Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Puji syukur khadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya.
Shalawat serta salam tidak lupa tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Pratikum Rekam Medis 1 yang dilaksanakan di PIKSI
GANESHA HOSPITAL

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang telah membantu dalam
pembuatan Laporan Pratikum Rekam Medis 1 ini, Semoga amal baik yang telah diberikan dapat
diterima oleh Allah SWT, Kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr.K. Prihartono AH.,Drs.,S.Sos.,S.Kom.,MM selaku Direktur Politeknik Piksi


Ganesha
2. Ibu Sali Setiati, A.md Perkes., S.ST.,M.M Selaku ketua prodi Rekam Medis dan
Informasi Kesehatan Piksi Ganesha Bandung
3. Ibu Leni Herfianti, S.ST.,MIK.,M.M Selaku pembimbing pratikum laboratorium yang
telah mebimbing kami dalam menjalani kegiatan PKRM 1
4. Ibu Vera Dwi astuti,S.ST.RMIK.,M.M.,CHRA Selaku pembimbing pratikum
laboratorium yang telah mebimbing kami dalam menjalani kegiatan PKRM 1

Laporan ini telah disusun dengan semaksimal mungkin. Penulis mengharapkan semoga
laporan ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi penulis pada khususnya serta
pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan penulisa-penulisan selanjutnya.

Bandung, 6 September 019

Tim Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rekam Medis adalah berkas yang berisikan informasi tentang identitas pasien, anamnesis
(riwayat medis seseorang), penentuan fisik laboratorium, pengobatan, diagnosa segala pelayanan
dan tindakan medik yang di berikan kepada pasien. Rekam medis digunakan sebagai acuan pada
saat pasien itu berobat kembali
Tenaga kesehatan akan mengalami kesulitan dalam melakukan tindakan atau terapi
apabila belum mengetahui sejarah penyakit, tindakan atau terapi yang pernah diberikan kepada
pasien yang terdapat didalam berkas rekam medis. Hal ini penting dalam berkas rekam medis
adalah ketersediaannya saat dibutuhkan dan kelengkapan pengisiannya. Selai itu juga sebagai
sumber data pada bagian rekam medis dalam pengolaan data yang kemudian akan menjadi
informasi yang berguna bagi pihak manajemen dalam menentukan langkah-langkah strategis
untuk pengembangan pelayanan kesehatan. Untuk itu dalam makalah ini akan di bahas segala hal
mengenai Rekam Medis
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana Pelaksanaan Pendaftaran di PIKSI GANESHA HOSPITAL?
b. Bagaimana Pelaksanaan Assembling, Indeksing, Filling di PIKSI GANESHA
HOSPITAL?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui cara pelaksanaan pendaftaraan pasien baru dan pasien lama
b. Untuk mengetahui cara pelaksanaan Assembling, Indeksing, Filling
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Rumah Sakit

Menurut Undang-undang RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayan kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

Menurut Permenkes No. 1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah


Sakit adalah suatu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan yang menyeediakan eawat inap dan
rawat jalan yang memberikan pelayanan kesehatan jangka pendek dan jangka panjang yang
terdiri dari observasi, diagnostik, teraupetik, dan rehabiliatif untuk orang-orang menderita sakit,
cedera dan melahirkan sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan
kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk tenaga kesehatan dan penelitian

2. 2 Piksi Ganesha Hospital

Didirikan pada tahun 2017 atas gagasan kepala progam studi Rekam Medis dan
Informatika Kesehatan bersama mahasiswa DDT-40/17 dan disahkan oleh Bpk. H. K. Prihartono
AH.,Drs.,S.Sos.,S.Kom.,M.M. Rumah sakit ini beralamat di Jl.Jend Gatot Subroto 301,
Bandung. Bertempat di gedung B Fakultas kesehatan lantai 2

