Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari suatu sistem yang ada di dalam tubuh manusia.
Fisiologi merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari suatu fungsi dari setiap sistem yang
ada dalam tubuh manusia. Jadi anatomi fisiologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari
sistem beserta fungsi dari setiap sistem yang terdapat dalam tubuh manusia. Salah satu sistem
yang terdapat dalam tubuh manusia yaitu sistem muskuloskeletal.
Sistem muskuloskeletal meliputi tulang, persendian, otot, tendon. Struktur tulang dan
jaringan ikat menyusun kurang lebih 25% berat badan. Struktur tulang memberikan
memberikan perlindungan terhadap organ-organ penting dalam tubuh seperti paru-paru, jantung
serta otak. Tulang berfungsi juga memberikan bentuk serta tempat melekatnya otot sehingga
tubuh dapat bergerak, ddisamping itu tulang juga berfungsi sebagai penghasil sel darah merah
dan sel darah putih (tepatnya pada sumsum tulang).
Tubuh manusia tersusun dari 206 macam tulang. Dalam tubuh terdapat empat kategori
tulang yaitu tulang pipih, tulang pendek, tulang panjang, dan tulang tidak beraturan. Masing-
masing tulang dihubungi oleh jaringan yang dinamakan sendi. Sendi berfungsi sebagai
penghububung tulang agar dapat bergerak.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana anatomi dari sistem musculoskeletal ?
2. Bagaimana fisiologi dari sistem musculoskeletal ?

C. TUJUAN
1. Mengetahui anatomi dari sistem musculoskeletal.
2. Mengetahui fisiologi dari sistem musculoskeletal.

BAB II
PEMBAHASAN

A. ANATOMI SISTEM MUSKULOSKELETAL


1. Anatomi Skeletal

1
Sistem skeletal adalah sistem yang terdiri dari tulang (rangka) dan struktur yang
membangun hubungan (sendi) di antara tulang-tulang tersebut. Secara umum fungsi dari
sistem skeletal adalah :
a. Menyediakan bentuk untuk menopang tubuh.
b. Sebagai alat gerak pasif.
c. Melindungi organ-organ internal dari trauma mekanik.
d. Menyimpan dan melindungi sumsum tulang selaku sel hemopoietic (red bone
marrow).
e. Menyediakan tempat untuk menyimpan kelebihan kalsium.
f. Menyimpan lemak (yellow bone marrow).
Tulang-tulang dalam tubuh membentuk sistem rangka. Rangka manusia terdiri dari 206
tulang. Sistem rangka ini bersama-sama menyusun kerangka tubuh. Secara garis besar
rangka manusia yang terdiri dari 206 tulang tersebut dibagi menjadi dua yaitu rangka
aksial (sumbu tubuh) dan rangka apendikuler (anggota tubuh). Ada empat fungsi utama
jaringan tulang :
a. Fungsi mekanik, sebagai penyokong tubuh dan tempat melekat jaringan otot untuk
pergerakan. Otot merupakan alat gerak aktif, sedangkan tulang merupakan alat gerak
pasif.
b. Fungsi Protektif, Melindungi berbagai alat vital dalam tubuh dan juga sumsum
tulang.
c. Fungsi Metabolik, Sebagai cadangan dan tempat metabolisme berbagai mineral yang
penting seperti kalsium dan phospat.
d. Fungsi Hemopetik, berlangsungnya proses pembentukan dan perkembangan sel
darah.
Tulang-tulang yang membentuk system rangka manusia memiliki komposisi yaitu :
1) Matrik yang kaya mineral (70%) yaitu Bone (tulang yang sudah matang)
2) Bahan-bahan organik (30%) yang terdiri dari:
Sel (2%) :
a) Sel Osteoblast : yang membuat matrik (bahan) tulang atau sel pembentuk
tulang.
b) Sel Osteocyte : mempertahankan matrik tulang.
c) Sel Osteoclast : yang menyerap osteoid (95%) (resorbsi) bahan tulang
(matrik) atau sel yang menyerap tulang.
Osteoid (98%) : Matrik (bahan) tulang yang mengandung sedikit mineral
(osteoid atau tulang muda).

Bagian-bagian tulang rangka manusia yaitu sebagai berikut :

