabad-abad, Lembaga bisnis diperbolehkan mengabaikan akibat-akibat kegiatan mereka
terhadap lingkungan alam, satu pemanjaan yang muncul karena beberapa sebab. Pertama para pelaku
bisnis menganggap udara dan air adalah barang gratis-atau dengan kata lain, tidak ada yang memiliki dan
masing-masing perusahaan bisa menggunakannya tanpa perlu mengeluarkan biaya. Karena sumber daya
semancam ini tidak punya pemilik, maka juga tidak ada perlindungan seperti halnya yang dilakukan oleh
serangan pemilik dan Lembaga bisnis mengabaikan akibat-akibat yang mereka timbulkan pada sumber
daya tersebut. Kedua bisnis melhat lingkungan sebagai barang tak terbatas. Dengan kata lain, “daya
tamping” air dan udara sengat besar, dan sumbangan polusi dari masing-masing perusahaan pada
sumber daya ini relative kecil dan tidak signifikan.
Polusi Udara

Polusi udara bukanlah barang baru-ia telah Bersama kita semenjak terjadinya Revolusi Industri
dunia, saat cerobong-cerobong asap pabrik mulai berdiri. Namun demikian, polusi dara semakin
meningkat secara besar-besaran saat industry mulai meluas. Saat ini, bahkan pencemar udara telah
berpengaruh pada vegetasi, menurunkan hasil panen dan industry kayu; merusak bahan-bahan bangunan
melalui proses karat, perubahan warna, dan pembusukan; berbahaya bagi kesehatan dan kehidupan,

7
menambah biaya kesehatan dan memperkecil kebahagiaan hidup; serta menciptakan ancaman
kerusakan berskala global dalam bentuk pemanasan global dan hancurnya lapisan ozon di stratosfer.
Pemanasan Global. Gas-gas rumah kaca – karbon dioksida, nitrogen oksida, metana, dan
klorofluorokarbon – adalah gas-gas yang menyerap dan menahan panas dari matahari, mencegahnya
kembali ke ruang angkasa, mirip dengan rumah kaca yang menyerap dan menahan panas matahari.
Semenjak awal era industry, kadar karbon dioksida mengalami peningkatan sebesar ¼ persen setiap
tahun dan semakin besar.
Penyusutan Ozon. Ozon di lapisan stratosfer bagian bawah berfungsi melindungi semua kehidupan
bumi dari radiasi ultraviolet yang berbahaya. Namun lapisan ozon ini hancur oleh gas CFC yang biasa
dipakai dalam kaleng aerosol, kulkas, AC, bahan pelarut, dan mesin industry. Saat dilepaskan ke udara,
gas CFC naik; dalam waktu 7 sampai 10 tahun, gas ini mencapai lapisan stratosfer dan merusak molekul
ozon dan tetap bertahan di sana selama 75 sampai 130 tahun, sambal terus merusak molekul-molekul
ozon lainnya. Sjumlah penelitian memprediksi bahwa penyusutan lapisan ozon dan kenaikan radiasi sinar
ultraviolet akan menyebabkan kehancuran 75 persen tanaman pangan dunia yang sensitif terhadap sinar
tersebut.
Hujan Asam. Pembakaran bahan bakar fosil, khususnya batu bara yang mengandung kadar sulfur
cukup tinggi, menghasilkan sulfur oksida dan nitrogen yang selanjutnya masuk ke udara. Pembangkit
tenaga listrik mewakili 70 persen emisi sulfur oksida tahunan dan 30 persen nitrogen oksida. Saat masuk
ke udara, gas-gas ini bercampur dengan uap air di awan dan membentuk asam sendawa dan asam sulfur.
Banyak hasil penelitian yang menunjukan bahwa sebagian populasi ikan dan organisme air-termasuk
ganggang, zooplangton, dan amfibi-yang tidak mampu bertahan di danau dan sungai yang menjadi
sangat asam karena hujan asam, secara langsung merusak atau menghancurkan pohon, tanaman,
tumbuhan laut, dan lumut, secara tidak langsung menghacurkan kehidupan alam liar dan spesies-spesies
yang menggantungkan diri, bisa melelehkan logam-logam beracun, dan bisa merusak dan
menghancurkan bangunan, patung, serta benda-benda lainnya.
Polusi Air

