Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Akuntansi Sektor Publik Lenjutan
tentang Pendahuluan Akuntansi Sektor Publik, Regulasi dan Standar Sektor Publik.

Dalam Makalah ini mengulas tentang Regulasi Keuangan Sektor Publik Atas dukungan moral dan
materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada ibu Prof. Dr Haliah, SE., Ak., M.sii., CA selaku dosen mata kuliah Akuntansi Sektor
Publik Lanjutan , yang memberikan bimbingan serta ilmu yang sangat bermanfaat untuk kami.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari
segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan
terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin member saran dan kritik
kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah.

Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan dari para
pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki pembuatan makalah pada tugas yang lain
dan pada waktu mendatang.

Makassar, 19 Februari 2021

Kelompok IV
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Beberapa decade terakhir ini sektor publik di dunia sedang gencar melaksanakan reformasi.
Reformasi sektor publik tidak hanya terjadi di negara maju, tetapi negara-negara berekembang
seperti Indonesia yang secara aktif juga terus melakukan reformasi pada lembaga publiknya.
Reformasi sektor publik di negara-negara berkembang banyak dipengaruhi oleh peran dari world
bank, UNDP, IMF dan OECD (Handajani, 2010)
Organisasi sektor publik merupakan organisasi dibawah naungan pemerintah. Peran dari
organisasi sektor publik di Indonesia sangat penting bagi masyarakat, karena dengan banyaknya
lembaga pemerintahan di Indonesia maka diharapkan lembaga-lembaga tersebut dapat lebih
mengutamakan kepuasan masyarakat serta beberapa hal yang menyangkut
pertanggungjawabannya untuk lebih transparan (Inayati, 2018).
Pada dasarnya organisasi sektor publik amat berbeda dengan organisasi swasta. Organisasi
sektor publik memiliki karakteristik yang berbeda dengan organisasi sektor swasta. Hal tersebut
menyebabkan pengukran kinerja organisasi sektor publik harus menyesuaikan. Pengukuran kinerja
yang baik adalah pengukuran kinerja yang dapat memberikan informasi yang komprehensif
mengenai kinerja suatu organisasi (Fitriyani, 2014) .Dalam masyarakat yang kehidupannya
digerakkan oleh ekonomi, hampir setiap transaksi dilakukan melalui mekanisme pasar. Jika setiap
aspek kehidupan didominasi oleh pasar, maka dampak kesenjangan semakin lama semakin lebar.
Hal tersebut disebabkan mekanisme pasar tidak memungkinkan seorang individu di struktur sosial
tertentu berkesempatan pindah ke struktur sosial di atasnya tanpa kekuatan ekonomi. Dalam
konteks inilah, peran organisasi sektor publik diperlukan untuk menjadi jembatan antarstruktur
sosial yang dimaksud..
Perancang publik wajib mampu mendeskripsikan latar belakang perlunya disusun regulasi
publik. Sebuah regulasi publik disusun karena adanya permasalahan atau tujuan yang
dicapai. Sebuah regulasi disusun karena adanya berbagai isu terkait yang membutuhkan tindakan
khusus dari organisasi publik. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari jawaban atas
pertanyaan mengapa isu tersebut harus diatur atau mengapa regulasi publik perlu disusun. .
Sebuah regulasi publik disusun dan ditetapkan jika solusi alternatif atas suatu permasalahan
telah dapat dirumuskan. Penyusunan dan penetapan regulasi publik juga dilakukan dengan misi
tertentu sebagai wujud komitmen serta langkah organisasi publik menghadapi rumusan solusi
permasalahan yang ada.
B. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah dalam makalan ini adalah sebagai berikut:
1. Pendahuluan Organisasi Sektor Publik
2. Regulasi Sektor Publik
3. Standar Sektor Publik
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah membantu para pembaca untuk:
1. Untuk mengetahui tentang pendahuluan sektor publik
2. Untuk Mengetahui Regulasi Sektor Publik
3. Untuk Mengetahui Standar Sektor Publik
BAB II
PEMBAHASAN
PENDAHULUAN SEKTOR PUBLIK
Inti dari sektor adalah kedaulatan pemerintah yang pada akhirnya dikendalikan oleh politisi.
untuk pemerintahan nasional, kedaulatan ini meluas ke seluruh negara, termasuk ekonominya.
Untuk pemerintahan negara bagian dalam federasi, kedaulatan meluas ke masing-masing negara
bagiannya. sAda juga, di Uni Eropa. Kedaulatan Uni itu sendiri, menjadi pemerintah supranasional.
A. Pengertian Sektor Publik
Organisasi sektor publik adalah pemerintah dan unit-unit organisasinya, yaitu unit-unit yang
dikelola pemerintah dan berkaitan dengan hajat hidup orang banyak atau pelayanan masyarakat,
seperti kesehatan, pendidikan, dan keamanan. Organisasi sektor publik yaitu organisasi
berorientasi pada kepentingan publik, karena orientasinya pada kepetingan publik maka organisasi
ini biasanya tidak beriorentasi pada laba sebagai tujuan akhirnya. Sektor publik seringkali dipahami
sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan umum dan penyediaan barang
dan jasa kepada publik yang dibayar melalui pajak atau pendapatan negara lain yang diatur
dengan hukum
Dari pengertian di atas, rasanya sulit mengharapkan perusahaan yang berorientasi profit
untuk melakukan penyediaan barang publik. Dengan kondisi ini, keberadaan organisasi sektor
publik menjadi mutlak karena karakteristiknya yang tidak mencari keuntungan finansial
memungkinkan organisasi tersebut menyediakan barang publik yang menjadi kebutuhan
masyarakat.Organisasi sektor publik diperlukan dalam rekayasa struktur sosial.Dalam masyarakat
yang kehidupannya digerakkan oleh ekonomi, hampir setiap transaksi dilakukan melalui
mekanisme pasar. Jika setiap aspek kehidupan didominasi oleh pasar, maka dampak kesenjangan
semakin lama semakin lebar. Hal tersebut disebabkan mekanisme pasar tidak memungkinkan
seorang individu di struktur sosial tertentu berkesempatan pindah ke struktur sosial di atasnya
tanpa kekuatan ekonomi. Dalam konteks inilah, peran organisasi sektor publik diperlukan untuk
menjadi jembatan antarstruktur sosial yang dimaksud.
Setiap negara, cakupan organisasi sektor publik sering tidak sama. Tidak ada defenisi
yang secara komprehensif dan lengkap bisa digunakan untuk semua sistem pemerintahan. Di
Indonesia, berbagai organisasi termasuk dalam cakupan pemerintah pusah, pemerintah daerah,
sejumlah perusahaan dimana pemerintah mempunyai saham (BUMN dan BUMD), organisasi
bidang pendidikan, organisasi bidang kesehatan dan organisasi-organisasi massa.
B. Sifat dan Karakteristik Sektor Publik
Organisasi sektor publik bergerak dalam lingkungan ang sangat komples. Komponen
lingkungan yang mempengaruhi sektor publik tersebut meliputi faktor ekonomi, faktor politik, kultur
dan demografi. Organisasi sektor publik memiliki beberapa karakteristik dan perbedaanya dengan
sektor swasta sebagai berikut:
Perbedaan Sektor Publik Sektor Swasta
Tujuan organisasi Non profit motive Profit motive
Sumber pembiayaan Pajak, retribusi, utang, obligasi, laba Internal: modal sendiri, laba
BUMN/BUMD, penjualan asset ditahan, penjualan aktiva.
negara, dsb. Eksternal: utang bank, obligasi,
penerbitan saham.
Pertanggungjawaban Kepada masyarakat (publik) dan Kepada investor (pemegang
parlemen (DPR/DPRD) saham) dan kreditor.
Struktur organisasi Birokrasi, kaku, dan hierarkis. Fleksibel: datar, pyramid, lintas
fungsional, dsb.
Karakteristik Terbuka untuk publik Tertutup untuk publik
Anggaran
Sistem Akuntansi Cash accounting Accrual accounting