2. 3 Rekam medis

Menurut Edna K Huffman “Rekam medis adalah berkas yang menyatakan


siapa,apa,mengapa, dimana, kapan dan bagaimana pelayanan yang diperoleh seorang pasien
selama dirawat atau menjalani pengobatan”. Sedangkan apabila dilihat dari peraturan mentri
kesehatan atau Permenkes No.749a/Menkes!Per/XII/1989“Rekam medis adalah berkas yang
berisi catatan dan dokumen mengenai identitas pasien, hasil pemeriksaan ,pengobatan, tindakan
dan pelayanan lainnya yang diterima pasien pada sarana kesehatan, baik rawat jalan maupun
rawat.
menurut Permenkes No. 269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah berkas yang
berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan,
danpelayanan yang telah diberikan kepada pasien.Rekam medis harus berisikan paling tidak
catatan keadaan tubuh dan kesehatan, termasuk data tentang identitas dan data medis seorang
pasien itu adalah syarat minimal suatu catatan medis dikatakan sebagai rekam medis yang sah.
Tetapi secara ideal rekam medis haruslah juga mencatat mengenai serangkaian tindakan medis
yang harus dilakukan atau dilalui oleh pasien sehingga pasien tersebut mendapatkan diagnosa
ataupun tindakan medis.

2.4 Proses Pengolahan Rekam Medis


Pengolahan data dilakukan sesuai dengan uraian tugas dan tanggung jawab bagian
Rekam Medis dimana Bagian Rekam Medis berkewajiban untuk membuat laporan-laporan rutin
mengenai kegiatan rumah sakit. pengolahan data melalui beberapa tahapan, yaitu :

1. Pendaftaran
Proses pendaftaran pasien adalah awal dari keseluruhan proses rekaman medis atau
disinilah pelayanan pertama kali yang diterima oleh seorang pasien saat tiba di rumah
sakit, dalam proses pendaftaran inilah pasien mendapat kesan yang baik ataupun tidak
baik dari suatu pelayanan dari rumah sakit. Oleh karena it, pada sistem pendaftaran ini
petugas harus bersikap ramah, ramah, sopan, tertib dan bertanggung jawab agar pasien
merasa diperhatikan dan dilayani dengan baik.
2. Penomoran
Menurut DEPKES, 1997 Penomoran rekam medis pasien di instalasi pelayanan
kesehatan disimpan menurut nomor, yaitu nomor pasien masuk (admission number). Ada
3 macam sistem pemberian nomor pasien masuk yang umumnya dipakai yaitu :

a. Pemberian nomor secara seri (serial numbering system)


Dengan sistem ini setiap pasien mendapat nomor baru setiap kunjungan
rumah sakit. Jika pasien telah berkunjung 3x, maka pasien akan mendapat 3
nomor. Sedang rekam medisnya dismpan di berbagai tempat sesuai nomor yang
diperolehnya.
b. Pemberian nomor secara unit (unit numbering system)
Sistem ini memberikan 1 unit rekam medis baik kepada pasien berobat
jalan maupun pasien rawat inap. Saat pasien pasien berkunjung pertama kali ke
rumah sakit akan diberi 1 nomor yang akan dipakai selamanya untuk kunjungan
seterusnya, sehingga rekam medis pasien tersebut tersimpan dalam berkas di
bawah 1 nomor.
c. Pemberian nomor secara seri unit (serial unit numbering system)
Sistem nomor ini merupakan gabungan antara sistem seri dan sistem unit.
Setiap pasien berkunjung ke rumah sakit , diberikan 1 nomor baru, tetapi rekam
medisnya yang dahulu digabungkan dan disimpan di dalam nomor yang paling
baru. Apabila 1 rekam medis lama diambil dan dipindahkan tempatnya ke nomor
yang baru, di tempat yang lama harus diberi penunjuk (outguide) yang
menunjukkan kemana rekam medis tersebut dipindahkan.

3. Penataan Rekam Medis (assembling)


Setiap berkas Rekam Medis yang kembali ke bagian rekam medis dilakukan
perakitan dengan cara disusun setiap lembaran– lembarannya, di cek kelengkapan
setiap lembarannya. Apabila ditemukan lembaran rekam medis yang tidak lengkap
terutama dalam pengisian diagnosa pasien dan paraf akan dikembalikan kembali oleh
petugas rekam medis ke poliklinik atau bagian keperawatan untuk dilengkapi.
 Penataan berksa Rekam Medis Rawat jalan
Penataan berkas rekam medis rawat jalan meliputi:

a. Pembatas poliklinik
b. Lembar dokumen pengantar
c. Lembaran poliklinik
d. Hasil pemeriksaan penunjang
4. Pemberian Kode (Koding)
Fungsi pengkodean bertanggung jawab terhadap penemuan dan penulisan kode
penyakit, dan operasi yang tertulis pada dokumen rekam medis berdasarkan kode
yang telah ditetapkan pada ICD-10 dan ICD-9cM. Nomor kode tersebut berfungsi
untuk pengindeksan yang diperlukan dalam pengolahan data yang dikelompokkan
berdasarkan indeks tersebut sebagai awal dari analisis data yang dilaksanakan oleh
fungsi pelaporan (reporting).
5. Indeksing
Indeksing adalah membuat tabulasi sesuai dengan kode yang sudah dibuat
kedalam indeks-indeks. Kegiatan indek di Rumah Sakit Umum Mitra Anugrah
Lestari sudah terprogram didalam database komputer, indeks yang digunakan
meliputi indeks pasien, indeks penyakit, indeks dokter, dan indeks kematian.
6. Analisis Ketidaklengkapan
Pengisiaan/pencatatan rekam medis ada kemungkinan besar terjadi tidak lengkap
atau tidak sesuai dengan ketentuan, hal tersebut disebabkan :

1. Pelaksanaan pendokumentasian dilakukan oleh banyak pemberi pelayanan


kesehatan
2. Rekam Medis diciptakan sebagai aktifitas sekunder mengiringi jalannya
pelayanan pasien, maka pendokumentasiannya bisa saja tidak seakurat dan
selengkap yang ditetapkan /diinginkan
3. Kesibukan seorang dokter, sehingga menulis catatan bisa pada form yang salah
serta terburu-buru sehingga tidak terbaca
4. Seorang perawat yang sibuk melayani panggilan pasien menjadi lupa mencatat
hal-hal yang berkaitan dengan pengobatan pasien yang telah diberikan.

Analisis dari pendokumentasian rekam medis yang telah digunakan (setelah


pasien pulang) baik untuk rawat jalan /UGD maupun rawat inap terdapat tiga jenis
analisis, yaitu :

1. Analisis Kuantitatif
2. Analisis Kualitatif

Untuk melakukan analisis tersebut, perekam medis dipercaya untuk melakukan


analisa baik kuantitatif, kualitatif maupun statistik serta memberitahu kepada petugas
yang mengisi rekam medis apabila ada kekurangan atau inkosistensi yang
mengakibatkan rekam menjadi tidak lengkap atau tidak akurat, kemudian membuat
laporan ketidak lengkapan sehingga dapat ditindak lanjuti untuk diatasi agar rekam
medis menjadi lengkap.

a. Analisis kuantitatif adalah telaah/review bagian tertentu dari isi rekam medis
dengan maksud menemukan kekurangan khusus yang berkaitan dengan
pencatatan rekam medis.

Tujuan Analisis Kuantatif :


1. Menentukan sekiranya ada kekurangan agar dapat dikoreksi dengan segera
pada saat pasien masih dirawat, dan item kekurangan belum terlupakan, untuk
menjamin efektifitas kegunaan isi rekam medis di kemudian hari.
2. Untuk mengidentifikasi bagian yang tidak lengkap yang dengan mudah dapat
dikoreksi dengan adanya suatu prosedur sehingga
3. rekam medis menjadi lebih lengkap dan dapat dipakai untuk pelayanan pada
pasien, melindungi dai kasus hukum, memenuhi peraturan dan untuk analisa
statistik yang akurat.
4. Kelengkapan Rekam medis sesuai dengan peraturan yang ditetapkan jangka
waktunya, perizinan, akreditasi, keperluan sertifikat lainnya
5. Mengetahui hal-hal yang berpotensi untuk membayar ganti rugi

Komponen Analisis Kuantatif :


1. Memeriksa identifikasi pasien pd setiap lebar RM
2. Adanya semua laporan yang penting
3. Review Autentifikasi
4. Review Pencatatan
b. Analisis Kualitatif Adalah suatu review pengisian rekam medis yang berkaitan
tentang kekonsistenan dan isinya merupakan bukti rekam medis tersebut akurat
dan lengkap

Tujuan analisis kualitatif :


1. Membantu dalam memberikan kode penyakit dan tindakan yang lebih spesifik
yang sangat penting untuk penelitian medis, studi administrasi dan untuk
penagihan
2. Meningkatkan kualitas pencatatan, khusunya yang dapat mengakibatkan ganti
rugi pada masa yang akan datang
3. Kelengkapan Informed consent sesuai dengan peraturan
4. Mengingatkan kembali tentang pencattan yang baik dan memperlihatkan
pencatatan yang kurang.

Komponen Analisis Kualitatif :


1. Review Kelengkapan dan kekonsistenan diagnosa
2. Review kekonsistenan pencatatan diagnosa
3. Review pencatatan hal-hal yg dilakukan saat perawatan dan pengobatan
4. Review adanya informed consent yg seharusnya ada
5. Review cara/praktek pencatatan
6. Review hal-hal yang berpotensi menyebabkan tuntutan ganti rugi.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Hasil kegiatan praktik pendaftaran


Tata cara penerimaan pasien yang akan berobat ke poliklnik ataupun ke rumah
sakit, disinilah pelayanan pertama kali yang diterima oleh seorang pasien saat tiba di
rumah sakit, maka dalam tata cara penerimaan inilah seorang pasien mendapatkan kesan
baik ataupun tidak baik dalam pelayanan suatu rumah sakit.

Tata cara melayani pasien dapat dinilai baik jika petugas melakukan sikap :

a. Senyum

b. Salam

c. Sapa

d. Sopan

e. Santun

Fasilitas dan alat yang digunakan pada saat pasien datang berobat adalah :

1. Meja dan kursi untuk penerimaan pasien

2. Alat tulis (pensil dan penghapus)

3. Formulir Rekam Medis Rawat Jalan

4. Sampul Rekam Medis + penjepit

5. KIB (Kartu Identitas Berobat)

6. KIUP (Kartu Indeks Utama Pasien)

7. Buku register dan Bank nomor

8. Bon peminjaman

9. Buku ekspedisi
3.1.1 Praktik pendaftaran Rawat Jalan untuk Pasien Baru.
Pendaftaran pasien baru akan dilaksanakan dengan mengisi formulir
pendaftaran pasien baru untuk mendapatkan data sosial pasien yang akan
dimasukkan dalam komputer. Setiap pasien baru akan memperoleh nomor pasien,
kemudian pasien akan diberi kartu berobat yang harus dibawa setiap kali pasien
tersebut datang kembali untuk berobat kerumah sakit.

Berikut adalah Tata cara pedaftaran pasien rawat jalan untuk pasien baru :

1. Menyapa(selamat pagi/siang/sore, ada yang bisa kami bantu?)


2. Menanyakan pasien baru atau lama (apakah bapak/ibu sudah pernah berobat
di sisni sebelumnya?) jika belum, berarti sebagai pasien baru.
3. Melakukan identifikasi/wawancara dan mencatat pada formulir RM Rawat
Jalan :
a. Nama lengkap pasien
b. Status pasien(sudah menikah atau belum)
c. Tempat tanggal lahir
d. Umur
e. Jenis kelamin
f. Alamat lengkap pasien
g. Pekerjaan
h. Cara masuk(rujukan atau datang atas kemauan sendiri)
i. Cara pembayaran
j. Penanggung jawab
k. Mencatat tanggal berobat
4. Menanyakan tujuan poliklinik apabila pasien tidak tahu, maka petugas
menanyakan keluhan dari pasien dan mengarahkannya sebaiknya ke poliklinik
mana yang sesuai dengan keluhan pasien, selanjutnya mencatat nama
poliklinik di kolom poliklinik.
5. Memberikan/mencatat nomor rekam medis baru dengan cara :
petugas rekam medis melihat nomor terakhir pada bank nomor dengan
melanjutkan nomor selanjutnya dari nomor terakhir atau dengan menambah
nomor dari nomor terakhir.
6. Mencatat nama pasien dan nomor RM pada sampul RM.
7. Mencatat data(nama pasien,Tempat/tanggal lahir, No RM pada KIB).
8. Menyerahkan KIB pada pasien dan mengingatkan kepada pasien agar kartu
berobat tersebut agar selalu dibawa ketika pasien datang kembali ke rumah
sakit tersebut dan menjelaskan pentingnya KIB.
9. Mempersilhakan pasien dan memberitahukan arah/petunjuk menuju poliklinik
yang dituju.
10. Mencatat pada buku register dan pada KIUP
11. Menyimpan KIUP pada lemari yang disimpan secara alphabet.

3.1.2 Praktik pendaftaran pasien Rawat Jalan untuk Pasien Lama


Sedangkan untuk pendaftaran pasien lama, dilakukan dengan mencari
berkas rekam medis pasien sesuai dengan Nomor RM yang tercantum dalam kartu
berobat. Sistem Pendaftaran Pasien Menurut DEPKES, 1997 sistem pendaftaran
merupakan pelayanan pertama kali yang diterima pasien saat tiba di rumah sakit.
Disinilah pasien mendapatkan kesan baik ataupun sebaliknya. Tata cara melayani
pasien dapat dinilai baik bilamana dilaksanakan petugas dengan sikap yang
ramah, sopan, tertib, dan penuh yanggung jawab.

Berikut adalah tata cara penerimaan rawat jalan untuk pasien lama :

1. Menyapa (selamat pagi/siang/sore, ada yang bisa kami bantu?)


2. Menanyakan pasien baru atau lama (apakah bapak/ibu sudah pernah berobat
di sini?)jika sudah berarti sebagai pasien lama.
3. Menanyakan dan meminjam KIB.
4. Menyiapkan Bon peminjaman (surat permohonan peminjaman RM, KIUP dan
buku register (contoh formulir terlampir)
5. Mencatat pada Buku register rawat jalan.
6. Menanyakan poli kunjungan cara pembayaran yang dituju dan mencatatnya
pada buku register rawat jalan.
7. Mencatat data pasien pada bon peminjaman.
8. Mengembalikan/menyerahkan KIB pada pasien dan mengingatkan pada
pasien agar selalu dibawa untuk setiap kali berobat pada rumah sakit tersebut
dan menjelaskan pentingnya KIB.
9. Mempersilahkan pasien dan memberitahukan arah/petunjuk menuju poliklinik
yang dituju
10. Menyerahkan bon peminjaman ke bagian penyimpanan/pengembalian RM
11. Mencari/mengambil KIUP pasien tersebut
12. Mencatat tanggal berobat dan nama poliklinik yang dituju pada KIUP
13. Menyimpan kembali KIUP pada tempatnya

3.2 Hasil kegiatan praktik Assembling


Bagian Assembling yaitu salah satu bagian di unit rekam medis yang berfungsi
untuk menyusun dan merapikan urutan susunan formulir berkas rekam medis sesuai
dengan urutan yang telah ditetapkan sebelum disimpan. Dokumen-dokumen rekam medis
yang telah diisi oleh unit pencatat data rekam medis.
Assembling dibagi menjadi 2, yaitu :

3.2.1 Assembling Sebelum


Kegiatan merakit, menyusun formulir rekam medis yang kosong dan
menyimpannya ke sampul rekam medis, sehingga rekam medis siap digunakan.
Berikut formulir-formulir rekam medis:
1. Rawat Jalan

 Formulir Rekam Medis rawat jalan


 Lembar konsultasi dokter
 Hasil pemeriksaan lab dan radiologi

2. Rawat Inap

a. UMUM

 Ringkasan masuk dan keluar


 Lembar pasien masuk
 Anamnesa
 Pemeriksaan Jasmani Umum (1)
 Pemeriksaan Jasmani Umum (2)
 Instruksi dokter
 Resume
 Lembaran grafik
 Catatan harian perawat
 Catatan perkembangan
 Catatan poliklinik
 Rekaman asuhan keperawatan
 Resume ringkasan keluar
 Lembar konsultasi
 Penempelan hasil tindakan lab dan radiologi
 Surat pengantar pulang
 Surat pernyataan pulang paksa
 Daftar obat

b. PERSALINAN

 Ringkasan masuk dan keluar


 Lembar PKBRS
 Lembar pasien masuk
 Anamnesa
 Pemeriksaan Jasmani Umum (1)
 Pemeriksaan Jasmani Umum (2)
 Instruksi dokter
 Resume
 Lembaran grafik
 Catatan harian perawat
 Catatan perkembangan
 Catatan poliklinik
 Rekaman asuhan keperawatan
 Resume ringkasan keluar
 Lembar konsultasi
 Penempelan hasil tindakan lab dan radiologi
 Pelaporan Persalinan
 Surat pengantar pulang
 Surat pernyataan pulang paksa
 Daftar obat

c. BAYI BARU LAHIR

 Ringkasan masuk dan keluar


 Lembar pasien masuk
 Anamnesa anak
 Pemeriksaan Jasmani Umum (1)
 Pemeriksaan Jasmani Umum (2)
 Instruksi dokter
 Resume
 Lembaran grafik
 Catatan harian perawat
 Catatan perkembangan
 Catatan poliklinik
 Rekaman asuhan keperawatan
 Resume ringkasan keluar
 Lembar konsultasi
 Penempelan hasil tindakan lab dan radiologi
 Grafik Bayi baru lahir
 Surat pengantar pulang
 Surat pernyataan pulang paksa
 Daftar obat

d. BEDAH

 Ringkasan masuk dan keluar


 Lembar pasien masuk
 Anamnesa
 Pemeriksaan Jasmani Umum (1)
 Pemeriksaan Jasmani Umum (2)
 Instruksi dokter
 Resume
 Lembaran grafik
 Catatan harian perawat
 Catatan perkembangan
 Catatan poliklinik
 Rekaman asuhan keperawatan
 Resume ringkasan keluar
 Lembar konsultasi
 Surat persetujuan pemeriksaan,pengobatan dan tindakan
 Surat peryataan penolakan
 Persetujuan operasi umum
 Laporan operasi
 Penempelan hasil tindakan lab dan radiologi
 Surat pengantar pulang
 Surat pernyataan pulang paksa
 Daftar obat
3.2.2 Assembling setelah
rekam medis digunakan baik dari rawat jalan maupun dari UGD dan rawat
inap, yaitu menyusun kembali formulir-formulir rekam medis sesuai dengan
urutannya, merapikan dan memperbaiki

baik sampul maupun formulir rekam medis, kemudian dilakukan


pemeriksaan kelengkapan pengisian rekam medis, sehingga diharapkan rekam
medis disimpan sudah dalam keadaan lengkap dan rapih serta siap digunakan lagi.
Untuk memudahkan penyusunan formulir-formulir rekam medis khusus rawat
inap dapat disusun berdasarkan kode atau halaman yang ada pada setiap formulir.
Untuk penentuan penyusunan kode/halaman sebelumnya harus ditentukan dulu
informasi apa yang akan disimpan di awal atau dijadikan halaman pertama dan
seterusnya sampai informasi terakhir rekam medis.
3.3 Hasil Kegiatan Praktik Indeksing
Indesk adalah daftar kata atau istilah penting yang disusn dengan tata
cara/kebijakan suatu institusi penyelnggara kesehatan baik secara maunual maupun
elektronik, yang bertujuan agar memudahkan dalam pencarian kembali kata atau istilah
tersebut.

Indeks dalam rekam medis terdiri dari :

1. indeks alamat
2. indeks dokter
3. indeks penyakit
4. indeks operasi
5. indeks kematian

3.3.1 Indeks Wilayah/Alamat


Indeks wilayah/alamat berisi alamat/wilayah pasien yang pernah berobat
ke rumah sakit.tujuan nya unutk menggetahui berapa banyak pasien yang
beralamat sama dan berobat di institusi pelayanan kesehatan yang sama. Data
yang perlu dimasukan dalam indeks alamat di Piksi Ganesha Bansung Hospital
meliputi :

1. Nomor rekam medis


2. Nama pasien
3. Umur dan jenis kelamin
4. Waktu berobat (tanggal, bulan, tahun)
3.3. 2 Indeks Dokter
Indeks dokter adalah indeks tentang nama dokter yang melayani pasien di
institusi pelayanan kesehatan fungsi dari indeks dokter ini adalah untuk
mengevaluasi kinerja dokter dalm menghitung angka kredit guna promosi dan
demosi dokter berdasarkan kinerjanya.
Indeks dokter di Piksi Ganesha Bansung Hospital berisi :
1. Nomor rekam medis
2. Nama pasien
3. Polikelinik
4. Umur dan jenis kelamin
5. Tanggal kumjungan
6. Diagnosa
7. Keterangan

