Anda di halaman 1dari 6

Nama : Slamet Riyadi, Amd. Kes.

NPM : 19410051P
TUGAS MATRIKULASI EPIDEMIOLOGI

SOAL
Penelitian dilakukan pada 80 akseptor KB dimana ada 60 orang akseptor pil dan 20 akseptor
kondom. Hasil peneltian menunjukkan 10 yang mengalami oesteoporosis dini yaitu 8 akseptor
pil & sisanya akseptor kondom.
A. Berapakah CI oesteoporosis dini pada akseptor?
B. Berapakah CI oesteoporosis dini pada akseptor pil?
C. Berapakah CI oesteoporosis dini pada akseptor kondom?

JAWABAN :
A. Berapakah CI oesteoporosis dini pada akseptor?

10
𝑥100% = 12,5%
80

B. Berapakah CI oesteoporosis dini pada akseptor pil ?

8
𝑥100% = 13,3%
60

C. Berapakah CI oesteoporosis dini pada akseptor kondom ?

2
𝑥100% = 10%
20
SOAL

No Provinsi Jumlah Jumlah ibu Jumlah Proporsi


Penduduk hamil Ibu
diperiksa hamil
HIV Positif
HIV

1 Aceh 5.189.500 13.301 6


2 Jambi 3.515.000 9.323 122
3 Sumatera 8.267.000 31.163 69
Selatan

4 Lampung 8.289.600 44.607 34


5 Bengkulu 1.934.300 7.492 2

6 Papua Barat 915.400 10.350 143

A. Hitung proporsi ibu hamil yang positif HIV !


B. Langkah pencegahan (program, kebijakan) apa yang bisadilakukan agar ibu hamil tidak
tertular HIV/AIDS?
JAWABAN :
A.
No Provinsi Jumlah Jumlah ibu Jumlah Proporsi
Penduduk hamil Ibu
diperiksa hamil
HIV Positif
HIV

1 Aceh 5.189.500 13.301 6 0.045%

Rumus :
6
𝑥 100% = 0.045%
13301
2 Jambi 3.515.000 9.323 122 1.3%

Rumus :
122
𝑥 100% = 1.3%
9323
3 Sumatera 8.267.000 31.163 69 0.2%
Selatan
Rumus :
69
𝑥 100% = 0.2%
31163
4 Lampung 8.289.600 44.607 34 0.076%

Rumus :
34
𝑥 100% =0.076%
44607

5 Bengkulu 1.934.300 7.492 2 0.026%

Rumus :
2
𝑥 100% =0.026%
7492

6 Papua Barat 915.400 10.350 143 1.38%

Rumus :
143
𝑥 100% =1.38%
10350
B. Langkah pencegahan (program, kebijakan) apa yang bisa dilakukan agar ibu hamil tidak
tertular HIV/AIDS?

1. Pencegahan Penularan HIV pada Perempuan Usia Reproduksi


Langkah dini yang paling efektif untuk mencegah terjadinya penularan HIV pada ibu
hamil adalah dengan pencegahan primer yaitu mencegah perempuan usia reproduksi tertular
HIV. Pendekatan pencegahan primer juga bertujuan untuk mencegah penularan HIV dari ibu
ke bayi secara dini, bahkan sebelum terjadinya hubungan seksual. Hal ini berarti mencegah
perempuan muda pada usia reproduksi, ibu hamil dan pasangannya untuk tidak terinfeksi
HIV.
Kegiatan yang dapat dilakukan untuk pencegahan primer antara lain sebagai berikut.
1. KIE tentang HIV-AIDS dan kesehatan reproduksi, baik secara individu atau kelompok
dengansasaran khusus perempuan usia reproduksi dan pasangannya.
2. Dukungan psikologis kepada perempuan usia reproduksi yang mempunyai perilaku atau
pekerjaan berisiko dan rentan untuk tertular HIV (misalnya penerima donor darah,
pasangan dengan perilaku/pekerjaan berisiko) agar bersedia melakukan tes HIV.
3. Dukungan sosial dan perawatan bila hasil tes positif.

2. Mencegah Kehamilan Tidak Direncanakan pada Perempuan dengan HIV


Perempuan dengan HIV dan pasangannya perlu merencanakan dengan seksama sebelum
memutuskan untuk ingin punya anak. Perempuan dengan HIV memerlukan kondisi khusus
yang aman untuk hamil, bersalin, nifas dan menyusui, yaitu aman untuk ibu terhadap
komplikasi kehamilan akibat keadaan daya tahan tubuh yang rendah; dan aman untuk bayi
terhadap penularan HIV selama kehamilan, proses persalinan dan masa laktasi. Perempuan
dengan HIV masih dapat melanjutkan kehidupannya, bersosialisasi dan bekerja seperti biasa
bila mendapatkan pengobatan dan perawatan yang teratur. Mereka juga bisa memiliki anak
yang bebas dari HIV bila kehamilannya direncanakan dengan baik. Untuk itu, perempuan
dengan HIV dan pasangannya perlu memanfaatkan layanan yang menyediakan informasi
dan sarana kontrasepsi guna mencegah kehamilan yang tidak direncanakan.
a. Meningkatkan akses ODHA ke layanan KB yang menyediakan informasi dan sarana
pelayanan
b. kontrasepsi yang aman dan efektif.
c. Memberikan konseling dan pelayanan KB berkualitas tentang perencanaan kehamilan
dan pemilihan metoda kontrasepsi yang sesuai, kehidupan seksual yang aman dan
penanganan efek samping KB.
d. Menyediakan alat dan obat kontrasepsi yang sesuai untuk perempuan dengan HIV.
e. Memberikan dukungan psikologis, sosial, medis dan keperawatan.

3. Mencegah Penularan HIV dari Ibu ke Bayi


1. Layanan antenatal terpadu termasuk tes HIV
2. Menegakkan diagnosis HIV
3. Pemberian terapi antiretroviral (untuk HIV) ke ibu hamil
4. Konseling persalianan dan KB pasca persalianan.
5. Konseling menyusui dan pemberian makanan bagi bayi dan anak, serta KB.
6. Konseling pemberian profilaksis ARV dan kotrimoksazol pada anak.
7. Persalinan yang aman dan pelayanan KB pasca persalinan.
8. Pemberian profilaksis ARV pada bayi.
9. Memberikan dukungan psikologis, sosial dan keperawatan bagi ibu selama hamil,
bersalin dan bayinya

4. Dukungan Psikologis, Sosial, Medis dan Perawatan


Ibu dengan HIV memerlukan dukungan psikososial agar dapat bergaul dan bekerja
mencari nafkah seperti biasa. Dukungan medis dan perawatan diperlukan untuk
mencegah terjadinya komplikasi akibat penurunan daya tahan tubuh. Dukungan tersebut
juga perlu diberikan kepada anak dan keluarganya.
Dukungan Psikososial
Pemberian dukungan psikologis dan sosial kepada ibu dengan HIV dan
keluarganya cukup penting, mengingat ibu dengan HIV maupun ODHA lainnya
menghadapi masalah psikososial, seperti stigma dan diskriminasi, depresi, pengucilan
dari lingkungan sosial dan keluarga, masalah dalam pekerjaan, ekonomi dan pengasuhan
anak. Dukungan psikososial dapat diberikan oleh pasangan dan keluarga, kelompok
dukungan sebaya, kader kesehatan, tokoh agama dan masyarakat, tenaga kesehatan dan
Pemerintah. Bentuk dukungan psikososial dapat berupa empat macam, yaitu:
 dukungan emosional, berupa empati dan kasih sayang;
 dukungan penghargaan, berupa sikap dan dukungan positif;
 dukungan instrumental, berupa dukungan untuk ekonomi keluarga;
 dukungan informasi, berupa semua informasi terkait HIV-AIDS dan seluruh
layanan pendukung, termasuk informasi tentang kontak petugas
kesehatan/LSM/kelompok dukungan sebaya.

Dukungan Medis dan Perawatan

Tujuan dari dukungan ini untuk menjaga ibu dan bayi tetap sehat dengan
peningkatkan pola hidup sehat, kepatuhan pengobatan, pencegahan penyakit
oportunis dan pengamatan status kesehatan.
Dukungan bagi ibu meliputi:
 pemeriksaan dan pemantauan kondisi kesehatan;
 pengobatan dan pemantauan terapi ARV;
 pencegahan dan pengobatan infeksi oportunistik;
 konseling dan dukungan kontrasepsi dan pengaturan kehamilan;
 konseling dan dukungan asupan gizi;
 layanan klinik dan rumah sakit yang bersahabat;
 kunjungan rumah.

Penyuluhan yang diberikan kepada anggota keluarga meliputi:


 cara penularan HIV dan pencegahannya
 penggerakan dukungan masyarakat bagi keluarga.

Anda mungkin juga menyukai