Kontaminasi sumber air adalah masalah lama-yang telah kita hadapi semenjak peradaban manusia
mulai menggunakan air untuk membuang sampah dan kotoran. Namun demikian, bahan pencemar air
saat ini sangat jauh beragam, dan tidak hanya terdiri dari sampah organic, namun juga garam, logam,
bahan-bahan radioaktif, serta bakteri, virus, dan endapan. Semuanya bisa merusak atau menghancurkan
kehidupan air, mengancam kesehatan manusia, dan mencemari air.
Di masa lalu, laut dipakai sebagai tempat pembuangan limbah radioaktif tingkat rendah (yang akan
kita bahas lebih lanjut pada bagian berikutnya). Semenjak pertengahan tahun 1970-an, para ahli kelautan
menemukan sisa-sisa plutonium, sesium, dan bahan radioaktif lainnya yang diketahui berasal dari
kebocoran drum-drum yang berisi limbah radioaktif.

8
Polusi Tanah

Zat Beracun, Zat beracun atau berbahaya adalah bahan-bahan yang menyebabkan kenaikan tingkat
kematian atau tidak bisa diubah atau menyebabkan sakit atau yang memberikan pengaruh-pengaruh
buruk bagi kesehatan dan lingkungan. Zat beracun yang dibuang ke tanah termasuk zat kimia asam,
logan inorganic (seperti merkuri dan arsenic), bahan pelarut mudah terbakar, pestisida, herbisida, fenol,
bahan peledak, dan sebagainya.
Limbah Padat, Meskipun jumlah sampah yang kita hasilkan naik setiap tahun, namun fasilitas untuk
menanganinya semakin sedikit. Jumlah sampah rumah tangga yang dihasilkan oleh orang -orang Amerika
jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan sampah padat yang dihasilkan dari proses industry, pertanian,
dan pertambangan. Jumlah keseluruhan dari sampah berbahaya yang diproduksi cukup sulit ditentukan.

Penyusutan Spesies Dan Habitat


Telah diketahui bahwa manusia membuat punah puluhan spesies binatang dan tumbuhan. Habitat
hutan yang menjadi tempat tinggal berbagai jenis spesies juga tengah dihancurkan oleh industry kayu.
Antara tahun 1600 sampai 1900, separuh wilayah hutan di Amerika dibuka. Para ahli memperkirakan
bahwa kerusakan hutan hujan di bumi mencapai tingkat 1 persen tiap tahun. Hilangnya habitat hutan yang
disertai dengan pengaruh-pengaruh polusi diperkirakan telah mengakibatkan kepunahan sejumlah besar
spesies.

Penyusutan Bahan Bakar Fosil

Bahan bakar fosil terus mengalami penyusutan secara eksponensial. Dengan kata lain, tingkat
penggunaannya mengalami peningkatan dua kali lipat dalam jangka waktu tertentu. Namun demikian,
seperti yang dikemukakan oleh banyak peneliti, konsumsi manusia akan bahan bakar fosil tidak bisa terus
naik secara eksponensial. Saat ini semua cadangan sumber daya alam mulai menipis, secara otomatis
proses produksinya juga akan semakin sulit dan biayanya juga semakin mahal. Jadi, meskipun tingkat
penyusutannya naik dalam periode tertentu, namun kenaikan biaya produksi pada akhirnya akan
mendorong kenaikan tersebut sampai puncaknya dan mulai turun sebelum seluruh cadangan sumber
daya tersebut habis sama sekali.
Jadi, ada batas-batas fisik dari sumber daya alam kita: meskipun banyak yang masih berlimpah,
namun semuanya tidak bisa digali secara terus-menerus. Bagi suatu perusahaan yang telah menimbulkan
perusakan lingkungan, maka ada bentuk resiko yang harus ditanggung sebagai akibat dari terjadinya
risiko lingkungan tersebut, yaitu:
a. Pihak manajemen perusahaan akan menghadapi sangsi hukum karena telah melakukan
perusakan lingkungan sekitar. Dengan begitu pihak manajemen perusahaan harus membayar
biaya pengacara dan menyiapkan bahan-bahan pendukung selama proses hukum tersebut

9
berlangsung. Termasuk sebagai aktivitas bisnis yang berhubungan dnegan kasus tersebut
akan mengalami kendala pengerjaan.
b. Pihak manajemen perusahaan harus menghadapi tekanan dari para NGO (Non Government
Organizayion) baik yang berasal dari dalam maupun internasional. Tekanan yang dihadapi
sejauh pelanggaran yang telah menimbulkan dampak terbentuknya risiko lingkungan tersebut.
c. Para mitra bisnis yang selama ini begitu dekat dan mendukung perusahaan akan mengambil
tindakan prudent (hati-hati). Terutama mengantisipasi jangan sampai perusahaannya juga ikut
terlibat dalam risiko lingkungan yang telah ditimbulkan perusahaan tersebut.
d. Pihak manajemen perusahaan harus siap menghadapi sikap protes dari masyarakat sekitar
yang selama ini telah dirugikan akibat beroperasinya perusahaan.

