PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
a. Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui defenisi penyakit tetanus
2. Untuk mengetahui epidemiologi penyakit tetanus
1
3. Untuk mengetahui hubungan penjamu, bibit penyakit dan lingkungan
penyakit tetanus
4. Untuk mengetahui perjalanan penyakit tetanus
5. Untuk mengetahui pencegahan penyakit tetanus
b. Tujuan umum
1. Bagaimana riwayat alamiah perjalanan penyakit?
2. Apa saja komponen terjadinya penyakit?
3. Definisi Penyakit Tetanus
BAB II
PEMBAHASAN
2
Jika ditinjau proses yang terjadi pada orang sehat, menderita penyakit dan
terhentinya penyakit tersebut dikenal dengan nama riwayat alamiah perjalanan
penyakit (natural history of disease) terutama untuk penyakit infeksi.
Riwayat alamiah suatu penyakit adalah perkembangan penyakit tanpa campur
tangan medis atau bentuk intervensi lainnya sehingga suatu penyakit berlangsung
secara natural.
Manfaat riwayat mempelajari alamiah perjalanan penyakit :
Untuk diagnostik : masa inkubasi dapat dipakai pedoman penentuan jenis
penyakit, misal dalam KLB (Kejadian Luar Biasa)
Untuk Pencegahan : dengan mengetahui rantai perjalanan penyakit dapat dengan
mudah dicari titik potong yang penting dalam upaya pencegahan penyakit.
Untuk terapi : terapi biasanya diarahkan ke fase paling awal. Pada tahap
perjalanan awal penyakit, adalah waktu yang tepat untuk pemberian terapi, lebih
awal terapi akan lebih baik hasil yang diharapkan.
TAHAPAN
1. Tahap Pre-Patogenesa
Pada tahap ini telah terjadi interaksi antara pejamu dengan bibit
penyakit. Tetapi interaksi ini masih diluar tubuh manusia, dalam arti bibit
penyakit berada di luar tubuh manusia dan belum masuk kedalam tubuh pejamu.
Pada keadaan ini belum ditemukan adanya tanda tanda penyakit dan
daya tahan tubuh pejamu masih kuat dan dapat menolak penyakit. Keadaan ini
disebut sehat.
2. Tahap Patogenesa
a. Tahap Inkubasi
1) Tahap inkubasi adalah masuknya bibit penyakit kedalam tubuh
pejamu, tetapi gejala- gejala penyakit belum nampak.
2) Tiap-tiap penyakit mempunyai masa inkubasi yang berbeda, ada
yang bersifat seperti influenza, penyakit kolera masa inkubasinya
hanya 1- 2 hari, penyakit Polio mempunyai masa inkubasi 7 - 14
hari, tetapi ada juga yang bersifat menahun misalnya kanker paru-
paru, AIDS dan sebagainya.
3) Jika daya tahan tubuh tidak kuat, tentu penyakit akan berjalan terus
yang mengakibatkan terjadinya gangguan pada bentuk dan fungsi
tubuh.
3
4) Pada suatu saat penyakit makin bertambah hebat, sehingga timbul
gejalanya. Garis yang membatasi antara tampak dan tidak
tampaknya gejala penyakit disebut dengan horison klinik.
b. Tahap Penyakit Dini
1) Tahap penyakit dini dihitung mulai dari munculnya gejala-gejala
penyakit, pada tahap ini pejamu sudah jatuh sakit tetapi sifatnya masih
ringan. Umumnya penderita masih dapat melakukan pekerjaan sehari-
hari dan karena itu sering tidak berobat. Selanjutnya, bagi yang datang
berobat umumnya tidak memerlukan perawatan, karena penyakit masih
dapat diatasi dengan berobat jalan.
2) Tahap penyakit dini ini sering menjadi masalah besar dalam kesehatan
masyarakat, terutama jika tingkat pendidikan penduduk rendah, karena
tubuh masih kuat mereka tidak datang berobat, yang akan
mendatangkan masalah lanjutan, yaitu telah parahnya penyakit yang di
derita, sehingga saat datang berobat sering talah terlambat.
c. Tahap Penyakit Lanjut
Apabila penyakit makin bertambah hebat, penyakit masuk dalam tahap
penyakit lanjut. Pada tahap ini penderita telah tidak dapat lagi melakukan
pekerjaan dan jika datang berobat, umumnya telah memerlukan perawatan.
d. Tahap Akhir Penyakit
Perjalanan penyakit pada suatu saat akan berakhir. Berakhirnya perjalanan
penyakit tersebut dapat berada dalam lima keadaan, yaitu :
4
tidak hanya membahayakan diri pejamu sendiri, tetapi juga masyarakat
sekitarnya, karena dapat menjadi sumber penularan.
g. Pekerjaan.