3.3.3 Indeks penyakit


Indeks penyakit disusun berdasarkan sistem klasiikasi penyakit yang
digunakan yaitu ICD 10. Pada umumnya indeks penyakit dapat memberikan
rincian guna melengkapi keperluan laporan medis dan statistik. Data yang perlu
dimasukan dalam indeks penyakit.
Di Piksi Ganesha Bansung Hospital meliputi :
1. Nomor rekam medis
2. Nama pasien
3. Tanggal masuk
4. Umur dan jenis kemalin
5. Jenis kunjungan
6. Diagnosa komplikasi dan kode ICD-nya ( bila ada )
7. Dokter yang mengangani
8. Tindakan lanjut perawatan
9. Keterangan :
- Hidup → H
- Mati → M > 48 → (+) 48
- Mati → M < 48 → (+)

3.3.4 Indeks Operasi


Indeks operasi atau indeks tindakan adalah indeks tentang tindakan medis
tertentu yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter). ketentuan penulisan
adalah satu kartu yang sama untuk satu jenis tindakan dan setiap tindakan yang
ditulis dalam indeks operasi tersebut harus disertai kode tindakan berdasarkan
ICOPIM dan ICD 9 CM. Data yang perlu dimasukan dalam indeks oprasi di Piksi
Ganesha Bansung Hospital meliputi :
1. Nomor rekam medis
2. Nama pasien
3. Umur dan jenis kelamin
4. Unit rawat jalan atau rawat inap (Beri tanda () pada salah sesuai jenis unit)
5. Tanggal oprasi
6. Oprator (dokter yang melakukan tindakan)
7. UPF/SMF (Unit pelayanan fungsional/Staf medis fungsional)
8. Jenis oprasi (Kh, B, S, K, D)
- Kh : Khusus
- B : Besar
- S : Sedang
- K : Kecil
- D : Darurat
Beri tanda () pada salah sesuai jenis oprasi.

9. Pasien keluar
- Hidup → H
- Mati → M > 48
- Mati → M < 48
Beri tanda () pada salah sesuai jenis keluar.

10. Operasi lain meliputi nama oprasi dan ICPM (jika ada )
3.3.5 Indeks Kematian
Indeks kematian yaitu indeks tentang sebab kematian penyakit tertentu
sebagai hasil pelayanan pasien di institusi pelayanan kesehatan. Ketentuan
penulisan indeks kematian, adalah setiap sebab kematian menggunakan satu kartu
yang sama dan harus diserta kode penyakit dari sebab kematian tersebut. dibuat
untuk memudahkan pekerjaan petugas penginputan dan Digunakan untuk
menyusu laporan sebab kematian (mortalitas). Data yang perlu dimasukan dalam
indeks kematian di Piksi Ganesha Bansung Hospital meliputi :
1. Nomor rekam medis
2. Nama pasien
3. Alamat lengkat pasien
4. Umur dan jenis kelamin
5. Tanggal masuk
6. Tanggal meninggal
- Meninggal < 48 jam atau
- Meninggal < 48 jam
Beri tanda () pada salah satu jenis menggal di atas bedasar jam meninggal
nya
7. Diagnosa
8. Diagnosa komplikasi (jika ada)
9. Penyebam kematian
10. Kode ICD
11. Ruangan
12. Kelas
13. Dokter yang menangani
14. Saat melakukan praktik di Piksi Ganesha Bansung Hospital tidak ada kendala
dalam mengisi indeks kematian.
3.4 Hasil kegiatan Filing

3.4.1 Penyimpanan
Penyimpanan rekam medis di bejakan menjadi dua yaitu sentralisai dan
desentralisasi.
Sentralisasi adalah penyimpanan berkas rekam medis seorang pasien dalam satu
kesatuan baik catatan-catatan kunjungan poliklinik maupun catatan-catatan
selama seorang pasien dirawat. Sedagkan desentralisasi terjadi pemisahan antara
rekam medis poliklinik dengan rekam medis penderita dirawat. Berkas rekam
medis rawat jalan dan rawat inap disimpan di tempat penyimpanan yang terpisah.

Cara penyimpanan yang digunakan di Piksi Ganesha Bandung Hospital


menggunakan penyimpanan sentralisasi. Dari segi cara penyimpanannya hal
tersebut sudah sesuai menurut departemen kesehatan RI mengenai Pedoman
Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia yang
menyatakan bahwa berkas rekam medis sebaiknya menggunakan sistem
sentralisasi karena secara teori cara sentralisasi lebik baik dari pada desentralisasi
sehingga berkas rekam medis tersimpan dalam satu kesatuan.

Dan untuk tempat penyimpanan di Piksi Ganesha Bandung Hospital di


simpan dalam ‘ROLL O PACK’ di satu ruangan yang sama. Di setiap rak pada
roll o’pack dapat menampung sekitar……rekam medis dan tedapat ….rak pada
ROLL O PACK di Piksi Ganesha Bandung Hospital.

3.4.2 Peminjaman
Peminjaman rekam medis dilakukan oleh Instalasi Rawat Jalan, Instalasi
Rawat Inap, dan peminjaman untuk penelitian atau kepentingan perawatan pasien.
Sarana yang di gunakan di Piksi Ganesha Bandung Hospital untuk peminjam
rekam medis adalah Bon peminjaman, out guide dan buku ekpedisi.

Prosedur peminjaman yang di lakukan di Piksi Ganesha Bandung Hospital yaitu :


1) Petugas peminjaman rekam medis harus membuat bon peminjaman rangkap 3.
Satu untuk di rekam medis itu sendiri, satu di out guide dan satu lagi di
simpan di tempat penyimpanan sebagai bukti.
2) Setiap rekam medis yang keluar haruslah diganti menggunakan out guide
sebagai penanda bahwa rekam medis tersebut sedang dipinjam.
3) Lalu petugas juga harus mengisi buku ekspedisi guna mengetahui perjalanan
rekam medis yang keluar.

3.4.3 Pengembalian
Menurut dirjen yanmed (1997;108) seorang yang menerima dan
meminjam rekam medis berkewajiban untuk mengembalikan dalam keadaan baik
dan tepat waktu 2×24 jam setelah pasien keluar dari rumah sakit.
Mengingat pentingnya kegunaan rekam medis dan keterlambatan
pengembalian berkas rekam medis akan memepersulit tindakan atau kegiatan
bagian unit fungsional rumah sakit yang bersangkutan. Keterlambatan berkas
rekam medis yang berlarut adalah salah satu menyebabkan hilangnya berkas
tersebut.

3.5 Hasil kegiatan Praktik Penjajaran


Penjajaran adalah sistem penataan rekam medis dalam suatu sekuens yang khusus
agar rujukan dan pengambilan kembali (retrieve) menjadi mudah dan cepat. Dokumen
rekam medis yang disimpan kedalam rak penyimpanan tidak ditumpuk melainkan
disusun berdiri sejajar satu dengan yang lain.
Ada 3 cara Sistem Penjajaran Berkas Rekam Medis :
1) Alfabetik
2) Alfanumerik
3) Numerik :
a. Sistem nomor langsung / straight numerical filing
b. Sistem angka akhir / terminal digit filing
c. Sistem angka tengah/ middle digit filing
Sistem pejajaran yang gunakan di Piksi Ganesha Bandung Hospital yaitu Sistem
terminal atau angka akhir. Hal itu cukup mempermudah kami dalam melaksanakan
penyimpanan dan pengambilan berkas rekam medis karna kami hanya perlu
memperhatikan 2 (dua) angka akhir saja dalam memasukkan rekam medis kedalam rak.
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Dari hasil praktikum semester II tahun 2019 Piksi Ganesha Hospital bahwa kami telah
mendapatkan materi praktik sebanyak 5 materi yang diantaranya yaitu : Pendaftaran, Assembling,
Analisis, Indeksing, dan Pengambilan dan Penyimpanan ( Filling ).

Dengan adanya pratikum ini semoga mahasiswa dapat bekal untuk bekerja nanti

4.2 SARAN
berkas RM yang ada di Roll O pack sebaiknya lebih dirapihkan agar memudahkan kita
saat praktikum pengambilan dan pemyimpanan (Filling)
Lampiran

1. RUANG FILING
2. Ruang KIUP
3. Ruang Pendaftaran
DAFTAR PUSTAKA

SK Dirjen. Pelayanan Medik Depkes RI. 2006

Depkes RI. Permenkes No.269/MENKES/PER/III.2008

Huffman, EK. 1999. Translation in Health Information Management. Padang: Jenifer Coffer, RRA.
Apikes Dharma Lambaw.

Anda mungkin juga menyukai