Epidemiologi sebagai suatu ilmu yang berkembang dari waktu ke waktu, dimana perkembangan tersebut
dilatarbelakangi oleh beberapa hal :
1. Tantangan zaman di mana terjadi perubahan masalah dan perubahan pola penyakit.
Di masa lalu (zaman Jhon Snow) epidemiologi mengarahkan dirinya untuk masalah penyakit infeksi dan
wabah. Dewasa ini terjadi perubahan pola penyakit kearah penyakit tidak menular dan epidemiologi tidak
hanya dihadapkan masalah penyakit semata, tetapi hal-hal lain yang berkaitan langsung atau tidak
langsung dengan penyakit/kesehatan serta masalah non kesehatan.
Pengetahuan klinik kedokteran berkembang begitu pesat di samping perkembangan ilmu-ilmu lainnya
seperti biostatistik, administrasi, ilmu perilaku. Perkembangan ilmu ini juga merupakan angin segar untuk
perkembangan epidemiologi.
Beberapa kalangan professional kesehatan masyarakat melihat epidemiologi sebagai sebuah ilmu
pengetahuan. Dan lainnya menganggap epidemiologi sebagai sebuah metoda lebih dari sebagai ilmu
pengetahuan murni saja. Epidemiologi metode investigasi yang digunakan untuk menggunakan mendeteksi
penyebab atau sumber dari sebuah penyakit, sindrom, kondisi, atau risiko yang dapat menyebabkan merasa
sakit, luka, cacat, atau mati pada populasi manusia atau grup.
1. Menemukan faktor agen, host, dan environment yang menyebabkan penyakit, dan menyediakan
ilmu untuk mencegah penyakit, luka dan promosi kesehatan.
2. Menentukan kepentingan relative penyebab suatu penyakit, kecacatan dan kematian, dan lainnya untuk
menetapkan prioritas untuk riset dan pelaksanaanya.
3. Mengidentifikasi bagian dari populasi yang mempunya risiko besar dari penyebab spesifik suatu
penyakit, dan lainnya untuk mengindikasikan aksi yang mungkin diarahkan sewajarnya.
4. Mengevaluasi keefektifan suatu program dan pelayanan kesehatan untuk meningkatkan kesehatan suatu
populasi.
1. Hipocrates (460-377 SM) disebut juga sebagai bapak ilmu kedokteran. Dia sangat berkontribusi dalam
kesehatan masyarakat karena dialah yang pertama kali memberikan catatan tentang epidemiologi.
Hipocrates melakukan observasi tentang penyebab dan penyebaran penyakit di populasi yang ternyata
lebih cermat daripada observasi tentang penyembuhan dari penyakit. Hipocrates memberikan nasihat
kepada orang-orang untuk mempelajari kesehatan, menyajikan wawasan tentang efek musim-musim tiap
tahunnya., panas dan dingin dari angin. Dan juga memperhatikan sumber air.Atas observasinya itulah ia
mendapat pengakuan sebagai orang pertama yang memperkenalkan epidemiologi. Dia menulis tiga buku
yaitu, Epidemic II, Epidemic II, dan On Airs, Waters, and Places.
2. Thomas Sydenham (1624-1689), lulusan kedokteran Oxford. Pada awalnya dia tidak praktik sebagai
dokter, tapi militer bagian administrasi. Setelah mendapat lisensi kesehatan, maka mulailah ia berbicara
tentang pendekatan empiris dan penellitian tertutup suatu penyakit. Dr Sydenham menulis secara detail
tentang penyakit yang telah dia teliti tanpa mengikuti teori tradisional tentang penyakit. Dari proses
penelitian tersebut dia mampu mengidentifikasi dan mengakui perbedaan penyakit-penyakit. Sydenham
telah mempubliskan penelitiannya dalam sebuah buku pada tahun 1676 yang berjudul “Observationes
Medicae”. Satu dari pekerjaan besar Sydenham adalah mengklasifikasikan Fever Plaguing
London pada tahun 1660 dan tahun 1670, kemudian Sydenham membaginya kedalam tiga level atau
kelas demam yaitu; continued, intermittent, and smallpox.
3. John Graunt (1620-1674). Pada tahun 1603 di London sebuah laporan sistematis tentang kematian telah
dimulai dan disebut dengan “Bills of Mortality”. Ini adalah suatu kontribusi besar untuk tetap melaporkan
populasi dan memulai aspek epidemiologi yaitu statistic yang vital.Menggunakan data dan informasi yang
telah dia kumpulkan, Graunt menulis sebuah buku: Natural and Political Observations Made
Upon the Bills of Mortality. Dari the Bills of mortality Graunt memastikan informasi penting
epidemiologi seperti: seseorang mempunyai kemunkinan yang lebih banyak untuk mati muda daripada
mati tua, laki-laki lebih cepat mati daripada wanita, dan sebagainya. Dia juga membagi mati dalam dua
tipe yaitu; 1. akut dan 2.kronis.
4. James Lind. Pada tahun 1700 ada sebuah penelitian yang mengatakan hilangnya laki-laki dalam sebuah
populasi lebih banyak disebabkan oleh penyakit daripada perang. Seperti epidemiolog lainnya, Lind
dalam tulisannya “A Treatise of the Scurvy in Three Part, Containing an Inquairy into
the Nature, Cause and Cure of That Disease, Together with a Critical and
Chronological View of What Has been Published on The Subject,” difokuskan pada
penyakit di populasi. Di meneliti efek waktu, tempat, cuaca dan makanan pada penyebaran
penyakit.Kontribusi dalam bidang epidemiologi yang disumbangkan Lind cukup banyak. Dia
memerhatikan dengan kejadian penyakit di kelompok besar dari manusia. Lind tidak hanya berpartisipasi
diidentifikasi efek makanan pada penyakit, tetapi membuat observasi klinis, menggunakan design
eksperimen, menanyakan tentang epidemiologi klasik, observasi perubahan populasi dan pengaruhnya
pada penyakit, dan mempertimbangkan sumber penyebab, tempat, waktu dan musim.