1. Tujuan organisasi
Tujuan organisasi sektor publik berbeda dengan sektor swasta. Sektor swasta
memiliki tujuan untuk memaksimumkan laba (profit motive) untuk memaksimumkan laba dan
mensejahterakan pemegang saham. Tujuan sektor publik yang utama bukan mencari lata, tetapi
memberi pelayanan kepada masyarakat (public service) dan mensejahterakan masyarakat.
Pelayanan dalam pendidikan, keamanan, kesehatan masyarakat, penyediaan barang kebutuhan
masyarakat dan sebagainya. Pemerintah juga memiliki badan usaha (BUMN dan BUMD) yang
bertujuan mencari laba untuk meningkatkan penerimaan negara dan untuk mengusahakan barang-
barang strategis kebutuhan masyarakat umum.
2. Sumber Pendanaan
Sumber pendanaan organisasi atau perusahaan sesuai istilah manajemen keuangan
disebut struktur modal atau sumber pembiayaan. Sumber pembiayaan sektor publik tentu saja
berbeda engan sektor swasta dari segi bentuk, jenis dan tingkat risiko. Sektor publik memiliki
pendanaan yang berasal dari pajak dan retribusi, charging for service, laba badan usaha milik
negara, pinjaman pemerintah berupa utang luar negeri dan obligasi serta pendapatan lain-lain
yang sah dan tidak bertentangan dengan peraturan undang-undang yang ditetapkan.
Sektor swasta memiliki 2 sumber pembiayaan, yaitu internal dan eskternal dan lebih
fleksibel, dari segi internal berasala dari modal pemilik perusahaan dan laba yang ditahan,
sedangkan dari pihak ekternal adalah pinjaman atau utang bank, obligasai serta penerbitan saham.
3. Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban manajemen sektor publik berbeda dengan sektor swasta.
Manajemen sektor swasta bertanggungjawab kepada pemilik perusahaan (pemegang saham) dan
kreditor atas dana yang diberikan. Pada sektor publik manajemen bertanggung jawab kepada
masyarakat karena sumber dana yang digunakan organisasi sektor publik dalam rangka
pemberian pelayanan publik yang berasal dari masyarakat (publik funds).
4. Struktur organisasi
Secara kelembagaan, organisasi sektor publik juga berbeda dengan sektor swasta.
Struktur organisasi pada sektor publik bersifat birokratis, kaku, dan hierarkis, sedangkan struktur
organisasi sektor swasta lebih fleksibel.
5. Karakteristik anggaran dan stakeholder
Jika dilihat dari karakteristik anggaran, pada sektor publik rencana anggaran dipublikasikan
kepada masyarakat secara terbuka untuk dikritik dan didiskusikan. Anggaran bukan sebagai
rahasia negara. Sementara itu, anggaran pada sektor swasta bersifat tertutup bagi publik karena
anggaran merupakan rahasia perusahaan. Perbedaan stakeholder sektor publik dan sektor swasta
dapat dilihat dari stakeholder eksternal maupun internal dari sektor publik maupun sektor swasta.
Stakeholder eksternal sektor publik yaitu masyarakat pengguna jasa publik, masyarakat pembayar
pajak, bank sebagai kreditor pemerintah dan sebagainya, sedangkan stakeholder eksternal sektor
swasta yaitu bank sebagai kreditor, serikat buruh, pasar modal dan sebagainya. Selanjutnya
perbedaan stakeholder internal sektor publik yang terdiri dari lembaga negara, kelompok politik,
manajer publik dan pegawai pemerintah, sedangkan stakeholder internal sektor swasta yaitu
manajemen, karyawan, dan pemegang saham.
6. Sistem akuntansi
Akuntansi Sektor Publik Perbedaan lainya adalah sistem akuntansi yang digunakan.Sistem
akuntansi yang biasa digunakan sektor swasta adalah akuntansi berbasis akrual ( accrual
accounting), sedangkan pada sektor publik lebih banyak menggunakan sistem akuntansi berbasis
kas (cash accounting).
Persamaan Sektor Publik dan Sektor Komersial
Beberapa kesamaan tersebut antara lain sebagai berikut: 
1. Keduanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam sebuah sistem perekonomian
nasional yang secara bersama-sama menggunakan sumber daya dalam sistem perekonomian
tersebut, baik sumber daya finansial, modal, maupun manusia.
2. Keduanya juga saling bertransaksi dan membutuhkan.Keduanya sama-sama menghadapi
sumber daya ekonomi yang terbatas untuk mencapai tujuan-tujuannya. Oleh karena itu,
keduanya sama-sama memiliki kebutuhan untuk melakukan manajemen keuangan dengan
baik.
3. Keduanya mempunyai pola manajemen keuangan yang sama yang dimulai dari perencanaan
sampai pengendalian di mana penggunaan akuntansi menjadi kebutuhan dalam hal ini.
4. Dalam beberapa hal, keduanya mempunyai output produk yang sama. Misalnya, pemerintah
menyediakan alat transportasi publik, sementara ada juga pihak swasta yang bergerak di sektor
yang sama dan menyediakan sarana transportasi umum untuk masyarakat.
C. Jenis-Jenis Orgnisasi Sektor Publik
Jika dilihat secara garis besar, jenis-jenis organisasi sektor publik di atas dapat dibagi
menjadi tiga.
1. Instansi Pemerintah
Instansi pemerintah merupakan bagian organisasi sektor publik yangberbentuk instansi
pemerintah berikut:Pemerintah pusat, termasuk di dalamnya: Kementerian seperti Kementerian
Dalam Negeri, Kementerian Sosial, Kementerian Keuangan, dan lain-lain.Lembaga dan badan
negara seperti KPU, KPK, dan lain- lain.Pemerintah daerah, termasuk didalamnya:Satuan Kerja
Perangkat Daerah seperti Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, Dinas
Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Kantor Catatan Sipil, dan lain-lain.
2. Organisasi Nirlaba Milik Pemerintah
Organisasi nirlaba milik pemerintah merupakan bagianorganisasi sektor publik yang
bentuknya bukan instansi pemerintah, tetapi dimiliki oleh pemerintah.Contohnya:Perguruan Tinggi
BHMN,Rumah Sakit Milik Pemerintah seperti RSCM, RS Daerah,Yayasan-yayasan milik
pemerintah.Pada perkembangannya, sebagian organisasi dalam kelompok ini dikategorikan dalam
kelompok yang lebih khusus, yaitu Badan Layanan Umum (BLU)dan Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD).
3. Organisasi Nirlaba Milik Swasta
Organisasi nirlaba milik swasta merupakan bagian organisasi sektor publik yang dimiliki
dan dikelola oleh pihak swasta.Contohnya:Yayasan Seperti Sampoerna Foundation, Dompet
Dhuafa Republika, Dan Lain-lain,Sekolah Dan Universitas Swasta,Rumah sakit milik swasta.

