S.K.M., M.Sc
Kontak antara agen Jalur yang Cara masuknya agen ke Proses masuknya Proses
dan batas terluar dilalui oleh agen agen melalui masuknya agen
(permukaan) dari dari sumber dalam reseptor setelah permukaan terluar
hingga pajanan tanpa melewati
reseptor dalam adanya kontak (ingesti, absorption
mencapai inhalasi, dermal) melewati absorption
durasi tertentu. reseptor barrier barrier
Variability
Perbedaan dalam atribut karena keragaman atau heterogenitas; variabilitas tidak dapat
dikurangi dengan pengukuran atau penelitian lanjutan, meskipun bisa dikarakterisasikan
lebih baik
Deteministik Probabilistik
Tier 2 (tingkat adaptif) penilaian risiko dilakukan dengan konsis pajanan yang merefleksikan
kondisi local, dan dapat diinkorporasikan melalui tahapan identifikasi bahaya dan penialian
pajanan. Kondisi pajanana didapatkan dari hasil pemantauan rutin yang dilakukan untuk
tujuan regulasi atau lainnya.
Sumber: WHO IPCS 2021
TIERED APPROACH
Tier 3 (tingkat modelling atau
berdasarkan studi lapangan)
melibatkan karakterisasi pajanan
secara kuantitatif kondisi melalui
pengukuran atau pemodelan, dan
selebihnya sama dengan
pendekatan pada Tier 2 penilaian.
Penilaian Tier 3 memerlukan
desain dan pelaksanaan penilaian
pajanan kuantitatif, dalam banyak
situasi, penilaian pajanan terdiri
dari survei.
Tier 4 (de novo) berlaku untuk bahan kimia yang belum dilakukan evaluasi sifat toksikologi belum dilakukan
penelusuran rute pajanan baru, mungkin melibatkan peninjauan data asli atau pembuatan informasi baru
mengenai sifat berbahaya dari suatu bahan kimia, serta pengukuran atau pemodelan pendekatan untuk
penilaian kuantitatif pajanan yang khusus untuk kondisi lokal. Tier 4 secara umum berada diuar
ruang lingkup toolkit WHO dan membutuhkan teknik yang lebih advanced.
Sumber: WHO IPCS 2021
Rafika Oktivaningrum
Hazard Identification and S.K.M., M.Sc
• Formulasi masalah adalah proses yang mempertimbangkan kebutuhan dan jenis dari
penilaian yang dilakukan, ruang lingkup, kedalaman penilaian, dan waktu serta sumber
daya yang tersedia untuk mencapai tujuan risk management
• Tahapan ini mengidentifikasi fokus dari penilaian yang dilakukan (contoh: satu bahan kimia,
atau beberapa bahan kimia dan identifikasi dari bahan kimia melalui CAS number),
menentukan pendekatan yang akan digunakan sesuai dengan situasi yang akan dinilai.
• Komunikasi antara risk assessor dan risk manager, bersama dengan stakeholder,
merupakan aspek penting dari perumusan masalah, untuk memastikan bahwa penilaian
risiko memenuhi kebutuhan dan ekspektasi risk manager dan stakeholder.
• Identifikasi bahaya dilanjutkan dengan karakterisasi bahaya dan tahap penilaian pajanan,
tahapan ini saling melengkapi dan terhubung, meskipun penilaian pajanan mungkin terjadi
sebelum atau bersamaan dengan identifikasi bahaya.
• Tahapan identifikasi bahaya menilai apakah stressor memiliki potensi untuk menyebabkan
dampak merugikan bagi kesehatan manusia.
• Output pada tahapan ini adalah deskripsi dari bahaya kesehatan yang didapatan dari
berbagai informasi yang tersedia secara internasional serta identifikasi dari bahan kimia
melalui CAS number.
Sumber: WHO IPCS, 2021
HAZARD IDENTIFICATION
• Untuk penilaian Tier 1 hingga 3,
setelah bahan kimia
teridentifikasi, potensi bahaya
bahan kimia tersebut dapat
ditentukan dari data ilmiah
internasional yang sudah
direview, umumnya data dari studi
toksikologi atau epidemiologi.
• Secara umum, bahan kimia
diklasifikasikan menurut bahaya
kesehatan manusia yang
ditimbulkannya, seperti iritasi dan
sensitisasi, atau efek neurologis,
perkembangan, reproduksi,
kardiovaskular, dan karsinogenik.