2
1. Tulang tengkorak (Cranium) :
Tulang tengkorak berfungsi melindungi otak, organ pendengaran dan organ
penglihatan. Hubungan antar tulang yang terdapat pada tempurung kepala termasuk
jenis suture yaitu tidak ada gerak. Tengkorak tersusun dari :
1) Tulang frontal membentuk dahi, langi-langit rongga nasal, dan langit-langit
orbita (kantong mata).
a) Tulang frontal pada tahap kehidupan embrio terbentuk menjadi dua
belahan yang pada masa kanak-kanak awal berfusi dengan penuh.
b) Arkus supersiliar adalah dua lengkungan yang mencuat dan menyatu
secara medial oleh suatu elevasi halus yang disebut glabela.
c) Tepi supraorbital yang terletak dibawah lengkungan supersiliar dan
membentuk tepi orbita bagian atas. Foramen supraorbital merupakan
jalan masuk arteri dan saraf.
2) Tulang parietal membentuk sisi dan langit-langit kranium.
a) Sutura sagital yang menyatukan tulang kiri dan kanan adalah sendi mati
yang disatukan fibrokartilago.
b) Sutura koronal menyambung tulang parietal ke tulang frontal
c) Sutura lambdoidal menyambung tulang parietal ke tulang oksipital
3) Tulang oksipital membentuk bagian dasar dan bagian belakang cranium.
a) Foramen magnum adalah pintu oval besar yang dikelilingi tulang
oksipital. Foramen ini menghubungkan rongga kranial dengan rongga
spinal.
b) Kondilus oksipital adalah dua prosesus oval pada tulang oksipital yang
dengan berartikulasi vertebra serviks pertama.
4) Tulang temporal membentuk dasar dan bagian sisi dari cranium.
a) Bagian skuamosa, bagian terbesar, merupakan lempeng pipih dan tipis
yang membentuk pelipis. Prosesus zigomatikus menonjol dari bagian
skuamosa pada setiap tulang temporal. Tonjolan tersebut bertemu
dengan bagian temporal dari setiap tulang zigomatikus untuk
membentuk arkus zigomatikus.
b) Bagian petrous terletak di dalam dasar tengkorak dan tidak dapat dilihat
dari samping. Bagian ini berisi stuktur telinga tengah dan telinga dalam.
c) Bagian mastoid terletak di belakang dan di bawah liang telinga. Prosesus
mastoid adalah tonjolan membulat yang mudah teraba di belakang
telinga
d) Bagian timpani terletak disisi inferiorbagian squamosa dan sisi anterior
dari bagian mastoid. Timpani berisi saluran telinga (meatus auditori
3
eksternal dan memiliki prosesus stiloid yang ramping untuk melekat
pada ligamen stiloid.
5) Tulang etmoid adalah struktur penyangga penting dari rongga nasal dan
berperan dalam pembentukan orbita mata.
a) Lempeng plate kribriform membentuk sebagian langit langit rongga
nasal dan terperforasikan untuk jalur saraf olfaktori. Bagian krista galli
(disebut demikian karena kemiripannya dengan jengger ayam jantan)
adalh prosesus halus tringular yang menonjol kedalam rongga kranial
diatas lempeng kribriformis dan berfungsi sebagai tempat perlekatan
perlapis otak.
b) Lempeng perpendikular menonjol kearah bawah disudut kanan lempeng
kribriform dan membentuk bagian septum nasal yang memisahkan dua
rongga nasal.
c) Massa leteral mengandung sel-sel udara atau sinus etmoid tempat
mensekresi mukus.
d) Konka nasal superior dan tengah atau turbinatum. Menonjol secara
medial dan berfungsi untuk memper luas area permukaan rongga nasal.
(konka nasal inferior merupakan tulang tersendiri).
6) Tulang sfenoid berbentuk seperti kelalawar dengan sayap terbentang. Tulang
ini membentuk dasar anterior cranium dan berartikulasi ke arah lateral dengan
tulang temporal dan ke arah anterior dengan tulang etmoit dan tulang frontal.
a) Badan sfenoid memiliki suatu lekukan, sela tursika yang menjadi tempat
kelenjar hipofisis.
b) Sayap besar dan sayap kecil menonjol kearah lateral dari badan tulang.
c) Prosesus pterigoid menonjol kearah inferior dari badan tulang dan
membentuk dinding rongga nasal.
7) Oksikel auditori tersusun dari maleus, inkus, dan stapes (tapal kuda).
Fungsinya dalam proses pendengaran.
8) Tulang nasal, membentuk penyangga hidung dan berarti kulasi dengan septum
nasal.
9) Tulang palatum, membentuk bagian posterior langit-langit mulut, bagian
tulang orbital, dan bagian rongga nasal.
10) Tulang zigmatik (malar), membentuk tonjolan pada tulang pipi, setiap
prosesus temporal berartikulasi dengan prosesus zigomatikus pada tulang
temporal.
11) Tulang maksilar membentuk rahang atas
4
a) Prosesus alveolar, mengandung soket gigi bagian atas
b) Prosesus zigomatikus, memanjang keluar untuk bersatu dengan tepi
infraorbital pada orbital.
c) Prosesus palatines, membentuk bagian anterior pada langit-langit keras.
d) Sinus maksilar, yang kosong sampai kerongga nasal, merupakan bagian
dari empat sinus paranasal.
12) Tulang lakrimal ,berukuran kecil dan tipis, terletak diantara tulang etmoid dan
maksila pada orbita, berisi suatu celah untuk lintasan duktus lakmiral, yang
mengalirkan air mata kerongga nasal.
13) Mandibula adalah tulang tulang rahang bagian bawah.

2. Tulang Belakang (Vertebra) :


Tulang belakang atau yang disebut dengan vertebrae berfungsi menyangga berat
tubuh. Tulang belakang memungkinkan manusia melakukan berbagai macam posisi
dan gerakan misalnya berdiri duduk atau berlari. Tulang belakang terdiri dari beberapa
bagian. Tulang leher ke-1 bersendi dengan tulang kepala belakang (ocipitalis) sehingga
memungkinkan kepala kita dapat mengangguk. Tulang leher ke-2 mempunyai tonjolan
yang bersendi dengan tulang leher ke-1 memungkinkan kepala kita dapat menggeleng.
1) Ada 7 tulang vertebra serviks, 12 vertebra toraks, 5 vertebra lumbal, dan
tulang vertebra sacrum yang menyatu menjadi sacrum dan tiga sampai lima
tulang koksigeal yang menyatu menjadi tulang koksiks.
2) Ke-31 pasang saraf spinal keluar melalui foramina (foramen) intervertebralis
diantara vertebra yang letaknya bersebelahan

3. Tulang Dada (Sternum dan Costae) :


Tulang dada (sternum) dan tulang rusuk (costa) bersama-sama membentuk perisai
pelindung bagi organ-organ penting yang terdapat di dada yaitu paru-paru dan jantung.
1) Tulang sternum
a) Terbentuk dalam tiga bagian: manubrium atas, badan (gladiolus), dan
procesus xiphoideus.
b) Artikulasi manubrium dengan klavikula (tulang kolar) adalah pada
insisura (takik) jugular (suprasternal), yang merupakan salah satu tanda
khas tulang yang mudah di palpasi. Dua takik kostal berartikulasi
dengan kartilago kostal dari tulang iga 1 dan 2 ke arah lateral.
c) Badan tulang membentuk bagian utama sternum. Takik kostal lateral
berartikulasi langsung dengan kartilago kostal tulang iga ke-8 sampai
ke-10.
5
d) Bagian inferior procesus xiphoideus adalah jaringan kartilago.
2) Tulang iga (Costae)
a) 1-7 pasang tulang iga adalah iga sejati dan berartikulasi dengan sternum
disisi anterior.
b) 8-10 pasang tulang iga adalah iga semu. Tulang ini berartikulasi secara
tidak langsung dengan sternum melalui penyatuan kartilago
c) Tulang iga ke-11 dan 12 adalah iga melayang yang tidak memiliki
perletakan disisi anterior.
d) Walaupun sebagian tulang iga memiliki karateristik tersendiri, semua
tulang memiliki beberapa ciri umum yang sama.
e) Bagian kepala dan tuberkel berartikulasi dengan faset dan prosesus
transversus dari vertebra.
f) Bagian leher memiliki permukaan kasar yang berfungsi untuk
perlekatan ligamen.
g) Bagian batang, atau badan, dari tulang iga memiliki permukaan eksternal
berbentuk konveks untuk perlekatan otot dan suatu lintasan kostal untuk
mengakomodasi saraf dan pembuluh darah pada permukaan internal.
h) Tulang iga mengandung sumsum tulang merah, demikian pula dengan
sternum.