D. Tujuan dan Perkembangan Sektor Publik


a. Tujuan Akuntansi Sektor Publik
American Accounting Association (1970) dalam Glynn (1993) menyatakan bahwa tujuan
akuntansi pada organisasi sektor publik adalah untuk:
1. Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisien, dan ekonomis
atas suatu operasi dan alokasi sumber daya yang dipercayakan kepada organisasi. Tujuan ini
terkait dengan pengendalian manajemen (management control).
2. Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajer untuk melaporkan pelaksanaan
tanggung jawab mengelola secara tepat dan efektif program dan penggunaan sumber daya
yang menjadi wewenangnya dan memungkinkan bagi pegawai pemerintah untuk melaporkan
kepada publik atas hasil operasi pemerintah dan penggunaan dana publik. Tujuan ini terkait
dengan akuntabilitas (accountability).
Akuntansi sektor publik merupakan alat informasi bagi pemerintah sebagai manajemen
maupun alat informasi bagi publik. Bagi pemerintah, informasi akuntansi digunakan dalam proses
pengendalian manajemen mulai dari perencanaan strategik, pembuatan program, penganggaran,
evaluasi kinerja, dan pelaporan kinerja.
Informasi akuntansi bermanfaat untuk pengambilan keputusan, terutama membantu
manajer dalam melakukan alokasi sumber daya.Informasi akuntansi dapat digunakan untuk
menentukan biaya suatu program, proyek, atau aktivitas serta kelayakannya baik secara ekonomis
maupun teknis. Dengan informasi akuntansi, pemerintah dapat menentukan biaya pelayanan (cost
of services) yang diberikan kepada publik, menetapkan biaya standar, dan harga yang akan
dibebankan kepada publik atas suatu pelayanan (charging for services). Sebagai contoh, untuk
dapat menetapkan SPP per siswa, pemerintah harus dapat menghitung biaya pendidikan per siswa
untuk tingkat pendidikan tertentu.
Selain itu, informasi akuntansi dapat digunakan untuk membantu dalam pemilihan
program yang efektif dan ekonomis. Pemilihan program yang tepat sasaran, efektif, dan ekonomis
akan sangat membantu dalam proses penganggaran. Pada sektor publik, penganggaran
merupakan tahap yang membutuhkan keahlian khusus karena penganggaran pada sektor publik
merupakan proses politik, sehingga manajer sektor publik dituntut untuk memiliki political skill
disamping pemahaman teknis akuntansi.
Informasi akuntansi terutama untuk menentukan indikator kinerja (performance indicator)
sebagai dasar penilaian kinerja yang dilakukan oleh pemerintah. Manajemen akan kesulitan untuk
melakukan pengukuran kinerja apabila tidak ada indikator kinerja yang memadai. Indikator kinerja
tersebut bisa bersifat finansial maupun non finansial. Informasi akuntansi memiliki peran utama
dalam menentukan indikator kinerja sektor publik.
Tahap akhir dari proses pengendalian manajemen ini, akuntansi dibutuhkan dalam
pembuatan laporan keuangan sektor publik berupa laporan surplus atau defisit pada pemerintahan.
Laporan laba/rugi dan aliran kas pada BUMN atau BUMD, laporan pelaksanaan anggaran, laporan
alokasi sumber dana, dan neraca. Laporan keuangan sektor publik merupakan bagian penting dari
proses akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik hendaknya dipahami bukan sekedar akuntabilitas
finansial saja, akan tetapi juga akuntabilitas value for money, akuntabilitas manajerial, akuntabilitas
hukum, dan akuntabilitas politik.
b. Sejarah dan Perkembangan Sektor Publik
Sejarah organisasi sektor publik sebenarnya telah ada sejak ribuan tahun lalu. Dalam
bukunya,Vernon Karn (1989) dalam Indra Bastian (2001) menjelaskan bahwa praktik akuntansi
sektor publik sebenarnya telah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi. Kemunculannya lebih
dipengaruhi padainteraksi yang terjadi di dalam masyarakat dan kekuatan sosial dalam
masyarakat. Kekuatan sosial masyarakat yang umumnya berbentuk organisasi sektor publik ini
dapat diklasifikasikan dalam:Semangat Kapitalis (Capitalistic Spirit),Peristiwa Politik Dan Ekonomi
(Economic And Politic Events),Inovasi Teknologi (technology innovation).
Sejarah juga menunjukkan bahwa praktik pencatatan telah dilakukan di zaman mesir kuno.
Menteri-menteri kerajaan melakukan praktik laporan bulanan terkait dengan hasil pemungutan