G. Dasar Etika Terhadap Lingkungan Hidup

Etika Ekologi

Sebuah system ekologi adalah rangkaian organisme dan lingkungan yang saling terkait dan saling
bergantung. Karena ada banyak system ekologi yang saling terkait, maka aktivitas dari salah satu
bagiannya akan berpengaruh pada bagian lain. Etika ekologi adalah sebuah etika yang mengkalim bahwa
kesejahteraan dari bagian-bagian non-manusia di bumi ini secara instrinsik memiliki nilai tersendiri dan
bahwa, karena adanya nilai intrinsic ini, kita manusia memiliki tugas untuk menghargai dan
mempertahankannya. Klaim-klaim etika ini memiliki sejumlah implikasi penting bagi aktivitas bisnis yang
berpengaruh pada lingkungan.
Etika Lingkungan disebut juga Etika Ekologi. Etika Ekologi selanjutnya dibedakan dan menjadi dua
yaitu etika ekologi dalam dan etika ekologi dangkal. Selain itu etika lingkungan juga dibedakan lagi
sebagai etika pelestarian dan etika pemeliharaan. Etika pelestarian adalah etika yang menekankan pada
mengusahakan pelestarian alam untuk kepentingan manusia, sedangkan etika pemeliharaan
dimaksudkan untuk mendukung usaha pemeliharaan lingkungan untuk kepentingan semua makhluk.
a. Ekologi Dangkal (Shallaw Ecology)
Ekologi dangkal merupakan paradigma yang menekankan pada aspek pemenuhan kebutuhan
manusia. Konsep ini mendudukkan lingkungan sebagai sarana yang dimanfaatkan demi kebutuhan
manusia. Dengan demikian, ekologi dangkal bersifat antroposentris dalam artian mendudukkan manusia
sebagai makhluk superior yang punya wewenang bebas dalam melakukan eksploitasi dan pemanfaatan
lingkungan demi kebutuhannya. Secara umum, Etika ekologi dangkal ini menekankan hal-hal berikut ini:
 Manusia terpisah dari alam.
 Mengutamakan hak-hak manusia atas alam tetapi tidak menekankan tanggung jawab manusia.
 Mengutamakan perasaan manusia sebagai pusat keprihatinannya.

10
 Kebijakan dan manajemen sunber daya alam untuk kepentingan manusia.
 Norma utama adalah untung rugi.
 Mengutamakan rencana jangka pendek.
 Pemecahan krisis ekologis melalui pengaturan jumlah penduduk khususnya dinegara miskin.
 Menerima secara positif pertumbuhan ekonomi.

b. Ekologi Dalam (Deep Ecology)


Etika dalam merupakan etika yang memandang bahwa manusia merupakan bagian integral dari
lingkungannya. Konsep ini menempatkan sistem etika baru dan memiliki implikasi positif dalam kelestarian
alam. Etika ekologi ini memiliki prinsip yaitu bahwa semua bentuk kehidupan memiliki nilai bawaan dan
karena itu memiliki hak untuk menuntut penghargaan karena harga diri, hak untuk hidup dan hak untuk
berkembang. Premisnya adalah bahwa lingkungan moral harus melampaui spesies manusia dengan
memasukkan komunitas yang lebih luas. Komunitas yang lebih luas disini maksudnya adalah komunitas
yang menyertakan binatang dan tumbuhan serta alam.Secara umum etika ekologi dalam ini menekankan
hal-hal berikut :
 Manusia adalah bagian dari alam.
 Menekankan hak hidup mahluk lain, walaupun dapat dimanfaatkan oleh manusia, tidak
boleh diperlakukan sewenang-wenang.
 Prihatin akan perasaan semua mahluk dan sedih kalau alam diperlakukan sewenang-
wenang.
 Kebijakan manajemen lingkungan bagi semua mahluk.
 Alam harus dilestarikan dan tidak dikuasai.
 Pentingnya melindungi keanekaragaman hayati.
 Menghargai dan memelihara tata alam.
 Mengutamakan tujuan jangka panjang sesuai ekosistem.
 Mengkritik sistem ekonomi dan politik dan menyodorkan sistem alternatif yaitu sistem
mengambil sambil memelihara.
Kedua Etika Lingkungan memiliki beberapa perbedaan-perbedaan seperti diatas. Tetapi bukan
berarti munculnya etika lingkungan ini memberi jawab langsung atas pertanyaan mengapa terjadi
kerusakan lingkungan. Namun paling tidak dengan adanya gambaran etika lingkungan ini dapat sedikit
menguraikan norma-norma mana yang dipakai oleh manusia dalam melakukan pendekatan terhadap
alam ini. Dengan demikian etika lingkungan berusaha memberi sumbangan dengan beberapa norma yang
ditawarkan untuk mengungkap dan mencegah terjadinya kerusakan lingkungan.