• Dosis → jumlah zat yang diberikan pada satu waktu. Dosis merupakan jumlah toksikan/kg
berat badan organisme hidup (hewan/manusia).
• Dosis dapat diartikan sebagai pengukuran dari pajanan lingkungan atau jumlah substances
yang diberikan dalam periode waktu tertentu.
• Total dose → jumlah zat yang diberikan kepada seseorang selama periode waktu tertentu
atau dalam beberapa dosis individu.
• Hal ini menjadi sangat penting ketika mengevaluasi racun kumulatif
• Fractionating dari total dosis biasanya menurunkan kemungkinan bahwa total dose dapat
menyebabkan toksisitas
Contoh: 30 mg strychnine yang tertelan sekaligus bisa berakibat fatal bagi orang dewasa
sedangkan 3 mg strychnine yang tertelan setiap hari selama 10 hari tidak dianggap
sebagai dosis yang fatal.
• Satuan yang digunakan dalam toksikologi pada dasarnya sama dengan yang digunakan
dalam kedokteran. Gram (g) adalah satuan standar, namun karena sebagian besar pajanan
dalam jumlah yang lebih kecil, miligram (mg) biasanya digunakan.
Sumber: U.S. National Library of Medicine
DOSE –RESPONSE RELATIONSHIP
Berat Badan
Salah satu cara untuk membandingkan keefektifan dosis dan toksisitasnya adalah dengan
menilai jumlah zat yang diberikan sesuai dengan berat badan. Pengukuran dosis yang umum
adalah mg/kg yang merupakan singkatan dari mg bahan per kg berat badan.
Waktu dan Unit
Aspek waktu menjadi penting jika pajanan terjadi selama bberapa hari terjadi secara kronik, unit
yang umum digunakan adalah unit dosis mg/kg/day (ingesti dan dermal) dan mg/m3 untuk
pajanan inhalasi. Unit yang lebih umum digunakan biasanya dalam fraksi yang lebih kecul, yaitu
microgram (µg) karena bahan dapat bersifat toksik dalam kuantitas yang sangat kecil.
Konsentrasi
Satuan pajanan lingkungan dinyatakan sebagai jumlah xenobiotik dalam satu satuan media,
yang dapat berupa cairan, padat, atau udara. Konsentrasi adalah jumlah suatu zat yang
ditemukan dalam suatu bahan atau media seperti air, udara, tanah, makanan, darah, rambut,
urin, atau napas.
• RfD secara umum diekrpesikan dalam unit mg/kg berat badan per hari : mg/kg/day
(ingesti dan dermal). Untuk pajanan melalui jalur inhalasi, terminologi yang digunakan
adalah RfC yang mengacu pada konsentrasi pajanan di udara dengan unit mg/m3.
• Reference dose (RfD) adalah dosis oral atau dermal yang berasal dari NOAEL, LOAEL
atau BMDL yang dibagi dengan uncertainty factor (UFs) atau safety factor
• Uncertainty Factor (UFS) memperhitungkan variabilitas dan ketidakpastian yang
tercermin dalam kemungkinan perbedaan antara hewan uji dan manusia (umumnya 10
kali lipat atau 10x) dan variabilitas dalam populasi manusia (umumnya 10x lagi);
UF dikalikan bersama: 10 x 10 = 100x
• Jika LOAEL digunakan, faktor ketidakpastian lain, umumnya 10x, juga digunakan. Dengan
tidak adanya data toksisitas kunci (durasi atau efek kunci), faktor ketidakpastian
tambahan juga dapat digunakan.
𝑁𝑂𝐴𝐸𝐿 (𝐿𝑂𝐴𝐸𝐿 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐵𝑀𝐷𝐿)
𝑅𝑓𝐷 =
𝑈𝐹𝑠
• Population based
Pendekatan berbasis populasi memberikan informasi tentang konteks pajanan yang
lebih luas untuk populasi terpilih, termasuk variabilitas dalam populasi tersebut atau
variabilitas intrapersonal. Data input mewakili populasi yang diminati, variabilitas dan
korelasi antar variabel, dan memperhitungkan non-linearitas dalam kondisi pajanan.