pajak. Saat itu, pemerintahan Mesir tersusun atas distrik-distrik. Setiap distrik diawasi oleh
gubernur yang bertugas menyimpan catatan kekayaan setiap distrik sebagai dasar pemungutan
pajak. Di masa selanjutnya, di akhir abad ke-14, praktik pencatatan transaksi keuangan ditemukan
di Genoa. Temuan ini diperkirakan sebagai bukti transaksi keuangan antara pemerintah yang
berkuasa dan rakyat. Berbagai temuan akhirnya menunjukkan bahwa proses pencatatan kemudian
berkembang dalam proses perdagangan antarnegara.
Kritikan dan serangan pada tahun 1970-an dari pendukung teori pembangunan radikal
menunjukan kesan ingin mempertanyakan kembali peran sektor publik dalam pembangunan.
Berbagai kritik muncul terhadap sektor publik yang keberadaannya dianggap tidak efisien dan jauh
tertinggal dengan kemajuan dan perkembangan yang terjadi di sektor swasta. Sektor publik
dianggap lebih rendah kedudukannya dibandingkan dengan sektor swasta dan bahkan dianggap
mengganggu pembangunan ekonomi dan sosial itu sendiri dengan alasan sektor publik sering
dijadikan sarang pemborosan dan inefisiensi ekonomi.Kedudukan sektor publik bertambah lemah
karena orientasi pembangunan lebih diarahkan pada pembangunan sektor swasta dan cenderung
mengabaikan pembangunan sektor publik.
Baru pada tahun 1980-an reformasi sektor publik dilakukan di negara-negara industri maju
sebagai jawaban atas berbagai kritikan yang ada. Berbagai perubahan dilakukan misalnya dengan
mengadopsi pendekatan New Publik Management (NPM) dan reinventing government di banyak
negara terutama negara Anglo-Saxon. NPM berakar dari teori manajemen yang pada dasarnya
beranggapan bahwa praktik bisnis komersial dan manajemen sektor swasta lebih baik
dibandingkan pada praktik dan manajemen pada sektor publik. Oleh karena itu, untuk memperbaiki
kinerja sektor publik, perlu diadopsi beberapa praktik dan teknik manajemen yang diterapkan di
sektor swasta ke dalam sektor publik, seperti pengadopsian mekanisme pasar, kompetisi tender
(Compulsory Competitive Tendering-CCT), dan privatisasi perusahaan-perusahaan publik. Hal itu
juga dapat membawa perubahan pada akuntansi sektor publik.
Akuntansi sektor publik kemudian mengikuti dan menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan yang terjadi. Sebagai contoh adalah terjadinya perubahan sistem akuntansi dari
akuntansi berbasis kas menjadi akuntansi berbasis akrual. Perubahan akuntansi dari basis kas
menjadi akuntansi berbasis akrual merupakan bagian penting dari proses reformasi sektor publik
dari negara-negara Anglo-Saxon. Pemerintah New Zealand yang dianggap paling maju dan sukses
dalam menerapkan akuntansi berbasis akrual telah mengadopsi sistem akuntansi tersebut sejak
tahun 1991 yang kemudian diikuti oleh Jepang, Italia, dan negara-negara Eropa lainnya, meskipun
di Italia sistem tersebut kurang efektif dan kurang sukses.
Tujuan memperkenalkan sistem akuntansi akrual adalah untuk membantu meningkatkan
transparansi dan memperbaiki efisiensi dan efektivitas sektor publik. Anggapan bahwa lembaga
sektor publik telah mengalami kebangkrutan di banyak negara terutama negara-negara
berkembang, tidak sepenuhnya benar. Memang tidak dapat disangkal bahwa kinerja sektor publik
dinilai buruk, akan tetapi hal tersebut tidak dialami oleh semua negara berkembang. Negara seperti
Korea Selatan, Taiwan, Malaysia, dan Thailand memiliki pelayanan publik dan perusahaan-
perusahaan publik yang baik kinerjanya yang dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap
pembangunan nasional dan stabilitas politik.
Lembaga sektor publik masih memiliki kesempatan yang luas untuk memperbaiki kinerjanya
dan memanfaatkan sumber daya secara ekonomis, efisien, dan efektif. Memperbaiki sektor publik
memang bukan sekedar masalah teknis belaka, akan tetapi akuntansi sektor publik sebagai alat
untuk menciptakan good public and corporate governance memiliki peranan yang sangat vital dan
signifikan. Akuntansi sektor publik akan terus berkembang seiring dengan meningkatnya tuntutan
transparansi dan akuntabilitas publik oleh lembaga-lembaga sektor publik.