11
H. Prinsip – Prinsip Etika di Lingkungan Hidup
Sebagai pegangan dan tuntunan bagi perilaku kita dalam berhadapan dengan alam , terdapat
beberapa prinsip etika lingkungan yaitu:

1.      Sikap Hormat terhadap Alam


Hormat terhadap alam merupakan suatu prinsip dasar bagi manusia sebagai bagian dari alam
semesta seluruhnya
2.      Prinsip Tanggung Jawab
Tanggung jawab ini bukan saja bersifat individu melainkan juga kolektif yang menuntut manusia
untuk mengambil prakarsa, usaha, kebijakan dan tindakan bersama secara nyata untuk menjaga alam
semesta dengan isinya.
3.      Prinsip Solidaritas
Yaitu prinsip yang membangkitkan rasa solider, perasaan sepenanggungan dengan alam dan
dengan makluk hidup lainnya sehigga mendorong manusia untuk menyelamatkan lingkungan.
4.      Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian
Prinsip satu arah , menuju yang lain tanpa mengaharapkan balasan, tidak didasarkan kepada
kepentingan pribadi tapi semata-mata untuk alam.
5.      Prinsip “No Harm”
Yaitu Tidak Merugikan atau merusak, karena manusia mempunyai kewajiban moral dan
tanggung jawab terhadap alam, paling tidak manusia tidak akan mau merugikan alam secara tidak perlu.
6.      Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras dengan Alam
Pola konsumsi dan produksi manusia modern harus dibatasi. Prinsip ini muncul didasari karena
selama ini alam hanya sebagai obyek eksploitasi dan pemuas kepentingan hidup manusia.
7.      Prinsip Keadilan
Prinsip ini berbicara terhadap akses yang sama bagi semua kelompok dan anggota masyarakat
dalam ikut menentukan kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian alam, dan dalam ikut
menikmati manfaat sumber daya alam secara lestari.
8.      Prinsip Demokrasi
Prinsip ini didasari terhadap berbagai jenis perbedaan keanekaragaman sehingga prinsip ini
terutama berkaitan dengan pengambilan kebijakan didalam menentukan baik-buruknya, rusak-tidaknya,
suatu sumber daya alam.
9.      Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini menuntut pejabat publik agar mempunyai sikap dan perilaku moral yang terhormat serta
memegang teguh untuk mengamankan kepentingan publik yang terkait dengan sumber daya alam.

12
Contoh Kasus Pelanggaran Etika Terhadap Lingkungan

PT Tekstil Sejahtera Alam adalah sebuah perusahan tekstil yang telah bediri selama 12 tahun.
Berkedudukan di Tanggerang Indonesia. Aktivitas perusahaan selama 10 tahun yang lalu tidak begitu
menunjukan peningkatan profit yang luar biasa. Artinya produksi perusahaan selama itu dianggap mampu
memberi pendapatan prodit namun belum menunjukan tingkat perolahan pendapatan yang bisa dipakai
untuk membiayai ekspansi perusahaan. Contohnya ketika perusahaan membutuhkan mesin baru, dan
mobil operasional maka pihak manajemen harus meminjam ke perbankan dan menyelesaikan
pembayaran dengan mengkalkulasi penjualan dan penerimaan profit yang akan diterima.
Dalam 2 tahun terakhir pihak pemilik perusahaan sudah menempatkan manager baru yang
dianggap lebih gesit dan penuh terobosan. Salah satu hasil terobosan bisnis perusahaan memiliki kontrak
dengan 20sekolah dasar untuk memesok baju olahraga. Dengan jangkawaktu kontrak adalah 5 tahun.
Kondisi ini jelas sangat menguntungkan bagi pihak perusahaan. Bahkan, bagi pemilik keuntungan yang
diraih akan menjadi dana yang bisa dipakai untuk memperluas pabrik, dan berbagai penyediaan sarana
fasilitas lainnya yang selama ini belum tersedia. Bagi para karyawan juga bisa mendapatkan bonus
karena perusahaan akanmemperoleh untung besar.
Namun seiring berjalannya waktu, ada persoalan lain yang harus dihadapi oleh pihak
managemen perusahaan yaitu tingkat pencemaran air suangai yang selama ini dipakai untuk membuang
limbah pabrik. Dan beberapa warga yang tinggal di dekat Kawasan lokasi PT.Tekstil Sejahtera Alam
sering mengeluhkan kondisi tersebut, termasuk selama ini merka yang bergantung kepada air sungai
untuk dipakai sebagai kebutuhna sehari-hari kini tidak dapat dipakai lagi. Juga mereka yang dulunya
memelihara ikan aiar tawar yang bersumber dari air sungai juga tidak dapat dilakukan lagi. Sehigga
otomatis kerugian warga akibat aktivitas pabrik dirasa sekali. Apalagi jika PT.Tekstil Sejahtera Alam
sampai sejauh ini belum memiliki alat yang paling efektif untuk memfilter atau menetralisir pembuangan
limbah pabrik secara modern.