4. Tulang Ekstremitas
Ekstremitas atas :
1) Skapula
Skapula merupakan tulang yang terletak di sebelah posterior tulang kostal dan
berbentuk pipih seperti segitiga. Skapula memiliki beberapa proyeksi (spina,
korakoid) yang melekatkan beberapa otot yang berfungsi menggerakkan
lengan atas dan lengan bawah. Skapula berartikulasi dengan klavikula melalui
acromion. Sebuah depresi (cekungan) di sisi lateral skapula membentuk
persendian bola-soket dengan humerus, yaitu fossa glenoid.
2) Klavikula
Klavikula merupakan tulang yang berartikulasi dengan skapula di sisi lateral
dan dengan manubrium di sisi medial. Pada posisi ini klavikula bertindak
sebagai penahan skapula yang mencegah humerus bergeser terlalu jauh.
3) Humerus
Humerus merupakan tulang panjang pada lengan atas, yang berhubungan
dengan skapula melalui fossa glenoid. Di bagian proksimal, humerus memiliki
beberapa bagian antara lain leher anatomis, leher surgical, tuberkel mayor,
6
tuberkel minor dan sulkus intertuberkular. Di bagian distal, humerus memiliki
beberapa bagian antara lain condyles, epicondyle lateral, capitulum, trochlear,
epicondyle medial dan fossa olecranon (di sisi posterior). Tulang ulna akan
berartikulasi dengan humerus di fossa olecranon, membentuk sendi engsel.
Pada tulang humerus ini juga terdapat beberapa tonjolan, antara lain tonjolan
untuk otot deltoid.
4) Ulna
Ulna merupakan tulang lengan bawah yang terletak di sisi medial pada posisi
anatomis. Di daerah proksimal, ulna berartikulasi dengan humerus melalui
fossa olecranon (di bagian posterior) dan melalui prosesus coronoid (dengan
trochlea pada humerus). Artikulasi ini berbentuk sendi engsel, memungkinkan
terjadinya gerak fleksi-ekstensi. Ulna juga berartikulasi dengan radial di sisi
lateral. Artikulasi ini berbentuk sendi kisar, memungkinkan terjadinya gerak
pronasi-supinasi.
5) Radius
Radius merupakan tulang lengan bawah yang terletak di sisi lateral pada
posisi anatomis. Di daerah proksimal, radius berartikulasi dengan ulna,
sehingga memungkinkan terjadinya gerak pronasi-supinasi.
6) Karpal
Tulang karpal terdiri dari 8 tulang pendek yang berartikulasi dengan ujung
distal ulna dan radius, dan dengan ujung proksimal dari tulang metakarpal.
Antara tulang-tulang karpal tersebut terdapat sendi geser. Ke delapan tulang
tersebut adalah scaphoid, lunate, triqutrum, piriformis, trapezium, trapezoid,
capitate, dan hamate.
7) Metakarpal
Metakarpal terdiri dari 5 tulang yang terdapat di pergelangan tangan dan
bagian proksimalnya berartikulasi dengan bagian distal tulang-tulang karpal.
Persendian yang dihasilkan oleh tulang karpal dan metakarpal membuat
tangan menjadi sangat fleksibel. Pada ibu jari, sendi pelana yang terdapat
antara tulang karpal dan metakarpal memungkinkan ibu jari tersebut
melakukan gerakan seperti menyilang telapak tangan dan memungkinkan
menjepit/menggenggam sesuatu. Khusus di tulang metakarpal jari 1 (ibu jari)
dan 2 (jari telunjuk) terdapat tulang sesamoid.
8) Tulang-tulang phalangs
7
Tulang-tulang phalangs adalah tulang-tulang jari, terdapat 2 phalangs di setiap
ibu jari (phalangs proksimal dan distal) dan 3 di masing-masing jari lainnya
(phalangs proksimal, medial, distal). Sendi engsel yang terbentuk antara
tulang phalangs membuat gerakan tangan menjadi lebih fleksibel terutama
untuk menggenggam sesuatu. Tulang-tulang phalangs adalah tulang-tulang
jari, terdapat 2 phalangs di setiap ibu jari (phalangs proksimal dan distal) dan
3 di masing-masing jari lainnya (phalangs proksimal, medial, distal). Sendi
engsel yang terbentuk antara tulang phalangs membuat gerakan tangan
menjadi lebih fleksibel terutama untuk menggenggam sesuatu. Tulang jari
(phalanges). Setiap jari memiliki tiga tulang, yaitu tulang falang proksimal,
medial dan falang distal. Ibu jari hanya memiliki tulang falang proksimal dan
medial.

Ekstremitas bawah :
1) Pelvis
Pelvis terdiri atas sepasang tulang panggul (hip bone) yang merupakan tulang
pipih. Masing-masing tulang pinggul terdiri atas 3 bagian utama yaitu ilium, pubis
dan ischium. Ilium terletak di bagian superior dan membentuk artikulasi dengan
vertebra sakrum, ischium terletak di bagian inferior-posterior, dan pubis terletak
di bagian inferior-anterior-medial. Bagian ujung ilium disebut sebagai puncak
iliac (iliac crest). Pertemuan antara pubis dari pinggul kiri dan pinggul kanan
disebut simfisis pubis. Terdapat suatu cekungan di bagian pertemuan ilium-
ischium-pubis disebut acetabulum, fungsinya adalah untuk artikulasi dengan
tulang femur.
2) Femur
Femur (paha) yaitu tulang terpanjang, terkuat, dan terberat dari semua tulang pada
rangka tubuh. Ujung proksimal femur memiliki kepala yang membulat untuk
berartikulasi dengan asetabulum. Permukaan lembut dari bagian kepala
mengalami depresi, fovea kapitis, untuk tempat perlekatan ligamen yang
menyangga kepala tulang agar tetap di tempatnya dan membawa pembulu darah
ke kepala tersebut. Femur tidak berada pada garis vertical tubuh. Kepala femur
masuk dengan pas ke asetabulum untuk membentuk sudut sekitar 125 derajat dari

8
bagian leher femur dengan demikian, batang tulang paha dapat bergerak bebas
tanpa terhalang pelvis saat paha bergerak. Sudut femoral pada wanita biasanya
lebih miring (kurang dari 125 derajat) karena pelvis lebih lebar dan femur lebih
pendek.
3) Tibia
Tibia adalah tulang medial yang besar;tulang ini membagi berat tubuh dari femur
ke bagian kaki.Bagian kepala tulang tibia melebar ke kondilus medial dan
lateral.Yang berbentuk konkaf untuk berartikulasi dengan kondilus femoral.
Ujung bawah tibia melebar untuk berartikulasi dengan tulang talus pergelangan
kaki.Maleolus medial adalah tonjolan yang membentuk benjolan (mata kaki) pada
sisi medial pergelangan kaki.
4) Fibula
Fibula merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih lateral dibanding
dengan tibia. Di bagian proksimal, fibula berartikulasi dengan tibia. Sedangkan di
bagian distal, fibula membentuk malleolus lateral dan facies untuk artikulasi
dengan tulang-tulang tarsal. Fibula adalah tulang yang paling ramping dalam
tubuh, panjangnya proposional,dan tidak menopang berat tubuh. Kegunaan tulang
ini adalah untuk menambah area yang tersedia sebagai tempat perlekatan otot
pada tungkai.
5) Tarsal
Tulang tarsal menyerupai tulang karpal pergelangan tangan,tetapi berukuran lebih
besar tulang metatarsal juga menyerupai tulang metakarpal tangan,dan falang
pada jari kaki juga menyerupai falang jari tangan. Tulang talus berartikulasi
dengan maleolus medial tibia dan dengan maleolus lateral fibula untuk
membentuk persendian pergelangan kaki.Oleh karena itu,bagian menopang
seluruh berat tungkai,yang tersebar setengah ke bawah ke arah tumit dan setengah
lagi ke depan pada tulang-tulang pembentuk lengkung kaki.
6) Metatarsal
Metatarsal merupakan 5 tulang yang berartikulasi dengan tarsal di proksimal dan
dengan tulang phalangs di distal. Khusus di tulang metatarsal 1 (ibu jari) terdapat
2 tulang sesamoid. Tersusun dalam barisan proksimal, medial. Ibu jari kaki hanya
memiliki falang proksimal dan distal.
7) Phalangs

9
Phalangs merupakan tulang jari-jari kaki. Terdapat 2 tulang phalangs di ibu jari
dan 3 phalangs di masing-masing jari sisanya. Karena tidak ada sendi pelana di
ibu jari kaki, menyebabkan jari tersebut tidak sefleksibel ibu jari tangan.

2. Anatomi Muskuloskeletal
Otot rangka yang jumlahnya lebih dari 600 macam mulai dari ujung kepala sampai ujung
kaki yang berfungsi untuk menggerakan seluruh tubuh kita sebagai berikut:
a. Otot frontalis yang berfungsi untuk mengangkat alis mata, posisi nya terletak di
sekitar alis.
b. otot orbikularis okuli berfungsi untuk menutup kelopak mata, posisinya terletak di
kelopak mata.
c. Otot orbikularis oris berfungsi untuk mengkerutkan bibir.
d. Otot sternokleidomastoid yang berfungsi untuk memiringkan kepala.
e. Otot trapezius berfungsi untuk memperkuat bahu.Otot pektoralis major berfungsi
untuk memutar lengan.
f. Otot pektoralis minor berfungsi untuk menarik bahu kebawah.
g. Otot triseps dan otot biseps berfungsi untuk menggerakan lengan.
h. Otot serratus anterior yang berfungsi untuk menarik bahu kesekeliling.
i. Otot interkosta berfungsi untuk mengangkat rusuk.
j. Otot rektus abdominis berfungsi untuk mengempiskan dinding perut.
k. Otot sartorius berfungsi untuk memilin paha dan membengkokan penggul dan
lutut.
l. Otot guadriseps femoris berfungsi untuk menekuk pinggul dan meluruskan lutut.
m. Otot gastroknemius berfungsi untuk mengangkat tumit dan menekuk lutut.
n. Otot tibialis anterior berfungsi untuk mengangkat kaki.
o. Otot peroneus berfungsi untuk melengkungkan kaki.
p. Otot latissimus dorsi berfungsi untuk memperkuat punggung.
q. Otot gluteus maksimus berfungsi untuk meluruskan pinggul.
r. Otot archiles tendon berfungsi untuk menggerakan telapak kaki.

B. FISIOLOGI SISTEM MUSKULOSKELETAL


1. Bodimekanikal
Bodimekanikal merupakan usaha koordinasi dari musculoskeletal dan system saraf untuk
mempertahankan keseimbangan yang tepat. Mekanikal tubuh dan ambulasi merupakan
cara menggunakan tubuh secara efisien, yaitu tidak banyak mengeluarkan tenaga,
terkoordinasi, serta aman dalam menggerakkan dan mempertahankan keseimbangan
selama aktivitas. Penggunaan bodimekanikal secara benar dapat meningkatkan fungsi
tubuh terhadap susunan musculoskeletal, mengurangi tenagayang dikeluarkian, dan
mengurangi kelelahan.

10
2. Sistem Skelet
Ada 206 tulang dalam tubuh manusia, yang terbagi dalam 4 kategori yaitu tulang
panjang (misalnya femur), tulang pendek (misalnya tulang tarsalia), tulang pipih
(misalnya sternum), dan tulang tak teratur (misalnya vertebra). Tulang tersusun oleh
jaringan tulang kanselus (trabekular atau spongius) atau kortikal (kompak). Tulang
panjang (misal. Femur berbentuk seperti tangkai panjang dengan ujung yang membulat).
Batang, atau diafisis, terutama tersusun atas tulang kortikal. Ujung tulang panjang
dinamakan epifisis dan terutama tersusun oleh tulang kanselus.
Plat epifisis memisahkan epifisis dari diafisis dan merupakan pusat pertumbuhan
longitudinal pada anak-anak. Pada orang dewasa mengalami kalsifikasi. Ujung tulang
panjang tertutupi oleh kartilago artikular pada sendi-sendinya. Tulang panjang disusun
untuk penyangga berat badan dan gerakan. Tulang pendek misal metakarpal terdiri dari
tulang kanselus ditutupi selapis tulang kompak, tulang pipih (misal. Sternum) merupakan
tempat penting untuk hematopoesis dan sering memberikan perlindungan bagi organ
vital. Tulang pipih tersusun dari tulang kanselus diantara dua tulang kompak. Tulang tak
teratur vertebrata mempunyai bentuk yang unik sesuai dengan fungsinya. Secara umum
struktur tulang tak teratur sama dengan tulang pipih.
Tulang tersusun atas sel, matriks protein dan deposit mineral. Sel-selnya terdiri
atas tiga jenis dasar osteoblast, osteosit, dan osteoklast. Osteoblast berfungsi dalam
pembentukan tulang denagn mensekresikan matriks tulang. Matriks tersusun atas 98%
kolagen dan 2% substansi dasar (glukosaminoglikan [asam folisakararida]) dan
proteoglikan. Matriks merupakan kerangka dimana garam-garam mineral anorganik
ditimbun. Osteosit adalah sel dewasa yang terlibat dalam pemeliharaan fungsi tulang dan
terletak dalam osteon (unit matriks tulang) osteoklast adalah sel multinuklear (berinti
banyak yang berperan dalam penghancuran, resorpsi dan remodelling tulang). Osteon
merupakan unit fungsional mikroskopis tulang dewasa ditengah osteon terdapat kapiler di
sekeliling kapiler tersebut merupakan matriks tulang yang dinamakan lamela. Di dalam
lamela terdapat osteosit, yang memperoleh nutrisi melalui prosesus yang berlanjut
kedalam canaliculi yang halus (kanal yang menghubungkan dengan pembuluh darah yang
terletak sejauh kurang dari 0,1 mm).
Tulang diselimuti dibagian luar oleh membran fibrous padat dinamakan
periosteum. Periosteum memberi nutrisi ke tulang dan memungkinkannya tumbuh, selain

11
sebagai tempat perlekatan tendon dan ligamen. Periosteum mengandung saraf, pembuluh
darah, dan limfatik. Lapisan yang paling lekat dengan tulang yang mengandung
osteoblast, yang merupakan sel pembentuk tulang. Endosteum adalah membran vaskuler
tipis yang menutupi rongga sumsum tulang panjang dan rongga-rongga dalam tulang
kanselus. Osteoklas, yang melarutkan tulang untuk memeliharan rongga sumsum, terletak
dekat endosteum dan dalam lakunahowship (cekungan dalam permukaan tulang).
Sumsum tulang merupakan jaringan vaskuler dalam ronga sumsum ( batang)
tulang panjang dan dalam tulang pipih. Sumsum tulang merah, yang terutama terletak
disternum, ileum, vertebra dan rusuk pada orang dewasa, bertanggung jawab pada
produksi sel darah merah dan putih. Pada orang dewasa, tulang panjang terisi oleh
sumsum lemak kuning. Jaringan tulang mempunyai vaskularisasi yang sangat baik.
Tulang kanselus menerima asupan darah yang sangat banyak melalui pembuluh metafisis
dan epifisis. Pembuluh periosteum mengangkut darah ke tulang kompak melalui kanal
Volkmann yang sangat kecil. Selain itu, ada arteri nutrien yang menembus periosteum
dan memasuki rongga meduler melalui foramina (lubang-lubang kecil). Arteri nutrien
memasok darah ke sumsum dan tulang. Sistem vena ada yang mengikuti arteri ada yang
keluar sendiri.untuk pembentukan tulang. Tulang mulai terbenuk lama sebelum kelahiran.
Osifikasi adalah proses dimana matriks tulang (di sini serabut kolagen dan
substansi dasar) terbentuk pengerasan mineral (garam kalsium) ditimbun di serabut
kolagen dalam suatu lingkungan elektronegatif. Serabut kolegan memberi kekuatan
terhadap tarikan pada tulang, dan kalsium memberikan kekuatan terhadap tekanan kepada
tulang. Ada dua model dasar osifikasi yaitu intramembran dan endokondral. Penulangan
intramembranus dimana tulang tumbuh di dalam membran, terjadi pada tulang wajah dan
tengkorak. Maka ketika tengkorak mengalami penyenbuhan, terjadi union secara fibrus.
Bentuk lain pembentukan tulang adalah penulangan endokondral, dimana terbentuk
dahulu model tulang rawan. Pertama terbentuk jaringan serupa tulang rawan (osteoid),
kemudian mengalami resorpsi, dan diganti oleh tulang. Kebanyakan tulang di tubuh
terbentuk dan mengalami penyembuhan melalui osifikasi endokondral. Pemeliharan
tulang.
Tulang merupakan jaringan yang dinamis dalam keadaan peralihan yang konstan
(resorpsi dan pembentukan tulang). Kalsium adalah tulang orang dewasa diganti dengan
kecepatan sekitar 18% per tahun. Faktor pengatur penting yang menentukan
12
keseimbangan antara pembentukan dan resorbsi tulang antara lain stress terhadap tulang,
vitamin D, hormon paratiroid, kalsitonin, dan peredaran darah. Vitamin D berfungsi
meningkatkan jumlah kalsium dalam darah dengan meningkatkan penyerapan kalsium
dalam darah dengan meningkatkan penyerapan kalsium dari saluran pencernaan.
Kekurangan vitamin D mengakibatkan defisit mineralisasi, deformitas dan patah tulang.
Hormon paratiroid dan kalsitonin adalah hormon utama yang mengatur homeostasis
kalsium. Hormon paratiroid mengatur konsentrasi kalsium dalam darah, sebagian dengan
cara merangsang perpindahan kalsium dari tulang. Sebagai respon kadar kalsium darah
yang rendah, peningkatan kadar hormon paratiroid akan mempercepat mobilisasi
kalsium, dimineralisasi tulang dan pembentukan kista tulang. Kalsitonin dari kelenjar
tiroid meningkatkan penimbunan kalsium dalam tulang. Pasokan darah juga
mempengaruhi pembentukan tulang menurunnya pasokan darah atau hiperemia
(kongesti) akan terjadi penurunan osteogenesis dan tulang mengalami osteoporosis.
Nekrosis tulang akan terjadi bila tulang kehilangan aliram darah.

3. Proses Penyembuhan Tulang


Kebanyakan patah tulang sembuh melalui osifikasi endokondral. Ketika tulang
mengalami cedera, fragmen tulang tidak hanya ditambal dengan jaringan parut. Namun
tulang mengalami regenerasi sendiri. Umumnya patah tulang sembuh melalui osifikasi
endokondral. Ketika tulang mengalami cidera, fragmen tulang tidak hanya ditambal
dengan jaringan parut, namun tulang mengalami regenerasi sendiri. Mengutip pendapat
Smeltzer (2002), tahapan penyembuhan tulang terdiri dari : inflamasi, proliferasi sel,
pembentukan kalus, penulangan kalus (osifikasi), dan remodeling.
a. Tahap Inflamasi
Tahap inflamasi berlangsung beberapa hari dan hilang dengan berkurangnya
pembengkakan dan nyeri. Terjadi perdarahan dalam jaringan yang cidera dan
pembentukan hematoma di tempat patah tulang. Ujung fragmen tulang mengalami
devitalisasi karena terputusnya pasokan darah. Tempat cidera kemudian akan
diinvasi oleh magrofag (sel darah putih besar), yang akan membersihkan daerah
tersebut. Terjadi inflamasi, pembengkakan dan nyeri.
b. Tahap Poliferasi Sel
Kira-kira lima hari hematom akan mengalami organisasi, terbentuk benang-benang
fibrin dalam jendalan darah, membentuk jaringan untuk revaskularisasi, dan invasi

13
fibroblast dan osteoblast. Fibroblast dan osteoklast (berkembang dari osteosit, sel
endotel, dan sel periosteum) akan menghasilkan kolagen dan proteoglikan sebagai
matriks kolagen pada patahan tulang. Terbentuk jaringan ikat fibrus dan tulang
rawan (osteoid). Dari periosteum, tampak pertumbuhan melingkar. Kalus tulang
rawan tersebut dirangsang oleh gerakan mikro minimal pada tempat patah tulang.
Tetapi gerakan yang berlebihan akan merusak sruktur kalus. Tulang yang sedang
aktif tumbuh menunjukkan potensial elektronegatif.
c. Tahap Pembentukan Kalus
Pertumbuhan jaringan berlanjut dan lingkaran tulang rawan tumbuh mencapai sisi
lain sampai celah sudah terhubungkan. Fragmen patahan tulang digabungkan
dengan jaringan fibrus, tulang rawan, dan tulang serat matur. Bentuk kalus dan
volume dibutuhkan untuk menghubungkan defek secara langsung berhubungan
dengan jumlah kerusakan dan pergeseran tulang. Perlu waktu tiga sampai empat
minggu agar fragmen tulang tergabung dalam tulang rawan atau jaringan fibrus.
Secara klinis fargmen tulang tidak bisa lagi digerakkan.
d. Tahap Penulangan Kalus (Osifikasi)
Pembentukan kalus mulai mengalami penulangan dalam dua sampai tiga minggu
patah tulang, melalui proses penulangan endokondral. Patah tulang panjang orang
dewasa normal, penulangan memerlukan waktu tiga sampai empat bulan. Mineral
terus menerus ditimbun sampai tulang benar-benar telah bersatu dengan keras.
Permukaan kalus tetap bersifat elektronegatif.
e. Tahap Menjadi Tulang Dewasa (Remodeling)
Tahap akhir perbaikan patah tulang meliputi pengambilan jaringan mati dan
reorganisasi tulang baru ke susunan struktural sebelumnya. Remodeling
memerlukan waktu berbulan-bulan sampai bertahun-tahun tergantung beratnya
modifikasi tulang yang dibutuhkan sserta fungsi tulang. Tulang kanselus mengalami
penyembuhan dan remodeling lebih cepat daripada tulang kortikal kompak,
khususnya pada titik kontak langsung. Selama pertumbuhan memanjang tulang,
maka daerah metafisis mengalami remodeling (pembentukan) dan pada saat yang
bersamaan epifisis menjauhi batang tulang secara progresif. Remodeling tulang
terjadi sebagai hasil proses antara deposisi dan resorpsi osteoblastik tulang secara
bersamaan. Proses remodeling tulang berlangsung sepanjang hidup, dimana pada
anak-anak dalam masa pertumbuhan terjadi keseimbangan (balance) yang positif,
14
sedangkan pada orang dewasa terjadi keseimbangan yang negative. Remodeling
juga terjadi setelah penyembuhan suatu fraktur.

4. Sistem Persendian
Artikulasi atau sendi adalah hubungan antara dua tulang yang berdekatan. Sendi di
klasifikasikan sesuai dengan struktur (berdasarkan ada tidaknya rongga persendian
diantara tulang-tulang yang berartikulasi dan jenis jaringan ikat yang berhubungan
dengan persendian tersebut), dan menurut fungsi persendian (berdasarkan jumlah gerakan
yang mungkin dilakukan pada persendian). Klasifikasi struktural persendian :
a. Sendi fibrosa
Tulang-tulang dihubungkan oleh serat-serat kolagen yang kuat. Sendi ini biasanya
terikat, misalnya sutura tulang tengkorak. Kadang sendi dapat sedikit bergerak.
b. Sendi Kartilago
Permukaan tulang ditutupi oleh lapisan kartilago dan dihubungkan oleh jaringan
fibrosa kuat yang tertanam kedalam kartilago, misalnya antara korpus vertebra dan
simfisis pubis. Sendi ini biasanya memungkinkan gerakan sedikit bebas.
c. Sendi Synovial
Sendi ini adalah jenis sendi yang paling umm. Sendi ini biasanya memungkinkan
gerakan yang bebas (misalnya : lutut, bahu, siku, pergelangan tangan, dll) tetapi
beberapa sendi synovial secara relative tidak bergerak (misalnya : sendi
sakroiliaka). Sendi ini dibungkus dalam kapsul fibrosa dibatasi dengan membrane
synovial tipis. Membrane ini menskresi cairan synovial kedalam ruang sendi untuk
melumasi sendi. Permukaan tulang dilapisi dengan kartilago artikular halus dan
keras dimana permukaan ini berhubungan dengan tulang.

Pada beberapa sendi terdapat satu sabit kartilago fibrosa yang sebagian memisahkan
tulang-tulang sendi (misalnya : lutut, rahang). Klasifikasi fungsional persendian:
a. Sendi sinartrosis atau sendi mati. Secara structural, persendian ini dibungkus
dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago.
b. Sutura adalah sendi yang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa rapat dan hanya
ditemukan pada tulang tengkorak.
c. Sinkondrosis adalah sendi yang tulang-tulangnya dihubungkan dengan kartilago
hialin.
d. Amfiartrosis adalah sendi dengan pergerakan terbatas yang memungkinkan
terjadinya sedikit gerakan sebagai respons terhadap torsi dan kompresi.

15
e. Simfisis adalah sendi yang kedua tulangnya dihubungkan dengan diskus kartilago,
yang menjadi bantalan sendi yang memungkinkan terjadinya sedikit gerakan.
f. Gomposis adalah sendi dimana tulang berbentuk kerucut masuk dengan pas dalam
kantong tulang, seperti pada gigi yang tertanam pada alveoli.
g. Diartrosis adalah sendi yang bergerak bebas,disebut juga sendi synovial. Sendi ini
memiliki rongga sendi yang berisi cairan synovial, suatu kapsul sendi (artikular)
yang menyambung kedua tulang, dan ujung tulang pada sendi synovial dilapisi
kartilago artikular.
Diantara permukaan tulang rawan sendi terdapat diskus artikularis. Jenis jenis sendi
diartrosis:
a. Sendi Peluru
Kepala sendi yang bulat tepat masuk di dalam rongga cawan sendi sehingga
memungkinkan gerakan bebas penuh. Contoh: sendi panggul dan bahu
b. Sendi Engsel atau Hinge
Sumbu gerak tegak lurus pada arah panjang tulang sehingga arah gerak hanya pada
satu arah. Contoh: siku dan lutut
c. Sendi Pelana
Permukaan sendi berbentuk pelana, arah sumbu yang satu permukaan cembung
dalam arah sumbu yang lain cembung. Contoh: pada dasar ibu jari
d. Sendi Pivot atau Kisar
Gerakan rotasi sesuai dengan arah panjang tulang untuk melakukan aktivitas.
Contoh: Sendi antara radius dan ulna (untuk membuka pintu)
e. Sendi Peluncur
Gerakan ke semua arah dan contohnya adalah sendi-sendi tulang karpalia di
pergelangan tangan.
f. Sendi Kondiloid
Mirip sendi engsel, tetapi dapat bergerak dalam dua bidang, lateral ke belakang dan
ke depan sehingga flexi, extensi, abduksi, adduksi (ke samping) Contoh:
temporomandibula

5. System Otot Skelet


Otot skelet (otot lurik) berperan dalam gerakan tubuh, postur dan fungsi produksi
panas. Otot dihubungkan oleh tendon (tali jaringan ikat fibrus) atau aponeurosis
(lembaran jaringan ikat fibrus yang lebar dan pipih) ke tulang jaringan ikat, atau kulit.
Kontraksi otot menyebabkan dua titik perlekatan satu sama lain. Otot bevariasi ukuran
dan bentuknya bergantung aktivitas yang dibutuhkan. Otot akan berkembang dan
terpelihara bila digunakan secara aktif. Proses penuaan dan disuse menyebabkan
16
kehilangan fungsi otot sehingga jaringan otot kontraktil akan diganti oleh jaringan
fibrotik.
Otot tubuh tsusun oleh kelompok sel otot yang paralel (fasikuli) yang terbungkus
oleh jaringan fibrus yang dinamakan epimisium atau fasia. Semakin banyak fasikuli yang
terdapat dalam otot semakin rinci dalam gerakan yang ditimbulkan. Kecepatan kontraksi
otot berbeda-beda. Mioglobulin merupakan pigmen protein yang serupa dengan
hemoglobin yang terdapat dalam otot lurik. Mioglobin bemanfaat sebagai transpor
oksigen untuk memenuhi kebutuhan metabolik sel dari kapiler darah ke mitokondria sel
otot. Otot mengandung sejumlah besar mioglobulin (otot merah) yang ternyata
berkontraksi lebih lambat dan lebih kuat (misal otot pernafasan dan postur). Otot yang
sedikit mengandung mioglobulin (otot putih) berkontraksi cepat dan dalam waktu yang
lama (misal otot ekstraokuler di mata). Kebanyakan otot tubuh mengandung baik serat
otot merah maupun serat otot putih. Tiap sel otot (sering juga disebut serabut otot)
mengandung mio fibril yang pada gilirannya tersusun atas seklompok sarkomer, yang
merupakan unit kontrkatil otot skelet yang sebenarnya. Komponen sarkomer dikenal
sebagai filamen tebal dan tipis. Filamen tipis tersusun terutama oleh protein yang dikenal
sebagai aktin. Filamen tebal tersusun terutama oleh protein miosin.
Kontraksi otot diakibatkan oleh kontraksi masing-masing komponen sarkomer.
Kontraksi sarkomer disebabkan oleh interaksi antara miosin dalam filamen tebal dan
aktin dalam filamen tipis, yang saling mendekat dengan adanya peningkatan lokal kadar
ion kalsium. Filamen tebal dan tipis saling meluncur satu sama lain. Ketika kadar kalsium
dalam sarkomer menurun, filamen miosin dan aktin berhenti berinteraksi dan sarkomer
kembali kepanjang istirahat awalnya (relaksasi). Aktin dan miosin tidak dapat
berinteraksi tanpa ada kalsium. Serabut otot akan berkontraksi sebagai respon terhadap
rangsangan listrik. Bila terangsang, sel otot akan membangkitkan suatu potensial aksi
dengan cara serupa dengan yang terlihat pada sel saraf. Potensial aksi ini akan menjalar
sepanjang membran sel dan mengakibatkan pelepasan ion kalsium kedalam sel otot yang
sebelumnya tersimpan dalam organel khusus yang dinamakan retikulum sarkoplasmikum
adalah kalsium yang memungkinkan interaksi antara aktin dan sarkomer. Segera setelah
membran sel mengalami depolarisasi, membran ini akan kembali ke tegangan membran
istirahat. Kalsium dengan cepat diambil dari sarkomer oleh reakumulasi aktif dalam
retikulum sarkoplasmikum, dan otot kembali relaks.
17
Depolarisasi sel otot normalnya terjadi sebagai respon terhadap rangsangan yang
dibawa oleh sel saraf. Komunikasi antara sel saraf dan sel otot terjadi dalam motot end
plate. Neuron yang mengatur yang aktivitas sel otot skelet. Dinamakan lower motor
neuron. Neuron ini berasal dari kornu anterior korda spinalis. Dibutuhkan energi untuk
berkontrkasi otot dan relaksasi. Banyaknya energi yang diperlukan oleh otot skelet
berbeda-beda, sangat meningkat selama latihan. Sumber energi untuk sel otot adalah
adenosin trifosfat (ATP) yang dibangkitkan melalui metabolisme oksidatif seluler.
Kreatinin fosfat yang juga terdapat dalam sel otot, berperan sebagai cadangan kedua
energi metabolisme, dapat dikonversi menjadi ATP bila perlu pada aktifitas rendah, otot
skelet mensintesis ATP dari oksidasi glukosa menjadi air dan karbondioksida selama rasa
aktivitas tinggi, bila tidak tersedia oksigen yang memadai, glukosa terutama
dimetabolisme menjadi asam laktat. Meskipun ATP juga dapat dihasilkan selama
produksi asam laktat, proses ini tidak efisien bila dibandingkan dengan jalur oksidatif.
Sehingga diperlukan lebih banyak glukosa dan harus disediakan oleh glikogen otot.
Glikogen adalah suatu tepung yang dibuat dari glukosa, disimpan dalam sel selama
periode istrirahat, dan dipergunakan dalam periode aktivitas. Kelelahan otot mungkin
disebabkan oleh pemecahan glikogen dan simpanan energi serta penumpukan asam laktat
sebagai akibatnya, lingkaran kontraksi dan relaksasi otot tak dapat berlanjut.
Selama kontraksi otot, energi yang dilepaskan dari ATP tidak seluruhnya
digunakan oleh aparatus kontraktil. Kelebihan energi ini akan dilepaskan dalam bentuk
panas. Selama kontraksi isometrik, hampir semua energi dilepaskan dalam bentuk panas;
selama kontraksi isotonik, sebagian energi dikeluarkan dalam bentuk kerja mekanis. Pada
keadaan tertentu, seperti pada saat menggigil karena kedinginan, kebutuhan untuk
menghasilkan panas merupakan rangsangan utama untuk kontraksi otot.

6. Listrik dan Ion Musculoskeletal


Kontraksi otot diawali dengan adanya pengantar impuls (potensial aksi) syaraf
motorik alfa menuju motor endplate di membrane otot rangka. Sebelum terjadi potensial
aksi syaraf motorik alfa, pada motor endplate telah terjadi depolarisasi sebagai akibat
terlepasnya asetikolin (ACh) dalam kuantum kecil secara terus menerus. Dengan adanya
potensial aksi di syaraf motoriknya, pelepasan ACh dalam akan sangat banyak sehingga
depolarisasi di endplate menjadi potensial aksi otot yang kemudian menjalar sepanjang

18
membrane sel otot dan tubulus T. Akibatnya, pintu Ca di retikulum sarkoplasma
membuka dan melepaskan ion Ca ke sitoplasma sel otot. Ion Ca kemudian menyebar
keseluruh sitoplasma dan berikatan dengan troponin C. Ikatan troponin C dengan ion Ca
mengakibatkan perubahan konformasi molekul troponin, membuka binding sites untuk
kepala myosin di molekul aktin. Pembukaan binding sites tersebut memungkinkan
terjadinya jembatan silang (cross bridges) antara filament aktin dan myosin. Selanjutnya,
dengan katalis enzim myosin-ATP-ase, terjadi hidrolosis ATP menjadi DP + Pi + energi di
kepala myosin yang memungkinkan pembengkokan kepala miosin hingga miofilamen
bergerak saling bergeser (sliding of myofilaments) ke arah pertengahan sarkomer
menghasilkan kontraksi otot. Seluruh peristiwa kontraksi otot rangka mulai dari
perangsangan syaraf motorik hingga pergeseran miofilamen disebut excitation-
contraction coupling.
Berdasarkan urutan kejadian pada perangsangan otot rangka, jika dilakukan
rekaman perubahan listrik dan mekanik di otot rangka maka hasilnya akan terlihat
perubahan listrik otot rangka berlangsung selama 2 milidetik sedangkan perubahan
mekanik berlangsung selama 10-100 milidetik bergantung pada tipe serat otot
rangkanya.Ion Na dan K berperan dalam menghasilkan potensial aksi di membrane serat
otot serta peran ion Ca dalam memulai peristiwa pergeseran miofilamen Jika kemudian
impuls syaraf motorik berhenti, maka ion Ca dalam sitoplasma akan kembali ke
reticulum sarkoplasma melalui kanal ion oleh kegiatan pompa aktif. Ketiadaan ion Ca di
sitoplasma mengakibatkan binding sites di filament aktin tertutup kembali, ikatan aktin
dan myosin terlepas sehingga terjadilah relaksasi otot.

BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Sistem skeletal adalah sistem yang terdiri dari tulang (rangka) dan struktur yang
membangun hubungan (sendi) di antara tulang-tulang tersebut. Tulang-tulang dalam tubuh
19
membentuk sistem rangka. Rangka manusia terdiri dari 206 tulang. Sistem rangka ini bersama-
sama menyusun kerangka tubuh. Otot skelet (otot lurik) berperan dalam gerakan tubuh, postur
dan fungsi produksi panas. Otot dihubungkan oleh tendon (tali jaringan ikat fibrus). Artikulasi
atau sendi adalah hubungan antara dua tulang yang berdekatan. Sendi di klasifikasikan sesuai
dengan struktur dan menurut fungsi persendian. Proses penyembuhan tulang yaitu ada tahap
inflamasi, tahap proliferasi sel, pembentukan kalus, penulangan kalus (osifikasi), dan
remodeling.

20
DAFTAR PUSTAKA

Ganong. 2010. Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. Edisi 9. Jakarta : EGC.

Guyton and Hall. 2010. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta : EGC.

Sloane, ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

Smeltzer, Suzane C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Volume 3. Jakarta : EGC

21

Anda mungkin juga menyukai