REGULASI SEKTOR PUBLIK

1. Definisi Regulasi Sektor Publik


Jika dilihat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), regulasi berarti pengaturan,
penataan, aturan, atau penyetelan. Kemudian dari Wikipedia, regulasi adalah konsep abstrak
pengelolaan sistem yang kompleks sesuai dengan seperangkat aturan dan tren. Dalam teori
sistem, jenis aturan ini ada di berbagai bidang biologi dan masyarakat, tetapi istilah ini memiliki
makna yang sedikit berbeda sesuai dengan konteksnya. Dalam pemerintahan biasanya peraturan
yang berarti ketentuan perundang-undangan yang didelegasikan dan dirancang oleh para ahli
masalah untuk menegakkan peraturan utama.
Menurut Collins Dictionary, regulasi adalah aturan yang dibuat oleh pemerintah atau
otoritas lain untuk mengontrol cara sesuatu yang dilakukan atau cara orang berperilaku. Regulasi
adalah seperangkat peraturan untuk mengendalikan suatu tatanan yang dibuat supaya bebas dari
pelanggaran dan dipatuhi semua anggotanya. Regulasi berasal dari berbagai sumber, tetapi
bentuk yang paling umum adalah regulasi pemerintah dan swa-regulasi. Peraturan pemerintah
adalah perpanjangan alami dari undang-undang, yang mendefinisikan dan mengontrol beberapa
cara yang dapat dilakukan oleh bisnis atau individu untuk mengikuti hukum.
Menurut Bastian (2010), regulasi publik adalah ketentuan yang harus dijalakan dan
dipatuhi dala proses pengelolaan organisasi publik, baik organisasi pemerintah pusat,
pemerintah daerah, partai politik, yayasan, LSM, organisasi keagamaan tempat peribadatan,
maupun organisasi sosial masyarakat lainnya.

2. Teknik Penyusunan Regulasi Publik


Peraturan publik disusun dan ditetapkan terkait beberapa hal, yaitu yang pertama,
regulasi publik yang dimulai dengan adanya berbagai isu yang terkait. Kedua, tindakan yang
diambil terkait dengan isu yang ada adalah berbentuk regulasi atau aturan yang dapat
diinterprestasikan sebagai wujud dukungan penuh organisasi publik. Ketiga, peraturan adalah hasil
dari berbagai aspek dan kejadian.

Tahapan dalam penyusunan regulasi publik yaitu sebagai berikut :


a) Pendahuluan, adalah permasalahan atau tujuan yang ingin dicapai.
b) Alasan diatur, yaitu Regulasi publik harus diketahui mengapa regulasi tersebut
disusun.
c) Permasalahan dan misi, sebagai wujud komitmen serta langkah organisasi publik
menghadapi rumusan solusi permasalahan yang ada.
d) Dengan apa diatur ? Setiap permasalahan diatur dengan jenjang regulasi yang
sesuai .
e) Bagaimana mengaturnya? Substansi regulasi merupakan solusi permasalahan yang
ada.
f) Diskusi/ Musyawarah, yaitu merupakan salah satu tahapan dalam menyusun atau
penetapan regulasi
g) Catatan, yaitu sebagai dasar penetapan regulasi publik.

3. Regulasi dalam Siklus Akuntansi Sektor Publik


Regulasi Tahapan dalam Siklus Akuntansi
Contoh Hasil Regulasi Publik
Sektor Publik
Peraturan Pemerintah No.7 /2005 mengenai
Regulasi Perencanaan Publik Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM)
Undang- undang Republik Indonesia Nomor
Regulasi Anggaran Publik 18 tahun 2006 tentang Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2007
-Peraturan Presiden republik Indonesia
Nomor 93 tahun 2006 tentang rincian
Regulasi tentang Pelaksanaan Realisasi
Anggaran Belanja Pusat tahun Anggaran
Anggaran Publik
2007
-   -Otorisasi kepala Daerah Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA).
SK Gubernur dalam pengadaan barang dan
Regulasi Pengadaan Barang dan Jasa Publik
jasa
Peraturan daerah tentang penerimaan
Regulasi Laporan Pertanggungjawaban Publik Laporan Pertanggungjawaaban
Gubernur/Bupati/Walikota.

4. Penyusunan Regulasi Publik


a. Perumusan Masalah
Penyusunan regulasi publik diawali dengan merumuskan masalah yang akan diatur.
Salah satu cara untuk menggali permaslahan ini adalah melakukan penelitian. Untuk
masalah publik yang ada dalam masyarakat, observasi atas objek permasalahan itu harus
dilakukan.
Perumusan masalah publik meliputi hal-hal berikut:
(1) Apa masalah publik yang ada?
(2) Siapa masyarakat yang perilakunya bermasalah?
(3) Siapa aparatpelaksana yang perilakunya bermasalah?
(4) Bagaimana analisis keuntungan dan kerugian atas penerapan regulasi publik?
(5) Tindakan yang diperlukan untuk mengatasi masalah publik?
Contoh masalah publik terkait akuntansi sektor publik:

Tahapan Siklus ASP Permasalahan Pihak Terkait


Bagian
Ketimpangan pelayanan publik
Perencanaan Publik perencanaan,bagian
(kesehatan,pendidikan)
program, stakeholder
Alokasi anggaran pelayanan Bagian anggaran, bagian
Penganggaran publik
publik minimal keuangan
Jumlah pencairan dana tidak Bagian anggaran, bagian
Realisasi anggaran publik
sesuai dengan anggaran keuangan
Pengadaan barang dan jasa Informasi tidak transparan Bagian pengadaan,
organisasipenyedia layanan
publik
barang dan jasa
Pelaporan keuangan sektor
Ketidaktepatan waktu pelaporan Bagian keuangan
publik
Audit internal, audit
Audit sektor bank Kurangnya bukti
eksternal
Keterbatasan pendistribusian
Pertanggungjawaban publik Kepala organisasi, legislatif
informasi

b. Perumusan Draft Regulasi Publik


Draft regulasi publik harus dapat menjelaskan siapa organisasi pelaksana aturan,
kewenangan apa yang diberikan padanya, perlu tidaknya memisahkan antara organ
pelaksana peratusan dan organ yang menetapkan sanksi atas ketidakpatuhan, persyaratan
apa yang mengikat organisasi pelaksana, serta apa sanksi yang dapat dijatuhkan kepada
aparat pelaksana jika menyalahgunakan wewenang.
c. Prosedur Pembahasan
Tiga tahap penting dalam pembahasan draft regulai publik, yaitu dengan lingkup tim
teknis pelaksana organisasi publik(eksekutif). Dengan lembaga legislatif (dewan penasehat,
dewan penyantun, dan lain-lain) dan dengan masyarakat.
d. Pengesahan dan Pengundangan
Tahap pengesahan draft regulasi publik yang dilakukan dalam bentuk
penandatanganan naskah oleh pihak organisasi publik (pimpinan organisasi). Kemudian
dilakukan anjuran tahapan sosialisasi regulasi publik, hal ini diperlukan agar terjadi
komunikasi hukun antara regulasi publik dan masyarakat yang harus dipatuhi.
Dasar Hukum
a. Dasar Hukum Keuangan Negara
Keuangan negara dapat diinterpretasikan sebagai pelaksanaan hak dan kewajiban
warga yang di nilai dengan uang, dalam kerangka tata penyelenggaraan pemerintah.
Kewajiban negara adalah Berupa
Hak Hak Negara Yang Dimaksud,
Pelaksanaan Tugas-Tugas Pemerintah
Mencangkup Antara Lain:
sesuai dengan pembukaan  UUD 1945 yaitu:
o Hak monopoli, mencetak dan o Melindungi segenap bangsa indonesia
mengadarkan uang dan seluruh tumpah darah indonesia
o Hak untuk memungut sumber-sumber o Memajukan kesejahteraan umum
keuangan seperti pajak, bea dan cukai o Mencerdaskan kehidupan bangsa
o Hak untuk memproduksi barang dan o Ikut melaksanakan ketertiban dunia
jasayang dapat dinikmati oleh khalayak yang berdasarkan kemerdekaan,
umum, yang dalam hal ini pemerintah perdamaian abadi dan keadilan sosial
dapat memperoleh (kontra prestasi)
sebagai sumber penerimaan negara
Dalam UUD 1945 Amandemen VI secara khusus diatur mengenai Keuangan Negara yaitu
pada bab VIII pasal 23 yang berbunyi sebagai berikut:
1) Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan
negara ditetapkan setiap tahun dengan undang –undang dan dilaksanakan secara terbuka
secara bertanggungjawab untuk sebesar –sebesarnya kemakmuran masyarakat.
2) Rancangan Undang- Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara diajukan oleh
Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan
pertimbangan DPD.
3) Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja yang diusulkan oleh presiden, pemerintah menjalankan anggaran pendapatan dan
belanja negara tahun lalu.
Terdapat tiga Undang-undang yang digunakan untuk penerapannya, yaitu :
 UU No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
Mengatur mengenai semua hak dan kewajiban Negara mengenai keuangan dan pengelolaan
kekayaan Negara, juga mengatur penyusunan APBD dan penyusunan anggaran
kementrian/lembaga Negara (Andayani, 2007).
 UU No.1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
Mengatur pengguna anggaran atau pengguna barang, bahwa undang-undang ini mengatur
tentang pengelolaan keuangan Negara yang meliputi pengelolaan uang, utang, piutang,
pengelolaan investasi pemerintah dan pengelolaan keuangan badan layanan hukum (Andayani,
2007).
 UU No.15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggungjawab
Keuangan Negara
Mengatur tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara yang
dilaksanakan oleh BPK. BPK menyampaikan laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan
kepada DPR dan DPD. Sedangkan laporan keuangan pemerintah daerah disampaikan kepada
DPRD. (Andayani, 2007)
b. Dasar Hukum Keuangan Daerah
Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional didasari
pada prinsip otonomi daerah dalam pengelolaan sumberdaya. Prinsip otonomi daerah memberikan
kewenangan yang luas dan tanggung jawab nyata pada pemerintahan daerah secara proporsional.
Dalam rangka penyelenggaraan Daerah Otonom, dijelaskan dalam Pasal 64 Undang-undang
Nomor 5 Tahun 1974, tentang fungsi penyusunan APBD.
c. Dasar Hukum Keuangan Organisasi Publik Lainnya
Ada beberapa UU atau standar yang mengaturnya, yaitu :
 PSAK No. 45 tentang Organisasi Nirlaba
 UU No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan
 UU No. 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik
 PP No. 29 Tahun 2005 tentang Bantuan Keuangan kepada Partai Politik
5. Permasalah dalam Regulasi Sektor Publik
Permasalahan regulasi keuangan publik di Indonesia yaitu :
a. Regulasi yang berfokus pada manajemen
Regulasi publik mengatur seluruh proses pengelolaan organisasi publik. Selain itu
juga harus berfokus pada tujuan pencapaian organisasi publik yaitu kesejahteraan publik.
b. Regulasi belum bersifat teknik
Banyak regulasi publik di indonesia yang tersusun dengan sangat baik untuk tujuan
kesejahteraan publik. Namun, banyak diantaranya tidak dapat diaplikasikan dalam
masyarakat.
c. Perbedaan interpretasi antara undang-undang dan regulasi di bawahnya
Salah satu permasalahan regulasi di indonesia adalah perbedaan interpretasi antara
undang-undang dan regulasi dibawahnya. Dalam banyak kajian, beberapa ayat atau pasal
dari undang-undang atau regulasi terkait sering menimbulkan berbagai interpretasi yang
berbeda dalam melaksanakannya.
d. Pelaksanaan regulasi yang bersifat transisi berdampak pemborosan anggaran
Saat ini, banyak regulasi yang bersifat transisi telah dilaksanakan secara bertahap
dan membutuhkan kapasitas tertentu untuk melaksanakannya. Hal ini akan mempengaruhi
anggaran yang senantiasa meningkat dan cenderung boros.
e. Pelaksanaan regulasi tanpa sanksi
Sanksi adalah hukuman jika organisasi publik tidak melaksanakan regulasi tersebut.
Dengan tidak adanya sanksi, organisasi akan seenaknya melaksanakan atau tidak
melaksanakan regulasi tersebut. Sanksi terhadap organisasi yang tidak melaksanakan
regulasi hendaknya dicantumkan dalam setiap regulasi publik.
STANDAR SEKTOR PUBLIK