Adapun bentuk pelanggaran etika yang dilakukan oleh PT.Tekstil Sejahtera Alam Nampak jelas
yaitu perusahaan dalam melakasanakan operasi pabrik tidak mengindahkan nilai-nilai etika etika bisnis
yaitu menyebabkan terjadinya polusi air (sungai) dan lebih jauh telah menimbukan kerugian bagi pihak
lain.

SOLUSI:
Berdasarkan kasus tersebut maka solusi yang bernilai Etika bisnis yang dapat diberikan ada
beberapa hal:

1. bagi pihak manajemen PT.Tekstil Sejahtera Alam harus bisa menyadiakan alat penetralisir
limbah pabrik yang berteknologi modern dan bersifat ramah lingkungan.

13
2. pihak manajemen PT.Tekstil Sejahtera Alam harus melakukan pendataan terhadap berbagai
bentuk kerusakan yang telah ditimbulkan selama ini dan itu berakibat kerugian finansial ke
masyarakat sekitar, selanjutnya hasil pendataan tersebut dijadikan rujukan untuk mengganti
kerugaian secara finansial. Dengan kata lain pihak manajemen PT.Tekstil Sejahtera Alam harus
bisa mengalokasikan sejumlah dana demi membangun cintra positif di mata masyarakat.

14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Definisi etika bisnis beraneka ragam tetapi memiliki satu pengertian yang sama, yaitu
pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan
moralitas yang berlaku secara universal dan secara ekonomi/sosial, dan penerapan norma dan morolitas
ini menunjang tujuan kegiatan bisnis. Bisnis merupakan kegiatan menolong manusia dalam memenuhi
kebutuhannya melalui kegiatan pengelolaan sumber-sumber yang disediakan oleh lingkungan.
Lingkungan bisnis dapat diartikan keadaan yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
mempengaruhi produksi. Lingkungan bisnis dapat dibagi 2 yaitu intern dan ekstern. Lingkungan ekstern
dabap dibedakan menjadi lingkungan makro dan mikro, salah saru contoh dari lingkungan makro adalah
lingkungna fisik.

Lingkungan fisik yang dimaksud disini adalah lingkungan hidup seperti tanah, udara, air, batuan,
serta mahluk hidup lainnya. Dengan berkembangnya zaman dan teknologi semakin canggih banyak
dampak yang mempengaruhi lingkungan sekarang, yaitu lingkungan mengalami perusakan. Seperti polusi
udara, polusi air, polusi tanah dan sebagainya. Melihat adanya perubahan lingkungan seperti itu, para
pebisnis diharapkan lebih memperhatikan etika etika yang ada untuk kelangsungan generasi kita seta
generasi yang akan datang.

15
Daftar Pustaka
Fahmi, Irham. 2014. Etika Bisnis Teori, Kasus dan Solusi. Bandung: Alfabeta.

Velasquez, Manuel G. 2005. Etika Bisnis Konsep dan Kasus. Yogyakarta: Andi offset.

Bertens, Kees. 2013. Pengantar Etika Bisnis Edisi Revisi. Yogyakarta: PT Kanisius.

Keraf, A. Sonny. 1998. Etika Bisnis Tuntunan dan Relevansinya. Yogyakarta: PT Kanisius.

Weiss, Joseph W. 2014. Business Ethics. Six Edition. Berrett-Koehler Publish : San Fransico.

16

Anda mungkin juga menyukai