5. Bernardino Ramazzini (1633-1714). Ramazzini tertarik pada masalah-masalah kedokteran, dan bukan
studi tentang teori-teori kuno tentang obat. Ramazzini tiba di lingkungan pekerja, dia mencoba bercakap-
cakap dengan para pekerja. Ia diberitahu oleh pekerja bahwa jika seseorang terus bekerja pada lingkungan
itu maka akan menjadi buta. Ramazzini memeriksa mata para pekerja setelah mereka bekerja dan
menemukan mereka terjadi kemerah-merahan pada mata dan remang-remang.Akhirnya dia mulai menulis
buku tentang pengaruh area pekerjaan terhadap kesehatan pekerja dan menyajikan dengan direlasikan
dengan implikasi epidemiologi. Buku itu berjudul „The Disease of Workers” dan telah diselesaikan
pada tahun 1690 tetapi tidak di publis hingga 1703. Ramazzini juga disebut sebagai bapak atau penemu
dari kesehatan pekerja.
a. Epidemiologi Klasik dari tahun 1830-1940
1. Pierre Louis (1787-1872) yang memperkenalkan metode numeric dalam bidang kedokteran dan
menghasilkan statistic.
2. William Farr (1807-1883), memperkenalkan sistem nasional, mencatat penyebab kematian. Setelah
mekanisme itu berjalan maka mekanisme tersebut dapat menyajikan data yang sangat banyak dan
mulailah Farr menganalisis data tersebut, membuat teknik tabel dan prosedur untuk standarisasi. Dia juga
berperan dalam membangun sebuah klasifikasi penyakit untuk keperluan statistic untuk nasional maupun
internasional.
3. Jhon Snow (1813-1858). Snow yang paling terkenal sebagai pelopor di bidang epidemiologi. Di bagian
akhir karirnya, Dr Snow menyelenggarakan dua investigasi penting tentang kolera. Bagian karir
epidemiologi Snow mempelajari perjangkitan kolera di SoHo district London di Broad Street Area. Akhir
karirnya pada epidemiologi, Snow mempelajari epidemic, dimana dia membandingkan angka rata-rata
kematian dari kolera dengan sumber air dari perusahaan air yang berbeda di London. Lambeth Water
Company dan the Southwark and Vauxhal Water Company. Menyadari bahwa faktor umum di antara
korban adalah penggunaan komunal tertentu pompa air. Snow langsung menanganinya dan akhirnya
wabah kolera pun mereda.
4. Louis Pasteur (1822-1895) seorang ahli kimia dari perancis, yang tidak berprofesi sebagai dokter, telah
diterima di akademi kedokteran perancis untuk pekerjaanya di bidang mikrobiologi. Pasteur membedakan
dirinya sebagai seorang ilmuwan dan orang yang berkontribusi pada dunia kesehatan dan kesehatan
masyarakat. Pasteur telah mengidentifikasi penyebab penyakit rabies dan penyakit perussak lainnya.
Dengan kemampuan yang luar biasa dalam bidang mikrobiologi dia tertantang untuk menaklukan
anthrax.
5. Robert Koch sebelumnya pada tahun 1876, setelah anthrax berhasil ditunjukkan bentuk batang dari
bakteri dan mendemonstrasikan daur hidup dari bakteri. Pasteur dan Koch berhasil menghubungkan
tujuan mikroba dengan penyakit dan membawa pengakuan untuk kota mereka.
Tahap dimana epidemiologi mendapatkan masukan dari dua jalur yaitu pertukaran epidemiologi dan
kedokteran klinis.
1. Doll dan Hill (1950) mereka menggunakan desain kasus-kontrol untuk mendeskripsikan dan menguji
hubungan antara merokok dengan kanker paru-paru.
2. Frances dkk (1950) sangat banyak bentuk pemeriksaan lapangan dari vaksin Poliomyelitis di sekolah-
sekolah anak.
3. Dawber dkk (1955) menggunakan desain kohort untuk mempelajari faktor risiko dari penyakit
kardiovaskuler di Framingham Heart Study.
1. Investigasi penyakit akut: sistem investigasi tekanan empiris, biologi, dan lingkungan/manipulasi host.
3. Statistik : metode ilmiah hitungan dan pengukuran dan uji hipotesis. Pada tahun 1960 banyak ahli
epidemiologi yang menggunakan metode ini
4. Ilmu pengetahuan social : investigasi terhadap perilaku manusia dengan hubungannya pada timbulnya
penyakit dan metode pengumpulan data.
5. Ilmu pengetahuan computer : pada penyakit darurat atau kronik epidemiologi memerlukan kemampuan
untuk menangani jumlah data besar dan menampilkan analisis yang kompleks.
6. Ilmu pengetahuan managerial : prinsip mengatur untuk kemahiran mengolah data kolaborasi penelitian,
dan pengaturan pemeriksaan klinis
7. Genomics : publikasi pertama pada tahun 2001 dengan ditandai draft sekuens genom manusia.
Penyelidikan secara intensif sedang dilakukan untuk mengidentifikasi kerentanan penyakit gen, gen
lingkungan, interaksi dengan interaksi.