1. Definisi Standar Akuntansi Sektor Publik


Standar Akuntansi merupakan pedoman atau prinsip-prinsip yang mengatur perlakuan
akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan untuk tujuan pelaporan kepada para pengguna
laporan keuangan. Standar akuntansi diperlukan untuk menjamin konsistensi dalam pelaporan
keuangan. Maka dari itu, standar akuntansi sektor publik didefinisikan sebagai aturan-aturan yang
haru digunakan dalam pengukuran dan penjanjian laporan keuangan untuk kepentingan pihak
eksternal oleh suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan usaha untuk menghasilkan
barang dna pelayanan pubik dalam rangka kebutuhan hak publik.
Lingkup Standar Akuntansi Sektor Publik disusun dengan tujuan antara lain;
menyediakan organisasi sektor publik suatu pedoman akuntansi, menyediakan organisasi sektor
publik suatu pedoman akuntansi yang dilengkapi dengan klasifikasi rekening dan prosedur
pencatatan serta jurnal standar yang telah disesuaikan dengan siklus kegiatan organisasi sektor
publik.
2. Perkembangan Standar Akuntansi Sektor Publik
a. International Public Sector Accounting Standards
IPSAS dikembangkan oleh Dewan Standar Akuntansi Sektor Publik Internasional.
(IPSASB), sebuah badan penentu standar swasta dan independen di bawah naungan Federasi
Akuntan Internasional (IFAC). Banyak negara telah memperkenalkan IPSAS atau standar yang
serupa, dan banyak negara yang telah menyatakan rencana untuk mengadopsi IPSAS di masa
depan. Selain itu, banyak organisasi supranasional termasuk Komisi Eropa, NATO, Organisasi
untuk kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), dan Perserikatan Bangsa-Bangsa saat ini
telah menggunakan akuntansi dan pelaporan keuangan berbasis IPSAS atau telah memutuskan
untuk melakukannya dalam waktu dekat.
IPSAS dirancang untuk digunakan dalam penyusunan laporan keuangan bertujuan
umum, IPSAS menetapkan persyaratan terkait pengakuan, pengukuran, penyajian, dan
pengungkapan untuk transaksi dan peristiwa, seperti pembayaran pajak pemerintah. Tujuan
IPSASB dalam mengembangkan IPSAS adalah untuk menetapkan standar yang seragam untuk
akuntansi di organisasi sektor publik di seluruh dunia, sehingga memungkinkan perbandingan data
di seluruh organisasi dan meningkatkan transparansi akuntansi keuangan.
Saat ini (sejak Januari 2011), IPSAS mencakup 31 standar yang menganut prinsip
akuntansi berbasis akrual. Ada satu standar tambahan yang mengikuti prinsip cash basis.
Dominasi standar yang melibatkan akuntansi berbasis akrual menyoroti pentingnya metode ini
dalam kerangka IPSAS.
Sampai saat ini ada 31 standar akuntansi sektor publik yang telah dikeluarkan oleh
IFAC, yang dikenal dengan nama International Public Sector Accounting Standars ((IPSAS).
IPSAS Mengacu pada International Accounting Standards (IAS / IFRS). IPSAS bukan untuk
mengganti standar yang ada di suatu negara, tapi untuk mengembangkan atau merevisi standar
yang ada. IPSAS dikembangkan menurut basis akrual.

b. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 45


Ruang lingkup PSAK 45 tidak berlaku bagi lembaga pemerintah, departemen, dan unit-
unit sejenis lainnya. Namun, setelah mengalami revisi pada tahun 2010 maka PSAK 45 dapat
diterapkan oleh lembaga pemerintah dan unit-unit sejenis lainnya sepanjang tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tujuan PSAK 45 ialah untuk mengatur
pelaporan keuangan entitas nirlaba sehingga diharapkan dapat lebih muda dipahami, memiliki
relavansi, dan memiliki daya banding yang tinggi. Laporan keuangan entitas nirlaba yang diatur
dalam PSAK 45 terdiri dari:
o Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode laporan
o Laporan aktivitas untuk suatu periode pelaporan
o Laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan
o Catatan atas laporan keuangan.
c. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
Untuk memecahkan berbagai kebutuhan yang muncul dalam pelaporan keuangan,
akuntansi dan audit di pemerintahan Republik Indonesia maka dibentuk standar akuntansi
pemerintahan yang dibentuk oleh komite SAP. Pada tanggal 8 Mei 2000 dibentuk Kompartemen
Akuntan Sektor Publik di IAI. Salah satu programnya adalah penyusunan standar akuntansi
keuangan untuk berbagai unit kerja pemerintah. Kemudian dihasilkan Exposure Draft Standar
akuntansi Sektor Publik. Ada enam eposure draft yang dikeluarkan:
1) Penyajian laporan keuangan
2) Laporan arus kas
3) Koreksi surplus defisit, kesalahan fundamental, dan perubahan kebijakan akuntansi
4) Dampak perubahan nilai tukar mata uang luar negeri
5) Kos pinjaman
6) Laporan keuangan konsolidasi dan entitas kendalian
Publikasi tersubut mendorong pemerintah untuk mengeluarkan standar akuntansi
pemerintahan sampai kemudian undang-undang tentang kuangan negara ditetapkan oleh menteri
keuangan yaitu Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 308/KMK.012/2002 tanggal 13 juni 2002
tentang Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) pusat dan daerah, sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangn Nomor: 379/KMK.021/2004
tanggal 6 agustus 2004. KSAP terdiri atas komite konsulatif dan komite kerja yang bertugas
menyiapkan penyusunan konsep Rancangan Peraturan Pemerintahtentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) sebagai prinsip akuntansi yang wajib diterapkan dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan pemerintah baik pusat ataupun daerah.