5
Pada manusia juga memiliki karakteristik yang sangat berpengaruh seperti
jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), usia (tua, muda, anak-anak), dll. Semua
itu berpengaruh terhadap timbulnya penyakit.
Unsur pejamu secara umum dapat dibagi dalam doa kelompok yaitu :
2. Agent
Segala flora dan fauna yang berada di sekitar manusia yang antara lain
meliputi :
b. Lingkungan fisik
c. Lingkungan sosial
7
Semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistem
organisasi. Serta instusi/peraturan yang berlaku bagi setiap individu yang
membentuk masyarakat tersebut. Lingkungan sosial ini meliputi :
Suatu penyakit (menular) tidak hanya selesai setelah membuat seseorang sakit,
tetapi cenderung untuk menyebar setelah menyelesaikan riwayat pada suatu
rangkaian. kejadian sehingga seseorang jatuh sakit, pada saat yang sama penyakit
bersama dengan kumannva dapat berpindah dan menyebar kepada orang
lain/masyarakat.
a. Pencemaran makanan
e. Polusi suara
9
Suara yang ditimbulkan oleh mobil, mesin, sepeda motor, suara orang.
seseorang menjadi cepat marah dan sukar untuk berkonsentrasi.
Penyebab majemuk
Telah banyak bukti empirik dan keyakinan teoritik bahwa pada umumnya
penyakit memiliki Lebih dari satu penyebab, bukan bersifat tunggal. Faktor-faktor
penyebab ini dikelompokkan dalam 4 kelompok, yaitu :
3. Faktor Pendorong, seperti: paparan yang berulang, beban kerja yang erat.
Manfaat riwayat alamiah dari penyakit diperoleh beberapa informasi penting yaitu :
Masa inkubasi atau masa latent, masa atau waktu yang diperlukan selama
perjalanan suatu penyakit untuk menyebabkan seseorang jatuh sakit.
Kelengkapan keluhan (symptom) yang menjadi bahan informasi dalam
menegakkan diagnosis.
Lamanya dan beratnya keluhan dialami oleh penderita.
Kejadian penyakit menurut musim (season) kapan penyakit itu Lebih frekuan
kejadiannya.
Kecenderungan lokasi geografis serangan penyakit sehingga dapat dengan
mudah di deteksi lokasi kejadian penyakit.
10
Sifat-sifat biologis kuman patogen sehingga menjadi bahan informasi untuk
pencegahan penyakit, khususnya untuk pembunuhan kuman penyebab.
11
Tetanus membuat kejang otot tidak terkendali, kadang-kadang disebut kejang
mulut. Dalam kasus yang berat, otot-otot yang digunakan untuk bernapas bisa kejang,
menyebabkan kekurangan oksigen ke otak dan organ lain yang mungkin bisa
mengakibatkan kematian.
Penyakit pada manusia adalah hasil dari infeksi luka dengan spora bakteri
Clostridium tetani. Bakteri ini menghasilkan toksin tetanospasmin yang bertanggung
jawab untuk menyebabkan tetanus. Tetanospasmin mengikat saraf motorik yang
mengontrol otot, memasuki akson (filamen yang memanjang dari sel-sel saraf), dan
perjalanan dalam akson sampai mencapai tubuh saraf motorik di sumsum tulang
belakang atau otak (proses transportasi intraneuronal disebut retrograde). Kemudian
toksin bermigrasi ke dalam sinaps (ruang kecil antara sel-sel saraf penting untuk
transmisi sinyal di antara sel saraf) di mana ia mengikat ke terminal saraf presynaptic
dan menghambat atau menghentikan pelepasan neurotransmitter inhibisi tertentu
(glisin dan asam gamma-aminobutyric).
Karena saraf motorik tidak memiliki hambat sinyal dari saraf lainnya, sinyal
kimia pada saraf motorik dari otot semakin intensif, menyebabkan otot untuk
memperketat kontraksi terus-menerus atau kejang. Jika tetanospasmin mencapai
aliran darah atau pembuluh limfatik dari situs luka, dapat disimpan di banyak terminal
presynaptic berbeda sehingga efek yang sama pada otot lain.
1) Agent
12
Tetanus disebabkan oleh infeksi bakteri Clostridium
tetani. Clostridium tetanimarupakan bakteri berbentuk batang lurus,
langsing, berukuran panjang 2-5 mikron dan lebar 0,4-0,5 mikron. Bakteri
ini membentuk eksotoksin yang disebut tetanospasmin. Kuman ini terdapat
di tanah terutama tanah yang tercemar tinja manusia dan binatang, seperti
kotoran kuda, domba, sapi, anjing, kucing, tikus, dan babi. Clostridium
tetanitermasuk bakteri gram positif, anaerobic (tidak dapat bertahan hidup
dalam kehadiran oksigen), berspora, dan mengeluarkan
eksotoksin. Costridium tetani menghasilkan 2 eksotosin yaitu tetanospamin
dan tetanolisin. Tetanospamin-lah yang dapat menyebabkan penyakit
tetanus, sedangkan untuk tetanolisin belum diketahui dengan jelas
fungsinya. Perkiraan dosis mematikan minimal dari kadar toksin
(tenospamin) adalah 2,5 nanogram per kilogram berat badan atau 175
nanogram untuk 70 kilogram (154lb) manusia.
Clostridium tetani tidak menghasilkan lipase maupun lesitinase, tidak
memecah protein dan tidak memfermentasi sakarosa dan glukosa juga tidak
menghasilkan gas H2S. Menghasilkan gelatinase, dan indol positif.
Spora dari Clostridium tetani resisten terhadap panas dan bahan kimia,
seperti etanol, phenol, dan formalin. Sporanya juga dapat bertahan pada
autoclave pada suhu 249.8F (121C) selama 1015 menit, juga resisten
terhadap phenol dan agen kimia yang lainnya. Spora ini bisa tahan beberapa
bulan bahkan beberapa tahun, jika ia menginfeksi luka seseorang atau
bersamaan dengan benda daging atau bakteri lain, ia akan memasuki tubuh
penderita tersebut, lalu mengeluarkan toksin yang bernama tetanospasmin.
2) Host
Host penyakit tetanus adalah manusia dan hewan, khususnya hewan
vertebrata, seperti kucing, anjing, dan kambing
3) Enviroment
Tetanus merupakan penyakit infeksi yang prevalensi dan angka
kematiannya masih tinggi. Tetanus terjadi di seluruh dunia, terutama di
daerah tropis, daerah dengan cakupan imunisasi DPT
(Diphtheria,Pertussis and Tetanus) yang rendah dan di daerah peternakan.
Tetanus merupakan infeksi berbahaya yang bisa mengakibatkan
kematian yang disebabkan oleh infeksi bakteri Clostridium tetani. Bakteri
ini ditemukan di tanah dan feses manusia dan binatang. Karena itulah,
13
daerah peternakan merupakan daerah yang rentan untuk terjadinya kasus
tetanus.
Pada tahun 2001, diperkirakan 282.000 orang di seluruh dunia
meninggal karena tetanus, yang terbesar terjadi di Asia, Afrika, dan Amerika
Selatan, yang merupakan daerah tropis.
Riwayat Alamiah
Masa inkubasi dan klinis
Masa inkubasi berkisar dari 2 hari sampai sebulan, dengan sebagian besar
(rata-rata) kasus terjadi dalam 14 hari. Pada neonatus, masa inkubasi biasanya 5-14
hari. Secara umum, periode inkubasi pendek berhubungan dengan terkontaminasi
luka, penyakit lebih parah, dan prognosis yang buruk.
Masa inkubasi berkisar antara 3 sampai 21 hari, biasanya sekitar 8 hari.
Semakin pendek masa inkubasi, semakin tinggi peluang kematian, biasanya kurang
14
dari 72 jam. Dalam gejala tetanus neonatorum, biasanya muncul 4-14 hari setelah
kelahiran, rata-rata sekitar 7 hari.
Karakteristik/gejalan klinis tetanus:
1) Kejang bertambah berat selama 3 hari pertama, dan menetap selama 5 -7
hari.
2) Setelah 10 hari kejang mulai berkurang frekwensinya
3) Setelah 2 minggu kejang mulai hilang.
4) Biasanya didahului dengan ketegangaan otot terutama pada rahang dari
leher.
5) Kemudian timbul kesukaran membuka mulut ( trismus, lockjaw ) karena
spasme otot masetter.
6) Kejang otot berlanjut ke kaku kuduk ( opistotonus , nuchal rigidity )
7) Risus sardonicus karena spasme otot muka dengan gambaran alis tertarik
keatas, sudut mulut tertarik keluar dan ke bawah, bibir tertekan kuat .
8) Gambaran Umum yang khas berupa badan kaku dengan opistotonus, tungkai
dengan
9) Eksistensi, lengan kaku dengan mengepal, biasanya kesadaran tetap baik.
10) Karena kontraksi otot yang sangat kuat, dapat terjadi asfiksia dan sianosis,
retensi urin, bahkan dapat terjadi fraktur collumna vertebralis (pada anak).
15
Pada tahap ini, gejala lain yang sering timbul yaitu penderita menjadi
lambat dan sulit bergerak, termasuk bernafas dan menelan makanan. Penderita
mengalami tekanan di daerah dada, suara berubah karena berbicara melalui
mulut atau gigi yang terkatu berat, dan gerakan dari langit-langit mulut menjadi
terbatas.
c. Tahap ketiga
Daya rangsang dari sel-sel saraf otot semakin meningkat, maka
terjadilah kejang refleks. Biasanya hal ini terjasi beberapa jam setelah adanya
kekakuan otot. Kejang otot ini bisa terjadi spontan tanpa rangsangan dari luar,
bisa juga karena adanya rangsangan dari luar, misalnya cahaya, sentuhan,
bunyi-bunyian dan sebagainya. Pada awalnya, kejang ini hanya berlangsung
singkat, tapi semakin lama akan berlangsung lebih lama dan dengan frekuensi
yang lebih sering.
Selain dapat menyebabkan radang otot jantung (mycarditis), tetanus
dapat menyebabkan sulit buang air kecil dan sembelit. Pelukaan lidah, bahkan
patah tulang belakang dapat terjadi akibat adanya kejang otot hebat. Pernafasan
juga dapat terhenti karena kejang otot, sehingga beresiko menyebabkan
kematian. Hal ini disebabkan karena sumbatan saluran nafas, akibat kolapsnya
saluran nafas, sehingga refleks batuk tidak memadai, dan penderita tidak
dapat menelan.
17
terjadi peningkatan cakupan imunisasi TT2+, dari 26% pada tahun 2007 menjadi
42,9% pada tahun 2008, kemudian meningkat lagi menjadi 62,52% pada tahun
2009 (Kemenkes RI. 2009).
Data dari WHO menunjukkan bahwa, dari tahun ke tahun cakupan imunisasi
DTP3 mengalami kenaikan. Semakin tingginya cakupan imunisasi, baik imunisasi
DTP3 maupun TT2, menunjukkan penurunan pada terjadinya kasus tetanus,
tetanus neonatorum.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tetanus adalah suatu toksemia akut yang disebabkan oleh neurotoksin yang
dihasilkan oleh Clostridium tetani ditandai dengan spasme otot yang periodik dan
berat. Tetanus biasanya akut dan menimbulkan paralitik spastik yang disebabkan
tetanospasmin yang merupakan neurotoksin yang diproduksi oleh Clostridium
tetani.Ciri utama dari tetanus adalah kekakuan otot (spasme), tanpa disertai gangguan
kesadaran.
Seorang penderita yang terkena tetanus tidak imun terhadap serangan
berikutnya, artinya dia mempunyai kesempatan yang sama untuk terkena tetanus bila
terjadi luka sama seperti orang lainnya yang tidak pernah di imunisasi. Pencegahan
terhadap tetanus dapat dilakukan dengan pemberian imunisasi aktif, berupa DPT atau
DT, yang diberikan sejak anak berusia 2 bulan.
19
DAFTAR PUSTAKA
Richard F. Edlich, dkk. Management and Prevention of Tetanus. Jurnal (Online). 2003 :
Kiking Ritarwan. Tetanus. Jurnal (Online). 2004 : Diambil dari
John C. Hariding. Clinical Signs are an Interaction of Host, Agent and the Environment.
Jurnal (Online): Diambil dari :http://www.banffpork.ca/proc/2005pdf/BO09-HardingJ.pdf
Departemen Kesehatan Masyarakat, Biro Pengendalian Penyakit Menular. Tetanus. Jurnal
(Online). 2006 : Diambil dari
Slaven, Ellen M., dkk. Infectious Diseases: Emergency Department Diagnosis and
Management. 2007. Mc Graw Hill. USA
20