• Probabilistic
Pendektaan probabilistik menggunakan distribusi statistik sebagai input (analitikal),
melakukan karakterisasi dari kondisi atau probabilitas yang berhubungan dengan
penggunaan distribusi tertentu. Pendekatan probabilistik lebih baik dalam
menjelaskan uncertainty dan variability dalam variable input. Hasil penilaian pajanan
menggunakan pendekatan probabilistik adalah distribusi statistik perkiraan pajanan
atau dosis untuk reseptor.
Sumber: Guideline for Human Exposure Assessment,
USEPA (2019)
APPROACHES FOR EXPOSURE ASSESSMENT-
STRESSOR EVALUATION
• Single Chemical
Sebagian besar penilaian pajanan dilakukan untuk melakukan evaluasi single-pathway dan
single-chemical dari poin estimasi pajanan. Namun, hal ini tidak dapat menggambarkan kondisi
real-world dari pajanan.
• Aggregate
Pendekatan ini melakukan penjumlahan atau agregat dari pajanan yang dialami individu oleh
agen tertentu dari berbagai sumber dan jalur pajanan. Penilaian pajanan dengan metode ini
dapat memberikan estimasi kualitatif dan kuantitaif dari kombinasi pajanan individu (atau
populasi tertentu).
• Cumulative
Pendekatan ini memberikan gambaran mengenai tingkat pajanan dari berbagai bahan kimia
dari berbagai jalur dan rute pajanan. Pendekatan ini bisa menjadi sangat kompleks dan
membutuhkan berbagai informasi terkait data epidemiologi dan toksikologi, jalur pajanan
lengkap, diferensial dari pajanan dan kontak dengan media dan sumber polutan.
Sumber: Guideline for Human Exposure Assessment,
USEPA (2019)
CALCULATION OF EXPOSURE-INGESTION
𝑪 × 𝑰𝑹 × 𝑬𝑭 × 𝑬𝑫
𝑨𝑫𝑫 =
𝑩𝑾 × 𝑨𝑻
ADD Average Daily Dose mg/kg/day
C Concentration, konsentrasi kontaminan pada media (mg/L, mg/gr)
IR Ingestion Rate, laju asupan atau konsumsi (L/hari untuk minuman),
g/hari makanan)
EF Exposure Frequency, frekuensi pajanan (hari/tahun)
ED Exposure Duration, durasi pajanan (tahun), menggunakan data real
time atau proyeksi nilai default residensial 30 tahun
BW Body Weight, berat badan (kg)
AT Averaging Time, rerata periode waktu, risiko non karsinogen
AT=EDx365 hari/tahun, penilaian risiko kronis (karsinogenik), life time
average daily dose (LADD) dikalkulasikan dengan menggunakan nilai
AT=70 tahun x 365 hari/tahun
𝑫𝑨𝒆𝒗𝒆𝒏𝒕 = 𝑲𝒑 × 𝑪 × 𝒕
Objectives
Estimate risk for cancer and
non cancer
GENERAL ROADMAP OF RISK ASSESSMENT
Sebuah fasilitas industri mengeluarkan polusi berupa benzene ke udara. Setelah dilakukan
pengukuran benzene pada udara ambien dilokasi kerja dan wilayah pemukiman penduduk
di lokasi tersebut diketahui konsentrasi pajanan adalah 0.02 mg/m3 (lokasi kerja) dan 0.01
mg/m3 (pemukiman). Seorang pekerja di lokasi industri tersebut bekerja selama 5 hari
dalam 1 minggu sepanjang tahun dengan waktu cuti selama 1 bulan (lama kerja 6 tahun).
• Tentukan tingkat pajanan kronis dari laki-laki pekerja pada lokasi industri tersebut.
• Tentukan tingkat pajanan penduduk di sekitar fasilitas industri tersebut.
• Lakukan estimasi risiko terhadap efek non-karsinogenik untuk pekerja dan penduduk.
• Lakukan estimasi risiko terhadap efek karsinogenik untuk pekerja dan penduduk.
ASSIGNMENT
Pada suatu pemukiman dilakukan pengukuran terhadap kualitas suplai air minum dan
ditemukan konsentrasi toluene 50 mg/L. Seorang wanita telah tinggal di pemukiman
tersebut selama 50 tahun. Namun, setiap hari jumat hingga minggu, Wanita tersebut
tinggal dirumah orang tuanya di kota lain dan setiap musim panas berlibur selama dua
bulan di luar negeri. Tentukan tingkat pajanan dan estimasi risiko dari pajanan toluene
yang ada pada air minum wanita tersebut?