Dalam menyusun SAP, digunakan materi yang diterbitkan oleh:


1) International Federation of Accountant (IFAC)
2) International Accounting Standards Committee (IASC)
3) International Monetary Fund (IMF)
4) Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
5) Financial Accounting Standards Board (FASB)
6) Governmental Accounting Standards Board (GASB)
7) Perundang-undangan dan peraturan pemerintah lainnya yang berlaku di Indonesia
8) Organisasi profesional lainnya diberbagai negarayang membidangi pelaporan
keuangan akuntansi dan audit pemerintahan SAP diterapkan di lingkup
pemerintahan, baik pusat maupun daerah dan dinas-dinasnya.
Dengan diterapkannya SAP ini, diharapkan akan meningkatkan kualitas pelaporan
keuangan di pemerintah pusat dan daerah sehingga informasi keuangan pemerintah akan dapat
menjadi dasar pengambilan keputusan di pemerintahan dan juga terwujudnya transparansi serta
akuntabilitas.
d. Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) SPKN adalah standar penting yang
akan menjadi panduan proses audit di Indonesia yang dikembangkan oleh BPK. SPKN hanya
mengatur hal-hal yang belum diatur oleh Standar Profesional Akuntan Publik (lainnya. SPAP).
Aturan tambahan tersebut diperlukan mengingat karakteristik organisasi pemerintahan yang
berbeda dengan organisasi lainnya.
SPKN berlaku untuk :
1) BPK RI
2) Akuntan publik atau pihak lainnya yang melakukan pemeriksaan atas pengelolaan
dan tanggungjawab keuangan negara untuk dan atas nama BPK-RI
3) Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP), termasuk Satuan Pengawas Intern
(SPI) BUMN/BUMD sebagai acuan dalam menyusun standar pemeriksaan sesuai 
dengan kedudukan, tugas pokok, dan fungsi masing-masing.
4) Pihak-pihak lain yang ingin menggunakan SPKN.
SPKN membagi audit/pemeriksaan menjadi tiga jenis :
1) Pemeriksaan keuangan
2) Pemeriksaan kinerja
3) Pemeriksaan dengan tujuan tertentu.
Standar umum SPKN memberikan kerangka dasar yang penting untuk menerapkan
standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan secara efektif. Standar umum SPKN
menjelaskan tentang :
1) Persyaratan Kemampuan/Keahlian
2) Persyaratan Independensi
3) Penggunaan Kemahiran Profesional secara Cermat dan Seksama
4) Pengendalian Mutu.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Organisasi sektor publik adalah pemerintah dan instansi lainnya yang bertujuan
memberikan pelayanan kepada masyarakat dan tidak berorientasi kepada laba (profit
motive). Sumber pendanaan sektor publik berasal dari pajak, utang negara, dan
pendapatan negara. Contoh organisasi sektor publik di Indonesia yaitu institusi peemrintah,
partai politik, sekolah dan rumah sakit.
2. regulasi publik adalah ketentuan yang harus dijalakan dan dipatuhi dala proses
pengelolaan organisasi publik, baik organisasi pemerintah pusat, pemerintah daerah, partai
politik, yayasan, LSM, organisasi keagamaan tempat peribadatan, maupun organisasi
sosial masyarakat lainnya.
3. Dalam perkembangannya ada empat standar aluntansi sektor publik, yaitu: IPSAS. PSAK
45, SAP, SPKN.
B. Saran
Sebaiknya pemerintah terus menggali dan mengevaluasi kelemahan-kelemahan dalam
pengelolaan, regulasi maupun standar sektor publik, karena hal ini menyangkut kepada
kepentingan orang banyak yaitu masyarakat. Dan penulis berharap para pembaca bisa
menggali ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya.
Daftar Pustaka

Andayani, Dkk. (2007) Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta : UT


Bastian, Indra, Akuntansi Sektor Publik : Suatu Pengantar, 2010,  Erlangga, Jakarta.

Collins English Dictionary. 2012. “Definition of Refugium”. HarperCollins. Tersedia pada


https://www.collinsdictionary.com.
Handajani, L. 2010. Mengagas “Akuntansi Publik Terintegrasi pada Organisasi Sektor
Publik. Jurnal akuntansi MUltiparadigma, 1(1): 1-14.

Fitriyani, D. 2014. Balanced Scorecard: Alternatif Pengukuran Kinerja Organisasi Sektor


Publik. Jurnal Cakrawala Akuntansi. 6(1): 16-31.

Inayati, N. I. 2018. Implementasi Pengukuran KInerja Pada Organisasi Sektor Publik.


Jurnal Unpad. 1-12.

International Public Sector Accounting Standars (IPSAS).

Nordiawan, Deddi. 2006. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta:Salemba Empat

Rowan Jones and Maurice Pendlebury. Public Sector Accounting. Sixth Edition, 2010. Prentice
Hall.

Yuesti, A., Dewi, N.L.P.S, Pramesti, I. G. A. Ebook Akuntansi Sektor Publik,2020. CV.Noah
Aletheia: Bali Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai